Cerita ke-tiga Aya, lanjutan dari kisah anaknya Verix sama Natusha. Entah kalian bakalan suka atau enggak.
Intinya selamat membaca ....
- - - -
“NENEK BENAR-BENAR SUDAH GILA!”
Teriak seorang perempuan berusia 22 tahun dengan amarah yang menggebu-gebu. Keduanya tangannya terkepal hingga gemetar.
“AKU INGIN MENIKAH DENGAN PRIA YANG TIDAK SEUMURAN DENGANKU!” lanjutnya sembari membanting beberapa buku yang dipegangnya ke lantai.
Sedangkan sang Nenek terlihat santai seraya meminum tehnya tanpa peduli pada cucu perempuannya sama sekali.
Ingin tahu alasan perempuan muda itu marah?
Ayo kita jelaskan satu-satu.
Serenity Belatcia, nama perempuan berusia 22 tahun yang sedang marah-marah itu.
Serenity marah, ia di paksa menikah oleh sang Nenek dengan lelaki berusia 27 tahun, yaitu Valter Edelwin.
Alasan sang Nenek cuma satu, yaitu ‘ingin melihat sang cucu bahagia dengan memiliki suami’.
Tapi bahagia apanya?
Justru Serenity tidak suka dengan pola p
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rendi 20, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 6 Pukulan dari Valter dan Serenity untuk Gerald
Mobil melaju dengan kecepatan normal, tiga orang yang berada di dalam mobil itu tidak membuka suara untuk memulai percakapan sama sekali.
Serenity maupun Valter terlihat memandangi kaca mobil dengan pikiran yang memenuhi isi kepala, tapi mereka tidak memikirkan kejadian pagi tadi.
Sekarang matahari terbit semakin tinggi, pagi juga sudah berganti menjadi siang. Dan mereka baru saja memasuki kota Victoria. Sungguh perjalanan panjang yang sangat melelahkan, walaupun Serenity hanya duduk di dalam mobil, ia tetap merasa lelah akibat duduk berjam-jam.
“Albert, tolong kau cari restoran ataupun cafe disekitar sini. Aku merasa sangat lapar sekarang.” titah Serenity mendapati anggukan dan jawaban dari sang empu.
“Baik, Nyonya.”
Setelah beberapa menit mencari keberadaan cafe di pinggiran jalan, akhirnya Albert menghentikan mobil mewah bermerek Merced*s itu pada parkiran cafe Alaska.
- -
Makanan terhidang di atas meja. Ada sepiring croissant dan juga dua gelas kopi disana, tapi salah satu dari kopi itu bercampur dengan susu.
Valter tidak memesan apa-apa, ia hanya memesan segelas kopi saja. Sedangkan Serenity memesan croissant dan segelas kopi susu.
“Jika kau belum selesai makan, maka aku akan meninggalkanmu disini.” tukas Valter secara tiba-tiba. Hal itu membuat Serenity menjadi kesal mendengarnya.
“Tidak bisakah—”
“Cepatlah makan!”
Grtt ....
Gigi Serenity terdengar bergemelatuk, ingin sekali ia membuka suara untuk menanggapi perkataan pria itu, tapi ia sadar ini di keramaian.
Baru saja ia hendak mengambil garpu dan pisau untuk memotong croissant itu, matanya tidak sengaja melihat kekasihnya—Gerald yang berada diluar cafe. Karena dinding cafe bagian depan terbuat dari kaca transparan.
“Gerald ...?” gumaman Serenity terdengar pelan, namun masih bisa didengar oleh Valter.
Valter lantas menoleh memandangi arah pandangan dari atensi istrinya. Dan benar saja, ia mendapati Gerald yang sedang berdiri diluar cafe.
“Kenapa dia bia bisa berada disini? Bukankah kita Victoria berada jauh dengan kota Angel Vroush?” pertanyaan itu keluar dari batinnya, kernyitan terlihat kentara pada dahi wanita itu.
“Aku harus bertanya pada—eh ...?” Serenity menghentikan gerakannya saat melihat seorang perempuan tiba-tiba datang dan menggandeng tangan Gerald dengan senyuman manis.
Gerald juga terlihat tersenyum sembari mengecup singkat bibirnya dan terlihat menggandeng tangan wanita tersebut.
“Siapa wanita itu?” batinnya menggigit bibir bawah dengan tangan terkepal hingga bergetar.
Matanya sedikit membulat saat Valter menghalangi pandangannya menggunakan tangan besar tersebut.
“Apa yang kau lakukan?” tanya Serenity menoleh pada suaminya.
“Menghalangi pandanganmu pada mereka.” balas Valter tanpa menunjukkan ekspresi apapun.
Serenity yang mendengarnya langsung terdiam dan menundukkan kepala setelahnya. Ia tidak percaya dengan apa yang ia lihat dihadapannya. Ia tidak percaya Gerald sedang bersama dengan wanita lain sekarang. Ia tidak percaya Gerald terlihat mesra dengan wanita itu.
Ia tidak percaya.
Sangat-sangat tidak percaya ....
BRAK!
Serenity menggebrak Karena sudah tidak bisa menahan emosi lagi, Serenity segera bangkit dari duduknya dan berjalan keluar.
Sedangkan Valter menghembuskan nafas kasar melihat tingkah bodoh wanita itu. Ia lekas berdiri dan berjalan untuk menghampiri Serenity.
Wanita berambut panjang itu berjalan begitu cepat menghampiri Gerald yang ingin pergi dari sana.
GREP!
Serenity menangkap dan mencengkram pergelangan tangan Gerald cukup kuat hingga Gerald melototkan mata setelah menyadari siapa yang memegang pergelangan tangannya.
“Se—”
PLAK!
Tamparan keras mendarat tepat di pipi kana Gerald, hingga kepala pria berusia 22 tahun itu tertoleh ke samping.
“BERANI-BERANINYA KAU BERHUBUNGAN DENGAN WANITA LAIN DI BELAKANGKU!” bentaknya emosi menggebu-gebu setelah menampar Gerald.
Orang-orang yang berlalu-lalang disana menatap mereka dengan tatapan berbeda-beda, bahkan ada juga yang berbisik-bisik.
Gerald segera menatap Serenity yang tengah menatap tajam ke arahnya. Tangannya bergerak hendak menyentuh wanita itu, tapi segera Serenity tepis secara kasar.
“JANGAN MENYENTUHKU! DAN CEPAT JELASKAN SIAPA WANITA ITU!” Hardiknya seraya menunjuk wajah perempuan yang bersembunyi dibalik punggung Gerald.
“Di—dia adalah Adikku.” jawab pria itu, terbata-bata.
“Jangan berbohong! Kau itu tidak punya Adik perempuan!” kali ini intonasi suara Serenity sedikit menurun. Matanya beralih ke arah wanita tersebut.
“Berani—beraninya pelacur ini merebut kau dariku!” ujarnya hendak menarik wanita itu, tapi Gerald segera menahannya dengan cengkraman kuat.
Gerald terlihat mengernyit tidak suka mendengar ucapan Serenity. “DIA ADALAH PACARKU! AKU DAN DIA SUDAH BERPACARAN SELAMA EMPAT TAHUN!” bentak Gerald membuat Serenity membulatkan mata terkejut.
“Aku berpacaran lebih dulu dengannya sebelum denganmu.” pria itu menunjuk wajah Serenity dengan tatapan tajam.
“Aku tidak pernah mencintaimu sekalipun, Serenity. Aku hanya ingin uangmu saja, semua kebahagiaan yang telah aku berikan padamu hanyalah sebuah kebohongan saja.”
Deg ....
Jantungnya berpacu begitu cepat mendengar perkataan Gerald yang menyakiti hatinya.
“Aku telah menyelidiki banyak tentangmu. Kau itu adalah anak dari seorang wanita pelacur,”
Serenity melayangkan tatapan tajam pada pria itu. Ia tidak suka saat ada seseorang yang tiba-tiba menyebut wanita yang paling ia benci itu. Sedangkan Valter terlihat mengepalkan tangannya mendengar perkataan Gerald, ia juga ikut emosi sama seperti Serenity.
“Dan tidak mungkin aku—”
BUGH!
“UKH ...!”
Bruk ....
“GERALD!” Hana Florencia—Wanita yang diketahui merupakan pacar dari Gerald segera berteriak histeris saat mendapati pacarnya tergeletak dilantai dengan mata tertutup.
Gerald, pria berusia 22 tahun itu pingsan seketika, sebab Valter dan Serenity menghadiahi pukulan pada pipi kanan dan kirinya.
“GERALD EDERICK! MULAI SAAT INI, DETIK INI, DAN HARI INI, HUBUNGAN KITA SAMPAI DISINI!” teriak Serenity sebelum pergi dari sana.
Bersambung.