Demand adalah seorang petarung maniak dan menakutkan di sekolah Giulietta. Pertarungan selalu ada di depan mata, tanpa pandang bulu, hanya ada perkelahian baginya. Sebuah geng ataupun seorang individu, yang kuat ataupun yang lemah, yang memiliki kuasa atau tidak, semuanya akan dimusnahkan.
Rekannya Miller sedang diculik oleh sekelompok geng misterius, tanpa ragu Demand datang seorang diri ke markas geng tersebut. Dalam beberapa saat geng itu dibuatnya tak berkutik dan hancur dikalahkan olehnya.
Namun ternyata seorang wanita cantik terlibat dalam masalah itu dan juga sedang disandera, ia bernama Lasiana. Seorang wanita cantik dengan karakter pemalu dan baik hati itu membuat Demand mengalami cinta pandangan pertamanya. Tapi... siapa sangka hal itu akan membawanya kepada kematian.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon M. Novri Al-zanni, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Murid Baru
Disepanjang jalan yang ku lewati, aku merasa dihormati dan dihargai oleh semua orang di sekolah ini. Mereka semua menundukkan kepalaku begitu aku lewat, sebenarnya hal ini sangatlah mengganguku. Aku merasa tidak enak, namun jika diriku yang dulu, pasti aku akan suka dilakukan seperti itu.
Meski begitu aku mencoba untuk lebih rendah hati dengan menyapa semua orang yang aku temui di jalan. Menyapa dengan senyuman ramah, dengan ini aku berharap orang-orang bisa berlaku lebih baik lagi. Tapi saat ini ada hal yang menggangu dari pada itu, yaitu ketiga cewek yang sedang mendekatiku.
"Maaf, aku sedang makan. Bisakah kalian berhenti melihatku" ucapku yang merasa tidak enak dan hal ini membuatku merasa terganggu.
"Baiklah" ucap mereka serentak, meski sudah kuberikan sekalipun. Terkadang mereka masih melirik lirik ke arahku.
Kemudian Miller berbisik-bisik padaku, "Hei Demand, yang mana yang lebih kau sukai dari ketiga cewek itu?" Ucap Miller yang sepertinya hanya dia disini yang merasa senang.
Aku langsung menjewernya dan berkata kepadanya, "Kau tahukan aku punya Lasiana" ucapku dengan jengkel kepadanya.
"AW AW, baiklah hentikan ... Setidaknya saat ini kau masih belum bertemu dengannya" ucap Miller yang merasa kesakitan.
"Apa maksud dari perkataanmu Miller?" Ucapku yang semakin jengkel dengannya.
Sementara yang lain sedang asik dengan makanan mereka, aku masih ribut dengan Miller. Kemudian tiba-tiba saja Bryan datang dengan membawa makanan yang sudah dia pesan lalu duduk bersama kami. Wajahnya itu, dia selalu menunjukkan wajah datarnya yang tak memiliki ekspresi.
"Apa mereka adalah anggota baru kita?" Ucap Bryan dengan tiba-tiba.
"Tentu saja tidak, oh ya ... Ngomong-ngomong bagaimana keadaan orang itu?" Ucapku.
"Kondisinya semakin parah, kurasa. Lalu dia masih belum sadarkan diri" ucap Bryan sambil menyantap makanannya dengan lahap.
Oh benarkah? Apakah dia benar-benar melakukannya dengan baik atau yang dia maksud kondisinya semakin parah adalah karena ulahnya?. Yah, sebenarnya aku tidak terlalu peduli Bryan akan melakukan apa, setidaknya dengan begini orang itu sudah paham dengan situasinya.
Lalu bel istirahat pun berbunyi dan semua murid harus kembali ke kelas masing-masing untuk memulai kembali jam pelajaran mereka. Mereka belajar dengan tenang dan mencoba untuk merubah sikap mereka terhadap guru. Mereka menjadi lebih sopan dan lebih menghargai dan menghormati guru mereka.
Aku turut merasa senang melihat hal ini, dahulu di kehidupanku sebelumnya saat aku memimpin sekolah ini. Aku telah banyak melakukan kejahatan terhadap banyak guru, sehingga sekolahku hampir tidak beroperasi lagi saat itu.
Terkadang aku sempat berpikir, jika saja saat itu kakekku tidak meninggal, apakah aku akan menjadi sosok yang lebih buruk?. Orang yang sangat buruk dan memperluas kekuasaanku yang bahkan menjadi ancaman negara. Aku sempat berpikir seperti itu kadang-kadang, karena diriku yang dulu memang benar-benar sudah kehilangan hati nuraninya.
Aku sangat memahami betul seperti apa wujud diriku yang dulu. Diriku yang dulu bagaikan wujud dari kejahatan, semua kejahatan yang dilakukan manusia, hampir semuanya pernah kulakukan saat itu. Namun lebih baik aku tidak perlu memikirkan masa lalu, itu hanya akan membuat pikiranku kacau. Pikirkan saja masa sekarang dan terus merubah diri serta orang lain.
Berhari-hari kemudian ... Keadaan di sekolah ini semakin terkendali dan menjadi lebih baik setiap harinya. Murid-murid menjadi lebih baik dan sopan, setiap kali mereka melewati guru mereka, mereka menyapa dengan sopan sambil menundukkan kepala mereka.
Sifat buruk murid-murid lama-lama semakin hilang, dan kedamaian makin terasa. Meskipun masih saja ada anak nakal, walaupun tidak senakal dulu. Contohnya seperti bolos kelas, itu sepertinya adalah hal yang umum yang dilakukan murid nakal, atau terkadang ada murid yang tertidur. Setidaknya mereka jadi lebih sopan dan nurut kepada guru mereka.
Sampai suatu hari, tiba-tiba saja di kelasku kedatangan murid baru ...
"Silahkan masuk ..." Ucap guru yang mengajar di kelasku yang mempersilahkan seorang murid baru masuk ke dalam kelas.
Murid itu berpenampilan seperti preman, dia memiliki banyak tindik di wajahnya dan beberapa tato di lengannya. Pakaiannya pun sudah robek-robek dan itu bukanlah seragam ataupun pakaian yang sopan. Bahkan dia tidak membawa tas atau alat tulis untuk belajar.
"Silahkan perkenalkan ... Uwogh!" Ucap guru itu yang tiba-tiba wajahnya dipukul.
Suasana di kelas menjadi ramai dan banyak yang mencaci murid baru yang sok itu. Aku sudah tidak tahan untuk menghajar murid baru itu, namun saat aku ingin bangun dari bangku, Miller menahanku dan dia maju duluan ke arah murid baru itu.
"Siapa pentolan di sekolah ini ... Apakah kau? Tapi kau terlihat sangat lemah" ucap murid baru itu kepada Miller.
Miller tidak mempedulikan kata-katanya dan langsung melayangkan tinjunya langsung ke arah wajah murid baru itu. Pukulan Miller ditahan oleh kepalan tangannya tepat sebelum mengenai wajah murid baru itu.
"Kau ... Cukup kuat ... Tapi belum cukup kuat untuk mengalahkanku!" Ucap murid baru itu yang langsung menarik Miller dan menendang perutnya dengan lututnya.
Buagh! Tendangannya sangat keras dan membuat Miller jatuh tersungkur. Dia menendang ulu hatinya, sehingga membuat Miller merasakan sakit dan nyeri yang luar biasa. Pernapasannya juga terganggu seperti orang yang sedang tersedak.
Seluruh murid di kelasku menjadi semakin geram terhadapnya. Mereka mulai melempar barang-barang ke arah murid baru itu. Namun dengan sigap murid baru itu menangkis bahkan menyerang balik benda-benda yang terbang ke arahnya kembali ke pemiliknya.
Sepertinya aku harus maju dan menghadapi orang ini. Tanpa basa-basi aku langsung berdiri dan menghampiri murid baru itu. Dia membuatku geram dengan sifatnya yang buruk, mulai dari dia masuk dengan pakaian yang tak layak saja sudah membuatku kesal.
"Kau ... Kau kah pentolan itu? Aku merasakan aura yang berbeda darimu" ucap murid baru itu yang tersenyum menyeringai.
Ia langsung melesat ke arahku dengan tubuhnya yang atletis itu. Dia menyerang dari segala arah dengan gesit, aku cukup kesulitan untuk menyerang balik orang ini. Jadi aku hanya bisa bertahan dan menangkis serangannya saja. Dia terus melayangkan serangannya kepadaku dengan bertubi-tubi.
Dia loncat dari meja dan memutar balik tubuhnya dengan kencang sambil melayangkan kakinya ke arahku. Buagh! Ia berhasil menendang wajahku dengan sangat keras, gila! Tendangan orang ini ... Benar-benar terasa berat dan sakit.
"Kau hanya bisa bertahan? Ternyata kau juga lemah!" Ucapnya sambil menyerangku dengan brutal.
Saat dia terbang dan hendak menendangku, tiba-tiba saja sebuah meja terbang ke arahnya dan membuatnya terpental. Bruagh! Jdarr! Dia jatuh dan tertimpa meja dengan kasar. Itu adalah perbuatan Roy, aku merasa terselamatkan dan berterimakasih kepadanya.
"Dua lawan satu? Haha! Akan ku ladeni kalian!" Ucapnya yang langsung bangkit dan kembali menyerang kami berdua.
Sebenarnya ada suatu hal yang membuatku merasa terganggu. Berbagai pertanyaan muncul di benakku sehingga menggangguku untuk fokus bertarung. Aku jadi tidak bisa fokus bertarung karena aku terus berpikir ... "Siapa dia" orang itu, bahkan sama sekali tidak ada di kehidupanku sebelumnya.
Dia tidak pernah kukenal bahkan melihatnya pun saja aku tidak pernah. Seharusnya tidak pernah ada kejadian seperti ini sebelumnya, dari mana datangnya orang ini?. Terasa sangat asing sekali bagiku ... Apakah dia adalah sebuah anomali?.