NovelToon NovelToon
Penyesalan Suami : Istri Yang Tak Dianggap

Penyesalan Suami : Istri Yang Tak Dianggap

Status: tamat
Genre:Teen / Tamat / Perjodohan / Poligami / Konflik Rumah Tangga- Terpaksa Nikah
Popularitas:26.9M
Nilai: 4.7
Nama Author: Mommy Ghina

"Sekarang tugasku sudah selesai sebagai istri tumbalmu, maka talaklah diriku, bebaskanlah saya. Dan semoga Om Edward bahagia selalu dengan mbak Kiren," begitu tenang Ghina berucap.

"Sampai kapan pun, saya tidak akan menceraikan kamu. Ghina Farahditya tetap istri saya sampai kapanpun!" teriak Edward, tubuh pria itu sudah di tahan oleh ajudan papanya, agar tidak mendekati Ghina.

Kepergian Ghina, ternyata membawa kehancuran buat Edward. Begitu terpukul dan menyesal telah menyakiti gadis yang selama ini telah di cintainya, namun tak pernah di sadari oleh hatinya sendiri.

Apa yang akan dilakukan Edward untuk mengambil hati istrinya kembali?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mommy Ghina, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Pindah ke Mall lain

Ghina mengalihkan pandangannya ke luar mobil, menatap kosong. Andaikan Om mengajak membeli cincin karena cinta padaku ... andaikan saja!

Mobil Edward sudah berhenti di depan lobi mall yang cukup terkenal di ibu kota. Edward turun duluan dari mobilnya di ikuti Ghina dari belakang.

Mereka berdua masuk ke mall tersebut tidak jalan berdampingan, Ghina sengaja menjaga jarak dengan Edward, begitu juga dengan Edward malu jika jalan berdampingan dengan Ghina.

“Sayang,” sapa Kiren dari kejauhan sambil melambaikan tangan.

Ah yang begini gue gak suka, udah kayak nyamuk deh gue!

Edward menghampiri kekasihnya, dan mereka berdua cipika cipiki di depan Ghina.

“Honey sudah lama sampainya?” tanya Edward lembut.

“Baru sampai juga kok Sayang,” jawab Kiren, Edward langsung menggenggam jemari lentik Kiren.

“Hai Ghina, terima kasih ya sudah mau temenin kita cari cincin nikah,” ucap Kiren, terlihat ramah.

Wah kurang ajar si Om, katanya mau beli cincin buat kita, ternyata buat mereka berdua.

Edward dan Kiren melanjutkan langkahnya menuju toko perhiasan, dan tidak memperhatikan Ghina yang berada di belakangnya.

Mumpung mereka berdua tidak perhatiin gue, bodo amat sama tuh cincin kawin.

Ghina mulai berjalan mundur, sambil memperhatikan Edward dan Kiren yang sekiranya benar-benar tidak memperhatikan keberadaan Ghina.

Dirasa sudah aman, Ghina segera meninggalkan Mall mewah tersebut,menuju Mall tempat janjian dengan Rika sohibnya.

.

.

Di Mall TA.

“Sorry ya Rik, gue baru sampai,” ujar Ghina yang baru tiba di Mall TA.

“Sampe lumutan tahu gue nunggu loe ... untuk belum sampe keluar jamuran,” celetuk Rika.

“Kan udah minta maaf bestie, nanti gue traktir makan mie ramen deh,” rayu Ghina.

“Beneran ya, awas loe udah janji ya.”

“Janji kok ... yuk lah kita ke bioskop. Nanti keburu udah mulai tuh film,” ujar Ghina.

“Kita jadi nonton film horor kan?” tanya Rika.

“Jadi dong.”

Saling bergandengan tangan Ghina dan Rika menuju bioskop dilantai paling atas di Mall TA.

Dertt ... Dertt ...

Ponsel Ghina berdering, dia langsung mengeceknya.

Mama Cantik calling

“Halo Mam," sapa Ghina.

“Ghina sekarang ada dimana?” tanya Mama Sarah.

“Ada di mall mam, kenapa memangnya mam?” balas Ghina.

“Edward cariin kamu, katanya kamu menghilang di mall. Dia sudah coba berulang kali telepon kamu, tapi gak nyambung terus katanya," balas Mama Sarah dengan rasa cemasnya.

“Mama gak usah panik, Om Edward terlalu hiperbola, wong dia aja juga lagi jalan sama pacarnya. Udah kalau nanti Om Edward telepon lagi, bilang aja Ghina lagi jalan sama cowoknya!”

“Jangan begitu dong Nak, kalau kamu blokir nomornya, sekarang buka dulu blokirannya. Biar Edward gak panik," pinta Mama Sarah

“Ya kapan-kapan. Udah dulu ya mam.”

Ghina memutuskan panggilan telepon dari mama Sarah.

Di Mall yang lain, Edward terlihat geram, dia kembali lagi kecolongan Ghina dari pandangannya.

Sedangkan di dalam toko perhiasan, Kiren terlihat semangat memilih cincin pernikahan mereka, sedangkan Edward tiba-tiba moodnya hilang untuk turut memilih cincin mereka berdua.

.

.

Ghina dan Rika terlihat happy keluar dari bioskop. Dan mereka langsung ke tempat selanjutnya yaitu resto korea yang menyajikan mie ramen.

“Ghin, thanks udah di traktir mie ramen nih,” ujar Rika mulai menyantap mie ramennya.

“Sama sama Rik, loe juga udah sering banget traktir gue.”

“Ngomong-ngomong gimana perkembangan loe sama si om ganteng tuh?”

“Dua minggu lagi gue kawin.”

“Astaga, kok malah dipercepat bukannya sebulan lagi?”

“Iya biar cepat juga gue jadi janda.” jawab Ghina dengan betenya.

“Amit-amit loe kalau ngomong dikira-kira dulu, masih muda mau jadi janda ”

“Ya kan loe udah tahu Om gue kawinin gue, biar dia bisa kawin sama pacarnya. Lah buat apa gue lama-lama di madu. Mending jadi janda muda dari pada sakit hati.”

“Bener juga, loe beneran gak ada niatan buat kabur aja?”

“Tabungan gue belum cukup Rik, kalau tabungan gue banyak ... pasti gue pilih kabur aja, pindah ke luar kota atau ke luar negeri.”

“Duh malang banget nasih bestie gue. Atau gue minta bantuan bokap gue aja biar loe bisa tinggal di luar kota?”

“Jangan Rik, gue gak enak sama bokap loe. Biarin aja gue coba lalui masalah ini.”

“Duh bijak amat bestie gue, tapi loe jangan lupa. Kalau butuh bantuan kabarin gue, semoga gue bisa bantu loe.”

“Makasih banyak Rik, loe emang sohib gue dari dulu.”

Mereka berdua sangat menikmati mie ramen sekaligus cemilan untuk mengganjal perut mereka.

“Rika, kita mampir ke toko buku ya ... lihat-lihat novel sama komik. Siapa tahu ada yang bagus.”

“Ok bestie.”

Setelah cukup lama di resto, mereka berdua jalan-jalan keliling mall, mencari toko buku.

.

.

Tanpa terasa Ghina kembali pulang ke rumah jam 9 malam.

Setibanya di rumah, Ghina melihat mobil mewah terparkir di depan rumahnya.

“Rajin amat sekarang sering ke rumah!” gerutu Ghina, jadi malas untuk masuk ke rumah.

“Assalamualaikum,” ucap Ghina saat masuk rumah.

“Waalaikumsalam, jam segini baru pulang Ghina?” tanya Papa Zakaria.

“Iya Pah, lupa lihat jam jadi lupa waktu juga!” jawab Ghina, langsung masuk ke dalam tanpa menegur Edward.

Edward sudah dua jam menunggu Ghina dirumahnya, tapi malah di cuekkin.

“Bang, saya mau ngobrol sama Ghina?”

“Sebentar abang panggilkan Ghinanya dulu.” Papa Zakaria ke kamar Ghina.

“Ghina, Om Edward mau bicara sama kamu,” ucap Papa Zakaria dari luar kamar Ghina.

“Bilangin sama Om Edward, kapan-kapan aja ngobrolnya. Ghina udah capek!” Sengaja Ghina berteriak, biar suaranya terdengar sampai ruang tamu.

“Bang, boleh saya masuk ke kamarnya?” Ternyata Edward sudah berada di belakang Papa Zakaria.

“Silakan,” jawab Papa Zakaria.

Ceklek ...

Pintu kamar Ghina terbuka.

“Pah ... Ghina sudah bilang, Ghina capek! kapan-kapan aja ngobrol sama Om Edward,” ujar Ghina yang sedang duduk di kursi meja belajarnya, membelakangi pintu kamarnya. Hingga dia tidak tahu siapa yang sebenarnya yang masuk ke kamarnya.

“Ehhmmm!” Edward berdehem

Gadis itu langsung membalikkan badannya, karena merasa bukan suara papanya.

“Om Edward!” seru Ghina terkejut.

Edward duduk di tepi ranjang Ghina. “Dari mana kamu? Seenaknya pergi tanpa kasih tahu saya!”

“Pergi ke mall, dan itu bukan urusan Om!” ketus Ghina.

“Kamu sengaja nomor saya diblokir?”

“Iya kenapa, bukan hal pentingkan. Om bisa menghubungi mama atau papa kalau ada sesuatu hal!”

“Sombong sekali kamu, masih bocah kecil  udah sok mengatur orang! Kamu yang harusnya menurut sama orang lebih tua!”

“Tergantung orangnya seperti apa! Yang jelas bukan Om orangnya, Ghina harus menurut seperti anak kecil!” Ghina sudah mulai geram.

“Sekarang Om masuk ke kamar Ghina, mau apa! Mau bicara apa?” tanya Ghina ketus.

“Besok kita balik lagi ke mall tadi untuk beli cincin!”

.

.

bersambung.

1
lidya makadada
Luar biasa
lidya makadada
Lumayan
genta kusuma
kan ada mobil sendiri kok .menunggu ambulan
genta kusuma
kok edwat jahat banget kalau cinta jangan sok
Nur Hidayah
semua ori bos bkn sisa
Nur Hidayah
jgn jx pebinor pak rafael
Nur Hidayah
untung anaknya laki"
Nur Hidayah
visualnya edward kelihatan tuwir dan lecek
Nur Hidayah
mg cepat dipertemukan
Nur Hidayah
cepat sadar om edward bls tuh gina
Nur Hidayah
semua ada hikmahnya
Nur Hidayah
ya gagal dpt hati dan harta bosgan.
n
Nur Hidayah
temen gak setia ckp duwitnya sj anis pecat sekalian boos tar rahasia perusahaan jg dibocorin.
Nur Hidayah
n̈ssi suds jd bubur
Nur Hidayah
hati gina benar" lapang
Nur Hidayah
terlambat sudah edward tuk mengapai gina
Nur Hidayah
puyeng edwar tuh bielikan pabrik oskadon mantep
Nur Hidayah
terpesona yg ori
Nur Hidayah
ganteng kaya tapi tuwir klu byk marah tar strok yg penting warisanya.gina muda cantik byk yg mengharap
Nur Hidayah
dasar edwar sontoloyo
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!