Ainun mengorek sampah karena itu memang pekerjaan nya setiap hari sebagai pemulung, namun pagi ini dia merasa seperti ketiban rezeki yang sangat besar karena menemukan koper bagus.
"MAYAAAAAT....
koper tersebut berisi potongan mayat seorang gadis, lebih parah nya lagi gadis itu berasal dari desa Bakti Reso, desa mereka sendiri dan dia adalah anak Tuan tanah di sini.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon novita jungkook, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 21. Tidak punya jantung
Maharani dan para besty mengumpat habis habisan karena baru ini mereka di kerjai oleh lawan sehingga tidak bisa melawan dan tidak tau juga wujud nya si pelaku, baru saja sempat ngobrol dengan Razi tentang siapa yang sudah membunuh pria ini sehingga jeroan nya di ambil dan dia mati dalam keadaan perut bolong.
Malah di tutup dengan awan hitam yang datang nya entah dari mana, membuat mereka semalaman dan baru sore hari lagi bisa keluar dari kabut hitam tersebut. bukan nya para wanita cantik ini tidak berusaha menembus nya, sudah di lakukan namun tetap saja tidak bisa sehingga mereka mau tak mau terkurung lah di dalam nya.
Kabut hitam sangat pekat dan menyesatkan mereka berempat, karena Razi sudah tidak boleh pergi lagi oleh mereka dan akan di bawa kehadapan Purnama. sebab arwah ini sangat aneh, kenapa bisa dia tidak tau siapa yang sudah membunuh nya sehingga dia mati dengan tragis sekali.
Selama Maharani dan Nilam serta Arini jadi hantu, baru kali ini ada setan yang tidak tau pembunuh nya siapa. karena mereka tidak paham akan hal itu, memang lebih baik bila di bawa saja kehadapan Purnama untuk di tanyakan kan langsung, Ratu ular mungkin saja paham titik perkara nya yang begitu rumit.
Paling lama lama rambut Purnama akan rontok karena sangking setres nya menghadapi masalah berat begini, bila tidak di hadapi dia juga merasa bersalah karena dia pun kemampuan. yang nama nya kemampuan pasti harus di gunakan untuk hal ini, bila tidak maka tak mungkin dia di beti kemampuan yang sangat besar.
Setidak nya Purnama bisa sedikit melupakan rasa bersalah nya pada orang orang yang dulu ia bunuh dengan kejam dan sadis, kadang kala dia pun masih menghukum diri nya karena menyesal atas apa yang sudah dia lakukan. maka nya sekarang setelah ada rumor yang tidak enak, Purnama sangat cemas dan ketakutan bila anak atau keponakan nya salah jalan.
"Ini Abang nya dari korban pertama, bisa jadi dia di bunuh Sukma atau juga pembunuh Sukma yang membunuh dia." jelas Maharani saat membawa Razi pulang.
"Dia tidak tau siapa yang sudah membunuh nya, Pur!" Nilam ikut menjelaskan.
"Pembunuh rasa nya punya kekuatan yang berbeda, dia bahkan bisa mengurung kami dalam kabut asap hitam." Arini turut bicara.
"Lalu kalian tidak bisa keluar dari kabut itu?" Purnama sinis ketiga nya.
"Kabut nya sangat kuat, bahkan lebih kuat dari punya Nino." Nilam membela diri agar tidak terlalu malu.
"Aku malah curiga ini jangan jangan satu sekte pula dengan Nino." cemas Arini.
"Jangan sangkut paut kan dengan dia, aku sudah mencari nya dan sama sekali tidak ada lagi yang kerja sama dengan Nino." sergah Purnama.
"Terus ini setan apa yang baru dan sangat kuat?" tanya Maharani.
"Aku juga belum tau, Ran!" Purnama kesal sekali karena di sini dia merasa di permainkan juga.
Entah siapa yang sudah mempermainkan nya hingga semua susunan rencana begitu licik dan rapi sekali, bahkan arwah yang di bunuh saja sampai tidak tau siapa yang sudah membunuh nya, hal itu yang terlalu mencolok aneh menurut Purnama atau pun member lain yang sudah mengetahui nya.
"Kau juga lagi sibuk apa sih? dari kemarin keluar masuk alam ghaib tidak ada sudah nya!" Maharani menatap Adik nya heran.
"Iya, kau malah membiarkan Arya pontang panting sendirian." Nilam ikut bertanya.
"Kau sedang ada masalah lain kah?" Arini pun penasaran jadi nya, sebab Purnama dan Arya ini biasa nya selalu berdua menyelesaikan masalah.
"Nanti kita bicarakan, aku mau ngobrol dengan arwah planga plongo ini dulu!" Purnama menatap Razi yang diam saja dari tadi.
"Siapa pun selalu saja di katai, memang dasar mulut mu ini." rutuk Maharani melirik Razi.
"Cepat sana kau cerita, jangan lama lama!" Nilam mendorong Razi agar mendekat.
"TUNGGU! aku dari tadi cuma mau tanya dengan kau, kenapa kau pakai sayap sialan itu?" Purnama gagal fokus dengan sayap Nilam.
"Anu, aku pengen coba saja." Nilam tersenyum malu dan segera melepas nya.
"Aaahhh, rasa nya darah tinggi ku naik lagi gara gara melihat ulah mu!" Purnama memijit kepala nya yang mumet.
Nilam segera melepas sayap nya yang warna pelangi agar tidak ketahuan pula dengan yang punya, bocah satu itu kadang kala ada galak nya juga. apa lagi melihat barang nya di pakai, dasar Nilam saja yang gatal ingin pakai sayap peri segala, karena cuma dia yang tidak punya sayap atau alat untuk terbang.
"Tidak usah hiraukan dia, katakan apa yang ingin kau katakan." Purnama menatap Razi.
"Aku ingin tau siapa yang sudah membunuh ku, Ratu." lirih Razi pelan dan sedih.
"Kau kalau cerita ya cerita saja, jangan pakai drama nangis segala!" Purnama menggebrak meja dan menarik leher Razi.
"Tenang, Pur!" Maharani menarik adik nya agar duduk lagi.
"Jangan nangis." Arini menepuk pundak nya Razi.
"I-iya! aku tidak menangis lagi." Razi tergagap ketakutan.
"Cerita saja, aku malas melihat laki laki yang gampang menangis." sentak Purnama kesal bukan kepalang.
"Itu cuma emosi nya saja, dia baik kok." Nilam berbisik pada Razi.
Yang di bisiki jadi kian ketakutan, sudah lah tadi juga di garap oleh setan tiga ini. malah sekarang ketemu Ratu nya yang tambah ugal ugalan saat mengamuk, rasa nya Razi ingin jadi manusia lagi dan tidak mau jadi setan karena ternyata begitu sengsara rasa nya jadi setan.
"Jadi kau tidak ingat siapa yang sudah membunuh mu?" Purnama menatap Razi tajam.
"Tidak, Ratu! aku hanya ingat Sukma datang dengan bentuk nya yang sangat seram, saat dia mendekati ku ada sesuatu yang menyambar nya dan aku tidak ingat apa apa lagi." cerita Razi.
"Luar biasa sekali setan ini, entah setan atau manusia." lirih Maharani.
"Apa kau juga tidak melihat bayangan yang menyambar Sukma?" Purnama bertanya pada Razi.
"Tidak, Ratu! aku tidak bisa melihat nya karena dia sangat cepat dan kuat." Razi kembali menggeleng.
"SIALAN!"
"Aahhh!" Razi kaget sekali karena Purnama terus mengumpat.
"Dia memang begitu, makanan sehari hari nya mengumpat." bisik Nilam agar Razi tidak kaget.
"Kau tidak punya penyakit jantung kan?" Arini bertanya pada Razi.
"Aku sudah tidak punya jantung lagi, Mbak." jawab Razi pula.
"Goblok!" Maharani dan Nilam kompak mengatai Arini.
Yang di katai hanya mesem saja, salah bicara dia karena setan yang ada di depan nya sudah tidak punya jantung lagi, jadi bagai mana bisa mau sakit jantung. Purnama masih terdiam menerka nerka apa yang sudah membunuh Razi ini, kasus demi kasus rasa nya sangat rumit untuk di pecah kan.
lanjut thor 🙏💪😘
biasanya dukun kan bisa memperdaya siapa yang diinginkan ya... apa mungkin saking bencinya Ama laki-laki ya....
terungkap sudah misteri kematian Sukma. tinggal nyari siapa pihak ketiga yang sudah menyabotase mayat Sukma dan juga yang membunuh para warga desa... ini korbannya yang masih muda-muda kayaknya.. bisaan milihnya..