Cinta Pelangi

Di RS GUNA PERSADA CORP

Bagas dirawat di ruangan VVIP yang memiliki fasilitas mewah,jika bukan karna alat medis yang menempel di tubuh nya,orang yang melihat akan berfikir dia sedang berlibur di suit mewah.

Disebelah nya ada Anin dan anggota keluarga Prasetyo.

Suasana suram pun tercipta diantara mereka,bahkan Anin tidak berani mengeluarkan suara nya sedikit pun.

"Aku tidak dapat mengendalikan anak itu,aku tidak tau kapan tepat nya aku kehilangan kendali atas diri nya."ucap Bagas dari ranjang pesakitan.

Putra yang di didik oleh nya secara pribadi kini berani berbalik melawan nya,dan bahkan hingga melukai nya hanya karna seorang wanita rendahan.

Hal itu benar-benar mengejutkan nya.

"Wily bagaimana dia bisa..." lirih Anin tidak mengerti.

Dia bingung jika sang suami saja mampu di sakiti oleh putra nya,lalu bagaimana dengan dia?

"Seperti nya aku terlalu lembut" monolog Bagas.

"Sayang mohon befikir jernih,bagaimana pun dia itu putra mu." Anin langsung ketakutan.

Dia takut kegilaan sang suami membuat nya gelap mata dan malah menyakiti putra nya.

"Kalau begitu kami kembali dulu,lekas lah sembuh Bagas" kata Teguh bahkan tidak menunggu respon dari teman nya,dia sudah melangkah pergi bersama anak istri nya.

Bagas menatap kepergian teman nya itu dengan benci.Jika bukan karna tambang batu bara nya,Bagas tidak akan sudi untuk beramah tamah dengan Teguh.

Sayang bagi Bagas karna tidak mengetahui bahwa tambang yang di incar nya hanya cangkang kosong.

Karna Teguh menutup rapat informasi tersebut.Bahkan banyak para pekerja tambang nya dilenyap kan diam-diam jika mereka menjadi ancaman reputasi keluarga Prasetyo.

Begitu mereka keluar dari RS.

 Rina langsung menghentikan langkah suami nya.

"Pah kamu yakin perjodohan ini bisa berjalan mulus" tanya nya.

"Yakin" jawab Teguh.

"Kenapa papa bisa yakin banget kalok perjodohan ini bisa berlanjut pah,kan papa liat sendiri bahkan om Bagas saja KO di buat anak haram itu." sanggah Priska.

"Tidak ada yang lebih mengenal Bagas lebih dari pada aku.Kami sudah berteman dari kecil dan aku sangat paham karakter nya." kekeh Teguh.

"Iya tapi bukti nya sekarang kan papah liat sendiri bagai mana keadaan Bagas di tangan putra nya sendiri pah?" Rina membantah asumsi Teguh.

"Udah deh,kalian hanya cukup melihat dan menikmati saja.Dan kamu Priska perjuangkan pernikahan mu dengan Wily jika tidak ingin tidur di kolong jembatan" peringatan Teguh yang tidak main-main membuat anak dan istri nya langsung tutup mulut.

Begitu Taguh dan keluarganya pergi,Andra keluar dari balik persebunyian nya.Begitu menerima kabar bahwa sang ayah terluka,dia langsung bergegas untuk menuju RS dibawah naungan GUNA PERSADA CORP,namun dia malah berpapasan dengan ketiga orang ini.

Dia tidak ingin di kacaukan oleh Priska maka dia memutiskan untuk bersembunyi,tetapi yang tidak di sangka dia malah mendpat informasi penting.

Ck ck ck

"Benar saja,para bajingan tua ini saling memanfaat kan." gumam nya.

Kemudian kaki nya melangkah masuk ke RS dengan riang,dia bahkan melempar senyum pada perawat yang sesekali berpapasan dengan nya.

Begitu tiba didepan ruang perwatan ayah nya,langkah nya terhenti karna pintu terbuka dari dalam.

Awal nya Andra menyingkir untuk memberi jalan.Namun melihat seorang pria berpakaian hitam dan bertopeng yang keluar membuat dia reflek mengankat tinju nya menyerang orang tersebut.

Tinju Andra di tangkis dan orang tersebut membuka topeng penutup wajah nya.

"Paman..?" Andra bingung apa yang di lakukan paman nya di kamar perawatan ayah nya.

"Paman..." tangan nya membuat gerakan memotong pada leher nya.

"Aku juga ingin jika tidak ada hukum."jawab Adnan sekena nya.

"Lalu apa yang paman lakukan didalam?" tanya Andra.

"Mencicil bunga" jawab Adnan singkat.

"Kalau begitu bagaimana cara paman menyingkirkan orang yang berjaga di depan pintu ini?" tanya Andra ingin tau.

"Mungkin ayah mu terlalu percaya diri sehingga orang-orang nya hanya dikirim untuk melindungi gundik nya itu."jelasan sang paman.

Andra mengangguk tanda mengerti.

Adnan pun pergi begitu saja meninggalkan Andra di depan ruang perawatan ayah nya.

Beralih pada RS tempat Pelangi dirawat,tangis Ibu panti pecah melihat keadaan anak nya yang nyaris tidak bisa dikenali lagi.

Begitu juga dengan Martha,dia menandang sedih sepasang kekasih yang babak belur ini.

Ya akhir nya Wily pun memilih dirawat di ruangan yang sama dengan Pelangi,sehingga kamar itu di tambahi kasur tambahan.

"Maaf bu,Pelangi buat ibu sedih" lirih nya.

"Kenapa meminta maaf.Ibu tidak ingin permintaan maaf,Ibu hanya mau kalian baik-baik saja."jawab Ibu panti.

"Kamu istirahat aja Pel,aku dengar tulang rusuk mu patah dan bahkan tulang kering mu retak.Pemulihan nya pasti lama kan?" Martha juga ikut menimpali.

"Bu saya akan bertanggung jawab penuh atas apa yang menimpa Pelangi saat ini." Wily pun membuka suara nya.

"Karna aku Pelangi seperti ini." gumam nya dengan kepala tertunduk.

"Kuatlah nak,Tuhan suka hamba nya yang tidak gampang menyerah." nasehat Ibu panti sembari menepuk lembut bahu Wily.

"Baiklah berhenti bersedih,aku akan mencari makanan dulu,Ibu tunggu disini saja."kata Martha.

"Ibu harus menjaga kedua orang ini,jangan biarkan mereka berduaan" peringat Martha.

Wily dan Pelangi sontak saling memandang,dan tak lama kemudian telinga masing-masing bersemu merah.

"Memang kenapa?" tanya sang Ibu lembut.

"Takut nya akan ada 'nyamuk-nyamuk' bertebaran diruangan ini" lanjutnya kemudian berlari keluar karna sebuah jeruk mandarin nyaris menghantam wajah nya.

Pelangi sebagai pelaku nya masih melotot kearah nya,sementara segaris senyum muncul di bibir Wily.

Suasana menjadi ceria sekejab karna ulah Martha.

Martha berjalan sepanjang lorong menuju ke kantin RS tersebut.Sesampainya di kantin dia pergi membeli teh susu rendah gula untuk Pelangi dan Ibu,sementara untuk Wily dia membeli secangkir kopi.

Sementara untuk diri nya sendiri,dia membeli limun dingin.

Dia juga membeli beberapa roti isi yang masih hangat.Sebelum dia kembali dia tertarik pada penjual cilok keliling diluar area RS tersebut,dan membeli nya beberapa porsi.

"Kayak nya udah cukup deh,lagian mereka juga gak bakal selera makan.Huh..Pel aku bingung hidup mu itu beruntung atau buntung sih dicintai sama seorang tuan muda" gerutu nya sepanjang jalan menuju bangsal.

Tapi begitu dia berbelok kelorong perwatan Pelangi berada,sekelompok besar orang-orang berpakaian hitam melewati nya.

Ditengah kelompok ada seseorang yang duduk di kursi roda dan didorong oleh seorang pria aneh.

Melalui pengalaman nya belakangan ini,dia dapat menyimpulkan bahwa ini bukan hal yang baik.

"Berhenti" teriak nya membuat sekelompok orang itu menoleh kearah nya.

"Sia..pa kalian?" tanya nya terbata-bata.

Salah seorang pria melangkah maju dan mengarah kan tangan nya kepinggang nya sendiri,dan pandangan Martha mengikuti arah gerakan tangan pria tersebut.

Sontak mata Martha membulat melihat sebuah pistol mini berada di pinggang pria itu.

Dan Martha bukan orang bodoh yang akan menganggap bahwa itu pistol mainan.

Peringatan itu cukup efektif dan Martha tidak berani bertindak lagi,dia buru-buru berlari kearah ruangan Pelangi berada dan sesampai nya disana betapa terkejut ny dia melihat sudah banyak perawat dan dokter berada di ruangan tersebut.

"Ke..kenapa ini?" lirih nya di tengah kejutan itu.

Namun pemandangan yang lebih menyedihkan segera terpampang di hadapan nya,pasal nya...