Dijodohkan sejak bayi, Zean Andreatama terpaksa menjalani pernikahan bersama aktris seni peran yang kini masih di puncak karirnya, Nathalia Velova. Memiliki istri yang terlalu sibuk dengan dunianya, Zean lama-lama merasa jengah.
Hingga, semua berubah usai pertemuan Zean bersama sekretaris pribadinya di sebuah club malam yang kala itu terjebak keadaan, Ayyana Nasyila. Dia yang biasanya tidak suka ikut campur urusan orang lain, mendadak murka kala wanita itu hendak menjadi pelampiasan hasrat teman dekatnya
--------- ** ---------
"Gajimu kurang sampai harus jual diri?"
"Di luar jam kerja, Bapak tidak punya hak atas diri saya!!"
"Kalau begitu saya akan membuat kamu jadi hak saya seutuhnya."
-------
Plagiat dan pencotek jauh-jauh!! Ingat Azab, terutama konten penulis gamau mikir dan kreator YouTube yang gamodal (Maling naskah, dikasih suara lalu up seolah ini karyanya)
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Desy Puspita, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 13 - Permintaan Zean
Panas kian menjalar dalam diri Zean, istrinya menerima begitu pasrah apa yang dia lakukan. Hingga, beberapa saat kemudian, pintu depan diketuk disertai dengan teriakan yang memanggil nama Syila.
"Arrrgh, damn it ... tetanggamu tidak ada etikanya, kenapa harus datang sekarang," kesal Zean padahal dia baru saja membuat melempar handuk sang istri ke sembarang arah.
"Syila!! Syil ... kamu di dalem, 'kan?"
"Be-bentar ya, ada tamu."
"Tamu, kamu gila? Aku menahannya sejak semalam, abaikan saja, Syila." Zean frustasi, dia mengungkapkan kejujuran jika dirinya menginginkan hal itu sejak lama. Wajahnya memelas kini tenggelam di ceruk leher sang istri.
Syila ingin menuruti kemauan Zean, akan tetapi celaka lain datang lantaran tamu tidak ada etika yang Zean maksud tiba-tiba mengetuk jendela kamarnya. Hal itu jelas saja membuat Syila panik, apalagi gorden tidak tebal dan dia khawatir aktivitas mereka akan tertangkap mata orang lain jika diteruskan.
"Syila!! Keluar, Syil ... aku mau bicara!!" teriaknya seraya mengetuk jendela kaca itu tanpa takut akan pecah atau semacamnya.
"Eeeeuughh!! Kepalaku mau pecah rasanya." Kasihan sebenarnya, Zean memejamkan mata seakan berusaha menahan emosinya.
"Aku keluar dulu, sabar ... jangan marah-marah," ucap Syila mengelus pelan dada Zean, paham jika suaminya murka dengan kedatangan tamu yang dia duga adalah Lastri, tetangganya.
Zean tidak lagi bisa bertindak, jika dia nekat kemungkinan wanita itu akan mengintip besar sekali. Belum lagi, rumah ini kecil dan kemungkinan dessahan keduanya akan terdengar oleh tetangga.
"Ck, siallan!! Itu sebabnya aku tidak suka punya tetangga," umpat Zean kemudian usai Syila keluar dari kamarnya, demi apapun dia marah sekali karena lagi lagi hassratnya tidak tersampaikan.
.
.
Kedatangan Sulastri benar-benar mengacaukan suasana hati Zean. Sungguh dia marah sekali, bahkan berdampak pada Syila. Selama perjalanan Zean memilih diam, dan hingga tiba di kantor Zean juga begitu.
"Sulastri sih nyebelin, lagian siapa juga yang mau sama Antony."
Syila menggerutu, dia saja marah pada Sulastri, apalagi Zean. Hanya karena kecurigaannya pada Syila yang menduga berniat cari perhatian pada Antony, Zean terkena imbasnya dan terpaksa bermain solo pagi-pagi lantaran terlanjur kesal menunggu Syila bicara di depan.
Lift terbuka, keduanya sama-sama diam dan Syila berjalan di belakang Zean. Hal ini sudah biasa dia lakukan, rutinitas ala kadarnya saja. Mereka datang terlambat, dalam waktu yang sama hingga membuat Yudha, asisten pribadi Zean curiga.
"Selamat pagi, Pak ... Anda terlambat hari ini?"
"Hm, macet," jawab Zean klise, padahal lalu lintas lancar-lancar saja.
Yudha yang mendengar ucapan Zean hanya mengu-lum senyum. Aneh sekali alasan pria itu kali ini, padahal dia sangat anti jika seseorang menyebutkan macet sebagai alasan terlambatnya.
"Syila juga?"
"Yudha, masuk ke ruanganku," titah Zean menatap Yudha sebelum Syila menjawab pertanyaan asistennya. Sebelum masuk, pria itu sempat menatap sang istri yang menunduk seperti hari kerja biasa, memastikan tidak ada yang akan menjadikan Syila bahan cercaan di sana.
Tanpa kecurigaan sama sekali, Yudha masuk dan siap menunggu perintah atasannya. Raut wajah Zean sedikit berbeda, lebih muram dari sebelum-sebelumnya.
"Anda kenapa, Pak? Bukankah Nona Nathalia baru saja pulang kemarin?"
"Hm, sejak kapan kepergiannya jadi masalah, Yudha," ucap Zean tersenyum getir dan kini menatap Yudha yang berdiri di hadapannya.
Zean mulai mengutarakan niatnya usai meminta Yudha masuk ke ruangannya. Dia tidak mungkin lagi menunda, lagipula memang sejak awal Zean sudah berencana untuk membeli rumah baru untuk istrinya.
"Rumah baru? Anda ingin pindah lagi?"
Kaget tentu saja, Zean dan Nathalia baru saja menempati hunian baru itu sekitar delapan bulan lalu. Kini, Zean kembali minta rumah dengan tipe yang jauh lebih baik dari rumah lamanya.
"Iya, aku membelinya untuk Sean ... carikan yang terbaik, siapa tahu dia mau pulang." Yudha tidak tahu masalah pernikahannya bersama Syila, maka dari itu jelas saja Zean harus menjaga hal ini dari siapapun hingga nanti sudah waktunya Yudha tahu.
"Anda yakin lokasinya di sana?"
"Iya, intinya jangan diperumahan kalau perlu usahakan jauh dari jangkauan manusia, kau tahu, 'kan Sean sangat tidak suka keramaian?"
"Ta-tapi, bukankah itu Anda, Pak?" tanya Yudha bingung sendiri, rasanya Sean tidak begitu. Dia mengenal keduanya cukup lama, meski terjadi kekacauan semacam itu rasanya tidak mungkin Sean berubah jadi pemalu.
"Lakukan saja tanpa bertanya, Yudha."
Yudha lupa jika pria ini adalah Zean, perintah adalah mutlak dan dia tidak berhak menolak. Yudha mengangguk patuh dan menuruti keinginan aneh Zean kali ini. Tepatnya bagian tidak ingin bertetangga kiri-kanan, tenang, masih dapat dijangkau dari kantor dan soal harga tidak mengapa mahal.
"Ah iya satu lagi, usahakan harus ada lift ... Sean tidak suka naik tangga," tambah Zean dan kali pertama dia menjual nama Sean.
"Baik, saya usahakan secepatnya."
Dasar aneh, pindah planet saja sekalian. Yudha membatin, tapi tidak mungkin dia utarakan tentu saja.
.
.
- To Be Continue -
Hai-hai, maaf ya aku upnya rada lama. Karena aku kumpulin banyak Bab dulu baru ku-up. Seperti biasa mau cek yang dah ngikutin pasangan ini. Bisakah tembus 100 untuk komennya? Hayu mari, Authornya butuh amunisi❤