NovelToon NovelToon
Love Scandal

Love Scandal

Status: sedang berlangsung
Genre:Teen Angst
Popularitas:4.9k
Nilai: 5
Nama Author: Sia Masya

Sepasang suami istri yang terlihat memiliki hidup bahagia namun tersimpan banyak teka-teki pada setiap hubungan mereka

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sia Masya, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

23

Aletta masih bertahan berdiri di depan toko sambil memperhatikan pelanggan yang satu persatu pergi. Ia tidak mungkin menanyakan hal ini karena mereka kelihatan sangat sibuk makanya ia menunggu sampai mereka benar-benar tidak ada pelanggan lagi. Aletta masuk kedalam. Sang pelayan kembali menyambutnya dengan senyuman.

"Silakan mbak, apa mau menukar barangnya?"

"Ah tidak, mbak yang satunya mana ya?" Tanya Aletta karena ia tidak melihat sosok wanita yang melayani pembayarannya tadi.

"Oh Cici, dia ada dibelakang mbak. Apa mbak ada urusan sama dia?" Aletta menggangguk menjawabnya.

"Tunggu sebentar akan saya panggilkan."

Pelayan tersebut masuk ke dalam dan keluar bersama temannya.

"Ada perlu apa ya mbak?" Tanya Cici dengan wajah kebingungan. Dia menghampiri Aletta yang kebetulan duduk di meja tunggu yang ada di depan ruangan.

"Maaf mbak jika saya mengganggu. Perkenalkan sebelumnya nama saya Aletta."

"Salam kenal mbak Aletta, saya Cici." Cici menerimanya dengan sopan.

"Begini mbak Cici, saya ingin menanyakan perihal kamu yang bilang saya ke sini kemarin, apa itu benar?"

"Iya, lebih tepatnya dua hari yang lalu."

Kenapa dia bertanya seperti ini. Apa terjadi sesuatu. Batin cici.

"Apa saya membeli jam tangan yang sama persis seperti ini?"

"Iya mbak, awalnya saya mengira mbak Aletta akan mengembalikan barang, tapi ternyata membeli lagi. Terima kasih mbak karena mau berlangganan di tempat kami."

"Umm iya mbak, saya sebenarnya kehilangan jam tangan itu dan lupa menaruhnya dimana. Makanya saya ingin membeli jam tangan yang baru."

Aku tidak mungkin bilang kalau aku kehilangan ingatan ku tentang kejadian kemarin.

"Ah benarkah, saya turut prihatin. Apa mbak sudah melaporkan pada polisi. Karena jika ada yang mendapatkan jam itu dan menjualnya, itu akan sangat sulit. Karena kami punya validasi asli yang dikasih ke setiap pelanggan kami. Jika orang itu ingin menjualnya harus punya validasi itu juga."

"Surat itu sepertinya juga ikut hilang. Tapi biarkan saja. Tidak apa-apa. Apa saya bisa menukar jam tangan ini dengan warna lain?"

"Ya bisa sekali." Aletta menukar dengan pilihan terbaru meskipun awalnya dia menyukai warna pilihannya itu. Asalkan hari ini dia mengetahui bahwa ada sebagian ingatan nya yang hilang.

Aletta pulang dengan sejuta pikiran di benaknya. Sebenarnya apa yang terjadi.

Ia membuka pintu rumah, memulai pekerjaan seperti biasa yaitu memasak untuk dirinya dan suaminya. Sejam kemudian Brian membuka pintu dan masuk.

"Malam sayang," Ia melemparkan tas beserta dirinya ke atas sofa demi menghilangkan rasa lelahnya.

"Gimana hari ini? Apa pekerjaan mu banyak di kantor? Mereka pasti menyiksamu lagi." Aletta membantu membukakan kaos kaki yang masih dipakai Brian dalam keadaan pria itu baring di atas sofa.

"Ya kamu tahu sendiri, bosku memberiku pekerjaan yang banyak lagi. Tapi sampai sekarang jabatan ku belum dinaikkan juga. Rasanya aku pengen cari kerjaan lain. Tapi sangat sulit menemukan bos yang bisa mengerti pegawainya."

"Kalau begitu kamu cari saja pekerjaan lain."

"Itu yang menurutku sulit. Mencari pekerjaan lain artinya aku harus menyesuaikannya lagi dan harus mulai dari awal. Syukur kalau aku dapat bos yang baik, yang sangat percaya dengan kinerja ku. Tapi kalau bosnya persis sama bos lama ku. Artinya semuanya sama saja dan hanya membuang waktu ku saja."

"Ya sudah terserah kamu gimana baiknya, sekarang sebaiknya kamu mandi dulu. Ada yang mau aku tanyakan sama kamu setelah selesai makan. Jangan tanya apa, mandi saja sekarang!"

Brian nggak berani bertanya lagi karena sudah dicegat Aletta duluan. Padahal ia sangat penasaran apa yang akan ditanyakan Aletta nantinya. Mandi dan ganti baju, tapi isi kepalanya sangat penasaran. Apa yang ingin Aletta tanyakan pada ku ya?

Saat turun dan makan Aletta tidak mengajaknya bicara sama sekali. Wajah Aletta begitu serius sehingga dirinya tak berani mengajaknya berbicara. Setelah selesai makan dan mencuci piring istrinya itu menawarkan kopi padanya.

"Mau minum kopi?"

"Yaps," Brian menunggu Aletta membuat dua cangkir kopi. Untuk dirinya dan Aletta sendiri. Apakah pembicaraan ini benar-benar serius.

Aletta mengambil posisi duduk tepat di samping Brian dan menyerahkan cangkir kopi milik Brian.

"Minumlah selagi hangat."

Brian meneguknya sebentar sambil menanti apa pertanyaan yang akan ditanyakan Aletta padanya. Aletta juga ikut meneguk kopinya. Ia butuh penyegaran sebelum memberikan pertanyaan serius pada suami di samping nya yang menunggu dengan begitu berapi-api. Kali ini ia ingin bertanya apa yang sebenarnya terjadi kemarin.

"Aku ingin kamu jawab yang jujur ke aku. Sepertinya kamu tahu kalau kemarin penyakit ku kambuh. Dan sepertinya aku tidak perlu bertanya lagi. Tapi mengingat pertanyaan mu kemarin, sepertinya ada hal yang memang membuat ku marah. Sebenarnya kemarin itu apa yang terjadi. Apa yang membuat aku marah sama kamu?"

"Aku nggak tahu sayang."

"Kamu nggak perlu khawatir, aku nggak akan marah kok. Aku anggap semuanya selesai kemarin. Hanya saja aku ingin tahu apa permasalahan nya? Aku nggak mau menjadi orang yang bingung seperti itu. Aku butuh penjelasan dari kamu."

"Itu, aku minta maaf sayang. Aku janji nggak akan melakukan hal itu lagi. Aku nggak ingin kamu marah sama aku lagi." Kata Brian sambil menggenggam tangan istrinya dengan begitu erat.

"Kemarin kita sempat janjian di luar untuk makan malam bersama. Hanya saja bosku itu tiba-tiba membuat acara makan malam bersama karyawan lain dan aku tidak berani menolak nya. Setelah itu aku malah membiarkan kamu duduk di restoran itu sendirian berjam-jam menunggu ku. Aku tahu aku salah. Maafkan aku."

Pantas saja aku marah, ternyata suamiku ini lebih mementingkan pekerjaannya dari pada istrinya yang ingin merayakan ulang tahunnya.

"Lalu aku ke restoran itu, mencarimu tapi kamu tidak ada di sana. Aku menelpon mu dan mencari mu di semua tempat, tapi kamu juga nggak angkat telepon ku dan nggak ada di mana-mana."

"Apakah kamu benar-benar mencariku. Atau karena ingatan ku hilang kamu mencoba untuk menipu ku dan berbicara seolah-olah kamu memang mencariku."

"Aku tidak berbohong Aletta. Aku bahkan tertidur di dalam mobil saat mencarimu."

"Tapi kenapa seluruh isi chatan ku nggak ada tentang kamu yang berusaha mencariku?"

"Aku benar-benar menelpon maupun mengirim pesan padamu. Jika kamu tidak percaya kamu bisa membaca sendiri pesanku. Aku tidak tahu kenapa tidak terkirim padamu."

Sepertinya Brian bersungguh-sungguh. Tapi kenapa pesan maupun panggilan di handphone ku hilang. Sebenarnya siapa yang telah menghapusnya. Selama ini aku tidak pernah menghapus pesan-pesanku. Kalau bukan Brian, siapa orang itu yang berani menyentuh handphone ku.

"Kenapa aku tidak mengingat apapun."

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!