🏆Juara Satu Fiksi Modern Jalur Kreatif
Bagaimana jadinya, jika seorang pemuda yang baru berusia 18 tahun, harus di penjara hingga 12 tahun lamanya?
Padahal pemuda itu tidak pernah melakukan kesalahan seperti yang dituduhkan kepada orang orang yang menuduhnya. Dia di Fitnah saat masih duduk di bangku Sekolah Menengah Atas. Atas kasus pembunuhan seorang pemuda yang tak lain adalah teman satu kelasnya.
Lalu apa yang selanjutnya pria bernama Jo itu lakukan? Setelah dinyatakan bebas dari hukuman yang dia jalani? Mampukah Jo menemukan para dalang yang sudah memfitnah nya dengan sangat keji?
Dan nilah perjuangan Jo.Yang Dinobatkan sebagai seorang mantan Narapidana yang melekat sampai akhir hidupnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ilham risa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Perubahan Jo
Seminggu berlalu, sejak pengadilan hakim dikumandangkan di ruangan pengadilan. Dan saat ini, seluruh napi sedang melakukan gotong royong bersama.
Jo yang berjongkok di atas rerumputan sambil mencabuti rumput yang ada dihadapannya, mendengus kesal. Di saat beberapa kelompok napi dari sel yang lain, berusaha mengganggu dirinya.
Jo berusaha untuk menahan emosi. Jo yang sudah berada tiga bulan lamanya di dalam ruang tahanan, kini lebih tahan banting dan tidak takut oleh berbagai macam orang yang ada di dalam sel penjara tersebut.
Jo seperti mati rasa terhadap rasa sakit dari berbagai pukulan yang menyentuh seluruh tubuhnya. Bahkan saat ini di wajah Jo, telah terukir indah, bekas luka di bagian keningnya yang mungkin akan sangat sulit untuk hilang.
Sedangkan, para kelompok napi yang berdiri tidak jauh dari Jo, terdengar berbincang membahas tentang dirinya.
"Apakah dia yang kau maksud?" tanya seorang pria yang sudah berusia 50 tahunan.
"Iya. Aku mendapatkan perintah untuk menyiksa dirinya. Sepertinya dia sangat istimewa, sehingga dia harus di siksa di luar sel seperti ini."
"Huh..! Benar benar malang sekali nasib pemuda itu ya.Ya, sudah. Tunggu apa lagi! Sekarang juga ayo kita dekati dia." ajak pria itu berjalan mendekati Jo yang masih fokus menyabuti rumput.
Jo dapat mengetahui gerakan mereka yang sudah berdiri di hadapannya. Tapi Jo berpura-pura tidak memperdulikannya. Hingga tak lama kemudian, Tiba-tiba saja salah satu dari kaki pria tersebut, memijak tangan Jo yang sedang memegang rumput.
Rasa sakit langsung menjalar di seluruh tubuh Jo. Membuat Jo menjadi marah dan memegang kaki pria yang sudah berani memijak tangannya menggunakan sebelah tangan yang satunya.
Lalu Jo menarik kuat kaki pria tersebut. Hingga pria itu menjadi terjatuh terjengkang ke atas rerumputan. Seluruh rekan dari pria itu merasa sangat terkejut. Akan apa yang diperbuat oleh Jo.
Awalnya mereka mengira, jika Jo hanyalah pemuda lemah yang akan menerima perundungan dari seseorang yang mengganggu dirinya.
"Arrrgghhhhr.......!!"
Teriak kesakitan menggema di lapangan tersebut. Sedangkan pria yang jatuh tersungkur, langsung memegang bokongnya karena merasa kesakitan.
"Bajingan kau sialan....! Berani sekali kau menarik kaki ku!" maki pria itu menatap wajah Jo dengan tajam.
Lalu pria itu berusaha ingin menyerang Jo. Tapi dengan cepat, Jo menghindari serangan pria tersebut dan langsung bangkit dari berjongkoknya.
Para rekan pria itu yang berada di hadapan Jo menjadi marah. Dengan cepat, mereka menyerang Jo secara bersamaan.
"Dasar sampah.! Kau pantas kami siksa sampai mati!" maki mereka sambil melesat menyerang Jo.
Melihat serangan tersebut. Jo langsung mengeluarkan teknik bela diri yang dulu pernah dia dapatkan di masa masih sekolah SMA. Walaupun tidak banyak, tapi Jo akan berusaha melawan mereka semua.
Sudah cukup bagi seorang Jo kalah dan menjadi lemah. Kali ini Jo akan membuktikan kepada semua narapidana, jika dia bukanlah seorang pemuda lemah yang bisa dipijak pijak harga dirinya, sesuka hati mereka.
Lalu Jo menahan setiap serangan yang tertuju kepada dirinya. Jo memelintir tangan mereka dan menendang perut mereka menggunakan kaki Jo yang memakai sepatu berhak pantofel.
Buuukkk.....
Bukkkkkk....
Suara tumbukan dan pukulan, terdengar nyaring di telinga Jo. Dengan keyakinan yang Jo miliki, hingga akhirnya dua orang sekaligus langsung terjatuh ke atas tanah..
Jo tersenyum melihat apa yang dia lakukan, lalu setelahnya Jo mengambil ancang ancang, menantang sambil memainkan keempat jarinya di depan para lawan.
"Ayo kalau berani maju..! Aku pastikan kalian mati di tanganku!" tantang Jo menampilkan wajah bak malaikat pencabut nyawa.
Jo sudah tidak takut, jika harus menjadi seorang pembunuh. Toh dia memang sudah dinobatkan menjadi seorang pembunuh. Lalu kelima pria yang melihat jari tangan Jo menjadi sangat kesal.
Mereka meludah dengan nada yang begitu marah.
"Cuiiih......! Sombong kau anak sialan..! Pantas saja kau menjadi tersangka pembunuhan. Karena kau memiliki sifat yang begitu arogan." maki pria itu langsung berlari menyerang Jo.
Kali ini, pria itu menyerang menggunakan sebilah pisau yang ada di tangannya. Kebetulan, di belakang punggung pria itu memang sudah tersedia pisau yang selalu dia bawa kemana pun dia pergi.
Jo yang mendapatkan serangan dari pisau tajam itu berusaha untuk menghindar. Jujur, di dalam hati Jo dia merasakan takut yang teramat sangat. Tapi Jo sudah pasrah andai pun dia kalah dengan mereka semua. Tapi setidaknya dia telah berusaha melawan.
"Ibu, bapak, Nadia...! Kalian adalah semangat ku, untuk ku selalu berusaha bangkit dan kuat. Dan saat ini, lagi lagi nyawaku sedang dipertaruhkan di tempat ini. Semoga Tuhan mau membantuku dan menyelamatkan aku dari keburukan ini." gumam Jo di dalam hatinya, sambil berusaha menyerang kembali pria yang memegang pisau itu.
"Hahahahaha......! Lihat wajah mu yang sombong itu. Terlihat memerah menahan takut. Sekarang lebih kau menyerah saja, dan Terima siksaan dari kami. Kami janji tidak akan melukai mu terlalu dalam." tawar pria itu kepada Jo.
"Apakah kau kira aku percaya! Kalian semua sama saja dengan para napi yang ada didalam ruangan sel ku. Sekarang aku tidak akan sudi. Di injak injak oleh kalian semua. Lebih baik aku mati dari pada harus menjadi bahan siksaan untuk kalian." jawab Jo dengan tatapan mata yang tajam.
Mendengar perkataan Jo, tentu saja membangkitkan kemarahan seorang pria yang memegang pisau di tangannya. Lalu dengan cepat dia kembali berlari hendak menyerang Jo.
Jo berusaha menghindar, di saat pisau hampir saja melukai bagian perutnya. Setelah itu, Jo pun berusaha melumpuhkan pria itu, agar pisau yang pria itu pegang dapat Jo kuasai.
Lalu Jo menggunakan teknik yang dia miliki, menipu pria itu dengan cara menyerang sambil berjongkok. Dan di saat pria itu terkecoh dengan tekhnik yang Jo lakukan. Dengan cepat Jo bangkit dan langsung memutar tangan pria tersebut sambil merebut pisau yang ada di tangannya.
Setelah itu, tanpa ampun, Jo menumbuk punggung belakang pria itu hingga jatuh ke atas tanah.
"Aaaggrr...!"
Srekkkkk.....
Pisau yang Jo pegang langsung dia arahkan ke punggung belakang dari pria itu, membuat pria tersebut menjerit jerit kesakitan. Setelah itu, Jo memegang kepalanya yang sudah berada di kedua paha Jo. Lalu Jo menikam nya menggunakan pisau tepat di leher milik pria tersebut.
Seluruh napi yang menyaksikan keganasan si pemuda lemah, menjadi terdiam membisu. Bahkan mereka menjadi susah payah menelan ludah mereka yang tercekak di dalam tenggorokan.
"Tidak..! Bagaimana mungkin! Bukankah dia Jo, pria sampah yang selalu kita siksa di dalam sel? Tapi kenapa dia bisa sehebat itu?" tanya beberapa orang yang menjadi rekan Jo di dalam sel.
"Kau benar. Bagaimana bisa, pemuda bodoh dan lemah seperti dia bisa menjadi sehebat itu? Ini tidak bisa di biarkan. Kita harus menyerang dia secara beramai ramai." ajak pria tersebut menatap kearah Jo tajam.
Sedangkan rekan dari pria yang telah di bawah ancaman Jo, membentak Jo keras, agar mau melepaskan teman mereka.
"Hei kau....! Cepat lepaskan teman kami! Berani kau menyakiti dia, maka kau akan mati di tangan kami semua!" ancam pria itu kepada Jo.
"Apakah kau kira aku takut mati! Bahkan selama 3 bulan aku berada di tempat ini. Aku sudah merasakan mati di seluruh kehidupan ku. Sekarang kalian mengancam ingin membunuh ku! Lakukan jika kalian berani." ancam Jo gantian. Sambil menggerakkan pisau yang melekat indah di leher pria tersebut.
Hingga detik kemudian, mereka semua dikejutkan oleh perbuatan Jo yang benar-benar menggorok leher pria itu menggunakan pisau yang ada di tangannya.
Sreekkkkkkk.........
Mata mereka yang melihat kejadian itu, langsung melotot sempurna. Tidak pernah menyangka, jika pemuda yang mereka kira lemah, kini bisa berubah menjadi seorang Monster.
"Kau!!!! Kau pembunuh...! maki mereka tidak percaya.
" Iya, aku memang pembunuh. Dan sekarang aku akan membunuh kalian semua menggunakan pisau yang ada di tanganku ini." ancam Jo dengan nada keras.
Membuat semua para Napi, membubarkan diri, dan ada yang tetap menantang dirinya.
"Ayo kita bertarung." ucap seorang napi yang tersenyum menyeringai tak jauh di hadapan Jo.
Sedangkan para petugas yang mengetahui pertengkaran tersebut. Hanya diam penuh rencana.
"Ini saatnya kita mempunyai alasan untuk mengirim pemuda sampah itu ke penjara Kerobokan. Sebuah penjara yang sangat mengerikan di negara ini. Dengan di huni oleh penjahat kelas kakak dan para Mafia. Aku yakin, tuan Arlan akan senang mengetahui berita ini." gumam kedua petugas itu tersenyum menyeringai.