Aku Bukan Penghianat

Iza bukan gadis bodoh , ia juga tidak tuli , dengan jelas ia mendengar Sania memanggil Bagus dengan sebutan suamiku.

Tentu saja Iza tidak akan tinggal diam , tanpa sepengetahuan Bagus ,ia memang sudah menyuruh orang untuk memata - matai Bagus. Semua jadi gampang karena Iza banyak uang.

" Ternyata informasi yang di sampaikan Sandi benar , tapi kayak belum sreg aja kalau belum ngegap mereka berdua ". Sandi adalah laki - laki yang ia sewa untuk mengikuti semua kegiatan Bagus.

" Berani sekali Mas Bagus menghianatiku , dia belum tau siapa Faiza Fahtiya...akan aku buat dia menyesal seumur hidupnya ".

" Tapi kalau di pikir Mas Bagus kasihan juga sampai bisa di kadalin sama Bu Sania , kenapa jadi lakik bo'doh amat sih , begitu gampangnya di kerjain sama si ular betina ".

" Hehhh...kenapa juga aku mikirin dia , dia aja enggak mikirin aku kok ".

" Banyak pikiran jadi lapar juga , hari mau manjain diri , mau makan enak ...cus lah ". Berhubung sudah waktunya untuk pulang.

Sejak Iza pindah dan hidup bersama di rumah barunya , Yasmin tak lagi berangkat bersama dengan Iza.

Rama lah yang selalu setia mengantar jemput gadis itu...dan tentu saja Rama akan menjemout Yasmin di dekat gang bukan di rumahnya.

Karena sampai saat ini , Rama belum tau Yasmin adalah putri satu - satunya Pak Bagas. Yasmin berjanji pada dirinya sendiri , dia akan jujur pada Rama jika saat itu telah tiba.

" Sendirian ya sekarang ??? Kasihan banget , kemana sohib - sohib setianya ??. Mood Iza jadi anjlok ketika bertemu Adisti ketika sedang menunggu di depan lift.

Iza menengok gadis di sebelahnya dengan pandangan malas , " Harus ya nanya kayak gitu ?? Bisa enggak sih enggak ganggu hidup orang lain ?".

" Bisa....untuk orang lain , kalau buat kamu kayaknya enggak bisa deh Za , aku akan ganggu terus hidup kamu ". Sampai kamu bosan dan keluar dari perusahaan ini , dan kalau bisa kembali ke asal kamu di kota...biar enggak bikin mata aku sepet...dan ganggu hubungan aku dengan Pak Bagus....

" Huffttt , kamu tuh harusnya periksa kejiwaan kamu deh Dis , ada ya orang bawaannya julid mulu, padahal aku enggak ganggu hidup kamu loh Dis ".

" Enggak ganggu bagaimana , gara - gara kamu Pak Bagus nolak cintaku ".

" Hahhh yang benar saja , kamu masih menyalahkan aku akan hal itu Dis, kamu.....ah sudahlah terserah , aku makin lapar karena meladeni kamu ". Iza masuk ke lift .

" Mau ikut turun tidak?? Apa mau berdiri aja di situ sampai lebaran Haji ?". Ledek Iza pada Adisti.

Orang - orang yang ada di belakang Iza pun ikut terkekeh mendengar candaannya , tapi tidak dengan Adisti , ia menghentakkan kakinya ke lantai sambil berjalan masuk .

" Patah nanti hells kamu Dis , sayang sepatu mahal kan ?". Iza tersenyum , ia jadi suka menggoda Adisti , sanggat lucu menurutnya... Persis kayak anak kecil yang lagi merajuk.

Adisti menengok ke arah Iza dengan tatapan tajam , matanya sampai melotot dan hampir keluar, lagi - lagi Iza menanggapinya dengan terkekeh lirih.

" Hiiyyyyy seremmm amat ". gumam Iza lirih.

Pintu lift tetbuka , Adis kembali menghentakkan kakinya dan keluar lebih dahulu.

Iza hanya mengelus dadanya, " Sabar Za...orang sabar cantiknya maksimal ".

Iza mengendarai motornya dan berhenti di sebuah restoran . Ia memesan menu makanan kesukaannya.

" Ehemmm ". " Boleh gabung enggak nih?".

" Eh Kak Dzaki , boleh donggg...lagi pula semua ini milik yang punya restoran ini kok ".

" Takut ada yang marah saja ". Maksud Zaki tentu saja suami Iza.

" Tenang saja Kak , aku ini istri rasa janda , jadi enggak bakalan ada yang marah ". Iza langsung menjelaskan

Zaki cukup tersentak dengan pernyataan Iza....ada apa ini , apa dia ketinggalan berita, tapi Yasmin tidak mengabari apapun tentang Iza.

" Kamu baik - baik saja Za ?" Zaki sudah duduk di depan Iza.

" Alhamdulillah baik Kak , Kak Zaki bisa lihat sendiri kan ?".

" Iya sih, maaf ya , waktu itu aku tidak hisa datang ke pernikahan kamu ".

" Jangan bahas itu lagi Kak , tak masalah bagiku , tapi kenapa aku jarang lihat Kak Zaki sejak itu seakan menghilang deh ".

" Itu karena akuuuu...".

" Aku kenapa kak ?". Iza ingin kali ini Zaki mau jujur dengan perasaannya meski sudah terlambat.

" Jujur aku sakit melihat kamu menikah dengan orang lain Za , aku kalah cepat dengan Pak Bagus untuk mengungkapkan perasaanku , aku menyukai mu Za ". akhirnya terucap juga kata itu dari mulut Zaki, lega sudah...beban yang selama ini ia rasakan seperti terlepas begitu saja.

Zaki tak perduli dengan tanggapan Iza terhadapnya nanti , ini kesempatan baginya , dan ia harus memanfaatkannya dengan baik.

Iza sendiri malah senang dengan ungkapan perasaan dari Zaki. Kenapa enggak daru dulu aja sih Kak...

" Berhari - hari aku terus menyibukkan diri agar lupa dengan kenyataan itu , sampai aku mengabaikan kesehatanku Za , aku sampai di rawat di rumah sakit ".

" Kak Zaki sakit ?? Yasmin kenapa tidak memberitahu aku ya ".

" Sengaja , karena aku larang , aku takut jika melihat kamu datang aku tidak membiarkan kamu pulang nantinya Za ". Zaki terkekeh.

" Eh...bisa bercanda juga ya sekarang ".

" Aku berdosa enggak sih ?". tanya Zaki tiba - tiba.

" Berdosa?? maksudnya?? ".

" Ya karena sudah mengungkapkan perasaan cinta pada istri orang ".

" Kan tadi aku sudah bilang , aku ini istri rasa janda , jadi aku buka lowongan buat cari suami betulan Kak ".

" Benarkah ??...kalau begitu aku mau daftar Za ".

" Boleh , Kak Zaki orang pertama yang mendaftar ".

" Baguslah ...langsung kamu tutup ya pendaftarannya, biar aku tidak ada saingan lagi ".

" Bisa di atur itu mah...buat Kak Zaki apa sih yang enggak ".

Iza dan Zaki pun tertawa bersama , kecanggungan antara mereka sirna sudah, Zaki yang kaku pun tampak makin bisa mengimbangi Iza yang suka bercanda.

Mereka makan di sertai canda dan tawa.. Zaki pun tak malu menyuapi Iza untuk sekedar mencicipi makanan yang di pesannya.

Begitupun dengan Iza , ia juga tak ragu membalas suapan Zaki.

Dari ujung meja yang cukup jauh dari mereka, Bagus mengeram marah , ia mengepalkan tangannya.

Beginikah sifat asli istrinya, selalu mendekati para laki - laki . Bagus tentu mengenal Zaki sebagai karyawan biasa di perusahaan tempatnya dan Iza bekerja.

" Siapa lagi ini Za , kamu begitu dekat dengan pegawai rendahan itu , apa yang kamu cari dari dia...padahal aku sudah ingin memperbaiki pernikahan kita , tapi kamu malah berkhianat padaku ".

Bagus memang akan pulang ke rumah Sania lebih dulu untuk bicara dengannya , ia sengaja mampir untuk makan agar punya tenaga untuk menghadapi istri sirinya itu.

Tapi yang ia lihat sungguh pemandangan yang menyesakkan dadanya , istrinya begitu akrab dengan laki - laki lain.

Bahkan istrinya itu terlihat sangat bahagia , dan bisa tertawa lepas dengan laki- laki itu.

Bersambung.....

Di Like...

Di Comment....

Di Vote juga ya...

Terima kasih sudah mampir...🙏👍🏻😘