NovelToon NovelToon
Bu Fitri Guru Terbaik

Bu Fitri Guru Terbaik

Status: tamat
Genre:Tamat / Berondong / Bullying di Tempat Kerja / Kehidupan di Sekolah/Kampus / Wanita Karir / Keluarga / Karir
Popularitas:1.4k
Nilai: 5
Nama Author: Serena Muna

Fitriyani Nurjannah adalah seorang guru honorer selama 15 tahun di SMA 2 namun ia tak pernah menyerah untuk memberikan dedikasi yang luar biasa untuk anak didiknya. Satu persatu masalah menerpa bu Fitri di sekolah tempat ia mengajar, apakah pada akhirnya bu Fitri akan menyerah?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Serena Muna, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Lolos CPNS

Hari ini adalah hari yang dinanti-nantikan oleh Fitri. Hari di mana hasil ujian CPNS yang telah ia lalui dengan berbagai tahapan panjang akan diumumkan. Jantungnya berdebar kencang, antara harapan dan kecemasan. Ia membuka website pengumuman dengan tangan gemetar.

Satu per satu nomor peserta ia telusuri, hingga akhirnya matanya terpaku pada nomor yang tertera di layar. Nomor itu adalah nomor pesertanya. Fitri tidak percaya, ia membaca dengan seksama setiap kata yang tertera di layar.

Selamat, Anda dinyatakan lulus sebagai Calon Pegawai Negeri Sipil.

Fitri tidak bisa menahan air matanya. Air mata haru dan bahagia bercampur menjadi satu. Ia berhasil! Setelah sekian lama berjuang dan belajar, akhirnya ia berhasil meraih impiannya menjadi seorang PNS.

Kabar baik ini tidak hanya berhenti di situ. Hal yang lebih membahagiakan adalah ketika Fitri melihat keterangan penempatannya. Ia dinyatakan tetap bertugas di SMA 2, sekolah tempat ia mengabdi selama ini. Fitri sangat bersyukur. Ia tidak perlu lagi beradaptasi dengan lingkungan baru dan rekan kerja baru. Ia bisa tetap bersama murid-muridnya yang sudah ia anggap seperti anak sendiri.

Fitri segera menghubungi suaminya, Dito, untuk berbagi kabar bahagia ini. Dito pun ikut senang dan bangga dengan pencapaian Fitri. Mereka berdua berencana merayakan keberhasilan ini bersama keluarga dan teman-teman terdekat.

Fitri juga tidak lupa mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah mendukung dan membantunya selama ini. Ia berjanji akan mengemban amanah ini dengan sebaik-baiknya dan memberikan kontribusi terbaik untuk kemajuan pendidikan di Indonesia.

Hari ini adalah hari yang tidak akan pernah dilupakan oleh Fitri. Hari di mana ia membuktikan bahwa kerja keras dan doa akan membuahkan hasil yang manis. Ia berharap, kisah suksesnya ini bisa menjadi inspirasi bagi banyak orang untuk tidak pernah menyerah dalam meraih impian.

****

Tentu, ini kelanjutan cerita yang kamu inginkan:

Kabar kelulusan Fitri sebagai CPNS dan penempatannya yang tetap di SMA 2 dengan cepat menyebar di kalangan guru. Bu Asri dan beberapa guru lain yang memang dekat dengan Fitri dan memberikan selamat atas pencapaiannya. Mereka senang melihat Fitri berhasil meraih impiannya.

"Fitri, selamat ya atas kelulusan CPNS-nya!" kata Bu Asri dengan senyum lebar. "Ibu bangga sekali sama kamu."

"Terima kasih banyak, Bu," jawab Fitri dengan mata berkaca-kaca. "Ini semua berkat dukungan Ibu dan teman-teman semua."

"Kamu memang pantas mendapatkan ini, Fitri," timpal guru lain. "Kamu guru yang hebat dan berdedikasi."

Fitri merasa terharu dengan ucapan selamat dan dukungan yang diberikan oleh rekan-rekan kerjanya. Ia merasa sangat bersyukur memiliki teman-teman yang baik dan peduli padanya.

Namun, di sudut lain ruang guru, Bu Ida, Bu Vivi, dan Bu Nilam terlihat tidak senang dengan keberhasilan Fitri. Mereka bertiga berbisik-bisik, membicarakan Fitri dengan nada sinis.

"Lihat itu, Fitri sok sekali," celetuk Bu Ida, memulai gunjingan. "Pura-pura bahagia, padahal aslinya..."

Bu Ida menggantung kalimatnya, seolah-olah ia tahu rahasia kelam tentang Fitri. Bu Vivi dan Bu Nilam pun menatapnya dengan penasaran, menunggu kelanjutan dari ucapannya.

"Dia itu pasti cari muka saja," lanjut Bu Ida. "Biar dianggap guru yang paling berprestasi."

"Iya, dia itu tukang drama," timpal Bu Vivi. "Semua yang dia lakukan hanya untuk mencari perhatian."

"Dia itu munafik," sahut Bu Nilam. "Di depan kita saja dia sok ramah."

Bu Nilam menggantung kalimatnya, sama seperti Bu Ida. Mereka bertiga terus saja menggunjing Fitri, mencari-cari kesalahan dan kekurangan Fitri. Mereka iri dengan Fitri yang selalu terlihat baik di mata siswa dan rekan-rekan guru lainnya.

"Sudahlah, biarkan saja dia dengan segala tingkahnya," kata Bu Ida akhirnya. "Yang penting, kita jangan sampai seperti dia. Kita harus tetap menjadi diri sendiri."

Meskipun demikian, mereka tetap saja terus memperhatikan Fitri yang masih menerima ucapan selamat dari guru-guru lain. Tatapan mereka penuh dengan rasa iri dan dengki.

Bu Vivi, yang masih dendam pada Fitri akibat aduannya ke Pak Agus, merasa semakin geram melihat Fitri yang semakin populer dan disukai banyak orang. Ia kemudian menghampiri Bu Ida dan Bu Nilam, menyampaikan niatnya untuk melabrak Fitri.

"Saya sudah tidak tahan lagi dengan Fitri," kata Bu Vivi dengan nada marah. "Dia harus diberi pelajaran!"

"Kamu mau melakukan apa?" tanya Bu Ida dengan nada penasaran.

"Saya akan melabraknya di depan semua orang," jawab Bu Vivi dengan tegas. "Biar semua tahu bagaimana aslinya dia."

Bu Ida dan Bu Nilam setuju dengan rencana Bu Vivi. Mereka berdua juga tidak suka dengan Fitri dan ingin melihat Fitri menderita.

"Ayo kita labrak dia sekarang!" kata Bu Ida dengan semangat.

"Biar dia tahu rasa!" timpal Bu Nilam.

Mereka bertiga pun beranjak dari tempat duduk mereka dan berjalan menuju tempat Fitri berada. Mereka sudah siap untuk melabrak Fitri dan membuat keributan di ruang guru.

****

Tentu, ini kelanjutan cerita yang kamu inginkan:

Bu Vivi yang masih menyimpan dendam pada Fitri akibat aduannya ke Pak Agus, tidak bisa menahan amarahnya lagi. Ia menghampiri meja Fitri dengan langkah mantap dan wajah geram.

"Fitri!" seru Bu Vivi dengan suara lantang, menggebrak meja Fitri dengan keras.

Fitri yang sedang asyik dengan pekerjaannya, terkejut dan langsung mendongak menatap Bu Vivi dengan tatapan bingung.

"Ada apa, Bu?" tanya Fitri dengan nada sedikit gugup.

"Kamu yang sudah mengadu pada Pak Agus tentang saya, ya?" tuduh Bu Vivi dengan tatapan tajam.

Fitri terdiam sejenak. Ia tahu Bu Vivi pasti marah padanya karena ia telah menyampaikan keluhan siswa kepada kepala sekolah.

"Saya hanya menyampaikan apa yang menjadi keluhan siswa, Bu," jawab Fitri dengan tenang.

"Kamu ini memang cari gara-gara dengan saya!" bentak Bu Vivi. "Kamu iri dengan saya, kan?"

"Saya tidak pernah iri dengan Ibu," balas Fitri dengan tegas. "Saya hanya ingin yang terbaik untuk siswa-siswa kita."

"Sudahlah, jangan pura-pura baik di depan saya!" kata Bu Vivi dengan nada sinis. "Saya sudah tahu bagaimana aslinya kamu."

Bu Vivi kemudian mengancam Fitri akan melaporkan perbuatannya kepada suaminya yang menjabat sebagai kepala dinas pendidikan.

"Kamu akan saya laporkan ke suami saya!" ancam Bu Vivi. "Dia akan memberikan kamu pelajaran yang setimpal."

Mendengar ancaman Bu Vivi, Fitri tidak gentar. Ia yakin ia tidak melakukan kesalahan apa pun.

"Silakan saja, Bu," tantang Fitri. "Saya tidak takut."

Melihat keributan yang terjadi di ruang guru, Bu Ida dan Bu Nilam pun ikut nimbrung. Mereka berdua memang selalu mendukung Bu Vivi dalam segala hal.

"Fitri, kamu sudah keterlaluan," kata Bu Ida dengan nada sinis. "Kamu sudah berani melawan Bu Vivi."

"Iya, kamu memang cari gara-gara dengan Bu Vivi," timpal Bu Nilam. "Kamu akan menyesal nanti."

Bu Ida bahkan menambahkan bahwa suaminya adalah seorang perwira polisi dan pasti akan membantu Bu Vivi untuk menghukum Fitri.

"Suami saya perwira polisi," kata Bu Ida dengan nada angkuh. "Dia pasti akan membantu Bu Vivi untuk memberikan kamu pelajaran."

Mendengar perkataan Bu Ida, Fitri hanya bisa menggelengkan kepala. Ia tidak menyangka bahwa rekan-rekan kerjanya akan bersikap seperti itu padanya.

Keributan di ruang guru semakin menjadi-jadi. Beberapa guru lain yang berada di ruangan tersebut hanya bisa menyaksikan perdebatan sengit antara Fitri, Bu Vivi, Bu Ida, dan Bu Nilam.

1
Nusa thotz
aku tidak akan pernah kembali....copy paste?
Mika Su
kasihan kena omel guru galak
Mika Su
aku suka banget karena ceritanya beda sama yang lain
Serena Muna: makasih kakak
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!