NovelToon NovelToon
ILY

ILY

Status: sedang berlangsung
Genre:Ketos / Teen School/College / Cinta Seiring Waktu
Popularitas:3k
Nilai: 5
Nama Author: akuadalahorang

"Aliza suka kak diva!!"

"gue gak suka Aliza!!"

"kak diva jahat!!"

"bodo amat"

apakah seorang Aliza akan melelehkan hati seorang ketua OSIS yang terkenal dingin dan cuek itu?atau Aliza akan menyerah dengan cintanya itu?

"Aliza,kenapa ngejauh?"

"kak diva udah pacaran sama Dania"

"itu bohong sayang"

"pret"

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon akuadalahorang, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

always

Aliza datang ke sekolah dengan gembira setelah akhir pekan. Namun, raut wajahnya berubah sedikit kecewa saat teringat rencana ke pantai bersama Diva harus dibatalkan karena Diva mendadak sibuk. Ketika Aliza mampir ke kelas Diva, dia tidak menemukan Diva di sana. Sebagai gantinya, Haira terlihat duduk sambil senyum-senyum sendiri. Pemandangan itu membuat Aliza bergidik. Saat ia hendak pergi, Haira tiba-tiba memanggilnya.

"Assalamualaikum, Aliza!" seru Haira dengan senyum lebar.

"Waalaikumsalam, ukhti," jawab Aliza heran sambil menatap Haira.

"Nanti kamu datang, ya, ke acara pertunangan aku sama Kak Diva," ucap Haira penuh semangat.

"O—apa?! Apa maksud kamu?!" teriak Aliza kaget.

Haira menutup telinganya. "Aduh, sakit kuping aku, Aliza. Jangan teriak-teriak gitu!"

Aliza melotot tajam. "Lo tunangan sama pacar gue? Jangan ngaco, deh!"

"Buat apa aku ngaco? Tanyain aja langsung sama Kak Diva!" balas Haira sambil menunjuk ke arah Diva yang baru saja datang bersama Nathan.

Aliza tertegun, matanya mulai berkaca-kaca melihat Diva. Tak mampu menahan emosinya, ia menatap Diva dengan penuh kekecewaan. "Lo serius, Diva?!"

Diva mendekati Aliza dan mencoba memeluknya. "Jangan nangis, sayang..."

Namun, Aliza menepis pelukan itu. "Lo jahat, Diva! Maksud lo apa?! Kenapa lo ngelakuin ini ke gue?!" Aliza memukul dada Diva dengan keras, membuat Diva berusaha menenangkan dirinya.

Nathan segera menghampiri dan memeluk Aliza. "Tenang, Dek. Tenang."

Aliza menangis semakin keras, membuat Diva hanya bisa menunduk penuh rasa bersalah. Setelah melepaskan pelukan Nathan, Aliza menatap Diva dengan penuh kesedihan. "Apa ini semua tentang wasiat itu?" tanyanya lirih.

Diva mengangguk pelan. "Iya."

"Kamu terima?!" seru Aliza sambil terisak.

Dengan berat hati, Diva mengangguk lagi.

"Kenapa?! Kenapa harus gini, Kak?!" Aliza tak lagi mampu menahan tangisnya. Ia memeluk Diva erat-erat sambil terus menggeleng, tak mau melepaskan. Melihat itu, Diva menggendong Aliza dengan gaya bridal dan berjalan pergi.

Nathan yang menyaksikan itu hanya bisa marah. "Diva, lo mau bawa adek gue ke mana?!"

Diva tak menjawab, hanya terus melangkah pergi bersama Aliza.

Nathan berbalik menatap Haira dengan tatapan tajam. "Lo serius, Haira? Ini semua karena isi wasiat itu?"

Haira gugup, tapi akhirnya mengangguk. "Iya! Itu memang wasiatnya. Kalau nggak percaya, tanyain aja sama Kak Diva!"

Nathan mendengus sinis. "Lo dikerudung, tapi kelakuan lo jauh dari itu, Haira. Gue curiga sama niat lo dari awal."

Haira terdiam, wajahnya penuh ketakutan. "Apa maksud kamu?" tanyanya pelan.

Nathan mendekat. "Waktu lo bermasalah sama Carissa, lo kabur tanpa jejak. Sekarang lo muncul buat ngerusak hubungan Aliza sama Diva? Cerdik juga lo."

Haira tak bisa menjawab. Tiba-tiba, Zia muncul dan menyela.

"Kalau lo mau rusak hubungan mereka, jangan pakai cara murahan kayak gini, Haira. Lo ukhti, tapi kelakuan lo kayak..." Zia berhenti sejenak, lalu tersenyum sinis sebelum pergi meninggalkan mereka.

Nathan hanya mendengus kesal. "Awas lo, Haira," katanya sebelum ikut pergi.

---

Sementara itu, di taman belakang sekolah, Aliza masih menangis dalam pelukan Diva.

"Kenapa harus kayak gini, Kak? Kenapa?" isaknya.

Diva mengusap air mata Aliza. "Aku juga nggak mau ini terjadi, sayang. Aku udah nolak wasiat itu, tapi Haira malah mengancam dirinya sendiri kalau aku nggak setuju."

Aliza terkejut. "Apa? Kamu udah nolak, tapi dia maksa?!"

Diva mengangguk. "Iya."

"Haira gila! Dia gila!" teriak Aliza, tapi Diva langsung memeluknya lagi.

"Aku bakal cari tahu soal wasiat ini lebih dalam. Aku takut ada yang memanipulasi," ucap Diva, mencoba menenangkan.

Aliza mengangguk sambil mengusap air matanya. "Bodo amat. Aku egois! Kalau kamu jadi tunangan sama dia, aku tetap bakal jadi pacar kamu. Aku nggak peduli!"

Diva tersenyum kecil mendengar tekad Aliza. "Aku nggak akan ninggalin kamu, sayang. Tangisan kamu cuma buat kebahagiaan, oke?"

Aliza tersenyum di sela-sela air matanya. "Diva Arkatama milik Aliza Exelyn Zamora."

"Aliza Exelyn Zamora milik Diva Arkatama," balas Diva sambil tertawa kecil.

"Always," ujar mereka bersamaan sebelum tertawa dan berpelukan lagi.

---

"Assalamualaikum, Ibu. Kenapa?"

Aliza mengangkat video call dari Ibu Diva di seberang sana. Di layar, Aliza melihat Ibu Diva duduk di meja makan sambil menikmati hidangannya. Ibu Diva tersenyum lembut saat melihat wajah Aliza.

"Waalaikumsalam, cantik," ucap Ibu Diva dengan suara lembut. Aliza tersenyum malu mendengar panggilan itu.

"Ibu nelepon Aliza karena mau nanya sesuatu," lanjut Ibu Diva.

"Nanya apa, Bu?" tanya Aliza sambil tetap fokus menulis di papan tulis. Ia terlihat sedikit terburu-buru, karena tugasnya belum selesai. Teman-temannya sudah lebih dulu menyelesaikan pekerjaan mereka, sementara Aliza dan temannya tertinggal karena sibuk bercanda sebelumnya.

"Kemarin Diva sama ayah Diva pergi ke rumah Haira buat menanyakan soal wasiat, ya?"

"Iya, Bu..." jawab Aliza pelan. Wajahnya mendadak sedih. "Aliza tadi nangis, Bu, waktu dengar kalau Diva sama Haira mau tunangan. Aliza nggak... nggak mau nangis." Suaranya bergetar, menahan tangis. Cesya yang duduk di sebelahnya langsung memeluk Aliza, mencoba menenangkan.

"Aliza, kamu jangan takut soal Diva dan Haira. Ibu selalu dukung kamu sama Diva, Nak. Jangan khawatir, ya, sayang." Suara Ibu Diva terdengar lembut menenangkan.

"Tapi, Bu... Hiks... Aliza nggak bisa ngelakuin apa-apa selain ikhlas. Kalau Kak Diva sama Haira tunangan, itu kan wasiat dari kakeknya Diva... Hiks..." Air mata Aliza mulai mengalir deras.

"Aliza, itu baru tunangan, bukan pernikahan," ucap Zia mencoba menyemangati.

"Iya, sayang. Baru tunangan, bukan pernikahan," tambah Ibu Diva menenangkan.

"Tapi tetap aja, Bu. Kalau sudah tunangan, berarti Kak Diva bukan milik Aliza lagi, tapi milik Haira. Huaaa..." Aliza menangis makin keras.

"Huaaa," ledek Velyn sambil tertawa, membuat Zia ikut tertawa kecil.

"Hahaha. Iya, sayang," ucap Ibu Diva sambil tersenyum lembut. "Ibu bakal bantu kamu, oke? Jangan nangis lagi, ya. Masa menantu Ibu cengeng? Nanti dipecat jadi menantu, loh."

Aliza menghapus air matanya cepat-cepat. "Iya, Bu. Aliza nggak nangis lagi kok. Ini cuma kelilipan doang."

"Nah, gitu dong. Nanti nggak jadi dipecat sama Ibu." Ibu Diva tertawa kecil, gemas melihat Aliza.

"Ibu mau ke rumah Haira dulu. Kamu jangan marah sama Diva, ya. Nanti Diva nangis kalau kamu marah."

"Siap, Bu Negara," balas Aliza sambil tersenyum kecil.

"Assalamualaikum, sayang."

"Waalaikumsalam, Bu," jawab Aliza dan teman-temannya serentak sambil melambaikan tangan ke layar.

---

1
mak mak doyan novel
sempat ngebug juga. baca d paragraf awal tdi bangun pukul 5 kok dr pasar malah setengah 5. sampai baca ulang
Dana Kristiana
Buruk
Dana Kristiana
walaupun alury ringan tp asyik&menarik,💪💪💪
Dana Kristiana
mampir baca Thor
kanoni...time.
Mantap, pasti direkomendasikan ke teman-teman👍
Syaoran
Akhirnya ketemu cerita yang bikin aku kecanduan baca!
NHS CH
Romantisnya bikin baper
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!