KESEMPATAN KE2 TELAH TIBA!!
Roselyn, 26tahun. Dia hanyalah anak panti yang merangkak sukses selangkah demi selangkah, harus mati menyedihkan karena ulah suami dan sahabat baiknya..
Kekayaan dan kerja kerasnya selama ini direnggut, bahkan ia tak diberi kesempatan untuk memiliki keturunan..
Saat ia terbangun, ia kembali saat usianya 21 tahun, dimana semua bencana masih belum terjadi..
Kali ini ia bertekad! Bukan hanya memmbalas dendam kepada sahabat dan suaminya, Ia juga akan menyelamatkan orang - orang tercinta bahkan ia akan mencari kekuarga kandungnya!!
~ Kheh.. Mario, Jessica. AKU KEMBALI!! TUNGGU SAJA.. !!!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon bubun ntib, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
24
Tangan Gendhis yang terulur untuk memberikan kartu member seketika berhenti di udara, ia sedikit mengernyitkan keningnya tak suka mendengar suara cempreng yang menginterupsinya.
Rose yang tengah sibuk dengan ponselnya hanya melirik sekilas kearah Gendhis kemudian kembali menunduk, ia sama sekali tidak mengindahkan adanya suara sumbang yang menghentikan langkah mereka karena ia yakin dengan kemampuan bertarung Gendhis.
Sepasang pria dan wanita mendekat ke meja resepsionis. Tak ayal karena teriakan wanita itu membuat beberapa pengunjung berhenti dengan rasa ingin tahu, tentu saja mereka penasaran dengan adanya teriakan dan ingin melihat apa yang akan terjadi. Sungguh, ternyata nggak Cuma di negara konoha saja yang suka akan gosip, ternyata di dunia buatan NT pun juga suka!
Gendhis mendengus pelan ketika mengetahui siapa yang mendekat dan berteriak kepada dirinya dan Rose, itu adalah Jessica yang datang bersama dengan Mario.
Dengan tatapan yang angkuh, Jessica memegang mesra lengan Mario dengan erat seolah takut orang – orang tidak akan tahu jika ia datang bersama dengan Mario, membuat Gendhis terkekeh dalam hatinya dan mau tidak mau melirik ke arah Rose, ia ingin melihat bagaimana reaksi Rose yang ternyata harus menelan pil pahit.
Jika Gendhis masih mengkhawatirkan reaksi Rose, maka ia harus kecewa. Saat ini, bahkan Rose pun tidak melirik kearah Jessica dan Mario. Gendhis puas akan hal ini.
“Ada apa, nona muda? Kenapa anda menghentikan kami?” tanya Gendhis dengan nada yang tidak senang, suara Gendhis sedikit disamarkan dengan sebuah alat yang diberikan oleh Rose kemarin.
“Heh, apakah kalian yakin ingin masuk? Hei petugas, kenapa kalian mengizinkan orang kampung ini masuk? Bukankah pelelangan ini ditujukan untuk orang kaya? Bagaimana bisa ada orang udik yang lolos dan memasuki area pelelangan seperti ini?” tanya Jessica dengan lantang. Mario tampak sedikit malu dengan apa yang dilakukan oleh Jessica, tetapi ia tidak mencelanya.
Seketika orang – orang berbisik – bisik, ada yang setuju dengan pernyataan Jessica dan ada juga yang menyayangkan sikap sombong Jessica.
Gendhis mengernyitkan keningnya sebelum menjawab.
“Atas dasar apa anda mengatakan kami tidak layak masuk ke gedung ini? Pelelangan ini mengijinkan kalangan umum untuk masuk karena ini adalah untuk pesta amal, apakah hal dasar seperti ini saja anda tidak mengetahuinya?” cecar Gendhis ke arah Jessica.
Jessica tentu saja terdiam karena ia memang tidak mengetahui dasar – dasar seperti ini, ia hanya menang akan bergaya di kalangan sosialita tetapi pengetahuan tentang bisnis 0 besar.
“Haah, kalian masuk pun juga pasti tidak akan sanggup membeli apapun bukan? Lihatlah baju kalian! Sangat kampungan dan penampilan kalian berdua... Uhh menjijikkan!!” seru Jessica yang tidak ingin mengalah. Ia memang hanya ingin membuat masalah pada dua orang ini yang sejak tadi mencuri perhatiannya, tidak lebih tepatnya bukan pada sosok Gendhis, tetapi pada sosok gadis satunya lagi.
Jessica hanya tidak suka melihat penampilan elegan dan sederhana di diri Rose, rambut Rose terlihat sangat halus dan meski ditutupi oleh masker, Jessica bahkan bisa menyadari jika gadis ini pasti sangat cantik, auranya saja sudah mengesankan.
Jika saja Jessica mengetahui siapa gadis ini, ia pasti akan muntah darah!
“Cis, hanya karena pakaian kami sederhana, anda tidak boleh mengejek kami, nona muda,” tekan Gendhis. Rose menyentuh lengan Gendhis untuk memberikan kode agar mereka bergegas dan tidak melayani ocehan Jessica,
Gendhis membalikkan dan segera mengeluarkan kartu membernya lagi.
“Dia tidak akan bisa masuk ke dalam, petugas. Anda tidak perlu repot – rep....”
“Waahh, member emas. Dua orang ini tidak sederhana bukan?”
“Mereka hanya tidak ingin sombong, bukan?”
“Konon yang memiliki member emas hanya segelintir orang tertentu saja, perusahaan Phantom hanya memberikan kepada orang – orang tertentu saja,”
Seruan terkejut dan takjub segera menghentikan ucapan Jessica begitu saja, Jessica kebingungan dan ingin menyela ketika Mario bergegas untuk menutup mulut Jessica yang sangat beracun.
“Tutup mulutmu, kenapa kamu begitu bodoh!! Tidak kamu tahu arti kartu emas itu, Heh?” hardik Mario dengan pelan.
Jessica tampak sedih dan bingung sekaligus, apa bagusnya selembar kartu itu? Hanya nampak indah dengan warna emasnya yang mengkilat bukan? Kenapa semua orang harus berteriak kagum kepada dua gadis kampung itu?
“Heh, tentu saja kamu tidak tahu tentang kartu itu, itu kartu tertinggi untuk masuk ke semua perusahaan dibawah naungan PHANTOM Grup! Dengan memiliki kartu itu, anda bisa masuk dengan bebas kapanpun di seluruh cabang perusahaan,” jelas Mario sambil menatap penuh damba pada kartu yang dipegang oleh Gendhis.
Bukan hanya para pengunjung lain dan juga Jessica serta Mario yang terkejut, Gendhis Pun sedikit tertegun dengan reaksi yang terjadi kala ia menyerahkan kartu ini kepada petugas. Rose Pun juga menghentikan kegiatan melihat ponselnya dan mulai menatap sekelilingnya yang masih menunjuk – nunjuk ke arah kartu emasnya. Ia sedikit tertarik sekarang.
Pasalnya, kemarin ia mendapat kiriman dari anonim yang isinya adalah sebuah kotak mewah tetapi tipis, Gendhis sebenarnya tidak ingin membukanya tetapi Rose tidak khawatir dan tetap membukanya.
Hasilnya, ia menemukan sebuah kartu cantik ini didalamnya dan secarik kertas berisi sebuah memo yang cukup... misterius.
‘Bawa serta kartu ini sehingga nantinya kamu akan mendapatkan kemudahan masuk untuk pelelangan besok,’
Alis Rose terangkat saat membaca pesan anonim ini, ia sempat curiga tetapi tidak menemukan siapapun yang bisa dicurigai, setelah kelahirannya kembali, selain Jessica ia tidak merasa menyenggol siapapun. Kecuali ...
Bukan, itu pasti bukan pria tampan itu. Ah ayolah, otak Rose sudah kemana – mana saja.
Hingga akhirnya ia memutuskan untuk menyuruh Gendhis membawanya dan bermaksud untuk menanyakan kepada staf petugas nantinya.
Siapa yang tahu jika kartu ini langsung menarik perhatian khalayak umum seperti ini? Dan ia juga melihat jika petugas juga sedikit kaget saat melihat kartu ini.
Bukankah artinya kartu ini memang spesial?
“Sepertinya pesan anonim itu memang benar – benar ya?” tanya Gendhis saat keduanya dipersilahkan untuk memasuki gedung. Tanpa menunda atau menghiraukan pandangan Jessica yang merasa marah, Gendhis dan Rose segera masuk di antar oleh seorang staff yang tadi dipanggil oleh petugas resepsionis.
“Hmmm, sepertinya memang tidak ada niat buruk dari pengirim kartu ini,” jawab Rose setuju dengan Gendhis.
Keduanya diantarkan ke sebuah ruang VVIP yang semakin membuat Gendhis penasaran, ia tidak lagi menahan diri untuk bertanya.
“Bukankah kami reservasi ruang VIP?” ucap Gendhis yang ditanggapi senyuman oleh petugas yang mengantar mereka.
“Maaf nona – nona sekalian, kartu anda memang memiliki akses untuk ruang VVIP ini,” jawab petugas tersebut, tanpa menunggu pertanyaan selanjutnya, petugas itu pamit dengan hormat dan segera meninggalkan keduanya yang masih linglung.
.
.
.
“ Bos, anda tidak ingin menghampiri nona Rose?”