Dibesarkan dari bayi, oleh seorang pemulung yang menemukannya di tumpukan sampah, dan dia dihina dengan tetangganya karena hidup miskin bersama orang yang menemukannya. dan dia juga di anggap anak haram karena mereka menganggap orang tuanya malu saat melahirkannya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Siska Kubur, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kepanikan Musuh Pak Perabu.
Sedangkan di sebuah rumah mewah, dan yang masih di kota yang sama, ada seorang pria yang sudah tidak muda lagi, namun masih terlihat gagah yang sedang melamun memikirkan apa maksud dari informasi yang diberikan orang bayarannya.
ya orang itu adalah yang pak yoga dan pak perabu sempat bahas dia adalah keluarga ke 2 terkaya dinegara. nama orang itu adalah hartama abadi. pemilik perusahaan Hartama Grub.
setelah mendapat laporan dari orang kepercayaannya, yang dia susupkan diperusahan Perabu Company. bahwa ada seorang gadis muda yang mendampingi bu anggun memasuki lift CEO.
" Si*lan siapa gadis itu, apa jangan jangan dia anak perabu yang selama ini mereka cari. ah tapi rasanya tidak mungkin, anak itu pasti sudah mati kedinginan karna pembantu itu sudah membuangnya di tempat yang sangat sepi." gumaman dan umpatan keluar dari mulut pak hartama.
kemudian pak hartama menghubungi keluarga terkaya ke 3 untuk memberi tahu informasi yang orang bayarannya berikan tadi. nama keluarga terkaya ke 3 adalah, Dimas Perasetia Peratama, dan nama perusahaannya adalah Peratama Grub.
mereka memilih menyingkirkan terlebih dulu keluarga perabu sebelum mereka bersaing. karna musuh terberat mereka sekarang adalah keluarga perabu yang memiliki akses sangat luas, dan memiliki aset terbesar dinegara. jika mereka menyerang sendiri sendiri sangat mudah bagi keluarga perabu untuk menghancurkan mereka.
oleh sebab itu mereka memilih bersatu untuk menghancurkan keluarga perabu, namun usaha mereka selalu digagalkan oleh seseorang yang selalu melindungi keluarga perabu dari belakang.
tentu saja orang itu adalah orang bayaran kakek abdul yang kakek abdul tugaskan untuk selalu mengawasi gerak gerik mereka, bahkan sampai sekarang mereka terus menyusup disekeliling keluarga Hartama, dan Peratama.
kakek abdul mengeluarkan banyak uang untuk membayar mereka, itu kakak abdul lakukan sebagai balas budi untuk kedua orang tua pak perabu yang dulu perna menolong kakek abdul dari kebangkrutan perusahaannya, dan dari seseorang yang ingin menyingkirkannya.
kakek abdul baru mulai membayar orang untuk menyusup kedalam kedua keluarga terkaya itu, setelah kepergian orang tua pak perabu, dan hilangnya kiran dulu.
" tama siapkan orang orang mu untuk mengawasi sekitar rumah keluarga perabu.?" ucap pak hartama pada pak peratama. setelah panggilan tersambung.
" memang ada apa.? apa ada sesuatu yang darurat yang terjadi.?" jawab pak peratama dari seberang panggilan.
" aku baru menerima informasi dari orang yang aku susupkan di perusahaan perabu, jika ada seorang gadis yang datang bersama dengan anggun dan mereka bersama memasuki lift CEO bersama.!" pak hartama menjelaskan.
" siapa gadis itu.? apa masih berhubungan dengan mereka.?" tanya pak peratama. pak hartama pun menjelaskan tentang kecurigaan jika anak yang bersama bu anggun itu anak kandungnya..
" hahahaha.. itu tidak akan mungkin, anak itu pasti sudah mati dimakan binatang buas, kau sendiri kan yang sudah memastikan, jika anak itu sudah berada di desa terpencil, dan sudah ada di tempat pembuangan sampah yang bahkan 1 orang pun tidak akan pernah menginjak kan kaki mereka kesana." pak peratama terbahak setelah mendengar penjelasan dari pak hartama.
" sudahlah sebaiknya kamu selidiki kebanaran tentang siapa sebenarnya gadis itu.?" pak hartama kesal dan langsung mengakhiri panggilan, karna terdengar pak peratama terus terbahak dari ujung panggilan.
.
kembali ke kiran, bu anggun, dan sifa. kini mereka sudah berada di rumah kediaman keluarga Perabu. sifa yang baru pertama kali melihat dan memasuki rumah bak istana itu sangat kagum melihatnya.
" mah ini rumah mamah.?" tanya sifa saat mereka akan memasuki pintu utama rumah itu. bu anggun tersenyum sebelum menjawab.
" ini rumah peninggalan orang tua papah. yuk masuk nanti kamu bisa pilih sendiri kamar yang kamu inginkan." jawab bu anggun dan mengajak sifa dan kiran masuk.
" mbok.. mbok surti.." bu anggun berteriak memanggil mbok surti, sedetik kemudian mbok surti tergopoh gopoh menghampiri bu anggun.
" gak usah lari mbok, nanti jatuh." tegur kiran saat melihat mbok surti sedikit berlari melangkah ke arah mereka. mbok surti tersenyum sebagai tanggapan.
" ada yang bisa saya bantu nyah.?" tanya mbok surti saat sudah ada dihadapan mereka.
" mbok kenalin, ini temen kiran namanya Asyifa, dan dia juga akan menjadi anak saya juga seperti kiran, mbok tolong siapin kamar yang dia pilih nanti ya." jawab bu anggun mengenalkan sifa, dan meminta tolong pada mbok surti untuk menyiapkan kamar sifa.
" baik nyah."
" ayok sayang kita pilih kamarnya." ajak bu anggun, sedangkan kiran yang sedari tadi diam tiba tiba mengeluarkan suaranya saat mereka akan berjalan.
" mah kamar disebelah kamar ku aja yang sifa tempati, jadi biar aku deket jika ingin ngobrol sama sifa nanti." saran kiran pada mereka, sifa dan bu anggun tersenyum mendengarnya.
" iya mah bener kata kiran, aku juga mau deket terus sama kiran, kalau bisa malah 1 kamar aja sekalian sama kiran." jawab sifa membuat kiran terbahak.
" haha.. ogah kamu tidurnya kaya orang lagi senam, gak bisa diem." canda kiran membuat sifa menggaruk kepala yang tidak gatal.
" ya udah mbok kamu suruh melisa aja yang siapin kamar sifa, mbok masak saja." ucap bu anggun yang tidak tega jika melihat orang yang sudah sepuh itu berjalan menaiki tangga, karna kamar kiran memang terletak di lantai 2.
" baik nyah, kalau begitu saya pamit, dan sekalian saya penggilkan melisa." pamit mbok surti dan di angguki bu anggun.
tidak lama kepergian mbok sumi, melisa datang dengan sedikit berlari kearah mereka.
" kamar sebelah mana nyonya yang ingin dirapikan.?" tanya melisa saat sudah ada di hadapan mereka.
" kamar yang ada di sebelah kamarku mel, tolong ya mel beresin." bukan bu anggun yang menjawab melainkan kiran.
" iya ran, ya sudah kalau begitu aku bersihkan sekarang." melisa pun berpamit pada mereka dan segera melangkah menaiki tangga.
" sambil nunggu meli beresin kamar kamu ayok aku ajak kamu keliling dirumah ini, biar nanti kamu tau jalan, dan biar kamu gak nyasar." ajak kiran pada sifa.
" hemm betul itu, lebih baik kalian lihat lihat isi rumah ini, tapi mamah gak bisa temenin, mamah mau masuk ke kamar mau cas Hp, takutnya nanti ada hal yang penting yang ingin papah bicarakan." bu anggun ikut menimpali ucapan kiran.
" iya mah, ya udah aku ajak sifa keliling dulu ya." ucap kiran berpamit pada bu anggun, dan menggandeng tangan sifa yang ada disebelahnya.
" mamah akan lakuin apa saja, jika itu membuat kamu bahagia kiran." gumam bu anggun dalam hati dan terus memandang punggung kiran dan sifa yang sedang asik mengobrol dan sesekali tertawa bersama..
Bersambung...
salam damai dan kekeluargaan buat para reader semuanya.TRIMS😊