NovelToon NovelToon
Dendam Ratu Abadi

Dendam Ratu Abadi

Status: tamat
Genre:Tamat / Poligami / Dikelilingi wanita cantik / Epik Petualangan / Dendam Kesumat / Balas dendam dan Kelahiran Kembali / Ilmu Kanuragan
Popularitas:66k
Nilai: 4.9
Nama Author: Rudi Hendrik

Lama mengasingkan diri di Pulau Kesepian membuat Pendekar Tanpa Nyawa tidak tenang. Sebagai legenda tokoh aliran hitam sakti, membuatnya rindu melakukan kejahatan besar di Tanah Jawi.

Karena itulah dia mengangkat budak perempuannya yang bernama Aninda Serunai sebagai murid dan menjadikannya sakti pilih tanding. Racun Mimpi Buruk yang diberikan kepada Aninda membuatnya tidak akan mengenal kematian. Dia pun diberi gelar Ratu Abadi.

Satu-satunya orang yang pernah mengalahkan Pendekar Tanpa Nyawa adalah Prabu Dira Pratakarsa Diwana alias Joko Tenang tanpa melalui pertarungan. Karena itulah, target pertama dari kejahatan yang ingin Pendekar Tanpa Nyawa lakukan melalui tangan Aninda adalah menghancurkan Prabu Dira.

Aninda kemudian membangun kekuatan dengan menaklukkan sejumlah pendekar sakti dan menjadikannya anak buah.

Mampukah Aninda Serunai menghadapi Prabu Dira yang sakti mandraguna? Temukan jawabannya di Sanggana 8 yang berjudul "Dendam Ratu Abadi".

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rudi Hendrik, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Raab 24: Pelampiasan Prabu Dira

*Ratu Abadi (Raab)* 

Prabu Dira Pratakarsa Diwana menjadi emosional, ketika mendapat laporan dari kesepuluh Pendekar Pengawal Dewi Bunga. Para pendekar yang dipimpin oleh Cambang Botak kehilangan jejak Permaisuri Pedang alias Permaisuri Kusuma Dewi, meski kemudiannya jejak kepergian sang permaisuri terlacak.

Setelah mencari-cari info kepergian Permaisuri Kusuma Dewi bersama putranya Angling Kusuma, akhirnya para Pendekar Pengawal Dewi Bunga mendapat informasi dari prajurit di dermaga telaga.

Permaisuri Kusuma Dewi dan putranya pergi hanya berdua menaiki perahu menyeberangi telaga yang ada di belakang Istana Sanggana Kecil. Kuda yang mereka tunggangi ke dermaga ditinggalkan.

Istana Sanggana Kecil dibangun menyatu dengan pinggir selatan telaga besar yang dikenal bernama Telaga Fatara. Telaga besar dan luas itu menjadi pemisah wilayah Kerajaan Sanggana Kecil dengan Kerajaan Walangan.

Bisa saja Permaisuri Kusuma Dewi melalui jalur darat untuk sampai ke Kerajaan Walangan, yaitu lewat Kadipaten Hutan Malam Abadi. Namun, sang permaisuri memilih jalur tenang yang juga lebih dekat.

Permaisuri Kusuma Dewi akan berlabuh di Pelabuhan Sanggana yang terletak di Desa Gatalangot. Meski pelabuhan itu termasuk dalam wilayah Kerajaan Walangan, tetapi pelabuhannya dinamai “Sanggana” karena orang yang datang pasti berasal dari wilayah Sanggana.

Prabu Dira akhirnya memerintahkan kesepuluh Pendekar Pengawal Dewi Bunga untuk menyusul permaisuri mereka ke Kerajaan Walangan.

Sementara itu, setenang-tenangnya Prabu Dira, dia bisa dilanda emosi juga, tapi dia tidak sampai marah-marah kepada para abdinya. Dia justru melampiaskannya kepada Permaisuri Sandaria.

Meski sebelumnya Prabu Dira mengatakan bahwa dia sedang tidak bersemangat untuk melakukan aktivitas ranjang, tetapi gegara kepergian permaisuri cinta pertamanya, sang prabu dilanda uring-uringan. Ujung-ujungnya Prabu Dira menyalurkan emosinya dengan “menghajar” Permaisuri Sandaria di Istana Serigala. Padahak saat itu bukan Si Mungil yang dapat jatah gilir ranjang.

Jatah gilir ranjang seharusnya milik Permaisuri Kerling Sukma, tetapi karena Permaisuri Mata Hijau sedang dihukum, maka Prabu Dira memilih Permaisuri Sandaria sebagai serep.

Berbeda dari biasanya, kali ini Prabu Dira bermain garang, tidak pakai pemanasan. Langsung sprint lalu cetak gol, sampai-sampai Permaisuri Sandaria kewalahan. Namun demikian, Permaisuri Sandaria justru senang dan kian tertantang.

Permaisuri Serigala berusaha mengatasi dan mengendalikan keganasan suaminya dalam menabrak-nabrak, tetapi ternyata wanita sakti itu tetap tidak berhasil. Namun, sang permaisuri tidak kecewa, karena kegarangan suaminya dalam menghentak, tanpa sedikit pun lembut-lembutnya, justru memberi rasa yang juga lebih gila. Sampai-sampai wanita berambut subur itu melenguh panjang pada puncaknya.

“Ini lebih menakjubkan rasanya dari yang biasa, Kakang Prabu,” ucap Permaisuri Sandaria yang terkulai lemas dengan segala kemungilannya yang terbuka bebas.

“Baiklah. Karena amarahku masih ada yang tersisa, kau akan aku siksa lagi,” kata Prabu Dira dengan tatapan tajam kepada wajah Permaisuri Sandaria yang tersenyum bahagia dengan sepasang mata yang tertutup.

“Hihihi! Kakang Prabu pikir aku tidak sanggup bertahan?” kata Permaisuri Sandaria seraya tertawa cekikikan.

Prabu Dira yang sama-sama dalam kondisi buto lalu menetralisir kembali keprimaan Joko Kecil untuk melakukan ronde kedua.

Jangan ditanya apakah ada ronde ketiga atau keempat! Pada akhirnya Prabu Dira yang menyerah sendiri karena stok air kejantanannya sampai habis. Perlu menunggu produksi lagi.

“Hihihi…!” Permaisuri Sandaria hanya tertawa cekikikan menertawakan suaminya mendapati kenyataan yang ada. Meski itu bukan hal baru alias sering terjadi, tetapi bagi Permaisuri Serigala itu selalu menjadi hal yang lucu.

Permaisuri Sandaria sangat bahagia malam itu. Dia merasa dirinyalah pemenangnya. Dia tidak peduli nasib yang dialami oleh kedua madunya, yaitu Permaisuri Kerling Sukma dan Permaisuri Kusuma Dewi. Dia pun tidak ambil hati dengan suaminya yang sedang marah dan bersedih. Memang permaisuri centil itu lebih egois dari semua madunya. Cenderung mau nikmat sendiri.

Sementara itu, di saat Prabu Dira menghabiskan malam dengan mengeloni Permaisuri Sandaria, Permaisuri Mata Hijau dengan sedih harus meninggalkan putrinya, Putri Hijau Sukma.

Permaisuri Kerling Sukma berlutut di depan putrinya yang berusia delapan tahun itu. Gadis kecil cantik itu juga memiliki mata hijau yang sama dengan ibunya. Artinya dia mewarisi mata mamanya, bukan mata nenek atau kakeknya.

Di belakang Putri Hijau Sukma berdiri Ratu Tirana, Permaisuri Yuo Kai dan Permaisuri Ginari. Ketiga wanita itu menyempatkan diri untuk melepas kepergian Permaisuri Kerling Sukma.

“Hijau Sukma, Ibunda akan pergi jauh dan lama untuk melaksanakan tugas dari ayahmu. Tugas ini harus Ibunda laksanakan agar Ibunda tidak dihukum. Apakah kau mengerti?” kata Permaisuri Kerling Sukma lembut kepada putri kesayangannya. Dengan sepasang mata yang berkaca-kaca dia memegang kedua tangan putrinya.

“Iya. Aku mengerti, Ibunda,” jawab Putri Hijau Sukma, tanpa terbawa oleh suasana hati ibunya. “Tapi kenapa Ibunda sepertinya sedih?”

“Tidak. Ibunda tidak sedih. Mata Ibunda tadi terkena kain,” kilah Permaisuri Kerling Sukma berdusta. Lalu katanya lagi, “Kau tinggallah di Istana Ratu. Bermainlah dan jangan bertengkar dengan adikmu Ginang Selaksa.”

“Iya, Ibunda,” ucap Putri Hijau Sukma.

“Dan ketika Ibunda pulang, ilmu olah kanuraganmu, ilmu membaca dan menulismu, kesaktian dasarmu harus sudah lebih hebat dari sekarang. Jadi, jangan pernah berhenti belajar dan berlatih. Ingat, kau bersaing dengan saudara-saudaramu untuk menjadi yang paling unggul,” pesan Permaisuri Kerling Sukma.

“Aku pasti akan rajin belajar dan berlatih, Ibunda,” jawab Putri Hijau Sukma mantap.

Permaisuri Kerling Sukma lalu memeluk putrinya dengan erat. Dia menahan gejolak emosi kesedihannya di dalam dada. Dia tidak mau menangis di depan putrinya. Putri Hijau Sukma pun memeluk erat ibunya, yang meski sudah larut malam, tetap harum aroma tubuhnya.

Setelah sang ibu sudah mampu menenangkan emosi dan perasaannya, dia lalu menarik tubuhnya dari pelukan dan langsung menyuguhkan wajah yang tersenyum.

Dengan penuh kasih sayang, Permaisuri Kerling Sukma mengecup kening putrinya yang sangat cantik dengan mata hijaunya.

Permaisuri lalu bangkit berdiri. Dia mengusap-usap kepala putrinya. Setelah itu dia beralih memandang kepada Ratu Tirana yang sepasang matanya juga berkaca-kaca. Dia bisa merasakan apa yang dirasakan oleh madunya tersebut.

Berpisah dengan anak selama dua tahun, itu pasti akan sangat membebani rasa rindu. Jika hanya pergi bertugas selama satu purnama, tentunya tidak akan begitu masalah berpisah dengan si darah daging yang sedang di usia lucu-lucunya.

“Hamba mohon izin pergi, Gusti Ratu,” ucap Permaisuri Kerling Sukma seraya menjura hormat kepada Ratu Tirana.

“Aku akan memerhatikan dan mengasihi Putri Hijau Sukma dengan baik sesuai harapanmu, Permaisuri Mata Hijau,” kata Ratu Tirana.

“Terima kasih, Gusti Ratu,” ucap Permaisuri Kerling Sukma.

Dia pun lalu menjura hormat kepada Permaisuri Yuo Kai dan Permaisuri Ginari.

Setelahnya, Permaisuri Kerling Sukma berbalik dan menaiki kereta kudanya yang terbuka, tanpa atap dan bilik. Hanya ada payung besar yang akan berguna di kala terang dan hujan.

Permaisuri Kerling Sukma tidak menengok lagi kepada putrinya setelah dia duduk, karena pada saat itu air matanya telah jatuh bergulir.

“Kita berangkat!” perintah Permaisuri Kerling Sukma kepada kusir kereta kudanya yang merupakan salah satu Pendekar Pengawal Dewi Bunga.

“Baik, Gusti,” ucap pendekar lelaki separuh baya. Dia lalu menghentakkan tali kendali yang mengatur dua ekor kuda penarik.

Pada saat yang sama, sembilan pendekar lainnya yang telah menunggu segera menaiki kudanya masing-masing. Rencananya, mereka akan mengantar dan mengawal sang permaisuri sebatas pantai utara. Tujuannya Pantai Segadis di wilayah Kerajaan Pasir Langit. (RH)

1
👣Sandaria🦋
aku kecewa lah, Om. pengen kucubit aja burungmu. atau jangan-jangan Om sengaja bikin kecewa biar burungmu dapat cubitanku🤔🤧
👣Sandaria🦋
ish pake diumumin segala🤦🏻‍♀️
ya begitulah Om. semua demi cinta dan kerinduan😘🤣
👣Sandaria🦋
oh gak ada cuannya ya Om? kirain di NT ini dengan gift dan hadiah nonton iklan yg readers berikan, Om sudah bisa beli jet pribadi, ternyata...🤦🏻‍♀️ pantesan si Tomy pensiun jadi author🙄😂
arumazam
mati lg
arumazam
mati kah lontong
arumazam
banyak pendekar main angin kyknya
arumazam
ayo siapa yg lbh jago
arumazam
waduh jd tumbal deh
arumazam
awas jebakan bos
arumazam
absen dulu bosss l
rajes salam lubis
hahaha gasss pooolll
rajes salam lubis
ada,,,saat berhubungan intim
rajes salam lubis
hahaha betul betul betul,bisa ae lu dro
rajes salam lubis
hihihi,kirain bebek ngambang om
rajes salam lubis
hmmm bisa ae lu dro
asta guna
kapan up
asta guna
gassss
Umar Muhdhar
5
Umar Muhdhar
4
Umar Muhdhar
3
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!