Terima kasih narin, kamu sudah menepati janjimu" Ucap sari didalam hati.
Sari seorang gadis desa yang memiliki kelebihan dapat melihat sosok tak kasat mata mendapatkan beasiswa untuk bersekolah dikota. Hari-harinya selalu kesepian namun kesepian itu menjadi sirna setelah narin datang ke hidupannya. sari berteman baik dengan sosok tak kasat mata itu. Namun sayang mereka harus berpisah karna sesuatu
walaupun begitu tetap narin ingat dan menepati janjinya kepada sari.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon gitafiq, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
ARWAH KINAN
Sari pun berusaha menutupi cahaya merah dari kalungnya agar tidak ada yang bisa melihat cahaya tersebut.
Sari mulai gusar, Sari sangat yakin akan terjadi sesuatu yang buruk lagi.
Sebelum hal buruk terjadi, Sari mengajak ibunya segera pulang.
Di jalan tanah berbatu yang gelap tak berlampu, hanya bermodalkan pencahayaan dari senter handphone Sari.
Sari menggandeng ibu menuntunnya agar tidak salah jalan. Namun samar-samar seperti ada suara langkah kaki yang mengikuti mereka berdua.
Mendengar suara itu, Sari pun mempercepat langkahnya. Ibu yang jua mendengar suara langkah kaki itu seakan paham ia pun jua mempercepat langkah kakinya mengikuti Sari.
Angin sepoi-sepoi mengiringi mereka, suasana kian mencekam. Semakin Sari dan ibu mempercepat langkah mereka, suara langkah kaki dibelakang mereka juga makin kian cepat.
"Jalan terus, jangan menengok belakang!!!" bisik ibu.
Sari mengikuti ucapan ibu. Namun Sari makin kian penasaran karena tidak hanya langkah kaki yang terdengar melainkan juga ada bau busuk mulai tercium oleh Sari. Seperti bau busuk darah.
Saat sudah mendekati rumah, tak sengaja Sari melanggar ucapan ibu dan menoleh ke belakang"
"Hah.... Astagfirullah bu cepat masuk buk" teriak Sari.
Mereka berdua pun segera masuk dan menutup pintu dan mengunci pintu dengan rapat.
Dengan masih nafas yang terengah-engah Sari hanya bisa terduduk lemas di balik pintu.
Melihat anak nya yang pucat membuat ibu cukup cemas dengan keadaan Sari.
"apa yang kamu lihat tadi nak? " sambil ibu mengusap-usap wajah Sari.
"buk tadi itu di belakang kita tante Kinan!! "
"Kinan? Yang benar kamu nak? " tanya ibu tak percaya.
"benar bu, tadi itu tante Kinan aku yakin. Tadi tante Kinan mengikuti kita sambil berjalan dengan kedua tangannya dan kakinya dia merangkak. Sambil tampaknya darah masih terus keluar dari kemaluannya. Dia tersenyum menyeringai ke Sari buk, Sari takut!! ".
Ibu pun memeluk erat Sari. Sari yang masih bergetar ketakutan. Ia takut kalau sosok Kinan terus menerornya kerena Sari gagal di tumbal kan.
"tenang ya nak, kita doa terus ya. Kita berdoa untuk perlindungan kita dan kita juga harus berdoa untuk Kinan agar arwah nya di terima di sisi allah SWT" ucap ibu berusaha menenangkan Sari.
Sari hanya bisa menganggukkan kepala sembari terdiam dan berdoa.
Sudah jam 10 malam, Sari malam ini memilih tidur bersama ibunya.
Sari yang melihat ibunya sudah tertidur lelap, juga akan tidur, namun Sari merasa ingin buang air kecil terlebih dahulu.
Sambil membawa senter, Sari pun menuju toilet yang letaknya terpisah dari rumah Sari.
Di pekarangan belakang rumah Sari banyak tanaman yang di tanam ibunya.
Tak jauh dari situ, di situ lah letak toilet berada tepat di sebelah pohon pisang.
Setelah buang air kecil sari pun akan kembali menuju rumahnya. Saat Sari sebelum membuka pintu toilet ia kembali mencium bau busuk. Bau busuk itu sama persis seperti saat sosok tante Kinan mengikutinya.
Sari mulai takut dan ragu membuka pintu toilet, tapi tidak mungkin ia harus menunggu sampai pagi untuk tetep berada di toilet.
Sari perlahan memejamkan matanya dan kembali berdoa memohon perlindungan. Syukurlah setelah Sari berdoa bau busuk tadi sangat menyengat berangsur-angsur menghilang.
Sari yang mulai berasa lega dan mulai berani, tanpa menunggu lama langsung saja membuka pintu toilet.
Namun Sari sempat terdiam lantaran seperti ada seseorang perempuan sedang berada di dekat sumur samping pohon pisang.
Perlahan Sari mendekat, karena penasaran Sari pun menunjukkan cahaya senter yang ia pegang ke arah sosok misterius tersebut.
Dan benar saja dugaan Sari, lampu senter tersorot jelas kalau itu adalah tante Kinan dengan baju berlumuran darah tengah berdiri tersenyum menyeringai ke arah Sari".
" Nak Sari, seharusnya kamulah yang menjadi sepertiku sekarang" ucap tante Kinan yang masih berdiri di antara pohon pisang dengan wajah yang seolah merintih kesakitan.