NovelToon NovelToon
GADIS MANJA DAN PANGERAN DINGIN

GADIS MANJA DAN PANGERAN DINGIN

Status: tamat
Genre:Romantis / Tamat / Nikahmuda / Cintamanis / Romansa-Teen school
Popularitas:25.6M
Nilai: 4.7
Nama Author: Mae_jer

Akibat trauma masa lalu, Chaby tumbuh menjadi gadis yang sangat manja. Ia hidup bergantung pada kakaknya sekaligus satu-satunya keluarga yang peduli padanya.

Di hari pertamanya sekolah, ia bertemu dengan Pika, gadis tomboi yang mengajaknya loncat pagar. Kesialan menimpanya, ia tidak tahu cara turun. Matanya berkaca-kaca menahan tangis. Disaat yang sama, muncul pria tampan bernama Decklan membantunya turun.

Decklan itu kakaknya Pika. Tapi pria itu sangat dingin, dan suka membentak. Tatapan mengintimidasinya selalu membuat Chaby menunduk takut.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mae_jer, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 29

"MAMA!"

Teriak Pika kencang sambil berlari turun tangga menuju mamanya yang sedang asyik menonton bersama Gatan adiknya. Ia melewati Decklan, Bara dan Andra yang masih setia di ruang tamu. Decklan menatap gadis itu geram, sedang Bara dan Andra menatapnya heran.

"Pika, ngapain teriak-teriak? Kamu ganggu kakak kamu sama temen-temennya tuh." tegur mama mereka pada Pika yang sudah duduk di sebelahnya.

Pika menoleh kebelakang, melihat tiga pria itu bergantian, mencebik tidak peduli dan balik menatap mamanya lagi.

"Ma, Chaby katanya mau nginep malam ini."

Ucapan Pika sontak mengundang perhatian tiga pria dibelakangnya. Terutama Decklan, tentu saja.

"Kak Chaby mau nginep?" seru Gatan senang.

Pika mengangguk lalu menatap mamanya lagi.

"Tadi Chaby nelpon tapi yang ngomong kak Danzel."

Mamanya mengernyitkan kening.

Danzel?

"Kak Danzel itu kakaknya Chaby."

Pika menjelaskan seolah tahu apa yang ada dipikiran mamanya.

"Kak Danzel katanya lagi ada urusan di luar kota, kak Galen juga lagi nggak ada di Jakarta jadi nggak ada yang jagain Chaby. Terus kak Danzel minta tolong nitipin Chaby di aku, cuman aku temennya yang kak Danzel percaya soalnya." jelas gadis itu panjang lebar tak lupa membanggakan dirinya sendiri karena menjadi orang kepercayaan.

Sebenarnya mamanya masih bingung siapa nama-nama yang disebutkan Pika tadi, tapi ya sudahlah paling-paling semuanya kakaknya Chaby.

"Ya sudah, kamu siapin kamar tamu gih sana." perintah mamanya. Pika berpikir sebentar lalu menatap mamanya lagi.

"Chaby tidur bareng aku aja ma di kamar." katanya mantap.

Ia tidak sadar dibelakang sana ada Decklan yang mencibir mendengar perkataannya . Tidur dikamarnya? Kamar berantakan kayak kapal pecah itu? Yang benar saja. Dia malah lebih setuju Chaby tidur di kamarnya.

Ehh..?

"Rapiin dulu kamar kamu kalo pengen Chaby tidur bareng kamu, jangan malu-maluin mama." kata mamanya tegas.

Pika menyengir lebar.

Bunyi bel rumah mengalihkan perhatian mereka.

"Biar aku yang buka ma." seru Pika cepat-cepat berlari ke pintu depan, ia tahu itu pasti Chaby.

Gadis itu tersenyum senang saat membuka pintu dan mendapati Chaby bareng kak Danzel sudah berdiri didepan pintu.

Pandangannya lurus ke Danzel. Ia tidak akan pernah bosan melihat wajah tampan itu, apalagi kalau ada kak Galen sang pujaan hati.

Gadis itu mulai mengkhayal sambil senyum-senyum sendiri membuat Chaby dan Danzel menatapnya keheranan.

"Pika ngapain?" tanya Chaby yang bingung melihat Pika, untung temannya itu cepat sadar.

"Eh, nggak kok n..nggak ngapa-ngapain." jawabnya malu-malu. Kalau mereka tahu yang tengah ia pikirkan tadi, dirinya benar-benar bisa malu. Jangan deh jangan, ya ampun

"Ayo masuk kak Danzel sama Chaby." ajaknya kemudian tapi Danzel menolak, ia sedang buru-buru.

"Aku harus pergi sekarang." katanya menatap Pika. Gadis itu menatapnya bingung kemudian melirik Chaby seolah meminta penjelasan.

"Kak Danzel nggak punya waktu berlama-lama Pika." Chaby menjelaskan. Oh,

Pika mengangguk mengerti.

"Oh iya yah, gue lupa." ujarnya.

"Kamu bantu jagain Chaby malam ini bisa kan?" pinta Danzel menunjukkan raut wajah penuh harap. Pika cepat-cepat mengangguk setuju. Setuju banget malah.

"Kakak tenang aja, Chaby nggak bakal kenapa-napa kalo sama aku." katanya percaya diri, Danzel tersenyum tipis, matanya berpindah ke Chaby.

"Kakak jemput kamu besok yah." gumamnya lalu mengecup puncak kepala gadis itu.

"Ya udah kakak pergi sekarang." pamitnya berbalik pergi. Pika dan Chaby melambai-lambai sampai pria itu benar-benar menghilang dari depan mereka.

"Masuk yuk." ajak Pika menarik tangan Chaby masuk ke dalam, membawanya keruang tamu.

"Kak Chaby." seru Gatan berlari memeluk Chaby.

Chaby menyambutnya dengan senang. Pandangannya berpindah-pindah ke semua orang yang ada diruangan itu. Mereka semua juga sedang setia menatapnya.

Ternyata ada kak Bara dan kak Andra juga, batinnya ketika matanya menangkap dua sosok itu. Ia menggigit bibir bawahnya pelan. Kenapa harus ada kak Bara sih. Dia kan masih takut ketemu pria itu.

"Loh, kok kakaknya Chaby nggak di ajak masuk?" itu suara tante Lily. Pandangan Chaby berpindah ke wanita paruh baya itu.

"Kak Danzel tadi lagi buru-buru tante." ia menjelaskan.

"Iya ma." Pika menimpali.

"Kak Danzel buru-buru keluar Kota jadi nggak sempet masuk." tambahnya.

Sang mama mengangguk mengerti.

"Ya udah, Pika beresin kamar kamu cepet." perintah wanita tua itu kemudian.

Pika memonyongkan mulutnya tapi tetap pergi meski malas-malasan.

"By, tunggu bentar ya aku beresin kamar dulu." katanya ke Chaby sebelum naik ke kamarnya. Chaby hanya menatap kepergian Pika dengan wajah seperti tidak rela di tinggal sendirian.

"Kak Chaby, nonton kartun bareng Gatan yuk." ajak Gatan meraih tangan Chaby. tapi sebelum di jawab oleh gadis itu, mamanya sudah memotong.

"Gatan, mainnya besok aja. Ini udah jam tidur kamu, yuk mama temenin." kata mamanya melangkah kearah mereka.

"Tapi ma..."

"Udah jangan ngebantah, yuk." mamanya meraih tangan bocah kecil itu lalu melirik Chaby sekilas.

"Chaby gabung aja sama Decklan dan yang lain sambil nungguin Pika yah." ucap mama Decklan.

Ingin rasanya Chaby menolak atau memilih ikut tante Lily dan Gatan saja, sayangnya ia tidak bisa ngomong apa-apa, hanya bisa mengangguk setuju.

"Ngapain masih disitu?"

Suara Decklan membuatnya bergeming.

Ia menatap lurus kedepan, melihat ketiga pria itu yang sedang menatapnya balik. Perasaannya ketika melihat Decklan sudah biasa, mungkin ia sudah terbiasa. Andra? Pria itu dari awal memang tidak membuatnya takut. Tapi kak Bara...

1
Bola nasi
emang bener2 sakit ni omaa nya
Bola nasi
gilaaaa banget emaknya
Tuti irfan
Luar biasa
Lala Kusumah
syukaaaaaa ceritanya 😍😍
Kenzi Gummy
🙏🏼🙏🏼🙏🏼🤣🤣🤣🤣
julia sorong
Luar biasa
Suroyya AlGadrie
😭🤣🤣🤣🤣🤣🤣
piyo lika pelicia
pika kan wanita kecil yang kuat, dari cerita ini aku menemukan sebuah nama yang sangat cantik
Anonymous
Luar biasa
Sesha
gk jadi benci deh sama author nya
karyaku
hi kak transmigrasi menjadi istri mafia jangan lupa mampir y kk
Kasut Sekolah
/Sob/
Rafinsa
Luar biasa
Ella Fatur Rohman
🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣
Jennifer Jatam
Luar biasa
Jennifer Jatam
Biasa
Laeli Sulasiyatin
meskipun cuma fiksi..tp karya lo dach bikin gwe nangis 2 kli thorrr....
😭😭😭😭😭😭
Yanti Dwijaya
part ini aku ketawa capek 🤣🤣🤣🤣😭
Nurul Wafa
Luar biasa
Hope
bara km tau salah sasaran sampai berbuat sejauh itu ke chuby pdhl dia ga tau apa2 kok lgsg maen tampar aja sih 🙁😡🤬
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!