NovelToon NovelToon
Rahasia Sang Wanita Besi

Rahasia Sang Wanita Besi

Status: tamat
Genre:Tamat / CEO / Kehidupan di Kantor / Identitas Tersembunyi / Wanita Karir / Fantasi Wanita
Popularitas:1.4k
Nilai: 5
Nama Author: Nuah

Rahasia Sang Wanita Besi

Sebagai sekretaris pribadi, Evelyn dikenal sempurna—tepat waktu, efisien, dan tanpa cela. Ia bekerja tanpa lelah, nyaris seperti robot tanpa emosi. Namun, di balik ketenangannya, bosnya, Adrian Lancaster, mulai menyadari sesuatu yang aneh. Semakin ia mendekat, semakin banyak rahasia yang terungkap.

Siapa sebenarnya Evelyn? Mengapa ia tidak pernah terlihat lelah atau melakukan kesalahan? Saat cinta mulai tumbuh di antara mereka, misteri di balik sosok "Wanita Besi" ini pun perlahan terkuak—dan jawabannya jauh lebih mengejutkan dari yang pernah dibayangkan Adrian.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nuah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 15: Serangan ke Markas Leonard

Mobil melaju dengan tenang di bawah cahaya lampu kota yang temaram. Di dalamnya, Evelyn duduk di kursi depan, menatap keluar jendela dengan tatapan dingin. Hatinya berdebar, bukan karena takut, tetapi karena antisipasi. Ini bukan sekadar misi balas dendam, ini adalah perang untuk kebebasan mereka.

Di kursi belakang, Sophia sibuk memeriksa kembali tablet dan sistem komunikasi. "Alat pengacau sinyal siap diaktifkan begitu kita mendekat," katanya sambil menyesuaikan earpiece-nya.

Liam, yang duduk di sebelahnya, mengecek senjatanya satu per satu. "Begitu kita masuk, kita hanya punya lima belas menit sebelum mereka sadar ada sesuatu yang salah. Pastikan kita bekerja cepat."

Evelyn mengangguk. "Ingat, tujuan utama kita adalah Leonard. Jika kita bisa menangkapnya hidup-hidup, itu lebih baik. Tapi kalau tidak, pastikan dia tidak pernah bisa menyakiti kita lagi."

Mobil berhenti di sudut jalan sekitar dua blok dari markas Leonard. Dari sini, mereka harus berjalan kaki agar tidak menimbulkan kecurigaan.

"Semua siap?" tanya Evelyn, menatap satu per satu anggota timnya.

Mereka semua mengangguk.

"Baiklah. Kita mulai."

Menyusup ke Dalam

Evelyn dan timnya bergerak dalam bayangan, menyelinap melewati gang sempit hingga mencapai bagian belakang gedung Leonard. Seperti yang Sophia prediksi, ada lorong layanan yang jarang diawasi. Hanya ada dua penjaga di sana.

Liam memberi isyarat kepada Evelyn, lalu bergerak cepat ke arah penjaga pertama, membekapnya sebelum sempat berteriak. Evelyn menangani yang satunya lagi dengan pukulan cepat ke tenggorokan, membuatnya pingsan seketika.

"Jalan bersih," bisik Liam.

Mereka masuk ke dalam melalui pintu belakang dan segera berpisah sesuai rencana. Evelyn, Liam, dan dua orang lainnya menuju ke lantai atas untuk mencari Leonard, sementara Sophia dan tim teknis menuju ruang server untuk menonaktifkan sistem keamanan.

Di koridor yang sepi, Evelyn merasakan detak jantungnya semakin cepat. Ini bukan pertama kalinya dia berada dalam situasi seperti ini, tetapi kali ini berbeda. Kali ini, dia mempertaruhkan segalanya.

Menghadapi Penjaga Leonard

Ketika mereka hampir mencapai lantai atas, alarm tiba-tiba berbunyi.

"Sial! Ada yang menemukan mayat di bawah!" seru Liam.

"Berarti kita harus bergerak lebih cepat," kata Evelyn.

Tiga penjaga berlari ke arah mereka dengan senjata terangkat. Evelyn melompat ke depan sebelum mereka sempat menembak, menendang salah satu penjaga tepat di wajah. Liam menembak yang kedua, sementara anggota tim lainnya menangani yang ketiga.

"Dua menit lagi sebelum pengacau sinyal mati," suara Sophia terdengar di earpiece mereka.

"Kita harus temukan Leonard sekarang juga!" balas Evelyn.

Mereka berlari melewati lorong, membuka setiap pintu yang mereka lewati. Akhirnya, di ujung lorong, mereka menemukan sebuah ruangan besar dengan pintu baja.

"Liam, ledakkan!" perintah Evelyn.

Liam menempelkan peledak kecil ke pintu dan menyalakannya. "Mundur!"

Pintu itu meledak dalam sekejap, asap memenuhi ruangan. Evelyn masuk lebih dulu, senjata terangkat.

Di dalam, Leonard duduk di belakang meja dengan tenang, dikelilingi empat pengawalnya.

"Akhirnya kau datang, Evelyn," katanya dengan seringai licik. "Sudah kuduga kau akan mencoba sesuatu seperti ini."

Evelyn menatapnya tajam. "Permainanmu sudah selesai, Leonard."

Leonard tertawa. "Kau pikir bisa menyingkirkan aku begitu saja?"

Salah satu pengawalnya mengangkat senjata, tetapi sebelum dia sempat menarik pelatuknya, Evelyn menembaknya tepat di kepala.

"Tersisa tiga," gumam Liam.

Pertarungan sengit pun dimulai. Evelyn menghadapi dua pengawal sekaligus, menghindari pukulan dan serangan mereka dengan lincah. Liam menahan yang ketiga, sementara anggota tim lainnya memastikan tidak ada bala bantuan datang.

Evelyn menendang satu pengawal ke belakang, lalu memutar tubuhnya untuk meninju yang satunya lagi. Namun, Leonard menggunakan kesempatan itu untuk melarikan diri ke pintu rahasia di belakang meja.

"Leonard kabur!" teriak Sophia melalui earpiece.

Evelyn tidak membuang waktu. Dia berlari mengejar Leonard, meninggalkan Liam dan yang lainnya untuk menangani sisanya.

Kejaran di Atap

Leonard berlari menuju tangga darurat, naik ke atap gedung. Evelyn mengejarnya tanpa ragu.

Ketika dia sampai di atas, Leonard sudah menunggu dengan pistol di tangan.

"Kau pikir bisa menang dariku?" tanya Leonard sambil menodongkan senjatanya ke Evelyn.

Evelyn tetap tenang. "Aku tidak berpikir. Aku tahu."

Leonard menekan pelatuknya, tetapi Evelyn sudah lebih dulu bergerak. Dia menendang pistol dari tangan Leonard dan menyerangnya dengan pukulan bertubi-tubi.

Leonard mencoba melawan, tetapi Evelyn lebih cepat dan lebih kuat. Dengan satu pukulan terakhir, dia menjatuhkan Leonard ke tanah.

Liam dan yang lainnya tiba di atap tepat waktu untuk melihat Evelyn menodongkan pistol ke kepala Leonard.

"Bagaimana, Evelyn?" tanya Liam.

Evelyn menatap Leonard yang terengah-engah di bawahnya. Dia bisa menghabisinya sekarang, tetapi… tidak.

"Kita bawa dia hidup-hidup," kata Evelyn akhirnya. "Dia akan membayar atas semua yang telah dia lakukan."

Leonard tertawa kecil meski wajahnya berlumuran darah. "Kau pikir ini sudah berakhir?" katanya dengan suara lemah. "Kau tidak tahu apa yang sebenarnya terjadi."

Evelyn mengernyit. "Apa maksudmu?"

Leonard tersenyum miring. "Ada sesuatu yang lebih besar dari ini semua. Dan kau baru saja membuka pintu ke neraka."

Evelyn menatapnya dengan curiga, tetapi sebelum dia sempat bertanya lebih lanjut, suara sirene polisi mulai terdengar di kejauhan.

"Kita harus pergi sekarang!" seru Sophia.

Liam dan yang lainnya mengikat Leonard, lalu membawa tubuhnya turun. Evelyn mengambil satu napas panjang sebelum mengikuti mereka.

Dia tidak tahu apa yang Leonard maksud, tetapi satu hal pasti—ini belum berakhir.

.

.

.

Evelyn menghela napas panjang, merasakan beratnya keputusan yang baru saja diambilnya. Ketika mereka berhasil membawa Leonard ke ruang tahanan yang aman di markas bawah tanah mereka, ia merasakan gelombang ketegangan yang semakin memuncak. Apa yang Leonard katakan tentang “pintu ke neraka” membuatnya merasa seperti ada sesuatu yang lebih besar, lebih berbahaya, yang sedang mengintai mereka.

Tim segera mengamankan Leonard, memeriksa tubuhnya untuk senjata tersembunyi. Sophia menatap layar monitor dengan cemas. "Polisi sudah semakin dekat," katanya. "Kita harus cepat. Jika kita ingin mendapatkan informasi lebih dari dia, kita perlu bertindak cepat."

Evelyn mengangguk, menatap Leonard yang kini terikat di kursi besi. Di matanya terdapat sinar kegilaan yang sangat jelas. Tidak ada keraguan bahwa dia bukan hanya seorang mafia biasa, tetapi ada sesuatu yang jauh lebih gelap di dalam dirinya.

"Leonard," Evelyn memulai, suara tegasnya bergema di ruang bawah tanah yang sunyi, "Kau akan memberitahuku segala sesuatu yang kau ketahui, mulai sekarang."

Leonard menyeringai, mulutnya sedikit kering, namun senyumnya tetap mencolok. "Apa yang ingin kau ketahui, Evelyn? Dunia ini lebih besar dari yang kau kira," katanya, suaranya penuh sindiran. "Kau dan timmu tidak akan bisa menghentikan apa yang sudah dimulai."

Evelyn menatapnya tajam. "Aku akan menghentikanmu, Leonard. Kau tahu betul bahwa aku tidak takut dengan ancamanmu. Tetapi jika kau ingin hidup sedikit lebih lama, kau akan memberi tahu aku siapa yang sebenarnya mengendalikan semuanya."

Leonard tertawa, tertahan dan dalam. "Oh, kau sudah berada jauh di atas permukaan sekarang, Evelyn. Tapi kau tidak tahu apa yang sebenarnya sedang terjadi di bawah. Apa yang kau pikirkan tentang aku adalah permainan kecil. Ada kekuatan yang lebih besar yang menggerakkan semua ini."

"Siapa mereka?" tanya Evelyn, suaranya terdengar lebih dingin dari sebelumnya.

Leonard tidak langsung menjawab. Waktu terasa berjalan lebih lambat, dan Evelyn bisa merasakan ketegangan yang semakin memuncak. Timnya siap di belakangnya, menunggu untuk menerima instruksi lebih lanjut. Tapi semua mata tertuju pada Leonard yang tampaknya sedang mempertimbangkan sesuatu.

Akhirnya, Leonard berbicara, suaranya pelan namun penuh makna. "Kau ingin tahu siapa yang mengendalikan segalanya? Mereka adalah orang-orang yang berada di balik organisasi yang jauh lebih tua dan lebih berbahaya. Mereka memiliki lebih banyak uang, lebih banyak kekuasaan, dan lebih banyak orang di seluruh dunia. Mereka tidak hanya berbisnis dengan narkoba, senjata, dan kekerasan. Mereka mengendalikan politik, ekonomi, dan—"

"Apakah ini tentang 'The Crimson Order'?" Evelyn menyela, matanya menyipit.

Leonard terdiam, lalu tersenyum jahat. "Ternyata, kau sudah mendengar tentang mereka."

Evelyn merasa seolah-olah seluruh dunia yang dikenalnya terguncang. "The Crimson Order..." gumamnya pelan, menyadari bahwa ini bukan hanya tentang Leonard atau kelompoknya, tapi tentang sebuah organisasi yang lebih besar yang telah tersembunyi dalam bayang-bayang selama bertahun-tahun.

"Kenapa kau tidak memberi tahu aku lebih banyak?" tanya Evelyn, suara terisaknya keluar begitu mendalam. “Apa yang kalian rencanakan selanjutnya?”

Leonard menatapnya dengan senyum penuh ejekan. "Kau pikir aku akan memberi tahu orang sepertimu? Aku tidak akan memberi tahumu apa pun tentang mereka. Mereka lebih dari sekadar musuh yang bisa kau kalahkan dengan mudah." Dia mengangkat bahunya. "Aku hanya bagian kecil dari gambar besar ini."

Evelyn menarik napas dalam-dalam, mencoba menenangkan dirinya. Dia tahu Leonard bukan orang yang mudah untuk dipaksa bicara, tapi dia juga tahu bahwa kunci untuk menghancurkan organisasi ini ada di tangannya. "Kau hanya akan memperpanjang hidupmu sedikit lebih lama jika kau berbicara," Evelyn berkata dengan suara rendah. "Jadi, aku sarankan kau mulai berbicara sekarang."

Leonard mengangkat alis, dan untuk sesaat, seolah-olah dia mulai ragu. Namun, pada akhirnya, dia hanya tertawa pelan. "Kau tidak akan bisa menang, Evelyn. Mereka selalu satu langkah lebih maju."

Di luar ruang tahanan, Sophia memperhatikan layar komunikasi dengan cemas. "Mereka semakin dekat," katanya dengan suara khawatir. "Kita harus segera bergerak."

Evelyn menatap Leonard sekali lagi, merenung sejenak, lalu berbalik ke timnya. "Kita akan membawa dia keluar dari sini. Kita tidak bisa membiarkan dia jatuh ke tangan mereka."

Tepat saat itu, suara langkah kaki terdengar mendekat, diiringi dengan bunyi kendaraan yang semakin jelas di luar. Evelyn tahu bahwa waktu mereka hampir habis. Mereka harus pergi segera, atau mereka akan terjebak di sini tanpa jalan keluar.

Tim bergerak cepat, mengamankan Leonard dan menyiapkan segala sesuatunya untuk meninggalkan markas bawah tanah. "Sophia, pastikan kita meninggalkan bukti yang cukup untuk menghancurkan Leonard dan The Crimson Order. Jangan biarkan mereka melarikan diri," perintah Evelyn.

Sophia mengangguk dan segera mengakses komputer untuk memastikan mereka meninggalkan jejak yang cukup untuk mengungkap jaringan ini lebih lanjut.

Evelyn dan timnya melarikan diri dengan Leonard dalam keadaan terikat, menuju tempat yang lebih aman untuk melanjutkan interogasi mereka. Di sepanjang jalan, Evelyn memikirkan kata-kata Leonard dan apa yang telah diungkapkannya tentang organisasi yang lebih besar ini. "The Crimson Order..." dia mengulang dalam hati. "Apa yang mereka inginkan? Apa tujuan mereka?"

Evelyn tahu, ini hanyalah permulaan dari sesuatu yang jauh lebih besar. Dengan Leonard di tangan mereka, sekarang mereka harus menyiapkan langkah selanjutnya. Mereka harus memecahkan teka-teki ini, bahkan jika itu berarti berhadapan dengan kekuatan yang lebih besar dan lebih berbahaya dari yang pernah mereka bayangkan.

Namun, dalam hati Evelyn, ada satu keyakinan yang jelas: Dia tidak akan berhenti. Tidak ada yang bisa menghentikannya. Tidak sekarang, tidak ketika mereka baru saja membuka pintu ke dunia yang lebih gelap, penuh dengan misteri dan bahaya yang lebih besar.

Dengan Leonard di tangan mereka, dan The Crimson Order yang semakin mendekat, Evelyn tahu bahwa pertempuran baru saja dimulai.

1
ㅤㅤㅤ ㅤ🍃⃝⃟𝟰ˢ🫦🦆͜͡ 𝐀⃝🥀✰͜͡v᭄
siapa tuh sosok yang bertopeng apakah dia suruhan leo
ㅤㅤㅤ ㅤ🍃⃝⃟𝟰ˢ🫦🦆͜͡ 𝐀⃝🥀✰͜͡v᭄
bnr selesai aja misi nya baru deh nanti bicara soal perasaan 🤭
ㅤㅤㅤ ㅤ🍃⃝⃟𝟰ˢ🫦🦆͜͡ 𝐀⃝🥀✰͜͡v᭄
pasti kalian bisa menghancurkan musuh² itu
ㅤㅤㅤ ㅤ🍃⃝⃟𝟰ˢ🫦🦆͜͡ 𝐀⃝🥀✰͜͡v᭄
meskipun Leo udh ditahan masih aja ada musuh lain yang mau mengalahkan lyn dan teman² nya,
ㅤㅤㅤ ㅤ🍃⃝⃟𝟰ˢ🫦🦆͜͡ 𝐀⃝🥀✰͜͡v᭄
hati hati takutnya ada jebakan disana,semoga aja kalian menang melawan leo
ㅤㅤㅤ ㅤ🍃⃝⃟𝟰ˢ🫦🦆͜͡ 𝐀⃝🥀✰͜͡v᭄
semoga misi nya berhasil mengalahkan leo
ㅤㅤㅤ ㅤ🍃⃝⃟𝟰ˢ🫦🦆͜͡ 𝐀⃝🥀✰͜͡v᭄
JD benar kah lyn itu hasil penelitian dari leo
ㅤㅤㅤ ㅤ🍃⃝⃟𝟰ˢ🫦🦆͜͡ 𝐀⃝🥀✰͜͡v᭄
kapan perang dimulainya udh GK sabar nih melihat lyn dan sopi menghancurkan robot yg dibuat oleh leo
ㅤㅤㅤ ㅤ🍃⃝⃟𝟰ˢ🫦🦆͜͡ 𝐀⃝🥀✰͜͡v᭄
semoga lyn dan sopi bisa mengatasi robot yg digunakan oleh leo
ㅤㅤㅤ ㅤ🍃⃝⃟𝟰ˢ🫦🦆͜͡ 𝐀⃝🥀✰͜͡v᭄
keren ceritanya nya
ㅤㅤㅤ ㅤ🍃⃝⃟𝟰ˢ🫦🦆͜͡ 𝐀⃝🥀✰͜͡v᭄
semoga aja lyn selamat dan bisa keluar dari perangkap nya leo
ㅤㅤㅤ ㅤ🍃⃝⃟𝟰ˢ🫦🦆͜͡ 𝐀⃝🥀✰͜͡v᭄
sebentar lagi perang akan dimulai
ㅤㅤㅤ ㅤ🍃⃝⃟𝟰ˢ🫦🦆͜͡ 𝐀⃝🥀✰͜͡v᭄
untung aja lyn udh keluar dari gedung itu coba kalau TDK pasti udh ketangkep sama Leo
ㅤㅤㅤ ㅤ🍃⃝⃟𝟰ˢ🫦🦆͜͡ 𝐀⃝🥀✰͜͡v᭄
km pasti bisa mengatasi semua ini Evelyn biar rahasia nya tak terbongkar smaa org lain
ㅤㅤㅤ ㅤ🍃⃝⃟𝟰ˢ🫦🦆͜͡ 𝐀⃝🥀✰͜͡v᭄
walaupun udh ketangkep pria misterius itu masih aja belum cerita siapa org yg nyuruh mereka buat menghancurkan evelyn
ㅤㅤㅤ ㅤ🍃⃝⃟𝟰ˢ🫦🦆͜͡ 𝐀⃝🥀✰͜͡v᭄
siapa org yg sudah mengkhianati nya
ㅤㅤㅤ ㅤ🍃⃝⃟𝟰ˢ🫦🦆͜͡ 𝐀⃝🥀✰͜͡v᭄
untung ada Adrian JD kau bisa selamat dari musuh itu
ㅤㅤㅤ ㅤ🍃⃝⃟𝟰ˢ🫦🦆͜͡ 𝐀⃝🥀✰͜͡v᭄
Adrian masih penasaran sama sekertaris nya apakah dia akan mencari info lebih dalam
ㅤㅤㅤ ㅤ🍃⃝⃟𝟰ˢ🫦🦆͜͡ 𝐀⃝🥀✰͜͡v᭄
ada yang mata²n mereka kah ko Adrian bisa tau.
QueenRaa🌺
Keren banget ceritanya thorr✨️ Semangat up!!
Kalo berkenan boleh singgah ke "Pesan Masa Lalu" dan berikan ulasan di sana🤩
Mari saling mendukung🤗
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!