tidak salahkan aku mencintai papa angkatku? aku rasa tidak, walaupun kami terpaut umur belasan Tahuh, tapi aku rasa kami sangat serasi.
tak masalah dia hanya menganggapku anak, tapi aku pastikan dia hanya akan melihat aku. dan akan aku singkirkan wanita yang berniat mendekat pada ayah angkatku sekaligus lelaki yang aku cintai.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon dewi kim, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
10
Setelah menyuruh Alena untuk bersiap, Darius langsung masuk kedalam kamar, raut wajah lelaki itu juga tampak berubah, jika tadi Darius menampakan raut wajah marah di hadapan Alena, tapi Ketika masuk kedalam kamar, raut wajah Darius di penuhi dengan kesedihan.
Sungguh dia begitu nyeri Ketika harus mengusir putrinya sendiri, rasanya menyakitkan Ketika di paksa asing oleh keadaan. Dia menyayangi Alena dan Ken, kedua anak kembarnya seperti nafas nya dan sekarang dia di paksa harus menjauhi salah satu anaknya, dia benar-benar seperti kehilangan Alena, karena setelah ini dia benar-benar harus terus menjauhi putrinya,
“Maafkan papa Alena, papa hanya berharap kau tidak membenci papa,’’ Darius berbicara dengan suara yang sangat pelan, bahkan tanpa sadar bulir bening langusng terjatuh dari pelupuk mata Darius.
Alena masuk kedalam kamar dengan hati yang sangat remuk, tak terbayangkan sedikit pun dalam hati bahwa hari ini akan tiba, hari di mana Darius mengetahui semuanya dan mengusirnya, lalu mengatakan jijik padanya.
Sekarang Alena Kembali buntu, dia benar-benar harus kalah dan menyerah, cintanya benar-benar tak terbalas, dia sudah di usir dari sini, dan dia tidak mungkin terus meminta tinggal di apartemen ini, dan dia harus pasrah dengan perintah ayahnya. Dan bukan hanya itu saja, Alena yakin ayahnya akan memutus semua hubungan dengannya. Tidak akan lagi ada hubungan ayah dan anak angkat, semuanya benar-benar selesai.
Ketika sudah puas menangis, Alena langusng mengganti pakaiannya, rasanya terlalu menyakitkan jika terus berlama-lama di apartemen ini.
Setelah mengganti pakaian, Alena keluar dari kamar, seperti yang tdi Darius katakan, dia hanya harus mengganti pakaiannya saja, karena barang-barang mungkin akan di antarkan oleh lelaki itu.
Ketika sudah keluar dari kamar, ternyata Darius masih berada di dalam kamar, hingga Alena melihat ke sekitarnya lalu tersenyum getir dengan tangis yang berlinang, tentu saja karena di apartemen ini menyimpan kenangan manis Bersama sang ayah.
Alena menghapus air matanya Ketika mendengar suara pintu kamar Darius terbuka, Wanita itu langsung menunduk karena tidak sanggup melihat wajah ayah angkatnya.
“Ayo kita pergi sekarang,’’ ucap Darius dengan suara yang dingin, hingga Alena langsung bangkit dari duduknya kemudian mengikuti Langkah ayah angkatnya.
***
Ketika sudah berada di mobil, Darius focus mengemudi sedangkan Alena memilih untuk melihat kearah jendela, sejatinya kedua insan itu sangat-sangat berat untuk berpisah, bukan hanya Alena saja yang berat berpisah, Darius pun juga sama.
Setelah melewati perjalanan yang cukup Panjang, akhirnya mobil Darius sampai di depan apartemen, dan ternyata apartemen yang disiapkan oleh Darius untuk Alena ada di belakang kampus Alena, tentu saja agar lebih dekat dengan kampus Alena.
“Kamarmu ada di lantai 24, no 122. Jangan mengatakan apa pun pada kedua orang tuamu tentang ini. Mereka juga tidak tau tentang kau yang pindah ke apartemen baru dan jangan sampai mereka tau, kau turunlah, papa tidak bisa mengantarmu. Nanti anak buah papa yang akan mengantarkan semua barangmu."
Alena menghapus sudut matanya yang berair, jujur ini seperti perpisahan terkahir dengan ayahnya, karena tentu saja Alena sadar bahwa ayahnya tidak akan menemuinya lagi.
Alena menghela nafas sedalam-dalamnya, kemudian dia menoleh kearah sang ayah, wanita itu mengabadikan wajah lelaki yang dia cintai, walaupun saat ini Darius tidak mau melihat ke arahnya.
‘’Papa, aku mengerti perasaanmu, dan aku tau kau jijik padaku, aku minta maaf jika aku lancang mencintai papa, dan maaf juga membuat papa risi, aku berjanji aku tidak akan berusaha menemui papa lagi, jadi papa jangan khawatir, aku juga tidak akan mengatakan apa pun pada siapa pun, papa terima kasih juga atas jasa papa selama ini, dan mungkin ini pertemuan terkahir kita, aku akan pindah keluar negeri setelah semester satu berakhir, jadi papa tidak usah mengkhawatirkan apa pun. Dan sekarang, bolehkah aku memeluk papa untuk terahir kalinya?” tanya Alena. Dia hanya butuh satu kali pelukan dari Darius, maka dia akan melupakan ayah angkatnya dengan iklas, dia akan berusaha melepaskan cintanya pada lelaki yang sudah merawatnya dari bayi.
Darius yang sedari tidak menatap Alena menghela nafas beberapa kali Ketika Alena ingin di peluk olehnya, “Turunlah Alena, papa banyak kerjaan,’’ jawab Darius dengan tegas. Padahal dia juga ingin memeluk putrinya.
Alena mengigit bibirnya, berusaha untuk tidak menangis. “Baik papa, kalau begitu sampai jumpa, aku akan memblokir nomer papa agar kita tidak berkomunikasi lagi, kalau begitu selamat tinggal papa.’’ Dengan hati yang hancur.
Alena pun turun dari mobil sang ayah, dan ketika Alena turun, bahu Darius bergetar pada akhirnya tangis lelaki itu luruh juga, mungkin apa yang di katakana Alena memang benar, mereka tidak akan bertemu lagi, dan Darius sungguh hancur tidak bisa melihat putrinya lagi.
***
Alena masuk kedalam apartemen yang sudah Darius siapkan, apartemen yang akan selalu menjadi tempatnya untuk pulang dan juga tempat dia menempatkan kesedihannya.
‘’Tidak apa Alena, kau pasti akan mudah melupakan papa Darius.’’ Alena bisa saja mengatakan itu, tapi tangisnya semakin berlinang. Bagaimana mungkin dia bisa melupakan lelaki itu.
Alena langsung berjalan ke arah kamar, kemudian wanita itu berjalan ke arah ranjang lalu membaringkan tubuhnya di sana, tangisan yang tadinya hanya berupa isakan berubah menjadi tangisan yang sangat kencang.
"Papa, padahal aku hanya ingin memelukmu untuk yang terakhir kalinya. Semenjijikan kah aku di mata papa." Alena berbicara di tengah tangisnya.
***
Darius masuk ke dalam apartemennya, ketika dia masuk suasana sepi langsung terasa. Ada sakit yang tak terlihat menusuk relung jiwa, lelaki itu merasakan perasaan aneh yang luar biasa, biasanya Alena akan menyambutnya tersenyum padanya lalu memeluknya dengan erat,
Darius menggeleng-gelengkan kepalanya kemudian Kembali melanjutkan langkahnya untuk pergi ke kamar, lelaki itu sepertinya hanya ingin menghabiskan waktu di ranjang, dia berharap bisa tertidur agar bisa sedikit melepaskan kepedihannya.
Satu minggu kemudian
Alena melihat jam di pergelangan tangannya, ternyata waktu menunjukan pukul 7 malam, dan Alena sepertinya masih betah duduk di halte bis, padahal Alena sudah duduk di halte bisa sedari tadi sore. Tapi, rasanya dia tidak ingin pergi dari tempat itu.
Ini sudah satu minggu berlalu semenjak Alena di usir oleh Darius, dan setelah diusir oleh ayah angkatnya, Alena berusaha untuk tetap menjalani harinya seperti biasa. Dia tetap berkuliah walaupun dengan rasa sesak yang luar biasa, tapi setiap pulang kuliah Alena tidak langsung pulang ke apartemennya.Wanita itu selalu duduk di halte bis selama berjam-jam.
Di sana Alena hanya duduk, melamun dan melihat orng berlalu Lalang, selama seminggu ini Alena seperti kehilangan arah, jika dia langsung pulang setelah kuliah Alena merasakan nyeri yang luar biasa dan ujung-ujungnya dia akan menangis sepanjang waktu. Itu sebabnya setelah pulang kuliah Alena selalu duduk di halte bis selama berjam-jam dan akan pulang Ketika malam, dan setelah sampai apartemen Alena akan memakan obat penenang lalu tertidur tanpa makan malam.
Alena bangkit dari duduknya kemudian Wanita itu memutuskan untuk pulang, beruntung apartemen Alena dekat dari kampus hingga Wanita itu hanya tinggal berjalan saja.
Darius menghela nafas Ketika melihat Alena sudah meninggalkan halte bis, ya tanpa Alena tau, sebenarnya sang ayah selalu melihat dirinya dari kejauhan, Darius tidak mungkin melepaskan perhatian pada Alena begitu saja. Tapi sayangnya Darius hanya bisa memperhatikan Alena dari jauh.
Hatinya meronta-ronta ingin menghampiri putrinya, tapi otaknya melarang, dan Darius hanya berharap putrinya akan baik-baik saja.
Nyesek banget waktu Alena mau peluk Darius 🥹🥹
“