NovelToon NovelToon
Bukan Sekedar Secretary

Bukan Sekedar Secretary

Status: sedang berlangsung
Genre:Kehidupan di Kantor / Chicklit
Popularitas:14.9k
Nilai: 5
Nama Author: nenah adja

Bunga itu telah layu sejak lama, menyisakan kelopak hitam yang berjatuhan, seperti itulah hidup Hanna Alaya Zahira saat ini, layu dan gelap.Hanna adalah seorang sekretaris yang merangkap menjadi pemuas nafsu bosnya, mengantungi pundi-pundi uang dalam rekeningnya, namun bukan tanpa tujuan dia melakukan itu. Sebuah rahasia besar di simpan bertahun-tahun. Pembalasan dendam.. Edgar Emilio Bastian bos yang dia anggap sebagai jembatan mencapai tujuannya menjadikannya simpanan dibalik name tag sekretarisnya, membuat jalannya semakin mulus. Namun, di detik-detik terakhir pembalasan dendam itu dia justru terjerat semakin dalam pada pria itu.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon nenah adja, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bali

Seperti biasa di jam makan siang Hanna menjemput Naomi lalu kembali bekerja dan akan pulang di sore hari. Keadaan ini sudah beberapa hari ini dia jalani, begitu pula dia yang akan pulang ke rumah Edgar.

Saat ini dia menemukan Edgar di belakangnya tepat waktu untuk pulang.

Tumben?

Baru saja memasuki lift dan pintu tertutup, Edgar sudah mencumbunya. Hanna berpikir apa di otak pria ini tak ada kata lain selain bercinta? Ini belum satu minggu dan dia masih dalam masa datang bulan, tapi pria ini tak berhenti dan ingin terus bercinta dengannya.

"Kita akan ke Bali."

"Eh?" Hanna belum sempat bertanya Edgar sudah keluar dari lift berjalan seolah tak terjadi apapun. Padahal saat di dalam Lift Edgar begitu gila mencumbunya.

Hanna berdecak. Selalu begitu, bicara dan mengambil keputusan secara tiba-tiba. "Menyebalkan," ucap Hanna. Tapi tak urung juga Hanna mengikuti.

Hanna memasuki mobil Edgar dimana pria itu sudah duduk di kursi belakang.

"Berapa lama kita disana?" tanya Hanna saat memastikan sabuk pengaman terkunci.

"Dua hari." Edgar melihat jam di pergelangan tangannya. "Segera ke bandara!" katanya pada supir yang sengaja di tugaskan untuk membawa mobilnya.

"Maaf, Pak. Saya belum menyiapkan keperluan selama disana."

Edgar menatap Hanna lalu tersenyum. "Dani sudah mempersiapkannya."

"Pak Dani, ada disana?"

"Ya." Hanna mengangguk. Pantas saja seharian ini dia tak melihat Dani.

Hanna duduk dengan pasrah hingga tiba di bandara mereka menaiki pesawat dan menuju Bali.

Tiba di Bali hari sudah gelap dan Hanna masih mengikuti Edgar. Pria itu tak langsung pergi ke hotel malah pergi ke salah satu restoran untuk makan malam.

Tiba di restoran, rupanya mereka tidak hanya makan berdua, ada beberapa orang menunggu dan bisa Hanna pastikan mereka adalah rekan bisnis Edgar. Sebab saat mereka tiba mereka langsung membicarakan pekerjaan.

Yang Hanna tak mengerti kenapa banyak pertemuan yang tidak ada di jadwal Edgar. Hanna sekretarisnya, tapi dia tak tahu tentang pertemuan ini, atau seperti pertemuan di Jepang tempo hari. Harusnya Hanna tahu, sebab dia yang mengatur jadwal kerja Edgar. Tapi justru untuk berkas Edgar akan memintanya mempelajari secara mendadak, seperti sebelum tiba di Bali, Edgar memberinya berkas di pesawat dan dia Harus segera paham.

Setelah selesai dengan rapatnya, para rekan bisnis Edgar pergi menyisakan Edgar dan Hanna yang masih mengeryit bingung menatap berkas di tangannya.

Edgar memanggil pelayan dan memintanya mengganti makanan dengan cake dan kopi.

"Kenapa namanya berbeda?" Hanna menunjuk nama di berkas perjanjian kerja Edgar.

Edgar tersenyum tenang, lalu menutup berkas yang sejak tadi di pegang Hanna. "Makan kuenya, kita akan ke hotel setelah ini."

Hanna menatap cake di piring kecil yang di sodorkan Edgar. "Anda tidak sedang menipu orang kan?"

Edgar mendengus lalu menyandarkan punggungnya di sandaran sofa. "Apa aku terlihat seperti penipu?"

Hanna mengedikkan bahunya acuh. "Terserah. Tapi, kalau ada sesuatu dengan kasus penipuan ini, tolong jangan bawa aku."

Edgar terkekeh lalu menoyor dahi Hanna. "Bodoh," ucapnya. Pria itu menggeleng pelan, lalu menyeruput kopinya.

Hanna mencebik memasukan potongan cake ke dalam mulutnya. Sesekali Hanna melihat ke arah Edgar, lalu berkas di meja. Hanna kira Edgar memiliki perusahaan lain, selain perusahaannya saat ini. Belum terlalu besar, tapi Hanna yakin melihat kerja keras Edgar, perusahaan itu akan semakin besar. Apalagi besarnya uang yang di pertaruhkan dalam kerja sama yang baru saja mereka sepakati.

"Setelah ini kamu ingin kemana?" tanya Edgar saat Hanna menyeruput kopinya setelah cakenya habis.

"Bukannya ke hotel?"

Edgar mengangguk. "Kita punya dua hari Hanna, kamu ingin terus di hotel? Lagi pula apa yang akan aku lakukan dengan wanita yang sedang datang bulan? Aku bosan bermain dengan ini." Edgar mengusap bibir Hanna dimana krim dari kopi yang dia minum tertinggal.

Hanna menipiskan bibirnya, bisa- bisanya dia bilang begitu setelah beberapa hari berturut-turut dia melakukannya.

Hanna menopang tangannya dengan dagu. "Kamu gak punya pekerjaan lain? Ini aneh, harusnya hari ini kamu sedang di rumah, karena jadwal hari ini sudah selesai. Tapi justru terbang ke Bali dan mengerjakan hal lain."

Edgar kembali terkekeh. "Bukannya aku bilang akan mengurangi kerjaan kamu?"

Hanna mengangguk. Baiklah itu juga bukan urusannya. Yang harus dia lakukan adalah membuat Edgar jatuh hati, lalu mencampakan Siska. Apa urusannya mengetahui rahasia Edgar.

Hanna melihat ke luar jendela. "Gimana kalau berenang di pantai?"

Edgar mengangguk lalu mengulurkan tangannya. Hanna menatap tangan Edgar yang terulur padanya, lalu menatap Edgar yang masih menatapnya dengan wajah biasa saja.

Hanna meraih tangan tersebut lalu mereka pergi kehotel seperti yang Edgar katakan.

Edgar benar-benar membawa Hanna ke pantai seperti janjinya, pria itu tak mengizinkannya memakai bikini, jadi Hanna hanya memakai pakaian yang Dani siapkan, kemeja crop top dengan celana hotpants.

Hanna bertubuh tinggi langsing, jadi saat ini kakinya nampak lebih jenjang dan cantik.

Edgar berdecak saat melihat Hanna nampak seksi dengan celana yang hanya menutupi paha atasnya, belum lagi bagian perut Hanna sedikit terlihat jika dia mengangkat tangannya, sebab bagian bawah kemejanya hanya sampai bagian perut. "Kenapa ada pakaian ini?"

Hanna menaikan alisnya. "Pak Dani yang menyiapkannya kan?"

"Ganti dengan celana panjang," ucap Edgar.

"Kenapa sih? Lagian gak nyaman kalau pake celana panjang ke pantai. Apalagi aku mau berenang." Hanna menarik tangan Edgar. "Sudah ayo." Hanna menarik Edgar untuk segera pergi ke pantai yang mereka sepakati.

Tiba di pantai Hanna benar-benar turun ke dalam air meski dengan begitu pakaiannya menjadi basah.

"Kamu tidak ikut? Ini menyenangkan?" Edgar menggeleng dan hanya duduk sambil menikmati suasana pantai.

Di sebelahnya sepatu beserta tas selempang Hanna tergeletak begitu saja.

"Ed, ayo!" Hanna berterik, namun Edgar tetap menggeleng dan hanya menatap Hanna dari jauh. Gadis itu asik berenang, mengikuti deburan ombak kecil. Jarak mereka cukup berjauhan hingga Hanna harus berteriak untuk memanggil Edgar.

Edgar mengeryit saat melihat Hanna berenang menjauh, lalu dia melihat tangannya menggapai udara. Edgar segera berdiri saat melihat Hanna kewalahan.

Gadis itu tenggelam.

"Hanna!" Edgar berlari ke arah Hanna namun tangan Hanna semakin tak terlihat. Edgar meloncat ke air berusaha menerjang ombak yang berlawanan. Pria itu berenang semakin jauh "Hanna!" Edgar melihat sekitarnya. Namun laut nampak tenang, hanya terdengar tawa dari beberapa pengunjung yang sedikit jauh dengan mereka.

Edgar menenggelamkan kepalanya dan melihat di dalam air, namun dia masih tak menemukan Hanna.

"Hanna!" Pria itu mengusap wajahnya kasar, terlihat wajahnya takut dan terkejut. Beberapa kali dia menyelam namun Hanna tak terlihat. Hinnga dia merasakan seseorang melompat ke punggungnya sambil tertawa.

"Hanna?" Edgar menghela nafasnya lega saat melihat Hanna bergelayut di punggungnya.

"Hahaha, Akhirnya kamu turun juga?" Hanna tertawa, namun dia merasakan tarikan di tubuhnya, hinnga dirinya kini berhadapan dengan Edgar..

"Kamu mengerjaiku?" Hanna terdiam saat Edgar berwajah serius. Pria itu nampak marah.

"Maaf, tapi aku hanya bercanda."

"Apa harus seperti itu?!" Hanna kembali terkejut melihat Edgar benar-benar seperti khawatir. Pria itu membentaknya. Hingga Hanna merasakaaan kembali tubuhnya tertarik namun saat ini Edgar justru memeluknya.

1
Ar Rasyha
untung urep no ndeso gk kenal diskotek yo gk kenal lc /Facepalm//Facepalm/
Mom Dee 🥰 IG : devinton_01
LC memang meresahkan.. gak didunia novel gak didunia nyata
Rahmawati
ini malah Hanna yg jatuh cinta duluan sm edgar
Rabiatul Addawiyah
Lanjut thor
Bo Ra
wkwk mba2 LC lg viral ya kk thor😁
yuning
Edgar pemain Hanna
Erna Wati
ya Hanna,kau cemburu..kau mulai jatuh cinta pd Edgar.
mbu ne
nah kan...Hanna mulai terjebak permainan sendiri...
Rahmawati
Hanna iseng bgt sih, Edgar beneran khawatir
Rabiatul Addawiyah
Edgar pasti sdh mencintai Hanna neh...bukan krn nafsu utk bercinta diatas kasur sj tp hatinya jg
Mom Dee 🥰 IG : devinton_01
datang bulan kok berenang thor
Ceu Nah: udah dari kemarin kak, masa banyak terus😅
total 1 replies
yuning
jangan main main sama nyawa
Rahmawati
Siska mulai curiga kayaknya
Rahmawati
naomi hanya butuh perhatian
Rabiatul Addawiyah
Aamiin YRA
Bo Ra
cerita nya bagus kk
yuning
oh Siska pasti curiga tapi semoga gak secepat itu ,sistah
mbu ne
apakah Hanna mulai memberikan kode2 untuk menyingkirkan Siska? 🤔
mbu ne
atur aja K...🤭
Rabiatul Addawiyah
Lanjut thor
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!