"Aahh apa yang kak Angga lakukan?" teriak Nara dengan kencang sambil mendorong tubuh Angga menjauhi nya, Angga pun terjatuh dari ranjang yang otomatis penyatuan yang baru separo jalan pun terlepas karena Nara sadar dari obat tidurnya.
Dengan bibir bergetar dan air mata yang sudah mengalir deras di wajah, Nara mencoba turun dari ranjang tapi sayangnya Angga telah sigap dan menjatuhkan tubuh Nara kembali ke ranjang serta menaiki tubuh Nara kembali.
"Lepas kak lepasin Nara, jangan sakiti Nara, please." iba nya disela tangisan dan suara yang serak karena lelah berteriak. Tetapi bukan nya iba Angga malah menarik paksa selimut yang menutupi tubuh polos Nara.
Nasib sial di alami Nara, gara-gara ia menolak cinta Angga, berakhir dengan kesuciannya yang terenggut oleh kakak tingkatnya itu.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Danira16, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kepergok
Betapa malu nya Nara kepergok dicium Angga oleh Bisma sohib Angga, saking malu nya Nara hanya menundukkan wajah merah nya, dan Angga hanya santai dengan tangan bersedekap di dada.
"Kak Angga, kak Bisma aku ke kelas dulu ya" pamit Nara gugup dan langsung ambil langkah seribu meninggalkan mereka.
Setelah kepergian Nara yang secepat kilat Angga hanya menatap tajam mata Bisma seolah kesal karena kegiatan nya di ganggu.
"Ckk liat sikon bro, parah luh....ciuman gak liat tempat , mang nya kita lagi di Beverly hills." Cicit Bisma seakan mengejek teman nya.
"Bilang aja elu tadi kepengen.....kan?? Sirik aja Luh, Maka nya cari pacar sana gak jomblo muluk" jawab Angga yang balik mengejek temennya.
"Aah Luh malah bales ngejek gw, liat aja ntar gw pasti bisa dapetin cewek" balas Bisma gak kalah sombong.
"Mang ada yang mau, orang Vika aja lu deketin muntah munta gitu" ejek Angga yang selalu berakhir berantem argumen.
"Yaa liat aja ntar" ucap Bisma sambil membetulkan kerah kemeja nya dengan jumawa
"Udah....udah malah pagi pagi dah berantem sih...buruan kita masuk kelas keburu Mr.killer datang" potong Fiki yang baru saja Dateng.
Akhirnya mereka pun bergegas menuju kelas mereka, karena mata kuliah Mr. Killer tidak suka ketika ada mahasiswa nya terlambat masuk kelas nya.
Kedatangan Nara disambut teman nya vika yang telah lama menunggu sahabatnya itu. Vika melambaikan tangan ke Nara dan ketika melihatnya Nara langsung menghampiri Vika dan mendudukan pantat nya disamping Vika duduk.
"Ra ada yang mau aku bicarakan sama kamu"
Nara mengernyitkan mata nya heran. " ada apa sih...." Jawabnya sambil tangan nya memeluk bahu Vika.
"Kemaren malam saat party di rumah kak Angga, aku sama kak Bisma....." Ucapan Vika terhenti sebentar yang kemudian mengatur nafasnya dan dihembuskan sambil mengatakan " kami semalam berciuman".
Deg...deg...deg hati Nara berdegup kencang mendengar pengakuan sahabatnya, bukan karena apa tetapi keadaan Nara lebih parah dari keadaan Vika yang hanya berciuman.
"Kamu ngapain aja sama kak Bisma." ucapan Nara terbata bata di sertai kedua tangan yang tidak bisa diam meremas ujung kemeja nya, sambil menunggu jawaban selanjutnya dari Vika.
"Hanya berciuman...dan nih bisa liat sendiri " jawab Vika sambil menunjukan kissmark yang ada di leher Vika.
Dag Dig dug....dag Dig dug itulah irama jantung Nara yang digambarkan saat itu, begitu kacau, karena Nara pun merasakan hal yang sama banyak nya kissmark hasil Angga yang bersarang di banyak tubuhnya, apalagi di daerah dada nya, untung nya kissmark yang berada di leher Nara sudah tertutupi oleh kemeja yang sebelumnya juga telah disamarkan oleh foundation.
Dan ketika pikiran nya masih kacau Nara hanya termenung mengingat kembali peristiwa hilang nya kesucian nya yang telah direnggut Angga. Disaat masih sibuk melamun masing masing dosen mereka pun datang, baik Nara maupun Vika pun melanjutkan aktivitas belajar nya dan melupakan sejenak obrolan tadi pagi.
Jam menunjukan pukul 12.30 siang Nara dan Vika telah selesai pulang karena mata kuliah selanjutnya ditiadakan karena dosen nya berhalangan hadir.
Jam makan siang pun tiba mereka bergegas menuju kantin untuk mengisi perut mereka, dan akhirnya mereka memesan nasi rames dan es jeruk.
"Ra nanti sore kamu kerja di cafe..??
Nara hanya menggangukan kepala nya sambil menyeruput es jeruk yang telah berada di meja nya. " kenapa emang" tanya balik Nara.
"Gak sih Ra, aku cuma heran aja apa gak capek elu sudah di rumah suruh beberes n masak, kuliah terus pulang kuliah elu kudu kerja sambilan"
Nara menghela nafasnya " terus kalo aku gak kerja yang buat beli buku buku ataw jajan aku gimana?? Karena paman dan bibi tidak pernah kasih uang saku"
Ya Nara hanya butuh kerja untuk diri nya sendiri, uang jajan di sekolah dah kebutuha. Kampus lain nya, karena diluar itu Nara termasuk mahasiswi yang dapat beasiswa yang otomatis sekolah pun tidak di pungut bayaran.
"Paman bibi mu kenapa jahat sekali" ucap Vika yang tidak habis pikir.
"Mau gimana lagi hanya mereka keluargaku Vika" jawab Nara yang sesekali menyendokan nasi rames nya ke dalam mulut kecil nya.
"Kamu cari pacar aja orang kaya supaya kebutuhan kamu bisa teratasi".
"Ngaco kamu" jawab Nara sambil tertawa. Dan mereka melanjutkan makan siang sampai piring mereka berdua telah kosong.
Dan disaat hendak pulang, muncul dari arah berlawanan Angga and the geng's menuju ke kantin.
Saat mereka berpapasan Angga menatap nara, Bisma menatap Vika, lha Fiki menatap siapa? Akhirnya Fiki hanya menyimak mereka yang saling bertatap tatapan bak drama Korea.
"Nara masih ada kuliah lagi gak, ini kak Angga tinggal 1 mata kuliah lagi, ntar pulang bareng ya...." Ajak Angga yang membuat Vika kaget dan berbalik menatap Nara dengan sejumlah pertanyaan.
"Ooh...itu aku masih ada kuliah juga kak 1 mata kuliah juga." Jawab Nara bohong.
"Tapi kan ra tadi dosen kita kan....." Belum sempat selesai menjelaskan Nara reflek menginjak sepatu Vika
"Aduuh Nara kok di injak sih....?" Tanya Vika jengkel.
"Maaf Vika aku gak sengaja nginjek" jawab Nara gugup, yang kemudian meraih pergelangan tangan Vika untuk berlalu pergi dari hadapan mereka.
Angga yang mengernyitkan mata nya pun merasa heran dan aneh dengan kelakuan dan ucapan Nara.
"Kenapa sih malah narik narik, ada hubungan apa sih kamu sama kak Angga? " tanya Vika penasaran.
"Ntar aja aku jelasin, oiya aku mau buang air kecil dulu ya?" pamit Nara melangkah kan kaki nya menuju toilet.
Selang 5 menit Nara keluar dari toilet dan tidak mendapati teman nya ditempat, Nara menoleh ke kanan ke kiri mencari sosok Vika namun nihil, akhirnya ponsel Vika berbunyi dan terdapat 1 pesan dari Vika yang mengatakan dia pulang duluan karena urgent.
Akhirnya Nara pun pulang duluan, dan melangkahkan kaki nya menuju halte bus, namun ketika belum mencapai halte, sebuah mobil mewah berwarna hitam telah berhenti di hadapan nya, Angga membuka jendela kaca mobil dan seketika itu Nara kaget bahwa mobil di depannya ternyata milik Angga.
Niat hati Nara untuk menghindar supaya tidak pulang bersama malah kepergok bohong oleh angga, duh nasib nasib.
"Hallo cantik, mau ke mana mhhh" tanya Angga sambil kaki nya melangkah mendekati Nara.
"Kak....kak Angga, kak bukan nya masih ada kuliah kan??? Nara mengatakan nya dengan terbata bata.
"Yang harusnya tanya kan aku juga....kenapa kamu bohongi kak Angga...???" Tanya Angga balik.
Sambil menundukkan wajahnya Nara mengatakan permintaan maaf nya. " kak aku mau pulang sendiri, aku gak mau dilihat temen temen, aku malu kak".
"Malu...?? Mang malu kenapa, pokoknya kita berangkat dan pulang kampus harus selalu bersama mengerti ...?? Jawab Angga menjelaskan ke Nara.
"Tapi kak nanti kalo pacar kak Angga marah gimana???"
"Pacarku ya cuma kamu sayang, only you sweety" sambil memeluk bahu Nara dan mendekatkan wajahnya ke wajah sang gadis.
"Lepas kak nanti dilihat orang" Nara pun berusaha melepas tangan Angga di bahu Nara, namun tidak bisa karena kekuatan Nara tak sebanding dengan otot Angga.
"Tapi kan kak aku gak pernah bilang iya atau setuju jadi pacar kakak." Nara pun masih kekeh protes ke Angga.
"Apa perlu kita mengulangi kejadian malam itu lagi sekarang.....sayang??" Jawab Angga ditelinga Nara yang bikin bulu kuduk berdiri.
"Dasar tukang pemaksa." Gerutu Nara yang akhirnya nurut perkataan Angga yang seenaknya ambil keputusan seenak jidat nya, dan Nara pun berakhir pasrah pulang di antar Angga ke rumahnya.