Cinta Di Ujung Nestapa

" Itu dulu sebelum kau berbohong dan mengkhianatiku demi untuk menikahi wanita ini dan juga karena ketakutanmu untuk jatuh miskin kau tega mengkhianati kepercayaan yang ku berikan"

Freya kini berdiri di hadapan Arka dengan amarah yang sudah ia tahan selama ini.

Raina tak percaya begitu saja dengan apa yang dikatakan oleh Freya.

" Jadi kau ingin bilang kalau aku yang mengambil Arka dari sisimu? timpah Raina tak terima.

" Raina kau diam, jangan ikut campur ini urusanku dan Freya"

" Tidak, sekarang ini juga menjadi urusanku Arka"

Arka semakin di buat kesal dan juga bingung antara Freya dan Raina keduanya mendesak penjelasan darinya.

" Frey, kau tahu aku melakukannya karena aku takut kehilanganmu, kau tahu aku sangat mencintaimu"

" Tapi kau salah Arka, apa kau pikir aku mau menerima kebohonganmu dan juga semua sandiwaramu itu? tidak Arka, aku masih punya harga diri "

" Jadi dengan alasan ini kau membalasku dengan berkencan dengan pria lain?"

Arka melihat ke arah Alexander yang nampak berdiri di belakang Freya diam memperhatikan semuanya, selain ia ingin mendengar sendiri ia juga ingin tahu sampai mana Arka akan membuat keributan.

" Jangan libatkan Alex, dia tidak tahu apapun dan jangan coba-coba untuk mencari tahu karena kau akan menyesal"

" Kau begitu membelanya Frey? semudah itu kau melupakan cinta kita? semuanya bahkan janjiku padamu"

" Semuanya sudah berakhir ketika kau mengkhianatiku, dan juga apa yang sudah kedua orang tuamu lakukan padaku dan keluarga ku aku tak bisa menerima semua penghinaan kalian "

" Frey...maafkan aku "

Arka mencoba meraih tangan Freya namun di tepis Freya dan tanpa sengaja Arka melihat cincin di jari manis Freya.

" Katakan cincin siapa yang ada ditanganmu Frey?"

" Kau tidak berhak untuk tahu"

" Katakan Freya Larasati "

Arka menarik tangan Freya dengan kasar membuat Freya terkejut begitu juga dengan Alexander.

" LEPASKAN TANGAN CALON ISTRIKU TUAN ARKA!!!"

Arka menatap Alexander dengan tatapan tak percaya dengan apa yang didengarnya, iapun melepaskan tangan Freya dengan perlahan dan hancur hatinya mendengar penuturan Alexander.

Raina menatap jengah Arka dan juga Freya ia berusaha menahan amarahnya dengan sekuat tenaga ia tak ingin lebih di permalukan lagi oleh Freya .

Dalam keributan itu banyak pengunjung restoran yang diam-diam menyaksikan berdebatan mereka.

Beberapa pengawal Alexander pun dengan sigap segera menghampiri Tuan mereka.

" Dia calon istrimu ?" lirih Arka.

" Seperti yang kau dengar Tuan Arka, Freya adalah calon istriku, dan ku harap kau jangan berusaha untuk mengganggunya lagi kau tidak punya hak untuk itu jika kau tidak ingin hancur"

" Kau masih sebatas calon suami, kau belum sepenuhnya memiliki dia, dia masih mencintaiku , dia tak akan mudah melupakanku dan juga cinta dan janji yang sudah kami ucapkan bersama " Arka dengan penuh keyakinan.

Alexander tak berkutik dengan apa yang dikatakan Arka, jujur ia juga belum yakin dengan perasaan Freya untuknya.

" Cukup Arka, kau sudah keterlaluan!"

" Kenapa Frey? apa yang kukatakan memang benar kan? Kau masih mencintaiku di hatimu hanya ada aku dan hanya aku bukan orang lain" Arka dengan penuh percaya diri dan yakin jika Freya masih mencintainya.

Alexander tak bergeming sakit hati yang ia rasakan saat ini membuat Alexander terpaku mendengar perkataan yang harus ia dengar dari rivalnya begitu juga dengan Raina ia tak menyangka harus mendapatkan kenyataan pahit itu setelah semua yang ia perjuangkan demi bisa bersama Arka.

" Kau salah Arka, siapa kau hingga kau bisa dengan begitu yakin aku masih menyimpan perasaan untukmu? "

" Frey...

"Cinta yang kurasakan untukmu sudah lama mati, saat kau menghancurkan semua mimpi dan janji yang sudah kau ingkari, aku sudah lama menghapus semua kenangan dan juga namamu dari hatiku"

" Freya, tidak kumohon jangan katakan itu aku tidak bisa menerimanya"

" Dihatiku hanya ada satu nama mulai saat ini , entah itu dari pertama kali kami bertemu namun satu hal yang aku yakinni dia akan selalu ada di hatiku selamanya dan dia adalah Alexander "

Alexander menatap wajah Freya dengan penuh haru dan juga bahagia, entah bagaimana perasaannya saat ini yang jelas saat ini ia ingin berteriak dan mengumumkan pada semua orang jika ia adalah orang yang paling bahagia saat ini mendengar pengakuan Freya.

" Sayang...

Alexander meraih tangan Freya keduanya saling menggenggam tangan untuk saling berbagi perasaan cinta yang mereka rasakan, Arka kembali di buat emosi melihat kemesraan keduanya.

" Tidak Freya, kau tidak bisa melakukan hal ini"

" Kenapa tidak? aku bebas dan hubunganku dengan Alex murni tanpa kebohongan "

Tanpa di duga Freya menarik tangan Alexander dan mendaratkan ciumannya di bibir Alexander yang menyambut ciuman Freya dengan penuh sukacita.

Keduanya saling melumat dan saling menghisap bibir masing-masing dengan penuh semangat.

Arka tak terus tetap tinggal di sana melihat kemesraan Freya dan Alexander ia tak mengira jika Freya akan berubah dan bersikap romantis seperti itu saat bersama Alexander.

Berbeda dengan saat dengan dirinya Freya lebih banyak diam dan jarang membalas ciumannya .

Jika mereka berciuman jangankan bersikap mesra apalagi bermesraan semua itu tak pernah ia lakukan Freya bersamanya.

Arka semakin tersudut dan juga muak dengan semua yang terjadi pada dirinya, Raina berusaha untuk mengejar Arka .

" Arka, tunggu dulu dengarkan aku, aku ingin bicara denganmu"

" Arka"

" Semua ini karenamu Raina jika bukan karena kau dan kedua orangtuamu aku tak akan kehilangan Freya"

" Kau masih saja memikirkan gadis itu, Arka dia sangat membencimu lagipula dia sudah bahagia dengan pria lain, kenapa kau tak mencoba untuk melupakannya dan memulai semuanya dari awal, kita sudah menikah Arka lupakan Freya" ucap Raina.

" Aku kehilangan Freya karena kau wanita sialan"

" Arka kenapa kau begitu membenciku apa salahku padamu? Aku hanya mencintaimu apa yang salah dengan itu?"

" Kau tidak salah tapi cara dan keegoisanmu yang membuatku menderita dan hancur"

" Jadi kau menyalahkanku atas penderitaanmu? Kau keterlaluan Arka kau sendiri yang bersalah kau yang terlalu serakah "

" Apa kau bilang?"

" Jika kau tak serakah kau tak akan kehilangan apapun , hidup itu pilihan Arka dan aku memilihmu untuk menjadi suamiku jadi aku hanya melakukan apa yang menurutku benar"

" Raina kau benar -benar egois "

Tanpa bisa lagi di tahan amarah Arka semakin tersulut pertengkarannya dengan Raina membuat Arka di bakar amarah dengan kasar ia menarik tangan Raina dan masuk kedalam mobil.

" Aww...sakit Arka apa yang kau lakukan?"

Arka melempar tubuh Raina ke jok belakang mobil dengan keras dan kasar hingga tubuh Raina jatuh terlentang.

Tanpa buang-buang waktu Arka segera melampiaskan emosinya dengan melakukan penyatuan mereka dengan paksa dan juga kasar membuat Raina menangis histeris dan juga menjerit kesakitan.

Apa yang dilakukan Arka sungguh sangat keterlaluan apa yang ia lakukan pada Raina diluar kebiasaannya, beruntung mobilnya terparkir di area parkir basement yang sepi tanpa ada siapapun hingga ia bisa dengan santai menikmati tubuh Raina.

" Bukankah ini yang kau inginkan dariku Raina? maka nikmatilah"

" Aaahh...sakit Arka, kau jahat , kau brengsek"

" Tutup mulutmu dan rasakan semua ini, ini adalah pembalasanku untukmu"

" Arka...kau keterlaluan aaaahh....hiks...hiks..."

Jeritan Raina tak mampu membuat emosi dan nafsu yang menguasai Arka hilang malah membuat Arka semakin bersemangat menikmati keindahan tubuh Raina.

Didalam mobil yang menjadi saksi penyatuan Raina dan Arka dengan cara yang tidak manusiawi, Arka memperlakukan Raina dengan kasar dan juga brutal ia benar-benar membuat Raina kewalahan dan juga kesakitan dengan gaya dan juga permainannya membuat Raina melenguh kesakitan.