Dunia kultivator.
Yang kuat menindas yang lemah, yang lemah menjadi abu sehingga setiap orang berusaha untuk menjadi kuat.
Di Klan Qing.
Seorang pemuda yang ternyata memiliki takdir langit terlahir dengan fisik yang lemah, sehigga menjadi bahan ejekan para murid klan lainnya. Keberadaanya yang di pandang sebelah mata tiba-tiba mengejutkan semua orang.
Bagaimana kisah perjalanan hidupnya? Simak terus ya Kak PBTB.
Karya ini hadir terinspirasi oleh author-author keren yang ada di mangatoon. Terima kasih kepada Shujinkouron. 🙏.
👉 Belum di perbaiki. 🙏
Terima kasih. 🙏
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Yudhistira, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
25. Melanjutkan perjalanan
Penginapan pasir putih.
Pagi hari.
"Ruo gege kemana tujuan kita hari ini? "
Qing Ruo tersenyum lalu menjawab pertanyaan dari kekasihnya itu, "Kurasa kita akan pergi ke pantai terlebih dahulu. Kemudian setelah itu kita pergi berkumpul dengan yang lainnya untuk melanjutkan perjalanan." Qing Ruo tersenyum tipis menjawab pertanyaan dari kekasihnya itu.
"Baiklah, sebaiknya kita membersihkan diri terlebih dahulu" ucapnya lalu bangkit berdiri untuk membersihkan diri.
Sekitar tiga puluh menit kemudian, Qing Ruo dan Qing Ling telah selesai membersihkan tubuhnya. Mereka kemudian turun dari kamarnya dan berjalan ke lantai dasar untuk memakan sesuatu.
"Pelayan, kami ingin daging bakar yang segar!".
"Baik tuan" jawab pelayan lalu bergegas.
Tiba-tiba seorang pemuda menggunakan jubah biru bergambar ombak bersama dua pemuda lain menghampiri Qing Ruo.
"Saudara, gadis yang bersama anda sangat cantik. Apakah boleh aku duduk bersama kalian?" tanya pemuda tersebut dengan kasar.
"Aku rasa masih banyak tempat yang kosong" ucap Qing Ruo acuh tak acuh di mana hatinya sudah mulai terbakar karena orang tersebut berniat menyinggung isterinya.
"hahaha... Saudara apakah kau tidak tahu siapa kami?"
"Maaf aku orang baru, bahkan aku tidak perlu tahu siapa anda. silahkan pergi jangan ganggu kami!" ucap Qing Ruo.
"Bunuh dia!" ucap pemuda tersebut pada dua orang yang bersamanya.
Kedua pemuda tersebut lalu bergerak. Tapi belum sempat mereka menyerang, kedua orang tersebut tiba-tiba roboh. Sebuah sumpit masing-masing menembus pelipisnya.
Semua orang yang berada di restoran itu mulai menghindar. satu-persatu mereka mulai keluar dari ruangan tersebut. Mereka tidak ingin terlibat masalah, apalagi dengan pemuda berjubah biru dengan gambar ombak itu.
Sekte ombak biru adalah sekte tingkat menengah di daerah tersebut. Mereka terkenal sebagai sekte yang sering terlibat dengan tindak kejahatan seperti mengganggu ke amanan dan memeras rakyat.
melihat kedua temannya tewas, pemuda tersebut dengan marah menyerang Qing Ruo.
"Mati...!" Teriaknya lalu bergerak memberi pukulan.
Boom ledakan keras terjadi. Pemuda tersebut terlempar keluar dengan kedua tangannya hancur. "Ah... " Teriaknya kesakitan.
Qing Ruo keluar menghampiri pemuda tersebut. Lalu menghancurkan kedua kakinya. Argh... Teriaknya semakin keras.
"Saudara ampuni aku, jangan bunuh aku" ucapnya sambil menahan rasa sakit. tusk.. tusk... Qing Ruo menusuk kedua mata tersebut dengan sumpit yang ada di tangannya. "ini karena kau menatap istriku dengan niat jahat" ucapnya.
"Ah...ah... teriak pemuda tersebut kesakitan. "Bunuh aku... bunuh aku" teriaknya memohon. Qing Ruo lalu menendang selangkanganya. Ah... Pemuda tersebut meraung kesakitan.
Qing Ruo membiarkan pemuda itu tetap hidup lalu meninggalkannya.
Semua orang yang melihat kejadian merasa ngeri, karena Qing Ruo bertindak sangat kejam tanpa belas kasihan.
Orang-orang tersebut merasa senang, karena ada orang yang menentang sekte ombak biru. Sebagian lagi merasakan ketakutan dengan tindakan balas dendam yang akan dilakukan oleh pihak sekte.
Di dalam restoran, makanan yang telah dipesan sebelumnya telah tersedia.
"Ling er ayo kita pergi" ucapnya sambil meletakan beberapa kristal jiwa di atas meja dan meninggalkannya.
Setelah beberapa saat Qing Ruo peri, beberapa anggota sekte ombak biru datang dan melihat dua mayat beserta seorang yang masih hidup dengan cedera yang sangat parah.
"Saudara Wen siapa yang melakukan ini padamu?" tanya Talong.
Pemuda yang ternyata bernama Wen itu lalu menceritakan semuanya pada Talong.
"Baiklah ayo kita cari mereka!" ucap Talong dengan marah. "Yang lain urus saudara Wen!" ucapnya pada murid yang lain lalu bergegas pergi.
___
Di tepi pantai.
"Ruo gege, aku selalu membawa masalah. Apa yang harus aku lakukan?" tanya Qing Ling.
Qing Ruo menatap kekasihnya. "Yang perlu kau lakukan adalah tetap bersamaku dan menjadi kuat." ucap Qing Ruo lembut.
"Apakah kau tahu alasannya?" Tanya Qing Ruo. Qing Ling menggelengkan kepalanya.
"itu karena kau sangat cantik" ucap Qing Ruo tersenyum.
"Apakah memang demikian?" tanya Qing Ling ragu. "Hahaha.. Aku rasa demikian" ucap Qing Ruo tertawa keras.
___
Ditanah lapang.
"He Long, apakah kau tau kemana Qing Ruo dan Qing Ling?" tanya Li Hao.
"Senior aku tidak tahu kemana kedua pasangan muda itu " ucap Qing He Long.
"Hye Long apakah saudaramu mencari gadis yang bertarung dengannya di kota sebelumnnya?" tanya Li Hao.
"Mengapa senior menanyakan gadis tersebut?".
"Aku telah melihat kedekatan He Long sebelumnya, tapi tiba-tiba aku membawa kalian pergi" ucapnya pelan.
"Senior Li Hao aku dan He Long tidak ke kota lagi, tetapi kami ke arah utara menuju klan Nie" ucap Hye Long.
"Ada apa dengan klan Nie, dan bagaimana kalian tau klan Nie?"
"Senior Li Hao, Nie klan adalah rumah gadis tersebut dan gadis itu adalah tuan putri mereka. Namanya Nie Zha" Ucap Hye Long.
"Bagaimana sambutan klan Nie pada kalian?"
"hahaha, mereka sangat senang dengan kedatangan kami, mereka memperlakukan kami dengan sangat baik, bahkan mereka telah menjodohkan Ne Zha dengan saudara He Long" ucap Hye Long.
semua mata tertuju pada Qing He Long.
"Haha... Saudara Qing He Long selamat atas pertunangnnya", ucap Li Hao menghampiri He Long sambil memberikan hadiah kecil.
Qing He Long hanya tersenyum malu. "senior Li" terima kasih ucapnya.
"Hahaha... luar biasa.. luar biasa. Saudara He Long telah menemukan jodohnya di kota Wuhan" ucap Duan Chi. Satu persatu mereka mengucap selamat pada Qing He Long.
___
Di pinggir pantai.
"Ling er waktunya kita kembali." ucap Qing Ruo.
"Baik." jawab Qing Ling sambil beranjak dari duduknya.
Mereka berdua pergi meninggalkan pantai tersebut untuk mencari murid yang lain.
Setelah cukup lama berjalan, tiba-tiba mereka di hadang Talong beserta orang-orangnya. Tanpa basa-basi, "Mati...!" Teriaknya langsung menyerang. Qing Ruo juga tidak diam lalu menyambut serangan itu. Boom kedua serangan bertabrakan. Talong terpental ke belakang dengan darah kental keluar dari bibirnya.
"Argh.... Serang bersama !" teriaknya.
Dua belas orang lalu menyerang Qing Ruo secara bersamaan.
Boom.. Boom ledakan demi ledakan terjadi. Sebagian mereka terbang terkena pukulan Qing Ruo, dan sebagian lagi terkapar.
"Pertahanannya sangat kuat!, Buat formasi ombak penghancur!" teriak Talong memberi perintah.
Kedua belas orang itu lalu membuat formasi serangan. Melihat hal itu, Qing Ruo lalu membuat segel tangan. swhos... Dua belas ekor phoenik muncul lalu membentuk tombak emas yang dikelilingi petir ungu.
"Tombak Phoenix emas." teriaknya.
swhos... kedua belas tombak emas itu lalu melesat terbang menyerang.
Boomm... Ledakan keras. Sebagian dari mereka tewas dengan tubuh hancur dan sebagian yang lainnya masih hidup tetapi terluka parah.
"Ah... " Teriak Talong kesakitan. Qing Ruo menghampirinya lalu menghancurkan kedua tangan dan kedua kakinya. Tidak hanya itu, dia juga membutakan matanya lalu menendangnya hingga pingsan.
Ketiga murid yang masih hidup melihat tindakan tersebut merasa ngilu sampai membasahi celannya.
Qing Ruo menghampiri mereka satu persatu dan melalukan hal yang sama seperti yang di lakukan pada Talong. "Ini peringatan keras, karena kalian berani menyinggungku." ucapnya lalu pergi.
Setelah cukup jauh berjalan, dua tetua sekte ombak biru menghadangnya.
"Aku sudah muak untuk bertarung dengan ******** berjubah biru ombak ini, pergi !." jika kalian bersikeras aku akan datang dengan pasukanku lalu menghancurkan sekte kalian" ucapnya acuh tak acuh.
Kedua tetua tersebut tertawa keras... "Hahaha...sungguh konyol, hari ini kau akan mati !" ucapnya.
Serang aku jika kalian berani ucap Qing Ruo memprovokasi mereka sambil mengeluarkan lencana perak bergambar gunung emas yang di lingkari naga ungu. Qing Ruo terpaksa menggunakan lencana sekte karena kedua tetua tersebut merupakan pendekar tingkat tinggi.
Kedua tetua tersebut terkejut.
"Serang dan lakukan jika kalian berani" Tantang Qing Ruo memprovokasi.
"Tuan, ampuni kami, maaf telah mengganggu perjalan tuan sebelumnya. "Silahkan tuan pergi, kami tidak akan mengganggu tuan lagi" ucap salah satu tetua.
"sudah terlambat, aku akan memanggil orang-orang ku untuk menghancurkan sekte kalian" ucap Qing Ruo mengancam.
"Tuan muda ampuni kami, Kami akan melakukan apa yang tuan muda minta asalkan orang-orang tuan tidak datang ke sekte kami".
"Aku akan mengampuni kalian tapi dengan syarat. Pertama serahkan cincin penyimpanan kalian, kedua potong tangan kanan kalian."
"Baik tuan kami akan melakukannya". ucap
kedua orang tua tersebut tanpa ingin mengambil resiko lalu menyerahkan cincin penyimpanan yang di milikinya. Lalu berniat memotong tangan kanannya.
"Tunggu, gunakan pedang ini." ucap Qing Ruo sambil melempar pedang Langit Biru.
Kedua tetua tersebut tanpa ragu meraih pedang tersebut. Menurut mereka itu adalah pedang biasa, karena tidak ada aura yang keluar. Sehingga dengan tingkat kultivasinya mereka dapat menyembuhkan tangannya kembali.
Kedua tetua tersebut meraih pedang lalu memotong tangan kanannya secara bergantian.
"Baiklah aku akan pergi" ucap Qing Ruo lalu meninggalkan kedua tetua tersebut.
Setelah Qing Ruo pergi, kedua tetua tersebut tersenyum. "Haha.. Sungguh pemuda bodoh" ucapnya. Sebagai pendekar pertapa suci, mereka tentu bisa menumbuhkan tangannya kembali.
Kedua tetua tersrbut merasa bingung setelah mencoba menumbuhkan tangannya beberapa kali, mereka masih gagal. "Bagaimana ini bisa terjadi, pedang apa yang diberikan pemuda tersebut" tanya mereka penasaran.
"Saudara Wao Ju apakah kita akan mencari pemuda tersebut ?" tanya tetua yang lain. "Saudara Leng apakah kita mencari mati, Jelas-jelas pedang yang digunakannya adalah pedang misterius. Jika kita mengejarnya, dia tidak akan memberi ampun kedua kalinya, apakah kau lihat apa yang dilakukan pada para murid sebelumnya" ucap Wao Ju sambil berusaha menolong dirinya sendiri
___
"Saudara maaf kami terlambat" ucap Qing Ruo yang tiba-tiba muncul di hadapan mereka.
"Hahaha... Kita masih belum berangkat. Tetua Zheng Li juga belum datang" jawab Li Hao.
Mereka lalu berkumpul dan saling menceritakan pengalaman mereka.
"Sambil menunggu sesepuh, aku akan pergi sebentar" ucap Qing Ruo lalu menghilang.
Tidak beberapa lama, dirinya kembali dengan beberapa ekor kelinci " Aku rasa mungkin sudah ada yang lapar" ucapnya.
"Hahaha... Ide yang bagus. Saudara Ruo aku akan membantu" ucap Lin Mo dan Zhao Fan.
Para senior mereka, Chen Chen dan Wu Dao yang dari tadi berkultivasi juga menghentikan tindakanya dan ikut berkumpul bersama.
Saat sesepuh Zheng Li tiba, dirinya disuguhi pemandangan yang membuat jiwanya hangat. tampak para murid bertingkah konyol dengan keceriannya. " Hahaa...luar biasa" ucapnya lalu duduk bersama.
Pada malam harinya, mereka lalu melanjutkan perjalanan menuju sekte gunung emas.