Dewasa🌶🌶🌶
"Temukan wanita yang semalam tidur denganku, dia harus bertanggungjawab karena telah mengambil keperjakaanku!"
—Bhaskara Wijatmoko—
"Gawat! Aku harus menyembunyikan semuanya. Kalau tidak, aku bisa dipecat!"
—Alicia Stefi Darmawan—
----
Bhaskara Wijatmoko dikenal sebagai CEO dingin yang tak pernah peduli pada wanita. Alasan dia memilih Alicia Stefi Darmawan sebagai salah satu sekretarisnya adalah karena sikap profesionalismenya yang luar biasa.
Namun, segalanya kacau setelah sebuah pesta topeng. Alicia tanpa sengaja menghabiskan malam dengan pria misterius yang ternyata adalah Bhaskara! Panik dan takut dipecat, Alicia pun kabur sebelum Bhaskara bangun.
Sialnya saat di kantor, Bhaskara malah memerintahkan semua sekretarisnya untuk menemukan wanita yang sudah bermalam dengannya. Alicia harus menyembunyikan rahasianya, tapi apa yang terjadi jika Bhaskara akhirnya tahu kebenarannya? Akankah karier Alicia hancur, atau sesuatu yang tak terduga akan terjadi?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon HANA ADACHI, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
12. Lembur
"Kenapa?" Bhaskara menelengkan kepala, seolah ucapannya barusan bukanlah masalah besar. "Kamu mau menolak perintah saya?"
"E-eh, tidak Pak," Alicia menggeleng. "Saya akan mengerjakannya Pak,"
"Bagus," Bhaskara tersenyum puas. "Kamu memang sekretaris yang kompeten," ujarnya sambil mengacungkan jempol.
Alicia tersenyum kecut. Menggerutu di dalam hati. Ini sih namanya bukan kompeten, Pak! Tapi pemaksaan!
"Saya permisi Pak," Jawab Alicia. Kalimat yang keluar dari pikiran dan mulutnya berbeda. Huh, memang derita budak korporat!
Alicia lantas keluar dari ruangan itu. Karena kedua tangannya penuh, ia kesusahan untuk meraih gagang pintu. Jadi, untuk beberapa lama, ia masih berdiri kesusahan di sana.
"Kalau susah, bilang dong," Bhaskara tiba-tiba sudah berdiri di belakangnya. Tangannya melewati pinggang Alicia. Pria itu meraih gagang pintu dan membukanya dengan mudah.
Alicia menelan ludah. Wangi parfum Bhaskara tercium dari jarak yang begitu dekat. Baunya segar dan maskulin. Sama persis dengan malam itu.
Astaga! Lo mikirin apa sih, Alicia!
Alicia buru-buru menghempaskan pikiran kotor itu dari otaknya. Ia mengangguk sedikit ke arah Bhaskara, sebelum keluar dengan tergesa-gesa.
Sementara itu, Bhaskara masih berdiri di ambang pintu. Ia memejamkan mata dan menghela napas dalam-dalam.
"Wanginya masih sama dengan malam itu," ujar pria itu sambil tersenyum.
...----------------...
Alicia menekan tombol keyboard dengan sedikit kasar. Jam dinding di ruangannya sudah menunjukkan hampir pukul sembilan malam, tapi tidak ada tanda-tanda pekerjaannya akan selesai. Ia bahkan baru menuntaskan satu map laporan tahunan, sementara empat lainnya masih menumpuk di meja, menunggu giliran.
"Argghhh! Kapan selesainya coba?!" Alicia mengacak-acak rambutnya sendiri karena frustasi. "Bisa-bisa gue baru bisa pulang besok!"
Ting!
Notifikasi ponselnya berbunyi. Alicia mengalihkan pandangannya sejenak untuk melihat pesan masuk. Ternyata dari Karin.
'Bestie! Kok belum pulang sih?' Begitu katanya.
Alicia mengetik pesan balasan dengan sedikit emosi. 'Tolongin gue Rin! Gue dipaksa lembur sama Pak Bos!' tak lupa menambahkannya emotikon menangis.
'Ya ampun, semangat ya bestie', balas Karin sambil memberikan emotikon tangan berotot yang berarti semangat.
"Huwaaaa...pengen pulang..." keluh Alicia sambil menelungkupkan wajahnya pada meja. Tiba-tiba, terdengar suara pintu terbuka. Alicia mendongakkan kepala, dan terlihat Bhaskara berdiri di depan pintu dengan wajah heran.
"Loh, kok kamu belum pulang? Udah malem loh ini,"
Hah? Alicia terbengong-bengong. Hellowww, bukannya yang nyuruh gue lembur sampe jam segini ya situ?!
"Seharusnya diteruskan besok saja kalau belum selesai," komentar Bhaskara kemudian yang membuat emosi Alicia langsung mendidih.
Mohon maaf ya Pak Bos! Anda ini amnesia atau bagaimana, sih?! Kan Anda sendiri yang menyuruh sama menyelesaikannya malam ini juga!! Hati Alicia sudah sangat berisik dengan sumpah serapah untuk Bhaskara. Sayangnya itu semua hanya bisa ia tahan di dalam hati, sementara di luar, ia hanya tersenyum karir.
"Soalnya kata bapak tadi, saya harus nyelesaiin semuanya malam ini juga," Alicia menjawab dengan nada lembut.
"Oh, itu saya cuma bercanda," Bhaskara terkekeh. "Kamu kok polos banget sih? Begitu aja masa nggak ngerti,"
Apa? Alicia benar-benar ingin menimpuk bosnya itu sekarang juga. Bisa-bisanya dia bilang cuma bercanda? Hei, Pak! Candaan Anda nggak lucu sama sekali tau!
"Kasihan banget kamu. Pasti belum makan, ya? Ya udah, saya pesenin ya,"
"Eh, nggak usah Pak," Alicia buru-buru menggeleng. "Nanti saya makan di rumah aja,"
"Nggak ada penolakan Alicia," jawab Bhaskara cepat. "Kamu tau tidak? Wanita yang sudah mencuri keperjakaan saya itu curhat pada saya kalau bosnya sangat jahat, sampai dia tidak tau bosnya itu beneran manusia atau titisan makhluk dunia lain. Nah, gara-gara itu saya merasa sedikit tersentil. Gimana kalau ternyata selama ini saya dianggap jahat di mata para karyawan? Apalagi kalau sampai membiarkan karyawan saya kelaparan. Wah, bisa-bisa saya dicap sebagai bos dakjal,"
Alicia langsung salah tingkah. Wajahnya memanas, dan matanya tak berani menatap Bhaskara. Bagaimana tidak? Wanita yang diceritakan Bhaskara adalah dirinya sendiri. Alicia benar-benar mengutuk mulutnya yang sudah bicara sembarangan malam itu.
"Kalau kamu merasa nggak enak hati, it's okay. Nanti saya temenin kamu makan di sini,"
Itu malah lebih buruk! Alicia sudah menangis di dalam hatinya. Gimana saya bisa makan dengan tenang kalau ada Anda, Pak!
Tapi Bhaskara tentu tidak mempedulikan perasaan Alicia. Ia tetap saja memesan makanan untuk mereka berdua. Bahkan tanpa bertanya Alicia mau makan apa.
"Oke, sudah dipesan," Bhaskara tersenyum, lalu ia duduk di salah satu kursi kosong yang ada di ruangan itu. "Tinggal kita tunggu,"
Alicia terpaksa mengangguk pasrah. Setelahnya, hening. Alicia pura-pura fokus pada pekerjaannya dan Bhaskara juga tak berbicara sepatah kata pun. Hanya suara detik jam yang terdengar nyaring, seperti bom waktu yang siap meledak kapan saja.
Bhaskara sendiri malah menikmati saat-saat itu. Sambil menopang dagu, ia menatap Alicia yang sedang sibuk di depan laptop. Ia pandangi wajah wanita itu dengan seksama. Mulai dari alisnya, mata, hidung, bibir...
Bhaskara menelan ludah saat tatapannya berhenti pada bibir sintal Alicia. Pikirannya langsung melayang pada kejadian malam itu, saat dirinya dan Alicia berciuman. Bhaskara masih ingat betul, bibir itu terasa manis dan membuatnya kecanduan.
Tatapan Bhaskara lalu tertuju pada leher jenjang Alicia. Leher itu terlihat bersih, padahal malam itu Bhaskara sudah menghiasinya dengan tanda kepemilikan. Sayang sekali, batin Bhaskara. Apa seharusnya gue kasih lebih banyak?
Bhaskara menggigit bibir saat matanya tertuju pada dada Alicia. Astaga, bahkan dada gadis itu tidak terlalu besar dan tertutup rapat dengan kemeja, tapi kenapa Bhaskara merasa tubuhnya tegang?
Brak!
Bhaskara berdiri dari duduknya sembari menggebrak meja sampai Alicia terperanjat kaget. Sebenarnya Bhaskara melakukannya bukan untuk mengejutkan Alicia, melainkan untuk mengusir pikiran kotor yang sekarang memenuhi kepalanya saat ini.
"Ah, tadi ada nyamuk di sini," Bohong Bhaskara sambil mengusap-usap meja itu. "Oh ya, sudah sampai mana ya pesanannya? Coba saya lihat dulu ke bawah," ujarnya sambil berjalan keluar ruangan dengan tergesa-gesa.
"Eh Pak, biar saya—" Alicia sebenarnya ingin mencegah, tapi sosok lelaki itu sudah menghilang dari pandangan.
Di luar, Bhaskara mencoba menenangkan napasnya yang terengah-engah. Ia mengerang saat menyadari miliknya sudah berdiri tegak.
"F*ck! Lo ngapain bangun, Joni?!" umpat Bhaskara kesal. "Masa cuma gara-gara lihat Alicia, sih?! Inget, Lo tuh manusia, bukan binatang!"
Karena miliknya itu sama sekali tak bisa diajak kompromi, Bhaskara akhirnya memilih untuk turun ke lobi menggunakan tangga darurat. Tentu sangat melelahkan, apalagi dirinya sekarang berada di lantai lima. Tapi memang itu tujuannya. Karena kalau tidak segera ditenangkan, bisa-bisa terjadi hal yang tidak diinginkan.
kebelet baget pengen jadi bapak. kalau tau Alice gk hamil gymana reaksinya bhas ya/Facepalm//Facepalm/.
ini nih malu bertanya salah paham jadinya/Grin/