Membuang Berlian Demi Memungut Batu Jalanan

Membuang Berlian Demi Memungut Batu Jalanan

Perkenalan Nama tokoh.

"Kirana Dewi Perabu." dia adalah seorang gadis miskin, yang berasal dari pelosok desa, yang di jodohkan dengan " Saputra Adi Wijaya." Kirana, atau yang biasa disapa dengan Kiran, dia seorang gadis yatim karena orang tua kiran tega membuangnya, kiran dibuang dipembuangan sampah, di desa kecil.

Kiran dipungut oleh pak jayadi. pak jayadi adalah orang miskin yang banyak hutang.

pak jayadi sendiri hanya seorang pemulung, saat itu pak jayadi menemukan kiran karna sedang mengumpulkan botol bekas air mineral.

saat sedang mencari barang atau botol bekas, pak jayadi mendengar tangisan kiran bayi, kiran bayi ditaruh dalam kardus, tanpa pikir panjang pak jayadi membawa melihat isi kardus yang berisi kiran bayi,

tidak mau berpikir panjang pak jayadi langsung membawa kardus berisi kiran bayi ke gerobak yang biasa di kenakan untuk mencari barang bekas, didalam kardus ternyata sudah lengkap pakaian bayi, serta secarik kertas yang tertulis nama lengkap kiran, dan sebuah kalung di leher kiran.

awalnya istri pak jayadi yang bernama bu tari, menolak dengan keras saat pak jayadi berkata ingin merawat kiran bayi, karna untuk makan saja mereka sangat susah, tapi pak jayadi tetap memaksa, karna kasihan pada kiran kecil,

bu tari tidak pernah menyayangi kiran atau baik pada kiran, bu tari mengganggap kiran hanya sebagai beban. walaupun tidak berlaku kasar secara fisik, sering kali bu tari mengatai kiran dengan anak haram, karna orang tua kiran tidak mau mengurusnya, bu tari mengganggap kiran adalah anak hasil hubungan zina.

kiran yang sudah tau jika dia bukan anak kandung dari bu tari, karna bu tari selalu mengingatkan dari kecil, bahkan kiran sudah terbiasa saat bu tari menghinanya dengan sebutan anak haram.

pak jayadi dan bu tari sendiri mereka tidak memiliki anak, di usia pernikahan mereka yang sudah memasuki 3 Tahun lebih pernikahan.

Sedangkan Saputra Adi Wijaya, yang biasa di sapa dengan Putra, dia adalah suami kiran.

dia terpaksa menikah dengan kiran, karna dijodohkan dengan kakeknya. putra sama sekali belum pernah menyentuh kiran dari pertama kali mereka menikah hingga sudah akan memasuki 1 tahun pernikahan mereka.

Putra memiliki kekasih walaupun sudah menikah dengan kiran, karna alasan itu pula putra sangat membenci kiran, karna kiran mau menerima tawaran dari kakeknya.

Ayah putra yang bernama "Perayoga Wijaya." dan Mamah putra yang bernama "Mayang Wijaya." bu mayang tidak pernah merestui pernikahan putra dan kiran.

karna kakek putra mengancam, jika berani menyakiti kiran, suaminya tidak akan mendapat warisan sepeser pun. Mau tidak mau bu mayang pura pura baik dengan kiran.

Kiran menerima di jodohkan dengan Saputra Adi Wijaya, karna tidak enak menolak kakek putra, beliau orang baik, kakek putra yang bernama " Abdul Perakoso Wijaya." kakek abdul membantu melunasi hutang orang tua kiran, dan memberikan mahar 500juta.

mendengar nominal itu dan kiran akan dinikahkan, bu tari tentu sangat senang. bahkan bu tari memaksa kiran yang awalnya menolak.

baru memasuki setengah tahun pernikahannya kakek abdul menghembuskan nafas terakirnya dirumah sakit, karna penyakit jantungnya kambuh, saat putra membawa dan mengenalkan kekasihnya.

hari pertama kepergian kakek abdul bu mayang dan putra masih diam, seolah menganggap kiran tidak ada, tapi setelah hampir satu minggu kepergiannya, sifat asli mereka sudah keluar.

.

" kiraaan.." teriak bu mayang. kiran yang sedang memasak langsung berlari tergopoh menemui bu mayang.

" iya mah ada apa.?"

" cih sudah saya ingatkan jangan panggil saya mamah, saya tidak pernah menganggap kamu sebagai menantu saya, panggil saya nyonya."

" maaf nyonya, ada apa nyonya panggil saya.?"

" besok temen arisan saya akan datang, jadi kamu harus masak yang banyak. ini uangnya !". bu mayang melempar lembaran uang mera kelantai.

" baik nyonya." kiran memungut uang yang di jatuhkan bu mayang dilantai

bu mayang setelah menyampaikan niatnya langsung melenggang pergi meninggalkan kiran.

" Ya Allah beri hamba petunjuk untuk semua ini." gumam kiran sambil memasukan uang ke dalam sakunya. kiran sudah sangat tersiksa karna setiap hari mengerjakan pekerjaan rumah sendiri, pembantu yang tadinya bekerja disana, bu mayang pecat semua. sampai akhirnya hanya kiran yang mengerjakan semua sendiri.

akan tetapi jika kiran keluar dari rumah itu kiran bingung akan kemana, karna kiran tidak memiliki uang banyak, hanya uang yang tidak seberapa yang pak jayadi kasih untuk kiran saat kiran akan pergi,

pak jayadi memiliki firasat yang kuat apa yang akan terjadi kedepannya tidak akan baik, karna saat datang melihat calon yang akan menjadi istri kiran hanya diam, dan menatap kiran jijik, hingga pak jayadi memberi uang diam-diam pada kiran, uang itu untuk berjaga-jaga jika kiran sedang dalam keadaan terdesak nanti bisa kiran gunakan..

kiran melanjutkan masaknya sampai selsai, kiran langsung menyusun di meja makan, hingga tak terasa sore pun tiba, kiran menyiapkan air hangat untuk suaminya.

dan tak lama terdengar suara mobil sang suami yang baru pulang bekerja, kiran menyambut kedatangan suami dengan senyum manisnya, walaupun kiran dari desa pelosok bahkan kumuh, akan tetapi kecantikan alami kiran sangat terpancar dengan lesung dipipi kirinya menambah daya cantik tersendiri.

" udah aku siapin air hangat mas, mau dibuatin teh atau kopi." ucap kiran masih menampilkan senyum ramahnya.

" tidak usah, sebentar lagai aku akan keluar lagi, aku mau makan diluar bareng desi."

setelah mengucapkan kalimat itu putra langsung memasuki kamar dan pergi mandi, karna akan segera pergi dengan kekasihnya yang bernama sekar.

" sepertinya tidak akan lama lagi aku akan diusir dari sini, Ya Allah aku harus kemana lagi, sedangkan untuk cari pekerjaan disini butuh ijazah yang tinggi." gumam kiran dalam hati.

kiran melihat jam ternyata sudah jam pukul 5 lebih, kiran cepat-cepat mengambil air Wudhu untuk melaksanakan Shalat Ashar.

putra setelah kepergian kakek abdul, mengusir kiran dari kamarnya, kini kiran menempati kamar pembantu yang berada di dekat dapur.

setelah selsai melaksanakan Sholat Ashar, kiran berdoa meminta sang pecipta memberi jalan keluar untuk semua masalah yang sedang dia hadapi saat ini.

Pak jayadi selalu mengajarkan kiran kebaikan, karna pak jayadi mengatakan semiskin-miskinnya kita, jangan sampai kita juga miskin ilmu agama dan kebaikan.

terasa perut sudah lapar kiran menuju dapur, karna bu mayang sekarang melarang kiran untuk makan di meja makan, kiran selalu menyisihkan makanan saat sudah selsai masak, karna takut dia tidak kebagian seperti saat itu..

sedangkan di meja makan sudah ada bu mayang dan pak yoga.

" yah apa gak sebaiknya kita suruh putra ceraikan kiran.?"

" ayah terserah putra saja mah." jawab pak yoga acuh. bu mayang berdecih mendengar suaminya yang tidak pernah mau mendukungnya.

Namun berbeda dengan bu mayang pak yoga, memilih tidak mau ikut campur dengan urusan rumah tangga anaknya.

Bersambung...

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!