Gandari adalah gadis desa yang menjadi sebatangkara karena ibunya telah meninggal dunia, namun ia dinikahkan dengan Prama~ seorang anak juragan tanah didesa Waringin. padahal keduanya masih sangat muda pada saat itu..
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon reni ambar, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
mengandung
Gandari tampak melamun dihalaman rumahnya.. Bayangan ucapan Felicya tentang 'mabuk malam itu bersama Prama' terus terngiang dikepalanya.. Ya, bagaimana tidak? Gandari memang pernah melihat sekelebat bayangan Prama sedang berc*uman dengan seorang wanita yang merupakan Felicya, tapi tak menyangka akan sejauh itu..
Ya, malam saat bertemu Felicya itu memang benar terjadi adanya. Namun Gandari berusaha tak mengaku agar Prama tak curiga padanya. Ucapan Gandari soal Feli yang sedang hamil pun memang benar adanya.. Ia bisa melihat ada janin yang masih berusia 4 minggu diperut Felicya, namun sepertinya Feli, belum menyadari akan hal itu
"Nyai.." lirih Bagja yang melihat Gandari tampak melamun
Gandari pun menoleh kearah Bagja dan langsung tersenyum kearahnya
"Kang Bagja? Sejak kapan ada disini? Maaf saya tidak menyadari kehadiran akang" seru Gandari sembari mengisyaratkan agar Bagja ikut duduk bersamanya, Bagja pun duduk disampingnya dengan sedikit menjaga jarak
"Nyai, saya lihat nyai tampak melamun.. Apa ada yang nyai fikirkan?" tanya Bagja penasaran. Entah sejak kapan, ia jadi sering memperhatikan Gandari
"Tidak ada.. Saya hanya sedang merasa jenuh saja" jawab Gandari berbohong
Bagja pun hanya bisa menghela nafas panjang, lalu menatap langit biru yang cerah
"Saya harap dengan kedatangan orang kota itu tidak membuat nyai merasa goyah akan Prama.. sebab saya yakin wanita kota itu jadi tau diri dan akan menjauhi Prama setelah tau dia punya istri" jelas Bagja merasa yakin
Gandari pun tersenyum simpul dan ikut menatap langit yang biru
"Ah begitukah? Mudah-mudahan memang seperti itu!!" lirih wanita berpakaian kebaya coklat itu
*****
Sementara itu Prama tampak sedang berbicara serius dengan Feli
"Kenapa kamu ngomong gitu dihadapan Gandari, Fel? Kamu mau dia tau semuanya? Hah?" tanya Prama tak habis pikir
"Iya! Dia memang harus tau semuanya, Pram!! Sampai kapan dia harus menerima kebohongan kamu yang selingkuh dibelakangnya!!" jawab Feli lantang
"g*la kamu, Fel!! harusnya kamu sadar setelah aku membawamu kemari berarti aku ingin kamu tau siapa aku dan apa statusku. Tapi kamu malah kekeuh mau melanjutkan hubungan kita.. Sadar, Fel! Aku udah punya Gandari!" ujar Prama
Feli pun tersenyum kecut mendengar ucapan Prama, lalu menatap nyalang pada Prama yang biasanya ia lihat memakai kemeja formal kini memakai pangsi hitam seperti laki-laki didesa ini pada umumnya
"Jadi maksudnya.. Sekarang kamu sudah sadar dan akan kembali pada istrimu begitu? Mana bisaaa, Pram!! Hahahaha.. Kamu pikir istrimu akan menerima jika tau tentang hubungan speciall kita?" desis Feli terkekeh
"Ck!! Maumu apa sih, Fel?" tanya Prama sembari berdecak kesal
Feli pun tersenyum dan mendekat kearah Prama, lalu perlahan mengusap leher belakang Prama dengan lembut
"Pram.. Inget gak waktu kita mabuk bareng? Kita tidur dan tanpa sadar kita melakukan hal itu.. Iyaaa, hal itu.. hahaha.. Kamu ngerti, kan? Kamu inget, kan? Dari sejak saat itu aku sekarang telat dateng bulan loh, Pram!! Itu berarti kamu akan jadi milikku selamanya kalau aku beneran hamil" jelas Feli sembari memeluk Prama dari belakang, namun Prama langsung melepaskan pelukan Feli dengan cepat
"Nggak! Itu gak mungkin terjadi.. Kalaupun iya, aku gak akan nerima anak itu!!" tegas Prama mulai panik
"Haha.. Hahaha.. Tapi bagaimana dengan orangtuamu? Mereka kan gak sabar banget pengen punya cucu, Pram! Ayolah, bukankah istrimu gak bisa memberikanmu anak makanya kamu kecantol sama aku? Hmm?" goda Feli yang terus berusaha menyentuh Prama
"Gak! Kamu salah, Fel!! Bukan Gandari gak bisa ngasih aku anak, tapi aku yang belum menginginkannya.. Kamu salah.. intinya aku gak bakal nikahin kamu. Titik!!" ujar Prama bergegas pergi meninggalkan Feli
Namun Feli langsung meninggikan suaranya kala melihat Lastri sedang memperhatikan mereka
"Tapi anak dalam kandunganku ini adalah anak kamu, Prama!! Kamu harus bertanggung jawab!!" teriak Feli yang tentunya didengar oleh Lastri, hingga akhirnya BRAKKKK..
Lastri yang nampak memegang sebuah boboko tanpa sadar langsung menjatuhkannya saking kagetnya
"Prama.. A-apa yang dia bicarakan?" tanya Lastri dengan tubuh yang sudah gemetaran
Prama pun kaget dan menoleh pada Lastri
"A-ambu.." pekik Prama yang langsung menghampiri Lastri yang tampak lemas, hingga akhirnya Lastri ambruk pingsan didalam pelukan Prama
*****
Karena sudah menjadi hal yang serius untuk dibicarakan, Lastri pun menyuruh mak paraji untuk memeriksa kandungan Felicya. Bahkan disaksikan oleh Lastri yang kini tampak memeluk Gandari yang masih menangis sesenggukan
"Dia sedang mengandung selama 4 minggu, Nyai.." lirih mak Paraji setelah meraba perut Felicya
Semua orang yang ada disana tentu mendengarnya. Sebab bukan hanya keluarga Prama yang menyaksikannya, tapi teman-temannya pun ikut karena penasaran
"waaah g*laaa!! Gimana kalo udah begini anjir.. S*alan mereka!!" desis danu tak habis pikir
Sementara Juragan Darsa yang mendengar itu tampak marah dengan dadanya yang kembang kempis, ia langsung keluar ruangan itu karena tidak mau amarahnya meledak disana
Sementara Bagja terus memperhatikan Gandari yang terus menangis dipelukan Lastri, padahal baginya.. Gandari tak kurang apapun. ia pun menatap tajam pada Prama yang masih menundukkan kepalanya. Dengan tangan yang masih mengepal erat, Bagja pun langsung pergi dari ruangan itu untuk menenangkan dirinya
Prama mendekat kearah Lastri dan Gandari yang tampak menangis. Lalu bersimpuh dihadapan mereka berdua
"Ambu, neng.. Tolong maafkan aku!! Aku benar-benar khilaf melakukannya!! Hiks" lirih Prama dengan air mata yang sudah berderai dipipinya
PLAAAAKK!! Lastri langsung menampar pipi Prama hingga kemerahan. Ia menatap nyalang pada putra tunggalnya dengan nafas yang tersengal-sengal
"Kau! Beraninya seperti ini padaku dan putriku!! Kau pikir kau sehebat apa sampai kau bisa berbuat tak senonoh pada wanita kota itu? Kau merasa sudah hebat dan tak merasa pantas lagi dengan orang-orang desa ini, kan? Makanya kau pergi tanpa kabar begitu lama!!" tuduh Lastri sembari menunjuk wajah Prama
"Ambu.. Bukan seperti itu.. Huhu" tangis Prama, sebab baru pertama kalinya Lastri semarah itu padanya
"Dari kecil aku mengajarkan kamu untuk tidak kurang ajar dan punya nilai moral dalam hidupmu. Sebab walaupun kita ini orang desa tapi kita mempunyai sopan santun dan adat tersendiri. Tapi kau.. Kelakuanmu itu bahkan melebihi binatang, Prama!! Berzinah dengan wanita lain padahal kau sendiri mempunyai seorang istri yang setia disampingmu, lalu sekarang bagaimana? Kau harus bertanggung jawab pada anak dalam kandungan wanita itu karena kau telah menghamilinya!!"
"Ambu.. Tentu aku akan bertanggung jawab pada anak dalam kandungan Feli, tapi aku tak mau berpisah dengan Gandari, bu.. Aku sangat mencintainya dan tak ingin kehilangannya!! Aku mohon maafkan aku"
"b*doh!! Ya kamu tetap harus menikahinya, Prama! Kamu pikir bagaimana bisa dia melahirkan tanpa seorang suami.. Apa kata orang nanti!!" bentak Lastri tak habis pikir dengan jalan pikiran putranya
Namun Gandari langsung pergi meninggalkan ruangan itu dengan mata yang sudah sembab karena tak tahan lagi menerima kenyataan pahit itu..
Namun setelah ia pergi agak jauh dari pondok itu, ia pun menghapus air mata yang membasahi pipi merahnya, lalu ia malah tersenyum penuh arti yang siapapun tentu akan bisa mengartikannya