LUNE WALLACE -- soorang wanita cantik yang mengalami koma selama hampir 5 tahun lamanya.
Dia merasa diberikan kesempatan untuk hidup kembali karena ingin mencari cinta dalam hidupnya hingga akhirnya bertemu LOUIS VUITTON KINGSFORD.
(Alur mundur)
Instagram author : @zarin violetta
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon zarin.violetta, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 3
LL3
"Are you ready???" Tanya Lana ketika melihat Lune sedang menyiapkan kopernya.
"Yes," sahut Lune dengan semangat dan tersenyum lebar.
"Kau sangat bersemangat sepertinya," kata Lana.
"Ya, sangat. Ini perjalanan pertamaku ke luar negeri, Lana. Tentu saja aku bersemangat," jawab Lune.
"Aku senang melihatmu bahagia. Berhati hatilah di sana dan tak masalah jika kau berkencan dengan beberapa pria tampan di sana," kata Lana.
"Ck, bukan itu yang kucari. Aku akan lebih banyak menghabiskan waktuku untuk bekerja dan berinteraksi dengan banyak orang," jawab Lune.
"Baiklah, ayo Sasha sudah menunggumu," kata Lana sambil membawakan koper Lune.
"Ya," jawab Lune dan mengambil tas nya di atas ranjang
Lalu tiba tiba kepalanya pusing dan berdenging.
"Ooouuhh ..." rintihnya pelan.
Lana berhenti dan menoleh pada Lune.
"Ada apa? Kepalamu sakit lagi?" tanya Lana.
"Ssshhh ... jangan keras keras. Nanti mommy dengar dan bisa bisa aku tak boleh berangkat," jawab Lune memegang kepalanya.
"Lune, kau yakin tak apa apa? Aku khawatir padamu," kata Lana memegang lengan Lune.
"Ya, aku tak apa apa. Dokter bilang ini hal yang wajar karena kepalaku pernah terbentur keras. Dokter sudah memberikan obat padaku jika sewaktu waktu jika kepalaku terasa sakit," jawab Lune.
"Oke, kabari aku keadaanmu setiap hari," ucap Lana memeluk Lune.
"Ya, aku bisa menjaga diriku, Lana. Terima kasih sudah mempercayaiku dan membantu meyakinkan mommy dan daddy," jawab Lune.
"Hmm," sahut Lana tersenyum.
Lalu mereka berdua keluar dari kamar dan Lune mulai berpamitan dengan kedua orang tuanya.
"Hati hati di sana dan selalu kabari kami. Jangan me-reject panggilang telepon kami, oke?" Ucap Lourdes panjang lebar.
"Ya, Mom. I love you," ucap Lune tersenyum.
Lalu Lourdes memeluk putri bungsunya itu dengan erat.
"Sekarang giliranku," ucap Anthony.
Lourdes melepaskan pelukannya dan kini Lune memeluk sang ayah.
"Bye, Dad. Jaga mommy di sini," ucap Lune.
Anthony tertawa pelan.
"Jaga dirimu, Sayang. Ingat semua pesan mommy tadi," kata Anthony.
"Ya, i love you, Dad," jawab Lune.
"Hmm," sahut Anthony yang masih memeluk erat putrinya yang baru saja diberikan kehidupan kedua ini.
Anthony kemudian melepas pelukannya dan Lune akhir pergi bersama Sasha.
"Apakah dia akan baik baik saja?" Gumam Lourdes.
"Dia akan baik baik saja, Mom. Dia wanita yang kuat dan dia sudah membuktikannya dengan kembali pada kita setelah 5 tahun berlalu," kata Lana.
"Ya, kau benar, Sayang," jawab Anthony.
"Jangan sampai kita membicarakan masa lalunya sebelum kecelakaan itu terjadi. Itu kenangan kelam yang akan kita kubur dalam dalam," kata Lourdes.
"Bagaimana jika dia ingat, Mom? Karena kata dokter ini hanyalah amnesia sementara akibat komanya," ucap Lana.
"Kita akan menjelaskannya dan kita akan memberinya pilihan. Dia sudah cukup dewasa untuk memilih," sahut Anthony.
"Emosinya belum stabil. Dia belum dewasa secara emosi, Dad. Dia masih 19 tahun meskipun terjebak di dalam tubuh 24 tahun, ingat itu," kata Lana.
"Kita akan tetap berada di sampingnya jika kenangan buruk itu kembali padanya," ucap Anthony.
"Hmm," sahut Lourdes.
*
*
NEW YORK
Louis dan Claire tampak berada di mansion keluarga Kingsford. Mereka akan tinggal di sana selama berada di New York.
"Apakah yang lain juga akan datang, Louis?" tanya Claire yang kini sedang duduk di beranda belakang.
"Tidak semua. Hanya Vea dan Rillian yang datang dsri London. Mereka sudah tiba kemarin dan ada di mansion Aunty Beau," jawab Louis.
Claire bersandar di lengan Louis dan kemudian mencium lehernya.
"Kita punya banyak waktu bersama di sini. Kau tak ingin bersenang senang?" tanya Claire sambil mengusap wajah Louis.
"Aku membawa pekerjaanku ke sini dan besok lusa akan ada seminar yang harus kuisi," jawab Louis.
Claire tersenyum meskipun masih sedikit kecewa.
"Baiklah, lalu apa kegiatan kita hari ini?" tanya Claire.
"Ke rumah aunty Beau. Di sana sepupuku sudah berkumpul," jawab Louis tersenyum.
Claire menatap wajah tampan Louis dan mencium bibirnya.
"Thank you," ucap Claire.
"Untuk apa?" tanya Louis.
"Terima kasih telah menerimaku. Kita dipersatukan karena takdir, right? I love you," ucap Claire.
"Hmm," sahut Louis dan membalas ciuman Claire.
Karena kesabaran Claire inilah membuat perasaan Louis pada Claire semakin bertambah dan dia berharap akan bisa dengan tulus mencintai Claire meskipun itu sedikit sulit.
Claire wanita sempurna di matanya. Tak ada wanita yang begitu sabar bertahan di sisinya meskipun sebelumnya Louis selalu bergonta ganti pacar dan tak mau menjalin hubungan serius dengan siapa pun.
Claire adalah salah satu sahabatnya sejak dulu dan mereka sudah saling mengenal bertahun tahun.
*
*
NEW YORK
"Finally .... Oh my God. Aku tak menyangka akan menginjakkan kakiku di negara ini, Sasha," ucap Lune dengan ceria.
Sasha tertawa dan merangkul bahu Lune.
"Ayo, kita langsung ke apartemen," jawab Sasha.
"Wait, bukankah kita seharusnya ke hotel?" tanya Lune.
"Tidak, kita akan tinggal di apartemen kakakku selama di New York. Apartemen itu ada di tengah kota jadi akan memudahkan kita pergi ke mana pun," kata Sasha.
"Kakakmu? Kita tinggal bersama kakakmu?" tanya Lune sambil berjalan menuju pengambilan bagasi.
"Tidak, kakakku sedang berada di Skotlandia saat ini. Jadi kita akan memakai apartemennya selama sebulan penuh," jawab Sasha.
"Oke, itu sangat menarik," jawab Lune tersenyum lebar.
Karakter Lune yang ceria membuat siapa pun yang ada di dekatnya akan merasa bahagia dan senang termasuk Sasha yang selalu terhibur dengan obrolan Lune yang menyenangkan.
Setelah mengambil koper, mereka langsung menuju ke apartemen. Lune tampak antusias melihat suasana malam kota New York yang terang dan tak pernah sepi itu.
"Aku suka keramaian," gumam Lune.
"Itu artinya kau suka pesta. Besok kita berpesta," kata Sasha.
"Besok kita mulai bekerja, Sasha," jawab Lune.
"Setelah kita bekerja, kita bisa ke club dekat apartemen," kata Sasha.
"No no no ... Mom dan Dad tak akan mengizinkannya," ucap Lune.
"Oh my ... Nikmati hidup kita selagi bisa. Kita akan stres dengan pekerjaan kita yang menumpuk besok. Jadi kita harus bersenang senang, Lune sayang," jawab Sasha.
"Nanti akan kupikirkan lagi," jawab Lune.
"Oke," jawab Sasha.
Setengah jam kemudian mereka tiba di apartemen. Sasha dan Lune langsung naik ke atas dan beristirahat setelah melakukan perjalanan yang sangat panjang.
"Aaaahh ... Sofa ini sangat nyaman," kata Lune.
"Hmm," aku akan ke kamar dulu. Kamarmu di sana," kata Sasha sambil menunjuk ke arah sebuah kamar lain.
"Oke, Thank you," sahut Lune.
Lalu Lune beranjak berdiri dan berjalan membawa kopernya masuk ke dalam kamar.
Lune tersenyum melihat kamar minimalis yang nyaman itu.