🏆🥈Juara 2 YAAW S 10
" Aku akan melakukan apapun untukmu. Meski harus kembali menemui pria itu. Hidupmu adalah hidupku. Bunda mohon bertahanlah sayang. Hanya kamu hidup bunda nak. "
Akibat kesalahan semalam yang dia perbuat Kaluna melahirkan seorang putra yang ia beri nama Taraka. Ia membesarkan Tara seorang diri, namun hancur hati Kaluna saat dokter memvonis putra nya yang berusia 5 tahun ini dengan penyakit yang mengancam nyawa.
Kesehatan Taraka semakin memburuk. Dengan berat hati ia pun Akhirnya pergi mencari pria tersebut agar putranya bisa hidup lebih lama.
Bagaimana reaksi si pria saat tahu dia ternyata memiliki putra dari wanita yang bahkan sama sekali tidak dikenalnya itu?
Akankah hidup Taraka terselamatkan?
Folow IG author @anns_indri
Kalau suka jangan lupa tinggalkan like setelah membaca. Terimakasih. Like Anda dukungan terbesar bagi penulis.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon IAS, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
JMB 27. Hasil Dari Sikap Legowo
" Lalu Yas, apa rencanamu?
Yasa tengah duduk di ruang makan bersama Radi dan Hasna. Masih memiliki jatah libur satu minggu ia tentu akan sering menemui sang putra. Dan tentu saja ingin berusaha mendekati Kaluna. Yasa tahu persisi saat ini Kaluna masih belum mau membina hubungan dengannya. Tapi Yasa tentu tidak mau menunggu lama. Ia harus segera mendapatkan persetujuan dari Kaluna untuk menikah dengannya.
" Meminta Kaluna untuk menikah dengan ku, yah," jawab Yasa setelah selesai menghabiskan makanannya. Radi dan Hasna saling pandang, sebuah pertanyaan muncul di hati kedua orang tua itu. Apakah putra nya mulai memiliki rasa yang sebenarnya kepada Kaluna?
" Apa dia sudah bersedia?" tanya Hasna kemudian.
Yasa membuang nafasnya kasar. Ia ingat betul ketika di mobil mengatakan sesuatu kepada sang putra tapi di sikapi pelototan mata oleh Kaluna. Saat itu Yasa mengatakan kepada Tara agar meminta bunda nya segera menikah dengannya agar bisa segera pindah dan hidup bertiga.
" Kalau seandainya Kaluna sudah bersedia maka sudah aku nikahi dia sekarang juga bu."
Hasna terkekeh geli. Baru kali ini di melihat putra nya tampak galau. Tapi seketika Hasna teringat satu hal penting yang harus segera mereka lakukan yakni menemui keluarga Ciara. Bagaimana pun juga mereka harus meminta maaf secara resmi dan sudah sepantasnya memberikan ganti rugi atas semua yang mereka lakukan.
" Baiklah lakukan apa yang ingin kamu lakukan. Tapi saat ini yang harus kita lalukan adalah menemui keluarga Ciara," usul Hasna.
" Ya itu adalah hal pertama untuk memulai misi mu mengejar ibu dari putramu," imbuh Radi.
" Kalau begitu, malam ini saja kita ke sana."
Yasa setuju dengan usulan sang ibu. Menemui keluarga Ciara adalah cara tepat untuk mengawali hubungannya dengan Kaluna dan Tara.
Beberapa barang dipersiapkan oleh Hasna sebagai ganti rugi atas kesalahan yang keluarganya perbuat kepada Ciara. Bukan untuk menilai semuanya dari materi, akan tetapi Hasna yakin untuk mempersiapkan acara kemarin pasti banyak mengeluarkan biaya dan tenaga. Maka dari itu Hasna sudah mempersiapkan segala sesuatu mengenai ganti rugi untuk keluarga Ciara.
" Bu, apakah harus bawa semua ini?" tanya Yasa.
" Iya sayang, bagaimana kalau mereka tersinggung. Nanti kita dikira nyogok atau apa lah," imbuh Radi.
" Berbaik sangka saja. Niat kita baik untuk memberi mereka ganti rugi atas semua kesalahan yang kita perbuat. Semoga mereka mau menerima."
Hasna berucap tenang meskipun kata Yasa, Septian saat itu sempat marah akan tetapi Hasna yakin pria itu sebenarnya adalah pria yang baik. Septian dan istrinya tidak akan berpikiran picik kerah sana.
Di kediaman septian Ciara baru saja pulang. Beberapa hari ini gadis itu sungguh sibuk karena lamarannya untuk jadi design interior di JD Coal akhirnya diterima. Oleh karena itu dia selalu pulang terlambat. Tapi Ciara senang, ia sedikit bisa melupakan Yasa.
Ting tong
Bel rumah Ciara berbunyi, gadis itu berlari menuju pintu. Dalam hati bertanya siapa gerangan yang datang malam-malam begini bertamu. Sebuah salam diucapkan orang yang ada di luar rumah yang membuat Ciara langsung tahu siapa yang datang.
" Waalaikum salam."
Gadis itu menjawab dengan gugup. Di depannya berdiri pria yang sedang berusaha ia lupakan dan ia hapus dari hatinya saat ini. Namun keterkejutan dan kegugupan Ciara berhasil ia ubah menjadi sebuah lengkungan senyum. Ia lalu mempersilahkan keluarga Yasa untuk masuk ke dalam.
" Siapa tamu nya Cia?"
Suara Laila terdengar oleh Yasa dan kedua orang tuanya. Laila yang baru keluar dari dapur tentu terkejut dengan adanya mantan calon besannya di dalam rumah mereka.
" Selamat malam Mbak Laila," sapa Hasna ramah.
" Selamat malam Mbak Hasna," jawab Laila gugup. Tak berselang lama Septian keluar dari ruang kerjanya. Laila sedikit panik, ia sungguh takut suaminya akan meledak saat ini mengingat waktu itu dia sangat marah. Laila bahkan langsung kembali berdiri dan memegang lengan suaminya.
" Selamat datang mas dan mbak, ada apa ini rame-rame kesini?"
Laila dan Ciara sungguh terkejut dengan sikap Septian. Septian menyapa keluarga Yasa dengan begitu ramah dan senyum yang mengembang di bibirnya. Tidak ada nada marah atau emosi sedikit pun. Septian menyentuh lembut tangan istrinya dan meminta Laila untuk mengambilkan minuman bagi tamunya.
Di sisi lain Hasan dan Radi tersenyum penuh dengan kelegaan. Apa yang Hasna tebak benar adanya. Septian adalah pria yang baik dan tidak menaruh dendam. Hasna semakin mantab memberikan ganti rugi yang sengaja sudah ia persiapkan.
" Mas Septian, Mbak Laila dan tentunya Ciara. Kedatangan kami malam ini untuk meminta maaf kepada keluarga Mas Septian untuk apa yang terjadi sebelumnya yakni gagalnya pertunangan anak-anak kita. Saya sebagai ayah dari Yasa memohon maaf yang sebesar-besarnya karena kurang baik dalam mendidik putra kami sehingga kejadian ini menimpa keluarga besar Mas Septian. Kiranya mas bisa memaafkan kami terutama Yasa," ucap Radi menyampaikan maksud dari kedatangan mereka.
Terlihat Septian mengambil nafasnya dalam-dalam dan membuangnya perlahan. Pria itu tengah ancang-ancang untuk mengatakan sesuatu. Ciara yang berada di sebelah papa nya menggenggam erat tangan sang papa. Septian menoleh ke arah Ciara lalu tersenyum simpul.
" InsyaaAllaah kami sekeluarga sudah memaafkan nak Yasa. Awalnya saya memang marah dan tidak terima, tapi Ciara menyadarkan saya akan suatu hal bahwa semua ini sudah takdir Allaah. Kami harus legowo menerimanya. Lagi pula Yasa juga tetap akan jadi keluarga kami meski tidak menikah dengan Ciara. Nak Yasa, Kaluna adalah wanita yang baik dan tidak neko-neko. Entah bagaimana kalian bisa melakukan kesalahan itu, tapi om harap kalian bisa bersama."
Semua menghela nafas penuh kelegaan, terlebih Yasa. Papa Ciara benar-benar terlihat ikhlas menerima semua yang sudah terjadi.
Hasna dan Radi benar-benar kagum dengan sikap Septian. Mungkin dia tidak akan bisa se legowo ini jika itu terjadi pada Yara putri bungsunya.
" Terima kasih banyak om, sekali lagi saya minta maaf atas semua kesalahan saya. Cia, saya minta maaf sama kamu."
" Sudah kak, aku tidak apa-apa. Aku harap kakak bisa bersama dengan mbak Kaluna. Dia sangat baik dan aku tahu itu, cuma sekarang memang terlihat sedikit keras kepala."
Semua tersenyum, obrolan santai nan hangat pun memenuhi ruang tamu keluarga Septian Prasojo. Banyak hal dibicarakan dan tak sedikit juga Yasa bertanya mengenai Kaluna kepada keluarga tersebut yang notabene nya adalah paman dari Kaluna.
" Oh iya mas dan mbak juga Ciara, mohon diterima ini dari kami. Yas, ambilkan yang lainnya di mobil."
Yasa langsung berlari keluar untuk mengambil sisa nya. Sedangkan Septian, Laila dan Ciara sangat terkejut. Apa yang dibawa keluarga Yasa persis seperti untuk seserahan. bahkan di sana ada seperangkat perhiasan dan tentunya uang tunai.
" Kami harap Mas Septian dan Mbak laila jangan tersinggung. Kami tulus memberikan ini untuk Ciara, mohon diterima."
Septian dan Laila berusaha menolak tapi hasna memohon dengan sangat tulus. Dan pada akhirnya mereka pun mau menerima pemberian keluarga Yasa tersebut,
Tak berapa lama kemudian yasa dan kedua orang tuanya berpamitan untuk pulang. Saat mereka sudah pulang Septian dan Laila hanya mematung dengan banyaknya pemberian Yasa. Laila sedikit penasaran dengan sebuah amplop coklat yang berada di atas perhiasan. Ia tahu itu adalah uang tunai tapi tentu dia tidak tahu berapa isinya.
" MasyaaAllaah mas, ini ... ini banyak banget."
Septian ikut terkejut mungkin seratus juta lebih yang ada dalam amplop tersebut.
" Apa kita benar-benar boleh menerimanya," ucap Laila ragu.
" Terima saja ma, mungkin itu adalah rejeki dari Allah yang diberikan kita legowo dalam menghadapi cobaan dari -Nya."
TBC
Up lagi, nanti othor tambahi ya. Kasih semangat othor, kalo rame nanti ditambahi lagi 😁