NovelToon NovelToon
My Detective And Me, Her Assistant

My Detective And Me, Her Assistant

Status: tamat
Genre:Tamat / Spiritual / Misteri Kasus yang Tak Terpecahkan / Hantu / Roh Supernatural
Popularitas:1.3k
Nilai: 5
Nama Author: Dee Jhon

Seorang pemuda biasa saja yang sama sekali tidak menonjol namun pintar dan bercita cita menjadi dokter, tiba tiba di datangi oleh hantu teman sekelasnya yang cantik, indigo dan terkenal sebagai detektif di sekolahnya dari masa depan. Menurut sang hantu, dirinya akan meninggal 50 hari dari sekarang dan dia minta tolong sang pemuda menjaga dirinya yang masih hidup.

Sang pemuda menjadi bingung karena gadis teman sekelasnya sebenarnya ingin mengusir hantu adik kembar sang pemuda yang selalu duduk di pundaknya. Akhirnya karena dia tidak mau melihat teman sekelasnya meninggal dan dia sendiri juga menaruh hati kepada sang gadis, akhirnya dia memutuskan untuk membantu. Di mulailah petualangan mereka mengungkap dalang di balik kematian sang gadis yang ternyata melibatkan sebuah sindikat besar yang jahat.

Keduanya menjadi pasangan detektif dan asisten yang memecahkan banyak kasus sambil mencari informasi tetang sindikat itu.

Mohon komen dan likenya ya, terima kasih sudah membaca.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dee Jhon, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Chapter 21

Erika dan Nadia saling melihat satu sama lain, kemudian mereka menatap Tino dengan pandangan yang memperlihatkan kalau mereka sedikit jijik dan takut dengan Tino,

“Lo beneran ke hotel ama Amel ?” tanya Erika.

“Lah....kenapa lo pada mikirnya aneh aneh sampe ngeliat gue gitu, gue ama Amel ke hotel karena ada sesuatu yang mengharuskan kita kesana, lagian inti nya bukan itu,” jawab Tino.

“Ngapain aja lo berdua ?” tanya Nadia.

“Aduh ampun deh, dah gue bilang, gue ama Amel ada urusan di sana, bukan buat macem macem, inti pertanyaan gue bukan itu,” jawab Tino.

“Trus lo mau ajak Bella juga ?” tanya Erika.

“Ya ampun, coba lo pikir, mungkin ga gue ajak Bella kesana setelah tau apa yang terjadi ama dia dan gue musti bilang berapa kali, inti pertanyaan gue bukan gue ke hotel nya,” jawab Tino.

“Tapi kan...lo pacaran ama Amel, masa sih diem aja di hotel ?” tanya Erika.

“Grrrr...sumpeh dah nih, gue emang pacaran ama Amel tapi bukan berarti kalau masuk hotel begituan ama dia kan, dah gue bilang gue ada urusan di hotel itu, susah amat sih,” jawab Tino.

“Urusan apa emangnya sampe harus masuk hotel ?” tanya Nadia.

“Sori, gue ga bisa jelasin, itu masalah gue dan Amel,” jawab Tino.

“Tuh kan bener, dasar cowo,” balas Nadia sambil memeluk tubuhnya sendiri.

“Ih...menjijikkan,” ujar Erika yang juga memeluk tubuhnya sendiri.

“Kalian ini apa sih, gue ga ngapa ngapain di dalam hotel,” ujar Tino.

“Bohong,” balas Erika dan Nadia bersamaan sambil melihat Tino dengan tatapan jijik.

“Dia bener, kita ga ngapa ngapain di hotel,” terdengar suara seorang gadis di belakang Tino.

Tino menoleh melihat Amelia masuk ke dalam. Di pundak Amelia, Tino melihat Mei dan May menjulurkan tangannya dan mengacungkan ibu jarinya sambil tersenyum lebar. Amelia mendekati Tino,

“Um...Mel,” ujar Tino.

“Sori ya, aku tadi lari dan terima kasih udah menjelaskan semua sama mereka,” ujar Amel sambil memegang pipi Tino.

“Um...Amel, gue dan Erika minta maaf ya,” ujar Nadia.

“Iya, kita berdua salah sangka ama lo dan berbuat jahat ama lo, maaf kan kita berdua ya,” tambah Erika.

Amelia menoleh melihat Erika dan Nadia, dia tersenyum dan langsung mendekati keduanya, tangan Amelia langsung merangkul keduanya.

“Iya ga apa apa,” ujar Amelia.

Tino yang melihatnya tersenyum dan mengangkat telapaknya, Mei dan May langsung menepuk telapak Tino di ikuti oleh hantu Amelia dari masa depan. Setelah selesai berpelukan,

“Yang Tino tanya itu ada kaitannya dengan kasus yang gue dan Tino tangani, jadi kita berdua mau tahu apa yang terjadi dengan Bella,” ujar Amelia.

Erika dan Nadia saling menoleh melihat satu sama lain, setelah itu keduanya mulai bercerita, di mulai dari dua hari lalu ketika sekolah di bubarkan ketika seseorang jatuh dari atap. Malamnya Bella menelpon Erika dalam keadaan menangis, dia mengatakan baru saja terjadi sesuatu pada Lisa kakak nya di penjara. Erika langsung menghubungi Nadia, akhirnya mereka mengadakan conference call bertiga, Bella bercerita kalau kakak nya terlibat perkelahian dan terluka akibat tertusuk pisau di bagian perutnya kemudian di larikan ke rumah sakit.

Setelah menghibur Bella dan mengatakan kepada Bella kalau semua akan baik baik saja, mereka menutup teleponnya. Keesokan siangnya, Bella kembali menelpon Erika dan mengatakan seseorang mengirimkan alamat rumah sakit pada dirinya atas permintaan kakak nya.  Bella mengatakan akan pergi ke rumah sakit itu, namun Erika mencegahnya dan meminta Bella menunggu orang tuanya pulang dulu baru pergi. Erika tidak berhasil membujuk Bella dan sore hari menjelang malam, Bella kembali menelpon dan mengatakan kalau dia melihat Tino dan Amelia masuk ke dalam hotel di antar oleh polisi.

Keesokan harinya, Erika dan Nadia datang ke rumah Bella, mereka terkejut melihat tatapan mata Bella yang nampak kosong dan terlihat seperti orang yang sudah putus asa, tentu saja keduanya langsung mengira Bella menjadi seperti itu karena melihat Tino yang dia sukai masuk ke dalam hotel bersama Amelia yang menangkap kakak nya. Tapi Bella malah mengatakan dirinya tidak pantas dan kotor lalu mengoceh tidak jelas di depan keduanya.

Karena khawatir, Nadia menelpon ibu Bella dan menceritakan semuanya. Sang ibu langsung pulang kemudian menemani Bella, keduanya akhirnya pamit untuk pulang dan tidak mau mengganggu, namun malam nya keduanya di telepon lagi oleh ibu Bella yang mengatakan Bella menyayat pergelangan tangannya di kamar mandi kemudian di larikan ke rumah sakit oleh ayahnya. Sang ibu juga menelpon ke penjara dan ternyata kakak Bella yang bernama Lisa baik baik saja di sana, dia sekalian memberitahu Lisa apa yang terjadi pada adiknya, sang ibu mengatakan pada Erika dan Nadia ketika mereka datang ke rumah sakit,

“Hmm begitu ya,” ujar Tino berpikir.

“Kalau boleh tahu, dia mengoceh apa saja ?” tanya Amelia.

“Ya itu, dia bilang dia kotor, tidak pantas hidup dan semua hal negatif lainnya,” jawab Erika.

“Waktu dia ke rumah sakit, dia cerita ga ?” tanya Tino.

“Enggak sih....oh iya, dia cerita, dia bilang dia melihat banyak polisi keluar dari rumah sakit bersama beberapa ambulans ketika dia baru datang, tiba tiba seorang pria yang memakai kacamata hitam, masker hitam, kaus dan jaket hitam, berambut panjang di kuncir di belakang dan membawa tas gitar seperti pemain band menyapanya, pria itu mengatakan kepada Bella kalau dia dari gedung sebrang,” jawab Nadia.

“Oh terus ?” tanya Amelia.

“Pria itu tanya ama Bella, dia mau menjenguk siapa dan Bella bilang kakak nya, langsung saja pria itu mengajak Bella masuk ke dalam dan ke customer servis, tapi ketika Bella menyebutkan nama kakak nya, customer service mengatakan kalau tidak ada nama itu di daftar pasien, sang  pria bertanya kepada Bella, kakaknya perempuan atau laki laki, ketika Bella menjawab perempuan, pria itu berbalik dan langsung pergi, namun sebelum pergi karena melihat Bella yang terlihat panik dan bingung, dia memberikan obat penenang untuk Bella, gitu sih katanya, trus gue suruh Bella buang obatnya, dia bilang udah,” ujar Nadia.

“Hah gue ga tau tuh,” ujar Erika.

“Iya, dia nelpon gue pas di dalem rumah sakit, ya karena gue pikir telepon yang dia terima itu prank, jadi gue anggap tidak penting,” ujar Nadia.

“Hmmmm,” gumam Tino dan Amelia bersamaan.

Tino dan Amelia saling menoleh melihat satu sama lain, kemudian Tino mendekatkan mulutnya ke telinga Amelia,

“Tidak salah lagi, pria itu sniper yang menembak orang yang menculik mu,” ujar Tino berbisik.

“Iya, dia mengajak Bella masuk ke dalam rs agar tidak mencurigakan dan ketika Bella mengatakan dia ingin menjenguk kakak nya, dia mengira kakak Bella adalah Hendra, itu sebabnya dia bertanya perempuan atau laki laki kan,” balas Amelia berbisik.

“Dan ketika kakak Bella ternyata perempuan, dia langsung pergi tapi memberikan Bella pil itu dan Bella berbohong ketika bilang dia membuangnya. Bella jelas meminum nya, seluruh kejadian yang dia alami kembali terulang di halusinasinya sehingga menyebabkan dia bunuh diri,” ujar Tino.

“Benar, pertanyaan nya tinggal siapa yang menelpon Bella agar ke rumah sakit itu,” ujar Amelia.

“Seseorang yang kenal Bella dan Lisa, kakak nya,” ujar Tino.

Melihat Tino dan Amelia berbisik bisik sendiri, Erika dan Nadia sedikit bingung, kemudian mereka mendekat ke keduanya,

“Kalian ngapain sih ?” tanya Erika.

“Iya, kok bisik bisik gitu,” tambah Nadia.

“Ah..tidak apa apa hahaha,” ujar Tino.

“Kalian tau tidak siapa yang mengirim pesan kepada Bella dan memberitahu kakak nya terluka ?” tanya Amelia.

Erika dan Nadia menggelengkan kepala, mereka sudah melihat smartphone Bella, pesan itu memang ada dan di kirim oleh nomor tidak di kenal. Tino dan Amelia saling menoleh melihat satu sama lain, keduanya berniat mengungkap siapa pengirim misterius yang mengirim pesan ke smartphone Bella. Tapi ketika Tino melirik melihat hantu Amelia yang termenung dan nampak sedih,

"Tidak...tidak....apa yang lo pikirin Tin, lo harus mencegah Amelia terlibat lagi, walau gue tahu dia masih hidup di masa depan, tapi tetap saja terlalu berbahaya dan sudah pasti dia di cekoki oleh orang orang dari sindikat itu," ujar Tino di dalam hati sambil melirik Amelia yang antusias di sebelahnya.

1
Delita bae
salam kenal 👋jika berkenan mampir juga😇🙏
Delita bae: wih hebat lanjut🤣🤣
DEE GUNZ: yang kristal lumayan seru dan ngeselin, belom belom udah baca 5 ch hehe
total 4 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!