Selama ini tidak pernah Julia mempunyai prasangka buruk pada keluarga Tantenya, walaupun selama ini Julia tidak pernah diperlakukan dengan baik oleh keluarga Tantenya itu.
Gadis berusia dua puluh dua tahun yang belum pernah sekalipun dekat dengan seorang pria itu, di jual oleh Tantenya untuk melunasi hutangnya pada rentenir.
Julia yang malang, hanya bisa pasrah.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon KGDan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bagian 30.
Karena ke dua resepsionis itu diam saja tidak menjawab, Lucas terpaksa mengambil ponselnya dan kembali menelepon Edward.
"Apa kamu bercanda Edward! aku tidak melihat istri dan putraku di lobby, kamu membohongi ku ya!" sahut Lucas dengan kencang begitu Edward mengangkat ponselnya.
Ke dua wanita yang berdiri di belakang meja resepsionis itu, mendengar dengan jelas apa yang di katakan Lucas.
Istri dan putraku!
Lutut mereka semakin gemetar ketakutan, dan wajah mereka berdua pucat pasi.
"Kamu yang melakukannya, bukan aku!" bisik salah satu dari mereka dengan tajam menyalahkan rekannya tersebut.
Yang di salahkan semakin gemetar ketakutan.
"Tuan, saya tadi ada melihat seorang gadis membawa seorang anak lelaki duduk di tempat tunggu tamu!" tiba-tiba seorang petugas keamanan datang menghampiri Lucas.
Dengan cepat Lucas menoleh memandang ke arah sekuriti tersebut.
"Benarkah? sekarang di mana mereka?" tanya Lucas dengan cepat, dia merasa lega ternyata memang benar Julia yang datang mengantarkan makan siangnya.
"Mereka sudah pergi Tuan?" sahut sekuriti.
"Pergi? pergi kemana?" tanya Lucas kembali dengan wajah cemas.
"Tadi gadis itu meletakkan barang bawaannya di meja resepsionis!" jawab sekuriti itu dengan polosnya sembari menunjuk ke arah meja resepsionis.
Lucas menoleh dengan cepat memandang ke arah ke dua wanita yang bertugas sebagai resepsionis tersebut.
Tubuh ke dua wanita itu semakin gemetar ketakutan, lutut mereka jadi lemas saking takutnya.
"Tadi aku sudah bertanya kepada kalian, tapi satu pun dari kalian tidak menjawab pertanyaanku, apa kalian tidak tahu siapa aku?!" tanya Lucas mendelik dengan wajah menggelap memandang ke dua karyawannya itu.
"Maafkan kami Tuan, kami salah, kami tidak tahu kalau dia istri anda, maaf Tuan!" ke dua wanita membungkukkan tubuh mereka dalam-dalam meminta maaf pada Lucas.
Tubuh Lucas bergetar menahan emosi, dia tidak menyangka karyawannya benar-benar mengusir gadis yang sudah susah payah di temukannya, dan sekarang dia berusaha untuk mendapatkan hati gadis itu.
Tapi ke dua karyawannya itu sungguh lancang mengusir Julia seperti pengemis dari gedung kantornya, Julia istri Ceo mereka.
Ini akan membuat Julia semakin dingin padanya, dan gadis itu pasti berpikiran, kalau dirinya tidak pantas menjadi istri seorang Ceo yang memiliki banyak pengagum.
"Mana bekal yang di bawa istriku!" sahut Lucas dengan nada menahan amarah.
Lucas mendekat ke meja resepsionis untuk mengambil bekal yang di titipkan Julia.
"Tuan, maaf!!" jerit salah satu resepsionis tersebut sembari membungkukkan tubuhnya semakin dalam, wanita itu pun menangis ketakutan.
Lucas memandang wanita itu dengan tatapan yang begitu tajam, wajahnya terlihat begitu menakutkan.
Tangannya terkepal dengan erat melihat gelagat wanita itu yang sontak menangis, pasti dia sudah melakukan sesuatu hal pada bekal yang di bawa Julia.
"Kemari kan bekalnya!" sahut Lucas dengan nada yang dingin.
"Maaf Tuan!" kembali resepsionis itu minta maaf sembari semakin kencang menangis.
"Dari tadi kamu terus saja minta maaf, aku meminta bekal yang dititipkan istri ku, mana bekalnya!" sahut Lucas dengan kencang.
"Su..su..sudah kami buang!" sahut mereka serentak semakin menundukkan tubuh mereka ketakutan, tubuh mereka semakin gemetar ketakutan.
Lucas seperti merasakan petir menyambar jantungnya, membuat dia terkejut setengah mati.
Di buang?! masakan Julia yang sangat di nantikan nya dari tadi, di buang?!
"Kemana kamu buang bekal yang di buat istri ku!" sahut Lucas menahan emosi yang sudah di atas maksimal.
"Di..di..tong sampah Tuan!" sahut seorang wanita itu sembari menangis ketakutan.
Deg!
Lucas hampir saja jatuh pingsan mendengar kata 'tong sampah'.
Dengan langkah cepat, Lucas menghampiri tong sampah yang tidak jauh dari meja resepsionis tersebut.
Lucas membuka tutup tong sampah, dan terlihatnya satu bekal yang di buang ke dalam tong sampah.
Wajah Lucas semakin gelap saja, tangannya terkepal dengan erat, ini benar-benar membuat tubuh Lucas bergetar karena amarah yang di atas maksimal.
"Tuan!" Lucas mendengar suara Edward, asistennya itu berjalan mendekat padanya.
"Pecat ke dua wanita itu, jangan berikan pesangon, dan masukkan nama mereka ke dalam buku hitam, jangan biarkan mereka mendapatkan pekerjaan apapun di kota ini, aku ingin mereka merasakan betapa tidak berharganya kinerja mereka di mana pun!" ujar Lucas dengan tajam sembari menatap bekal Julia di dalam tong sampah.
Julia pasti sudah membuatkan makan siang yang enak untuk mereka bertiga, tapi kedua wanita yang merasa diri melakukan hal yang benar, sungguh lancang membuang bekal yang di buat Julia.
Geraham Lucas mengetat menahan emosi.
Brakk!
Tutup tong sampah di lemparkan Lucas dengan kencang ke atas tong sampah tersebut, lalu berbalik menuju pintu utama lobby.
Semoga Julia dan putranya belum terlalu jauh pergi, dia akan membawa mereka makan siang di luar saja.
Bersambung.....
lucu psangan ini kebalikan dri lucas dan julia 😆
kasian julia dan lucas blom smpet bulan madu,tpi dpet hadiah anak ke 2
adelia polos bngt dan baik,mak lisbeth heboh bngt dpet cucu baru,
beruntung kehamilan kedua adelia lbih istimewa,karna ada lucas yg memperhatika dan kluarga lucas,terutama mak lisbeth pasti paling heboh wkwk
lucas berubah juga karna julia, daniel cowok peka dari awal,bagus bgtu daniel jngan gugup
bukannya julia mau bertemu kakeknya?