“Tenanglah! Aku ada di sini untukmu.”
Ana seorang gadis yatim piatu yang asal mulanya tinggal bersama pamannya, Ana masih duduk di bangku SMA usianya baru 18 tahun,
dia terpaksa sekolah sambil bekerja di rumah seorang pria tampan yang tak lain adalah bos di tempat pamannya bekerja. Ana terpaksa melakukannya karena keinginan bibiknya yang tak menyukainya dan hanya akan menambah beban bagi keluarga mereka. Namun siapa sangka kehadirannya di rumah majikannya itu bisa membuat seorang pria tampan sedingin es semacam Haris Mahendra (28 tahun) tanpa sadar sudah jatuh cinta kepadanya. Akankah perjalanan cinta mereka akan berjalan mulus? sementara Aris sendiri sudah memiliki seorang wanita yang sangat di cintainya yaitu Bellena, istri nikah sirinya. Mereka terpaksa menikah siri karena alasan kedua belah pihak keluarga mereka yang tidak menyetujui hubungan mereka.
Penasaran?
Yuk cus langsung.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rova Afriza, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode tiga puluh tiga
"Dosa apa yang sudah hambamu ini lakukan ya tuhan? mengapa bisa terus-terusan berurusan dengan pria ini, apa dia sengaja membuntutiku atau memang sudah takdir untuk terus berurusan dengannya?"
Setakut apa pun saat ini Ana pada majikannya itu, namun dia tetap bisa membuat expresi wajahnya setenang mungkin untuk menutupi ketakutannya itu.
Ehmmmm ehmmm...
Ana langsung berdehem untuk mencoba mencairkan suasana yang seketika langsung berubah terasa mencekam di sekitarnya itu, seakan-akan ada Aura jahat yang berada di sekelilingnya saat ini, sampai-sampai bulu tengkuknya langsung bangun karena merinding.
"Hei kenapa sekarang kedua pria ini
malah saling bertatapan seperti
permusuhan begitu? mereka
tampaknya sudah saling mengenal."
Batin Ana saat melihat ulah keduanya itu.
"Sepertinya aku harus menghindar dari sini secepatnya," Batinnya lagi.
Ehmm..
"Maaf kak Al, sepertinya perut Ana tiba-tiba sakit, Ana ingin pergi ke toilet sebentar ya?"
Ujar Ana meminta izin.
"Ya, jangan lama-lama ya Na," Pesan Aldo, semarah apapun dia saat ini saat bertemu pria yang menabrak Ana barusan, Aldo masih bisa berusaha untuk bersikap lembut kepada gadis itu.
"Iii..iya kak," Sahut Ana.
Lalu langsung berlarian ke arah Toilet demi meninggalkan kedua pria yang tengah saling melemparkan tatapan permusuhan itu.
"Huh! benar-benar kekanakan, aktingmu benar-benar hebat, bisa bersikap selembut itu kepada seorang gadis!" Ejek Aris.
"Hahaaaahhh kau terlalu memuji teman," Sahut Aldo seraya tersenyum menyerigai.
"Hah aku rasa aku tak sedang memujimu, akan tetapi aku sedang memojokanmu!" Sahut Aris seraya melemparkan tatapan membunuhnya ke arah Aldo.
Prok...prok....prok.
Aldo langsung bertepuk tangan saat mendengar ucapan pria itu.
"Hahaaa benarkah? salam pertemuan wahai teman tapi musuh! Aku benar-benar tak menyangka bisa bertemu dengan seorang Direktur CTIA grup di sini, yang begitu terkenal dengan sebutan penggila kerja, sampai-sampai begitu jarang menampakan batang hidungnya di tempat Umum, hanya karena sibuk mengurus pekerjaannya, kau takut Bisnismu akan di kalahkan oleh perusahaan Namgong Grup bukan? aku tahu kau dan juga semua karyawanmu tak memiliki otak jenius seperti orang-orang yang ada di perusahaan Namgong grup!"
Ejek Aldo, lalu tersenyum menyeringai ke arah Aris sambil bersedekap.
Sementara Aris tampak semakin menegaskan Rahangnya dan juga mengepalkan kedua tangannya saat mendengar ucapan Aldo barusan, yang begitu meremehkan dan juga menginjak-nginjak harga dirinya itu, di tambah lagi malam ini Aris benar-benar tak karena menyangka bisa melihat pemandangan seorang Ana pembantunya itu, tengah berjalan dengan salah satu anggota keluarga musuh bebuyutannya itu di tempat seperti ini.
"Cih..." Ujar Aris berdecih. Sembari menatap Aldo dengan pandangan yang juga tak kalah remehnya.
"Aku sendiripun juga benar-benar tak menyangka bisa bertemu calon ahli pewaris perusahaan Namgong Grup di tempat seperti ini, bukankah rumor mengatakan kalau calon ahli pewaris Namgong grup paling benci berkeliaran di tempat ramai seperti ini, dan juga paling benci jika berbaur dengan masyrakat kelas bawah!?" Balas Aris sembari melemparkan tatapan yang sangat menusuk kepada pria remaja yang ada di hadapannya itu.
Walaupun Aldo masih SMA, tapi Aris bisa tahu kalau sifat anak remaja yang ada di hadapannya itu benar-benar menurun kepada kakek moyang serta kedua Orang tuanya yang terkenal begitu angkuh dan sombong itu karena kekayaan mereka.
Ibaratkan pribahasa buah jatuh tak jauh dari pohonnya.
kok tega sih Mak buat Anna sampai segitu nya....kok susah bener buat Anna bahagia 😭😭
nasib Anna pasti d ujung tanduk....ya Allah kok gak habis2 nya sih mak