Karena hukuman, akhirnya Eighar harus di pindahkan ke sekolah aneh yang berisi orang-orang yang aneh pula. Sekolah macam apa yang di maksud?? Tak ada yang khusus, kecuali murid-murid serta sistem sekolahnya yang terbalik. Lalu, apa yang mengganjal dari hal itu??
Baca lah sendiri!!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Gerimis Senja, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Game Selesai
Leon yang berada di dekat Eighar lantas menggeleng sambil berkata, "Maaf.. tapi gue harus nyerang elu karena elu adalah target selanjutnya." tukasnya, tapi Eighar melihat ada ketidakyakinan dalam dirinya.
Leon mengangkat tangannya yang menggenggam bendera serta tongkatnya. Ia hendak mengayunkan tangannya ke arah Eighar, tapi tangannya tiba-tiba saja terhenti dan ia seolah merasa bendera tersebut menjadi begitu berat. Eighar mengernyit dan melihat bendera yang berada tepat di samping wajahnya.
"T.. tangan gue gak bisa gerak." ucap Leon, dan tentu saja ia berbohong kala mengatakannya.
Menyadari hal itu, Eighar tersenyum. Ia mengabaikan Leon yang berpura-pura kesakitan lalu menatap begitu banyak orang yang kini berlari hendak menerjang dirinya.
Ketika salah satu dari mereka mendekat dan melemparkan tongkat bendera ke arah Eighar,
Bruuuk!!
Tiang tersebut mengenai kepala Eighar, dan lelaki tadi tak berniat untuk menghindar atau pun menepisnya. Leon terperangah dan menoleh, ia tertegun saat melihat tongkat bendera jatuh tepat di kaki Eighar, bersamaan dengan jatuhnya seorang lelaki yang melemparkan benda tersebut.
Lelaki itu tersungkur, dan Leon menilik lebih teliti ketika mendapati orang tersebut sudah tak bergerak lagi. Melihat kejadian serupa, orang-orang yang berniat menyerang Eighar tiba-tiba saja menghentikan langkah mereka, mereka mematung sejenak untuk mencerna apa yang sedang terjadi.
"K.. kok dia pingsan?" tanya Leon parau.
"M.. mulutnya berasap! Keluar asap! Kayaknya dia kesetrum deh, tapi... kenapa?" balas yang lainnya.
Eighar hanya menatap mereka dalam diam, mengembangkan senyum lalu menghilangkan senyum itu seketika. "Ayo, yang mau kejadian yang sama kayak dia, ayo serang gue!" tukas Eighar, dan tentu saja itu membuat para penyerangnya tiba-tiba saja ragu.
"K.. kok bisa? Kok bisa lu ngendaliin game. Ini semua kan permainan Leader, kenapa Japi nurut ke elu?
"Ini belum pernah terjadi sebelumnya. Dan Japi juga gak ngerespons apa-apa tentang semua ini."
"Berarti, ini persetujuan dari Japi."
Melihat rekaman tersebut dari Japi miliknya, Brian langsung beranjak dari tempat duduknya dan mendengkus kesal. Dadanya naik turun dan wajahnya merah padam. "Japi? Apa-apaan ini?" geram Brian sambil mengepalkan kedua tangannya dengan kuat. "Gue leadernya disini. Game adalah ranah gue dan elu gak berhak menolak keputusan gue apapun itu. Lu tau kan, kalau hari game adalah hari pembebasan. Hukuman ditentukan oleh Leader, bukan elu. Jadi, lu bener-bener gak punya hak buat ikut campur Japi!!" bentak Brian tepat di depan smart watches miliknya, sengaja ia dekatkan dengan mulutnya.
".... Pernyataan di tolak, sistem mendeteksi adanya kesalahan."
"Gue leader, Brian Alvaro seorang leader yang memiliki hari game di A.K School!! Gue yang nentuin hukuman dan permainan di hari ini!!" bentak Brian lagi.
"....Pernyataan tak kami mengerti, pernyataan di tolak dan sistem mendeteksi adanya kesalahan."
"Brengs (Brengsek)!" kecam Brian. Ia pun menoleh ke arah Eighar yang ternyata sedang menyaksikan kemarahannya. Eighar mendongakkan kepalanya dan tersenyum menatap Brian, dan tentu saja itu benar-benar menyulut emosi dan kesabaran Brian.
"Hoi!! Dengar kalian semua!!" pekik Brian dari singgasananya, dan tentu saja semua orang yang panik menatapnya. "Siapapun yang gak menghajar anak itu, gak bakalan ada yang gue nyatain sebagai pemenang!!" pekik Brian lagi.
"Ngapain dia mekik-mekik kayak gitu? Bukannya cukup masukin data ke Japi, di verifikasi terus semuanya bakal dapat pemberitahuan, ya?" gumam Leon kebingungan. "Biasanya juga gitu, kalau mau ngomong itu kan cukup sampain ke Japi."
"Oh, jadi gitu?" gumam Eighar. "Jadi Japi ada di pihak gue? Karena dia menolak perintah dari leader." batinnya.
"SERANG ANAK ITUUUUU!!" pekik Brian, dan beberapa orang yang sempat ragu kini mulai menerjang kembali.
Satu juta adalah nilai yang besar bagi sebagian dari mereka. Mereka yang benar-benar di buang orang tua ke A.K School, hanya menggantungkan hidup dari permainan game yang menghasilkan uang. Dari sini lah mereka bisa membeli makanan untuk bertahan hidup, meskipun A.K School menyediakan makanan cepat saji di kamar para siswa, dan makanan gratis di kantin sekolah, tapi di luar jam sekolah, kantin gratis tutup. Dan yang buka hanya kantin yang memang memperjualbelikan makanan. Dan itu semua butuh uang.
Di game ini, jika punya kesempatan untuk menang, maka mereka akan berjuang sekuat tenaga untuk menang dan mendapatkan uang. Karena di game selanjutnya mereka belum tentu mendapatkan peluang untuk menang lagi, karena tentu gamenya pun akan berubah.
"MAJUUUUUU!!!!" pekik mereka dan mulai berlarian menuju Eighar.
Eighar mengerutkan alis ketika melihat keyakinan mereka telah kembali. Mereka pun berpikir kalau seseorang yang pingsan selepas menyerang Eighar tadi memang karena adanya kesalahan atau sistem eror, yang membuat ia dihukum dan pingsan. Perintah Leader bersifat mutlak dan tak mungkin berubah.
Mereka semua berlari, yang paling cepat sampai hanya ada dua orang, mereka melakukan pukulan di bagian lengan, karena Eighar menepis, dan juga di bagian kaki, karena Eighar lengah.
Eighar meringis dan menahan sakit. Ia hampir oleng namun masih bisa berdiri. Sementara itu, dua orang yang baru saja menyerang dirinya pun ikut ambruk dan tak sadarkan diri.
Yang lainnya tak perduli meskipun melihat dengan mata kepala mereka sendiri. Mereka masih bersikeras menyerang Eighar, dan ini menjadi tontonan yang menarik bagi Brian.
Situasinya kian buruk. Jika tak melawan maka akan babak belur, namun kalau melawan apakah Eighar akan mendapatkan hukuman? Pilihan Eighar hanya satu, menghindar tanpa membalas serangan mereka.
Tapi berupaya sekeras apapun, Eighar kalah jumlah. Ia mendapatkan serangan pada beberapa bagian tubuhnya, dan perlahan ambruk karena hal tersebut, meskipun yang menyerangnya juga ikutan ambruk.
Orang-orang masih ada ratusan, dan ratusan orang itu masih bertekad untuk menghajar Eighar. Melihat hal itu di dekatnya, membuat Leon mau tak mau beranjak. Ia berdiri di dekat Eighar dan membantu menangkis serangan demi serangan terhadap Eighar. Tak hanya itu, seorang gadis berambut merah pun ikut membantu, meskipun wajahnya sinis, tapi kelihatannya ia baik.
"Michelle?!" sentak Leon, meyakinkan Eighar kalau mereka saling kenal.
"Ngapain lu nolongin dia?" tanya Michelle sambil berdiri saling memunggungi dan bersiap menghadapi serangan.
"Elle, dia bisa mati lah kalau di serang orang sebanyak itu. Lagian ngapain juga lu ikutan bantu?" balas Leon.
"Ya karena lu bisa mati juga kalau bantuin dia!" balas Elle.
"Oi oi, udah. Gue gak minta bantuan lu bedua." timpal Eighar, hingga membuat mereka berdua kesal dan mendorong Eighar pada para musuh.
"Nah, tonjok aja!" ucap mereka serentak ketika Eighar tersungkur.
Tentu saja jatuhnya Eighar membuat orang-orang menyerang dan menginjaknya. Setiap serangan yang terjadi, membuat orang-orang itu pingsan.
Alarm di smart watches milik Brian berbunyi, membuat lelaki ini meniliknya dengan seksama. "Atas nama Leader Brian, harap hentikan games sebelum anda di diskualifikasi."
"Apa?!" sentak Brian tak terima. "D.. diskualifikasi?" Kalimat yang tak pernah terdengar di telinga Brian selama ia menjadi Leader di sekolah ini.
"Tiga serangan lagi maka anda akan didiskualifikasi."
"BERENTI!! SEMUANYA BERENTI!!" pekik Brian, membuat orang-orang yang hendak menyerang Eighar pun terhenti. Keringat mengucur deras di pelipis Brian, sementara Eighar yang terkapar hingga luka di kepalanya pun kembali berdarah hanya bisa meledek Brian dengan senyumannya. Dan tentu Brian menggertakkan giginya dengan tangan yang terkepal kuat.
"Game kedua, selesai." pekik Brian.
".... Permintaan di mengerti."
"Dan posisi elu juga, selesai." balas Eighar sambil terkekeh.
Brian menyelis, mencari keberadaan Eighar dan menatapnya dengan bengis. "Siapa anak ini?"
Bersambung...
semoga puasa kita smw lancar dan di terima Allah 🤲🤲
selamat berpuasa semua 🥰🥰
Mgkn ini mksd Author, musuh sebenarnya eighar. /Smile/
Next Thor...