NovelToon NovelToon
Ketika Benci Menemukan Rindu

Ketika Benci Menemukan Rindu

Status: sedang berlangsung
Genre:Nikah Kontrak / Dijodohkan Orang Tua
Popularitas:3.9k
Nilai: 5
Nama Author: Kiky Mungil

Perjodohan yang terjadi antara Kalila dan Arlen membuat persahabatan mereka renggang. Arlen melemparkan surat perjanjian kesepakatan pernikahan yang hanya akan berjalan selama satu tahun saja, dan selama itu pula Arlen akan tetap menjalin hubungan dengan kekasihnya.

Namun bagaimana jika kesalahpahaman yang selama ini diyakini akhirnya menemukan titik terangnya, apakah penyesalan Arlen mendapatkan maaf dari Kalila? Atau kah, Kalila memilih untuk tetap menyelesaikan perjanjian kesepakatan mereka?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Kiky Mungil, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 10. Risi

Setelah beberapa hari tidak bertemu dengan Miranda, akhirnya hari ini Arlen memutuskan untuk menemui kekasihnya itu setelah Miranda berjanji tidak akan menggoda Arlen lagi, dan percaya kepadanya.

Miranda selalu tampil cantik, pesonanya selalu bisa mencuri perhatian banyak orang, apa lagi laki-laki. Terkadang Arlen merasa risi dengan mata para lelaki yang memandangi kekasihnya itu, apa lagi melihat Miranda justru merasa bangga menjadi pusat perhatian kaum lelaki.

"Sudah berapa kali aku bilang, jika bukan untuk urusan pekerjaan, jangan pakai pakaian yang terlalu ngetat seperti itu." Keluh Arlen. Ia melepas jasnya untuk dia sampirkan pada bahu dan menutupi dada Miranda.

"Sayang, ini ga ngetat, memang model bajunya yang pas body gini." Miranda membela diri.

"Kalau begitu bisa kan pakai baju yang ga pas body begitu."

"Memang kenapa sih kalau aku pakai baju ini? Kan seksi. Memang kamu ga suka punya pacar yang cantik dan seksi seperti aku begini?" ujar Miranda hendak membuka jas Arlen.

"Suka, tapi bukan untuk jadi konsumsi para lelaki-lelaki." Arlen menahan tangan Miranda yang ingin melepas jasnya.

"Ih, apa sih, Ar. Kamu sendiri tau, aku ini model, bintang iklan, pakai pakaian kayak gini tuh normal banget. Dan memang udah pasti orang-orang memandangi aku karena aku memang pantas untuk dipandangi kok."

Arlen hanya membuang napas pasrah. Dia selalu kalah jika mengomentari cara Miranda berpakaian.

Miranda sungguh berbeda dari Kalila yang memilih untuk selalu memakai pakaian tertutup dan longgar. Bahkan setelah pertemanannya yang cukup lama dengan Kalila, Arlen tidak pernah tahu seperti apa bentuk betis apa lagi bahu Kalila.

"Ya tapi aku risi dengan imajinasi yang ada di dalam otak-otak mesum lelaki-lelaki itu."

Miranda hanya terkekeh, seolah Arlen sedang bercanda.

Siang itu, Arlen tidak terlalu menanggapi Miranda. Hanya saja sikap Miranda terlalu mencolok, dia terlihat sibuk mengibas-ngibaskan rambutnya ke kanan dan ke kiri, menunjukkan bagaimana jenjang lehernya.

Apa lagi ketika Miranda harus menjilat sendok dari sisa makanan seolah gerakan itu sengaja dibuat sensual untuk menarik perhatian orang-orang yang memperhatikannya.

Dan itu sungguh membuat Arlen sangat risi.

"Cukup, Mir." Tegur Arlen pada akhirnya. Dia meletakkan sendok dan garpunya dia atas makanan yang tidak ingin lagi dia habiskan.

Selera makannya justru menghilang melihat bagaimana sikap Miranda.

"Kalau kamu masih begitu, lebih baik kita sudahi saja makan siang ini. Aku akan kembali ke kantor." Arlen sudah mengangkat tangannya memanggil pramusaji untuk meminta bill.

"Tapi, Ar, aku belum selesai makan." Protes Miranda.

"Belum selesai makan atau belum selesai menggoda pria lain dengan caramu menjilati sendok?" Tembak Arlen dengan nada dingin sampai membuat Miranda terlihat seperti orang yang kepergok.

Pramusaji datang membawakan bill, Arlen kemudian memberikan kartu hitam pada pramusaji itu.

Arlen berdiri setelah pramusaji kembali memberikan kartu miliknya.

"Aku ga pernah suka caramu berpakaian seperti menggoda pria-pria. Tapi sepertinya ucapanku ga pernah kamu pedulikan."

"Sayang, please, jangan gara-gara pakaian saja kamu jadi marah."

"Miranda, ini bukan hanya tentang pakaian saja. Ini tentang bagaimana kamu menjaga sikapmu di depan pria-pria lain.

Arlen kemudian meninggalkan Miranda dan membiarkan jas miliknya masih menutupi bahu dan dada Miranda. Dia terus berjalan hingga di luar restoran bintang lima itu Miranda berhasil menyusul langkah lebar Arlen.

"Sayang!" Miranda menghentikan langkah Arlen. "Kenapa sih, kamu jadi begini? Tolong maklumi, aku ini seorang model, jadi wajar kalau aku-"

"Kalau kamu memamerkan setiap lekuk tubuhmu kepada setiap laki-laki?" tanya Arlen dengan nada sinisnya.

"Astaga! Ar, aku ini model, sudah pasti diriku ini banyak yang melihat, banyak yang memandang. Aku ga mungkin seperti pelakor yang sok alim itu tapi munafik."

"Cukup! Jangan jadi mencari kejelekan orang lain. Seenggaknya, sejak aku mengenal Lila sampai sekarang dia ga pernah sengaja menggoda pria dengan tubuhnya."

"Itu karena dia sadar dia ga cantik. Dia jelek. Dia penipu, pelakor dan jelek."

"Kalila ga seperti itu!"

"Oh ya? Lalu kenapa dia selalu menutupi tubuhnya?"

"Karena dia bukan jal4ng!" Suara itu bukan sahutan dari suara Arlen, melainkan suara wanita yang baru datang dan mengintervensi perdebatan mereka di tengah pelataran parkir.

"Miska?" Arlen melihatnya dengan tatapan terkejut.

"Temanmu yang jal4ng! Dia sudah merebut kekasihku!" Miranda membalas Miska tak kalah sengit.

"Dia ga merebut siapa pun! Tapi Lila memang dipilih oleh Tante Erina karena Tante Erina hanya memilih wanita terhormat untuk menjadi menantunya, bukan wanita penggoda sepertimu!"

"Kamu tau tentang pernikahan aku dan Lila?" Arlen bertanya kepada Miska.

"Sayang dia mengataiku wanita penggoda!" Miranda mengadu dengan nada kesal pada Arlen.

"Tau, dan kamu bodoh karena memilih untuk tetap bersama jal4ng penggoda ini!"

"Sayang! Dia mengataiku!" Miranda masih mengadu, berharap Arlen akan membelanya.

"Siapa yang memberitahukan mu?"

"Ga penting siapa yang memberitahukan ku. Tapi kamu memang laki-laki bodoh! Istrimu sedang menghadapi masa sulitnya, dia berada di rumah sakit sekarang, tapi kamu malah berduaan dengan wanita yang bahkan ga setia padamu!"

"H-hei! Apa maksudmu?!" Miranda mendelik pada Miska.

Miska mengangkat dagunya menantang Miranda.

Arlen terkejut mendengar Kalila berada di rumah sakit.

"Kalila di rumah sakit?" Arlen baru menyadari, pagi ini Kalila tidak membuatkannya sarapan. Padahal, meski pun Arlen sudah mengingatkannya untuk tidak membuatkannya sarapan, Kalila tetap membuatkan sarapan untuk Arlen, meski masakan itu tidak disentuhnya.

Tapi pagi ini, Arlen melihat meja makannya yang kosong. Arlen pikir itu karena akhirnya Kalila menyerah membuatkan sarapan untuknya.

"Arlen!" Miranda memanggil Arlen protes karena diabaikan.

"Rumah sakit mana?"

"Arlen!" Miranda menarik tangan Arlen dan membuatnya menghadap dirinya. "Kamu mau apa?!"

"Kalila di rumah sakit."

"Lalu?!"

"Aku akan-"

"Kalau kamu sampai ke rumah sakit, lebih baik kita putus!" Ancam Miranda.

"Dih, kalau aku jadi kamu, dengan senang hati aku tinggalkan wanita yang sudah ga setia padaku." Miska menimpali dengan santai.

"Diam kamu! Jangan ikut campur!"

"Cukup kalian berdua!" Arlen mengangkat kedua tangannya. Pusing sekali mendengarkan Miranda dan Miska saling adu volume suara.

"Aku harus ke rumah sakit. Kamu pulang lah, nanti akan aku hubungi."

"Tapi Ar..."

"Noe akan mengantarmu."

"Noe?! Kenapa Noe?! Aku maunya kamu yang antar aku pulang!"

"Miranda, jangan keras kepala, aku harus ke rumah sakit."

"Tapi Ar-"

"Noe!"

"Ya, Tuan." Noe dengan cepat menghampiri Arlen.

"Antar Miranda pulang."

Setelah mengatakan itu, Arlen langsung meninggalkan Miranda tanpa menengok lagi ke belakang.

.

.

.

Bersambung

1
Kiky Mungil
Yuk bisa yuk kasih like, komen, dan ratingnya untuk author biar tetep semangat update walaupun hidup lagi lelah lelahnya 😁

terima kasih ya yang udah baca, udah like karya aku, semoga kisah kali ini bisa menghibur teman-teman semuanya ❤️❤️❤️

Saranghae 🫰🏻🫰🏻🫰🏻
Ana Natalia
mengapa selagi seru2nya membaca terputus ceritanya
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!