Lin Lianwei, seorang perampok dan ketua bandit dari kota X, tiba-tiba mendapati dirinya terjebak dalam tubuh seorang gadis desa bernama Lin Yuelan, gadis yang lemah dan malang, yang baru saja mengalami pelecehan oleh seorang pria tak dikenal.
Dalam kesakitan dan keputusasaan yang mendalam, Yuelan memilih untuk mengakhiri hidupnya dengan melompat ke sungai. Namun, alih-alih kematian, justru jiwa Lin Lianwei yang masuk ke dalam tubuh Yuelan pada saat genting itu.
Selama tiga bulan pertama, Lianwei mencoba memahami kehidupan barunya sebagai Lin Yuelan. Ia berusaha untuk bangkit dari tragedi yang dialami dan menjalani kehidupan baru ini dengan penuh kehati-hatian. Tetapi, sesuatu mulai terasa aneh. Tubuh barunya menunjukkan gejala-gejala yang membuatnya khawatir. Setelah mencari tahu, Lianwei pun terkejut mengetahui bahwa dirinya hamil.
Dengan ketidakpastian tentang siapa ayah dari anak yang dikandungnya, Lianwei merasa sangat kebingungan. Mampukah dia melewati situasi yang rumit ini?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Arlingga Panega, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
MENJUAL EMAS UNTUK MEMBANGUN RUMAH
Wajah Lin Yuelan langsung pucat, "Tidak! Ibu, anakku tidak bersalah, aku tidak akan pernah menggugurkannya!"
Mata nyonya Zhang langsung merah, "Lalu? Kau lebih memilih untuk menanggung malu dan di anggap sebagai gadis liar karena hamil tanpa menikah? Lan'er! Membesarkan seorang anak tanpa suami tidaklah mudah. Usiamu masih muda, kau bisa menemukan laki-laki yang baik dan menikah, kemudian hamil lagi."
"Ibu, meskipun aku harus mati, aku tidak akan pernah membunuh darah dagingku sendiri. Pria itu memang bersalah, tapi aku tidak ingin anakku menanggung kesalahan ayahnya." jawab Lin Yuelan dengan tegas.
"Apa yang kamu harapkan dari anak itu? Apakah pria itu akan mencarimu dan bertanggung jawab? Ini sudah 3 bulan, Lan'er! Dia tidak pernah menunjukkan batang hidungnya!" ucap nyonya Zhang setengah frustrasi.
"Ibu, anakku tidak membutuhkan seorang ayah, aku akan merawat dan membesarkannya sendiri!" Lin Yuelan semakin bertekad.
"Lan'er! Apa kau sudah gila? Jika warga desa tahu kau hamil, apakah menurutmu mereka tidak akan menghina dan menggertakmu?" tanya nyonya Zhang.
"Ibu, aku bisa tinggal dimana pun, selama aku bisa melahirkannya, aku tidak peduli meskipun harus melewati air dan api!" ucap Lin Yuelan.
Nyonya Zhang semakin murka, "Kau tidak bisa melawan pria itu saat melecehkanmu, lalu bagaimana kau menjaga emosimu di saat semua orang menghujat dan menghina? Apakah kau berpikir anakmu nanti tidak akan terbebani oleh kata-kata orang lain, yang mengatakan bahwa dia seorang anak liar yang tidak memiliki ayah? Pikirkan baik-baik!"
Lin Yuelan menatap mata Nyonya Zhang dengan tidak percaya, "Ibu, apapun yang terjadi di masa depan aku akan menanggungnya demi anakku."
"Kau benar-benar keras kepala! Apa hebatnya badjingan itu hingga kau rela mengorbankan hidup dan masa depanmu sendiri untuk merawat putranya? Dia bahkan tidak pernah peduli padamu!" ucap nyonya Zhang.
Lin Yuelan tidak pernah menangis, namun kali ini air mata wanita itu mengucur dengan deras di pipinya. "Ibu, sepahit apapun jalannya, aku akan berusaha untuk berdiri di depan anakku, aku akan melindunginya dengan nyawaku."
"Baiklah, jika kau tidak bersedia untuk mendengarkan saranku, maka jangan salahkan jika aku berbuat kejam!" ucap nyonya Zhang sambil beranjak ke kamarnya. Dia akan berkemas dan meninggalkan desa sebelum semua orang mengetahui kehamilan Lin Yuelan.
Lin Yuelan hanya tersenyum dingin, "Aku tahu di dunia ini tidak ada satu orang pun yang benar-benar menyayangiku! Nak, dimasa depan, ibu akan mengandalkanmu!"
Setelah berbicara seperti itu, Lin Yuelan juga mengemasi barang-barangnya, dia tidak mungkin tetap tinggal di sana, apalagi nyonya Zhang terlihat sangat kecewa dengan keputusan yang dia ambil.
Satu jam kemudian, sebuah kereta mewah berhenti di depan rumah sederhana itu, seorang pelayan turun dan segera mengetuk pintu. Nyonya Zhang membukanya dengan terburu-buru, dia memerintahkan pelayan untuk memindahkan semua barang ke kereta.
Lin Yuelan mendengarkan keributan dari dalam kamar, namun tidak berniat untuk keluar sama sekali. Baginya, nyonya Zhang setuju atau tidak, dia tetap akan melahirkan dan membesarkan anaknya.
Dua puluh menit kemudian, kereta segera berangkat, nyonya Zhang terdiam di dalam gerbong sambil memikirkan sikap tegas Lin Yuelan. Inikah naluri dan cinta seorang ibu, yang tidak ingin melihat anaknya terluka?
Lin Yuelan juga bergegas pergi, dia berniat untuk tinggal di desa lain. Sebelum itu, dia mengambil beberapa batangan emas, kemudian berjalan menuju kota dan menjualnya.
Ada banyak toko yang bersedia menerima emas-emas itu, hingga akhirnya Lin Yuelan menjualnya pada toko yang menawar harga lebih tinggi. Dia mendapatkan keuntungan lebih sedikit dari harga pasar, namun cukup untuk memenuhi kebutuhan hidupnya selama beberapa tahun ke depan.
Di tangannya saat ini terdapat 2.000 tael perak yang berbentuk uang tunai, dia pergi ke pemerintahan untuk bertanya ladang mana saja yang akan di jual? Dia membutuhkan tempat tinggal, semakin terpencil, menjadi semakin baik.
Petugas pemerintah tidak pelit, mereka segera menunjukkan satu persatu tanah yang akan di jual, Lin Yuelan memilih tanah yang berada di bawah gunung, dan langsung membayarnya, dia juga mendapatkan akta kepemilikan tempat itu dengan mudah.
Saat sedang berjalan-jalan di pasar dan berniat untuk mencari seorang pengrajin untuk membangun rumah, tanpa sengaja dia melihat dua orang pria yang duduk lesu sambil berbincang-bincang.
"Apa yang terjadi? Kami telah bekerja dengan begitu keras selama beberapa bulan terakhir, namun bos hanya membayar gaji setengahnya, rumah yang kita bangun bahkan hampir selesai, namun dia sepertinya sangat tidak puas, padahal itu sudah sesuai dengan cetak biru yang dia berikan sebelumnya."
"Sudahlah, lagi pula kita juga tidak bisa melawannya, mereka adalah orang-orang kaya dan memiliki banyak uang." jawab pria di sebelahnya.
"Paman, apakah kalian seorang pengrajin? Aku datang untuk membangun rumah." ucap Lin Yuelan sambil mendekat, kedua pria itu terlihat saling berpandangan, sebelum akhirnya menganggukkan kepala.
"Dimana orang tuamu, gadis?" tanya salah seorang pria itu, Lin Yuelan menggelengkan kepala.
"Ini aku, aku memiliki uang dan ingin membangun rumah, tidak ada hubungannya dengan keluarga."
Kedua orang pengrajin itu terlihat sangat kaget, Lin Yuelan terlihat masih berusia 14 atau 15 tahun, meskipun beberapa bagian tubuhnya belum sepenuhnya berkembang.
"Nak, membangun rumah membutuhkan uang yang cukup banyak, berapa yang kau miliki?"
Lin Yuelan mengeluarkan selembar uang kertas senilai 100 tael, "Apakah ini cukup?"
Kedua pria di depannya mengangguk, "Rumah seperti apa yang anda inginkan? Dan dimana rumah itu akan di bangun?"
Lin Yuelan mengeluarkan cetak biru dari balik lengan hanfunya, "Sebuah rumah kecil yang sederhana, dengan 2 kamar tidur, 1 dapur, satu ruang tamu dan memiliki dua kamar di sayap kiri dan dua kamar di sayap kanan."
"Ini? Gadis, aku tidak akan membohongimu, rumah seperti ini hanya bernilai 20 hingga 30 tael perak," ucapnya.
Lin Yuelan mengangguk, seolah-olah dia telah mengetahui harga sebelumnya, "Aku ingin kalian berdua mencarikan tukang kayu untuk membuat lemari, tempat tidur, kursi, meja dan yang lainnya. Aku juga membutuhkan tukang besi,"
Kedua pengrajin itu mengangguk, "Baiklah gadis, semua keinginanmu, kami akan menyelesaikannya. Mari kita lihat tempatnya dulu, dan tentukan kapan rumah itu akan di bangun."
Lin Yuelan tidak keberatan, dia mengajak kedua orang pria itu pergi untuk melihat tanah yang baru saja dibelinya. "Di sini!"
Hu bersaudara memperhatikan tanah yang di tunjukkan oleh Lin Yuelan, mereka juga segera melakukan pengukuran. "Ini? Pekerjaan akan selesai dalam waktu 1 bulan, 2 hari lagi, pembangunan akan segera dimulai."
Lin Yuelan mengangguk, "Aku mempercayakan semuanya pada kalian berdua."
"Tentu nona, jangan khawatir, rumah yang anda inginkan, akan segera diselesaikan dalam waktu cepat."
👍💪