Sebelum meninggalkan Kenanga untuk selamanya, Angga menikahkan Kenanga dengan sahabatnya yang hanya seorang manager di sebuah bank swasta.
Dunia Kenanga runtuh saat itu juga, dia sudah tak punya siapa-siapa lagi di dunia ini selain Angga, dan kini Kakaknya itu pergi untuk selama-lamanya.
"Dit, gue titip adik gue. Tolong jaga dia dan sayangi dia seperti gue menyayanginya selama ini" ~Angga ~
"Gue bakalan jaga dia, Ngga. Gue janji" ~ Aditya ~
Apa Kenanga yang masih berada di semester akhir kuliahnya bisa menjadi istri yang baik untuk Aditya??
Bagaimana jika masa lalu Aditya datang saat Kenanga mulai jatuh cinta pada Aditya karena sikap lembutnya??
Bagaimana juga ketika teman-teman Aditya selalu mengatakan jika Kenanga hanya istri titipan??
Lalu, bagaimana jika Aditya ternyata menyembunyikan latar belakang keluarganya yang sebenarnya dari semua orang??
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon santi.santi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Ditinggal suami
Sejak menjadi istri Aditya, Anga menobatkan hari bertemu Diah adalah hari paling sial baginya. Meski sampai sekarang Anga belum tau kenapa Diah tidak menyukainya.
Hari ini Anga dan Caca sudah baru saja membeli buku yang waktu itu tidak jadi di beli oleh Anga karena kedatangan Diah dan Angel.
Tapi di jalan tiba-tiba Caca mengajaknya mampir ke salah satu toko kosmetik langganan mereka dari dulu.
Di sanalah mereka tak sengaja kembali bertemu dengan Diah, tapi kali ini Diah bersama Duwi bukan lagi Angel seperti waktu itu.
"Mbak??" Sapa Anga lebih dulu pada Duwi.
"Anga, kamu di sini juga?? Mau beli skin care??" Jawab Duwi. Menurut Anga, hanya Duwi dan Wira yang masih bersikap seperti dulu tanpa berubah seperti yang lain.
"Oh, ada istri titipan??"
"Diah!!" Duwi menegur Diah.
"Aku cuma mau antar Caca aja kok Mbak" Anga lebih memilih menjawab Duwi daripada meladeni Diah.
"Halah alasan aja kamu. Aku tau kok kalau anak muda kaya kalian bisanya cuma ngabisin duit doang. Ya kalau kerja sendiri sih nggak masalah. Tapi kamu kan cuma mengandalkan Aditya. Nggak kasihan sama suami yang kerja sendirian terus kamu cuma ngabisin uang, apalagi ekonomi suaminya lagi sulit"
"Mbak, apa sih salah Anga sama Mbak?? Kenapa kok kelihatannya nggak suka banget?? Mbak suka ya sama Mas Adit??" Tanya Caca tanpa rasa takut.
"Nggak usah ikut campur kamu!!"
"Diah udah!! Ayo pergi dari sini!!" Duwi menarik Diah menjauh.
"Anga jangan dengarkan omongan Diah ya. Mbak pergi dulu"
Anga masih terdiam menatap ke arah perginya Diah dan Duwi tadi.
"Gila bener tuh siluman ular. Udah Nga, jangan dipikirin!!"
🍀🍀🍀
Nyatanya, sampai di rumah Anga yang begitu perasa tetap saja memikirkan omongan Diah tadi. Dia bahkan terus melamun sampai Aditya merasa khawatir pada istrinya itu.
"Kamu kenapa Dek??" Anga tersadar dari lamunannya karena Aditya menyentuh tangannya.
"Nggak papa kok. Mas Adit udah mau tidur??" Anga masih mencoba menyembunyikan apa yang Diah lakukan kepadanya.
Anga tidak ingin membuat Diah semakin membencinya karena mengadukannya pada Aditya.
"Belum, sebenarnya Mas pingin bilang sesuatu sama kamu"
"Apa Mas??" Anga masih memberikan Aditya menggenggam tangannya.
"Besok Mas harus ke luar kota karena ada acara tahunan di kantor Mas. Kamu nggak papa kalau di rumah sendirian kan??"
Sebenarnya Aditya juga berat meninggalkan Anga di rumah sendirian.
"Berapa hari Mas??" Ini pertama kalinya Anga di tinggal Aditya selama pernikahan mereka.
"Tiga hari Dek. Seandainya aja ini liburan, Mas pasti ajak kamu" Raut wajah Aditya terlihat sedih dan tak rela meninggalkan Anga.
"Anga nggak papa kok Mas, kan cuma tiga hari"
"Tapi kamu harus janji sama Mas kalau kamu harus kasih kabar sama Mas. Kalau mau kemana-mana bilang dulu. Ya??"
"Iya Mas, Anga janji. Mas nggak usah khawatir ya??" Anga ikut mengusap tangan Aditya seperti yang sering pria itu lakukan kepadanya.
"Gimana Mas nggak khawatir kalau Mas tinggalin istri Mas sendirian di rumah"
"Anga bisa jaga diri kok Mas. Mas nggak usah pikirin Anga di sini. Yang penting kerjaan Mas di sana selesai terus cepat pulang ya??"
Aditya mengangguk meski dia benar-benar tak tega pada istrinya. Ingin sekali dia mengajak Anga pergi tapi tidak bisa karena ini acara kantor dan pasti di sana akan sangat sibuk dengan pekerjaannya.
"Besok Mas berangkat jam berapa??"
"Jam enam Dek, Mas jadi nggak bisa antar kamu dulu ke kampus"
"Ya udah, nggak papa Mas. Sekarang Anga bantu Mas packing ya??"
"Iya Dek, makasih banyak ya"
"Sudah kewajiban Anga buat mengurus Mas kaya gini. Anga juga lagi belajar, jadi bantu Anga buat jadi istri yang baik ya Mas??"
"Kita belajar sama-sama ya Dek?"
Anga mengangguk dengan senyum tipis tapi membuat wajahnya tampak begitu cantik di mata Aditya.
Sebagai seorang pria, Aditya tentu mengakui kalau Anga memang begitu cantik. Hampir semua yang di sukai pria ada pada Anga. Selain cantik dan bentuk tubuhnya yang indah, Anga begitu lembut dan penurut. Hingga di dalam diri Aditya muncullah rasa ingin selalu melindungi Anya.
Tak salah jika dulu Angga sangat posesif pada Anga, karena hanya dengan melihat Anga saja, pasti punya keinginan untuk memiliki Anga.
Tapi sekarang...
Hanya Aditya yang memiliki Anga. Meski mereka berdua belum benar-benar saling memiliki seutuhnya, tapi hanya Aditya yang sudah di mata agama dan Negara.
Pagi pun telah tiba...
Kini saatnya Aditya berangkat menuju ke luar kota untuk tiga hari ke depan. Selama itu pula, mereka akan berpisah untuk pertama kalinya.
Anga membawakan koper kecil milik Aditya. Rasanya dia ingin sekali ikut bersama Aditya. Dia ingin masuk ke dalam koper kecil itu dan mengikuti Aditya akan pergi ke manapun.
"Mas berangkat sekarang ya??"
"Iya, Mas hati-hati. Mas cepat pulang ya??" Entah kenapa Anga ingin menangis saat ini. Matanya sudah berkaca-kaca di hadapan Aditya.
Aditya yang semua sudah menguatkan hatinya agar lebih tenang untuk meninggalkan Anga di rumahnya sendiri kini kembali tak tega. Melihat kesedihan di mata sang istri selalu saja membuat hatinya tak tenang.
"Mas boleh peluk nggak??" Aditya merentangkan tangannya. Aneh juga, padahal Aditya sering memeluk Anya tanpa ijin.
Tapi kesempatan itu tak di sia-siakan oleh Anga. Dia langsung menghambur masuk ke pelukan suaminya.
Anga ingin sekali menangis dengan keras karena di tinggal oleh suaminya. Memang hanya tiga hari tapi terasa berat sekali bagi Anga. Dia hanya punya Aditya di dunia ini, dia tidak ingin berpisah walau sebentar saja.
"Jangan sedih dong, Mas cuma sebentar aja. Kalau kamu kaya gini, Mas jadi nggak tenang di jalan" Aditya berbisik lembut di telinga Anga. Tangannya juga senantiasa mengusap lembut kepala dan punggung Anga. Dati bahasa tubuh mereka berdua, mereka terlihat seperti dua orang saling mencintai satu sama lain.
"Iya Mas, maafin Anga"
Mereka berdua mengurai pelukannya. Anga mengusap air matanya dengan cepat lalu sebisa mungkin menunjukkan senyumnya pada Aditya. Benar kata Aditya, Anga harusnya tak membuat langkah suaminya menjadi semakin berat karena harus memikirkan dirinya di rumah.
Tak lama setelah itu terdengar suara ojek yang online yang di pesan Aditya, karena Aditya memang tidak menggunakan motornya.
"Mas berangkat sekarang" Aditya mengulurkan tangannya.
"Hati-hati Mas"
Setelah Anga mengecup punggung tangannya, Aditya menarik Anga sedikit mendekat.
Cup....
Aditya mengecup kening Anga dengan begitu dalam. Seolah-olah sedang mengutarakan kegelisahan, ketakutan, kekhawatiran yang di rasakan Aditya saat meninggalkan istrinya sendiri di rumah.
"Jaga diri baik-baik. Tunggu Mas pulang"