TAMAT 29 Desember.
Jangan tuntut aku untuk sempurna, karena tak ada satupun di dunia ini manusia yang bisa sempurna! Termasuk aku!
Mungkin aku gila, aku wanita tergila yang pernah ada. Di masa lalu, aku menyewa lelaki yang kucintai hanya untuk kesenangan sekerjap mata.
Dan jika kemarin aku bodoh, hari ini aku lebih bodoh lagi... Entah, kapan aku pintar dalam hal memilih pasangan hidup...
Aku, Flory Alexa Miller yang tengah dalam dilema besar. Sebuah hubungan yang aku paksakan utuh, rupanya tidak baik-baik saja.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Pasha Ayu, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
DUA DUA
Hyun Jay bukan tipe Flory, Hyun Jay berwajah imut karena Oppa Oppa. Flory tak suka wajah dengan desain seperti itu.
Flory suka Liam yang rahangnya lebih tegas menggaris, begitu juga dengan Elang yang meski berbeda dari Liam tapi Elang macho dan berkharisma. Hyun Jay tidak termasuk selera Flory, dari gaya, fashion dan lainnya.
Elang saja gagal membuat dirinya bangkit untuk berhasrat. Apa lagi Hyun Jay?! Flory tidak mau bodoh memilih satu lagi pasangan yang ujung-ujungnya hanya akan selingkuh dengan alasan tidak puas di ranjang.
Lebih baik, hidup seorang diri, berkarir, dan membesarkan Maurin. Dia sudah cukup punya anak yang cantik, dia tidak perlu lagi punya anak lainnya.
Walau nyatanya, sesak masih menggerogoti mentalnya saat ini. Elang dan Liam, dua pria yang Flory cintai, dan keduanya sama-sama menyakitinya secara mental.
Flory trauma, cukup trauma. Trauma pada mantan suaminya, suami pertama dan suami ke dua.
Masih terngiang cara Elang bersikap selalu romantis padanya, dia tak menyangka jika akhirnya senyuman dan bisikan hangat itu akan lenyap dari hidupnya.
"Lihat, doa ku terkabul ke dua kalinya." Hyun tertawa seolah yang dia tertawakan hanya hal kecil saja.
"Kamu butuh ke psikiater sepertinya."
Flory melirik lelaki imut itu. Dan seakan tidak tersinggung dengan ucapan sarkas Flory, Hyun hanya terkekeh kecil saja.
"Aku bisa jadi Daddy Maurin," sahut Hyun Jay.
Flory tertawa kesal, dia duduk di sofa ruang tengah, menanggalkan sepatu pemberian Liam. Yah, sepatu itu Liam yang belikan.
"Kamu tahu apa alasan Elang selingkuh?"
"Hmm, apa?"
Flory memandang Hyun Jay yang duduk menyilangkan kaki di depannya. Sepertinya rumah ini terlihat sepi, hanya ada beberapa pelayan yang berseliweran.
"Aku disfungsi ereksi!"
Hyun Jay tak kuasa menahan tawanya yang terbahak-bahak hingga terpingkal. Lelucon macam ini, apa wanita bisa mengalami itu?
"Aku serius, kau dengar!" Flory menyentak membuat pria imut itu mendadak mengelola ekspresi wajahnya menjadi lebih serius.
"Apa bisa seperti itu?"
"Nyatanya begitu!" tukas Flory. Dia memang tidak memiliki gairah saat bercinta dengan Elang. Tak ada rasa, hambar, hanya gesekan yang terjadi, bahkan terasa sakit sering kali.
"Elang tak pernah bisa memuaskan ku. Begitu juga sebaliknya. Elang juga tidak pernah bisa puas dengan ku. Cerita ini yang membuat dia selingkuh," lirih Flory.
"Benarkah?" Hyun Jay mendadak penasaran dengan informasi konyol Flory.
"Aku hanya bisa merasakan sentuhan Liam Bagaskara saja." Flory lekas lirih. "Bukankah ini gila? Aku rasa aku tidak hanya butuh psikolog, tapi juga psikiater!" umpatnya pada diri sendiri.
Hyun mengernyit bingung. "Dari mana kamu tahu kalau kamu hanya bisa menerima rangsangan dari Liam saja?" tanyanya.
"Beberapa jam lalu. Liam mencium ku. Dan aku berhasrat. Sementara saat dengan Elang, gairah ku tidak bisa sebangun itu." Flory lalu memejamkan matanya yang frustrasi.
"Aroma napas Liam, sentuhan Liam, semua yang ada di Liam. Aku ingin selalu memilikinya." Flory tertawa kecil, tapi tawa itu lebih terdengar pilu.
"Ini semua menyiksa ku, Hyun." Flory menatap wajah tampan Hyun Jay. "Dan kau datang ke sini, untuk mengolok-olok status janda ku? Ini tidak lucu sama sekali!" ketusnya.
Hyun Jay masih tetap Hyun Jay, yang menyebalkan dan suka tertawa. "Kamu mau mencobanya dengan ku? Mungkin kita akan jadi partner ranjang yang panas."
"Aku bahkan tidak bernapzu melihat mu. Kau bukan selera ku!" Flory tertawa mencemooh lelaki itu. Ayolah, realistis, Elang yang perkasa saja tidak mampu, apa lagi Hyun Jay.
"Kita belum mencobanya." Hyun mendekati wajah Flory dengan mencondongkan tubuh.
Flory menggeleng pelan. "Aku rasa aku hanya akan sendiri selamanya, Hyun. Dan semoga, kau cepat-cepat terima jodoh yang disiapkan Appa kamu!" doanya.
Hyun tertawa santai. "Lima puluh enam kali kau menolak ku," ujarnya. Tapi meski begitu, dia tidak puas dengan jawaban Flory.
Kenapa Flory seperti meragukan kemampuan bercintanya. Yah, memang belum pernah mencobanya, tapi dia handal saat main solo.
"Mami!" Maurin datang dari lift yang terbuka. Gadis itu berlari bersama dengan Sus Erie.
"Hei, Sayang." Flory bangkit dan berlari menyambut pelukan putrinya. Buah cintanya bersama Liam Bagaskara.
"Papi mana?" Maurin selalu saja menanyakan Elang. Dan ini yang membuat Flory sering tiba tiba terdiam terpaku tak dapat berkata kata.
"Ini Papi..." Hyun Jay membercandai putri tercinta Flory. Dan gadis mungil itu menggeleng cepat sambil berkata. "Kamu lebih milip sepelti Abang."
Flory tertawa, "dengar, kau tidak cocok untuk ku, Hyun," oloknya. Hyun Jay memutar bola matanya.
"Ayolah, Papi Elang mana, Maulin kangen pengen peluk Papi..." Maurin merengek, dan itu juga bukan yang pertama kalinya. Sus Erie bilang, sudah puluhan kali untuk hari ini saja.
"Sore nanti kita ketemu Papi ya... Maurin sabar. Papi lagi banyak kerjaan." Flory harus menemui Elang untuk Maurin tentu saja.
Maurin bersorak, lalu Sus Erie membawa anak itu kembali bermain. Flory masih perlu mandi, juga beristirahat sejenak.
"Gimana bisa move on. Kau masih berpikir, kau tidak bisa hidup tanpa mereka." Hyun Jay menyeletuk cukup sarkas akhirnya. Flory mendadak menatap wajah pria itu kembali.
"Dengan Liam kamu tidak bisa melupakan sentuhannya, dengan Elang kau masih membutuhkan figur ayah untuk Maurin."
"Lalu, apa menurut mu, aku harus pergi yang jauh dari mereka, begitu?" tanya Flory.
Hyun Jay menghela napas berat. "Aku tidak terlalu yakin, tapi kau perlu menikah lagi dengan ku," usulnya serius.
"Kau bercanda!?" sentak Flory.
"Mau menikah kontrak dengan ku?" tawar Hyun Jay. "Kau boleh lanjut jika cocok. Jika tidak, kau boleh pergi dariku."
"Tidak, terima kasih! Aku bisa mengatasi hidup ku tanpa membuat masalah baru dengan mu, Hyun!" tolak Flory. Lepas dari pria tidak semudah kata-kata Hyun barusan.
Hyun Jay memutar bola matanya. "Terus saja kau begitu, gagal move on, dan selalu jadi orang yang kalah...," gerutunya.
Flory terdiam memikirkan. Dalam kisah cinta di hidupnya, Flory rasa, Liam Bagaskara juga bukan pemenangnya.
Liam pun kalah dan tidak bahagia, meski dia mengakuinya jika semuanya masih tentang Liam saja. Yang itu artinya, Flory lebih kalah dari kekalahan Liam sendiri.
cwo tu y klo da kmauan mampu mengalahkan dunia🤣
tp tp tp sekalinya pth hti mampu jggg meluntuhkan dunianya🤭😆🤣
HALALIN dulu baaaang
Wis bingung pala emak mau bela yg mana🤕😅🙏🏻
tp si Chintya siulat ubur2 yg emang KY wc umum mungkin
sorry kak Pasha aku teringat anak glory trus jadinya 😵😥