Diego Murphy, dia adalah seorang pembunuh berdarah dingin, dan dia juga adalah seorang mafia yang telah mendedikasikan hidupnya untuk mengabdi kepada klan Dark Knight. Bahkan dia telah mendapatkan julukan sebagai The Killer, siapapun yang menjadi targetnya dipastikan tidak akan pernah bisa lolos.
Ketika dia masih kecil, ayahnya telah dibunuh di depan matanya sendiri. Bahkan perusahaan milik ayahnya telah direbut secara paksa. Disaat peristiwa kebakaran itu, semua orang mengira bahwa dirinya telah mati. Padahal dia berhasil menyelamatkan dirinya sendiri.
Setelah beranjak dewasa, Diego bergabung dengan sekelompok mafia untuk membalaskan dendamnya dan ingin merebut kembali perusahaan milik ayahnya.
Disaat dia melakukan sebuah misi pembunuhan terhadap seorang wanita, malah terjadi sebuah insiden yang membuat dia harus menjadi menantu dari pembunuh ayah kandungnya sendiri. Sehingga dia terpaksa harus menyembunyikan identitasnya.
Apakah Diego berhasil membalaskan dendamnya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon DF_14, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 8
Sebelum pergi ke Indonesia, Diego harus menjalankan misi terakhirnya di Amerika. Saat ini dia dan para anggota Dark Knight sedang melakukan penyerangan terhadap kawanan gangster yang sudah berani berbuat ulah. Mereka berusaha untuk melakukan penyerangan secara diam-diam kepada klan Dark Knight.
Terlihat banyak sekali mayat dan darah berceceran di markas milik sekelompok gangster tersebut, Tentu saja mereka sangat mudah ditaklukkan, karena mereka bukanlah lawan yang sepadan untuk klan Dark Knight. Bagi Diego membunuh mereka sama saja dengan hanya menjentikkan jarinya.
"I do apologize for what I did to you."
"Please forgive me."
Sang ketua gangster memohon ampun sambil bersimpuh dihadapan Diego. Bahkan pria itu menangis, sangat berharap Diego mau melepaskannya.
Diego hanya diam, dia sama sekali tidak merasa tersentuh dengan permohonan pria itu. Mungkin karena dia merasa hatinya memang sudah mati. Dia hanya fokus kepada tujuannya, Tuan Leo memerintahkannya untuk memusnahkan sekelompok gangster tersebut. Dia tidak pernah sekalipun menolak perintah dari sang tetua.
Diego yang sedang menggenggam pedang, tanpa berpikir lama, dia segera mengayunkan pedang dan menebas kepala pria itu.
Sreeett!
Membuat kepala tersebut jatuh dan menggelinding ke lantai. Berpisah dengan tubuhnya. Darah pun muncrat, ada yang mengenai wajah Diego.
Diego segera membersihkan darah di wajahnya dengan tangan. Dia sama sekali tidak merasa bersalah atas apa yang sudah dia lakukan. Tatapannya begitu dingin.
Mungkin karena Tuan Leo telah mendidiknya sangat keras, hampir setiap hari Diego belajar bela diri dan mengikuti latihan menembak. Dia sama sekali tidak pernah menikmati masa mudanya. Yang dia lakukan di setiap harinya hanya latihan dan latihan. Bahkan Tuan Leo yang mengajarkannya bagaimana caranya membunuh seseorang.
Justru semenjak Diego menjadi kaki tangannya Tuan Leo, kini bisnis yang dijalankan oleh Dark Knight berkembang pesat. Bahkan Diego setiap hari yang melatih semua anggota klan Dark Knight, sehingga klan tersebut memiliki pasukan yang kuat. Tuan Leo tidak salah menunjuk Diego sebagai kaki tangannya, karena rupanya Diego yang memiliki peran besar dalam kesuksesan klan tersebut.
Diego membuang permen karet yang sudah tak terasa manis lagi. Karena dia merasa bahwa urusannya telah selesai, dia pun segera meninggalkan markas tersebut. Diikuti oleh beberapa anggota klan Dark Knight.
Setelah mobil yang dikendarai oleh Diego melaju, dia menekan sebuah remote, sehingga terdengar suara bom meledak sangat dahsyat.
BOOMM...
BOOOMMM...
BOOOOMMMM...
Rupanya Diego sengaja menghancurkan markas tersebut, untuk menghilangkan jejak. Entah berapa banyak musuh yang telah mati di tangannya. Dia bagaikan malaikat pencabut nyawa bagi semua musuh-musuhnya. Pantas saja jika dia dijuluki The Killer.
...****************...
Saat ini Diego sedang membersihkan dirinya di dalam kamar mandi. Butiran air shower jatuh membasahi rambut coklatnya, mengalir membasahi seluruh tubuhnya. Kedua lengannya bertumpu pada dinding. Pria itu nampak gagah dengan tatto yang terlihat jelas di dada dan bahunya.
Setelah selesai membersihkan diri dan berpakaian lengkap. Diego sedang mempersiapkan beberapa pakaian dan senjata yang akan di bawa ke Indonesia. Dia akan pergi sendirian, tanpa membawa anggota klan Dark Knight. Karena para anggota klan tersebut masih memiliki urusan penting di Amerika.
Kemudian dia duduk dipinggiran ranjang, memandangi foto-foto kelima pemegang saham, beserta keluarga mereka, termasuk ada foto Vanessa.
Diego lama memperhatikan foto Vanessa. Wanita itu adalah salah satu target yang harus dia bunuh, atas perintah sang tetua. Dan termasuk untuk aksi balas dendam pribadinya.
Apakah dia sanggup membunuh teman masa kecilnya?
Tentu saja dia harus sanggup, sebagai seorang kaki tangan yang selalu patuh kepada tuannya dia harus bisa membunuh siapapun yang telah diperintahkan. Selama ini dia tidak pernah sekalipun gagal menjalankan misinya. Dan tak pernah menolak perintah Tuan Leo. Apalagi Vanessa adalah seorang putri dari otak pembunuhan terhadap ayahnya.
Ting!
Tong!
Terdengar suara bel berbunyi.
Diego segera menyimpan semua foto di atas nakas. Kemudian dia bergegas keluar dari kamar, dan membuka pintu rumah.
Diego melihat ada Grace yang sedang tersenyum manis di depan pintu.
Grace adalah putri tunggalnya Tuan Leo. Walaupun Grace adalah putri tunggalnya sang tetua, tapi wanita itu memang sangat manja sekali.
"Sam..." Ucap Grace dengan nada manja.
"Ini sudah malam, untuk apa kamu datang kesini?" Tanya Diego kepada Grace dengan nada dingin.
Justru sikap dinginnya Diego membuat Grace semakin tertantang. "Aku dengar sebentar lagi kamu akan pergi ke Indonesia. Aku pasti akan sangat merindukan kamu. Karena itulah malam ini aku ingin menginap di rumah kamu."
Diego sangat keberatan dengan permintaan Grace. Kehidupan di Amerika memang sangat bebas, dan Grace pun sedari kecil tinggal di Amerika, dia menganut kehidupan yang bebas, seperti pada umumnya. Jadi tidak heran jika seandainya orang-orang yang ada disana menikah, mereka sudah tidak dalam keadaan perawan ataupun perjaka. Dan hal tersebut sama sekali bukanlah masalah besar bagi mereka.
Mungkin Diego memang selama ini tidak memiliki waktu untuk bersenang-senang dengan wanita manapun. Karena dia telah mendedikasikan hidupnya untuk mengabdi ke Dark Knight. Bahkan sebenarnya dia tidak tertarik dengan dunia pernikahan. Tapi karena Tuan Leo meminta dia untuk menikahi Grace. Diego mengiyakan permintaan sang tetua. Bagi dia hal tersebut termasuk tugas untuknya. Mungkin karena Diego merasa telah berhutang budi kepada Tuan Leo.
"Lebih baik kamu pulang." Diego malah mengusir Grace.
Grace tidak ingin menyerah begitu saja, dia malah berjalan mendekati Diego dan membelai dadanya dengan tatapan menggoda. "Apakah aku salah jika aku ingin tidur bersama kamu. Kita sebentar lagi akan menikah. Janganlah bersikap kuno, Samuel."
Grace sengaja mengenakan pakaian yang sangat seksi, sampai terlihat belahan dadanya. Dia hanya ingin menyenangkan calon suaminya itu.
Setelah berkata seperti itu, Grace masuk ke dalam rumah. Dia duduk di sofa sambil membuka satu persatu kancing gaun yang dia kenakan. Sudah lama dia mendambakan momen seperti ini bersama dengan Diego.
Walaupun Grace sudah beberapa kali berkencan dengan banyak pria, tapi sebenarnya dia sudah lama mengincar Diego. Wanita mana yang tidak jatuh hati kepada pria yang berparas sangat tampan itu. Sayangnya Diego selalu bersikap dingin padanya. Sehingga Grace meminta bantuan kepada ayahnya untuk menjodohkan dia dengan Diego.