Sinopsi cerita
Gadis cantik yang bernama Julia anita, putri dari seorang pengusaha hebat sanjaya kusuma, diasingkan oleh keluarganya sedari kecil. Ia sedari memasuki dunia pendidikan, kedua orang tuanya, saudara ataupu saudarinya, kakek neneknya bahkan keluarga besarnya tidak mermperdulikan dirinya. Ya, walaupun secara finansial, hidunya juga ditanggung, namun biaya yang diberikan tak sama dengan saudarnnya yang lain. Ia juga tak pernah mendapat kasih sayang dan perhatian dari keluarganya.
karena merasa lelah dengan perlakuan kedua orang tuanya dan keluarganya itu, akhirnya Julia memutuskan untuk menyerah dan fokus pada hidupnya sendiri. ia berhenti mengharapkan kasih sayang keluarganya dan memilih untuk menjauh.
Lalu, bagaimanakah kisah selanjutnya ? di kepoin aja..
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nisa saumatgerat, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
6. tak perlu iri
Akhirnya Julia sampai juga dia sebuah gang besar, dimana gang besar itu hanya di tinggali oleh orang orang kaya. Julia pun langsung turun dari angkutan umum itu setelah membayar ongkosnya. Kemudian yang masih harus berjalan kaki selama hampir 30 menit untuk sampai di kediaman mewah keluarga Kusuma itu.
Tapi tak masalah, mulai sekarang ya harus membiasakan dirinya untuk melewati semuanya sendiri. Julia pun mulai menapaki kakinya setapak demi setapak. Sesekali ia akan menyemangati dirinya sendiri.
"Tidak apa-apa Julia. Walaupun kamu lelah, hitung-hitung ini untuk berolahraga. Agar tulang-tulang kamu bisa menjadi kuat dan kokoh serta tahan banting." Ujar Julia sambil mengeratkan pegangan tangannya pada tali tasnya yang bertengger di belakangnya. Julia juga sesekali akan menarik nafasnya ketika panasnya matahari begitu menyorot dirinya.
"Lengkap sudah penderitaan di muka bumi ini. Sudahlah jalan kaki kayak siput, perut lapar dan haus. Eh ditambah matahari juga terik. Nasib nasib..." Gumam Julia di sela-sela langkah kakinya. Iya juga menggeleng-gelengkan kepalanya namun ia tak bersedih.
Julia akan menganggap semua ini adalah sebuah ujian sampai mana batas dan kemampuan dirinya. Akhirnya selamat hampir 30 menit perjalanannya menapaki gang besar itu, akhirnya ya tiba di pintu gerbang kediaman Sanjaya Kusuma. Sesampainya di pintu gerbang, sebelum Julia memasuki pintu gerbang tersebut terlebih dahulu ia menarik nafasnya lagi.
"Huf... Akhirnya sampai juga.." ujarnya dengan raut wajah yang begitu legah dan juga lelah.
Akhirnya Julia membukakan pintu gerbang sendiri karena tak ada satpam yang melihatnya pulang. Karena biasanya para tuan muda atau pemilik kediaman ini akan membunyikan klakson untuk memanggil para security itu.
Tapi tak masalah, Julia akan belajar semuanya sendiri tanpa bergantung kepada orang lain.
Sesampainya Julia masuk ke dalam rumah. Ternyata ketiga saudara-saudaranya yang lain telah sampai di kediaman. Mereka tengah mengobrol hangat satu sama lain dan saling bercanda. Biasanya Julia yang diacuhkan seperti ini atau karena pulang sendiri, ia akan menemui saudara-saudaranya itu dan mengomeli mereka. seperti yang terjadi sebelum sebelumnya.
"Kakak mereka berdua meninggalkanku dan tak menungguku. Aku benar-benar sedih." adunya kepada siapa saja kakak yang berada di sana.
"ih... kalian kenapa pulang tidak menunggu aku sih. !! aku udah mati-matian mengejar supaya aku bisa berpapasan dengan kalian. is.." ucap Julia sambil menghentakkan kakinya dan langsung meninggalkan mereka.
"ini semua gara-gara kalian berdua. gara-gara kalian tak menunggu aku, lihat kakiku lecet-lecet karena naik angkutan umum. kalian berdua jahat sekali..!!" seru Julia lagi dengan marah dan langsung meninggalkan mereka semua. namun tak satupun dari mereka yang peduli malah memilih mengabaikan apa yang terjadi dengan Julia. mereka juga tak menasehati si kembar agar tak melakukan hal seperti itu lagi kepada saudari mereka, malah mereka dengan senang hati mengatakan biarkan saja dia.
Tapi kini dia sudah tidak peduli lagi, Julia hanya melihat kehangatan kakak beradik itu dan mengasingkan dirinya. Tidak perlu iri dengan kehangatan orang lain, itulah sekarang yang ada dalam pikirannya.
Dan tanpa memperdulikan mereka, atau bahkan menyapa Julia langsung bergegas menaiki tangga dan masuk ke dalam kamarnya. Setelah meletakkan ranselnya itu, Julia langsung berjalan ke arah kasur dan melempar tubuhnya di sana.
"Hah... Sungguh sangat melelahkan hari ini... Huf.." ujar Julia sambil memejamkan matanya menikmati rasa nyaman karena membaringkan serta mengistirahatkan tubuhnya.
Ia juga berpikir sejenak untuk menenangkan dirinya dari aktivitas yang baru pertama kali ia lakukan. Waktu menunjukkan setengah tiga sore, Julia meminjamkan matanya sejenak untuk tidur tanpa mengganti seragamnya. Tapi sialnya tiba-tiba perutnya berbunyi lagi.
KRUUUUKKKK
Suara itu sontak saja membangunkan Julia dan membuka matanya. Ya baru ingat jam makan siangnya telah terlewatkan. Sebelum beranjak ia kembali menghayatinya. Inilah kejadian yang akan dilaluinya setiap hari di masa depan.
"Oh baiklah baiklah perut.. kamu pasti lapar ya mau diisi. Sabar ya aku ganti baju dulu. maaf tadi aku lupa karena lelah." ujar Julia mengajak ngobrol perutnya yang keroncongan itu. Julia pun langsung beranjak dan mengganti seragamnya sebelum akhirnya turun untuk mengisi perutnya.
***
Sementara di bawah sana. Ridho dan kedua adik kembarnya itu yang sengaja untuk mengacuhkan Julia, mendadak dibuat melongo dengan respon Julia. Biasanya Julia pasti akan menibruk mereka. Melihat respon sang adik itu, Ridho langsung bersuara.
"Apakah kalian tahu apa yang terjadi dengan Julia? Sedari pagi perasaan dia bertingkah aneh." Ujar Ridho kepada saudara kembarnya itu.
Meta dan Mita yang mendengar penuturan sang kakak sontak menggelengkan kepala mereka. Jangankan Ridho sang kakak mereka saja bingung melihat tingkah kakak perempuan mereka seperti itu.
"Entahlah Kak. Kak Julia tak seperti biasanya. Biasanya di sekolah setiap pagi Kalau kami tak membawanya atau memberikan tumpangan padanya pasti ia akan marah-marah dan mete-mete kepada kami. Tapi tadi pagi pas di sekolah, Ia hanya melewati kami begitu saja. Begitu juga kepada kakak kelas kami yang bernama Brian. Biasanya Kak Julia akan menempel padanya seperti perangko. Tapi ternyata pas di kantin kami tak mendapati Kak Julia di sana. ya barang kali kak Julia sedang kesal dan ngambek." Jelas Mita kepada Ridho.
Ridho yang mendengarkan penuturan adiknya itu mendadak menjadi bungkam. Iya tidak yakin bahwa Julia sudah berubah. Pasalnya Julia adalah anak yang keras kepala dan selalu berebutan dengan adik-adik kembarnya ini. Apalagi yang ia rencanakan. Pikir Ridho.
"Iya Kak bahkan kami sengaja berlama-lama keluar dari kelas, untuk memastikan Kak Julia Apakah benar dia telah berubah. Soalnya setiap pulang sekolah ya pasti akan menggedor-gedor mobil atau dia akan menunggu kami di parkiran. Tapi sekarang kami tidak menemukannya." Timpal meta yang tidak mengatakan perihal mereka yang membocorkan ban motor Julia. Tentu saja jika mereka membocorkannya namanya cari penyakit sendiri. ingat bab pertama yang mengatakan motor nya rusak.
Ridho lagi-lagi yang Mendengar hal itu mendadak menjadi bungkam. Ada rasa cemas dalam hatinya melihat perubahan Julia. Ia cemas takut Julia malah merencanakan sesuatu lagi untuk mengusik dirinya dan saudara-saudaranya yang lain. Dan di saat mereka sedang mengobrol, tiba-tiba terdengar suara telapak kaki yang turun dari tangga. Siapa lagi kalau bukan Julia.
Tak tak tak
Ridho dan kedua adik kembarnya itu langsung mengalihkan pandangan mereka ke arah tangga. Terlihat Julia sedang berjalan biasa saja dan fokus pada langkahnya.
Ridho dan kedua adik kembarnya pun bungkam menunggu aksi selanjutnya. Tapi apa yang mereka tunggu ternyata tidak terjadi, Julia malam berbelok berjalan ke arah dapur dan tak menyapa saudara-saudaranya itu.
Sementara itu, Julia mengabaikan tatapan yang dilayangkan oleh saudara-saudaranya itu. Sesampainya Julia di dapur, Iya langsung berpapasan dengan mbok Mina.
"Eh neng Julia sudah pulang..???" Tanya mbok Mina dengan Ramah. Bu Mina sedang mencuci piring di wastafel sisa-sisa dari pekerjaannya. Beberapa pekerja lainnya juga sedang sibuk mengerjakan pekerjaan masing-masing.
"Iya mbok. Mbok apa yang bisa dimakan hari ini ?" Tanya Julia kepada mbok Mina.
kasihan bngett yaaa