NovelToon NovelToon
Wanita Tahanan Tuan Muda

Wanita Tahanan Tuan Muda

Status: sedang berlangsung
Genre:CEO / Peran wanita dan peran pria sama-sama hebat / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati / Romansa / Fantasi Wanita / Bad Boy
Popularitas:16.1k
Nilai: 5
Nama Author: Candylight_

Menjadi perempuan yang selalu mengerti kesibukan pasangan, tidak banyak menuntut, mandiri, nyatanya tidak menjamin akan membuat laki-laki setia. Justru, laki-laki malah mencari perempuan lain yang dianggap lebih membutuhkan kehadirannya.

Eleanor Louisine —pemilik usaha dalam bidang fashion —owner Best4U.co —harus menerima kenyataan pahit bahwa kekasihnya sudah berselingkuh dengan sahabatnya.

Dalam keadaan kacau setelah mengetahui kekasihnya selingkuh, Eleanor pergi ke bar dan bertemu dengan Arkana Xavier —laki-laki berandalan yang sedang menikmati masa mudanya.

Paginya, Eleanor mendapati dirinya terbangun di dalam kamar bersama Arkana. Ia yang belum tahu siapa Arkana berpikir Arkana gigolo. Namun, ternyata Arkana adalah tuan muda kaya raya.

Dan gara-gara malam itu, Eleanor berakhir menjadi wanita tahanan sang tuan muda —Arkana Xavier.

Bagaimana kisahnya? ikuti terus ya...

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Candylight_, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 31

"Suamiku, aku lapar."

Kedua bola mata Arka langsung terbuka lebar saat bisikan itu terdengar di telinganya. Baru juga Ia memejamkan mata, Ibu hamil disampingnya membuat matanya kembali terbuka.

Kandungan Eleanor sudah memasuki trimester kedua, minggu ke-sembilan belas, bulan ke-lima. Akhir-akhir ini Eleanor menjadi manja dan banyak mau dengan dalih anak mereka.

Sekarang, Eleanor mengeluh lapar disaat orang lain sedang beristirahat. Beruntung Arka suami siaga dan langsung merespon saat mendengar keluhan istrinya itu.

"Lapar?" Arka menoleh menatap Eleanor yang masih berbaring di sampingnya.

"Iya, aku lapar. Bisa tolong buatkan aku makanan?" Eleanor menatap Arka penuh harap karena tidak ada yang bisa diminta tolong membuatkan makanan di tengah malam seperti ini, kecuali Arka.

Mata Arka sebenarnya sudah sangat berat dan mengantuk, tapi Ia tidak bisa menolak permintaan Eleanor. Apalagi Eleanor memasang wajah melas di depannya seperti itu.

"Mau makan apa?" tanya Arka beranjak dari kasur.

Arka akan melakukan apapun demi Eleanor, termasuk membuat makanan disaat rasa kantuk menyerangnya.

"Apa saja, asal kamu yang masak," ucap Eleanor ikut beranjak dari kasur dengan sedikit bersusah payah karena perutnya sudah mulai besar.

"Baiklah. Kamu tunggu disini, nanti aku bawa kesini setelah makanannya selesai."

"Aku mau ikut ke dapur."

"Oke," Arka setuju dan langsung berjalan mendekati Eleanor supaya bisa membantu istrinya itu ke dapur.

"Mau apa?" tanya Eleanor saat Arka merendahkan tubuh kearahnya.

"Memastikan istriku pergi ke dapur dengan aman," jawab Arka mengangkat tubuh Eleanor lalu membawanya keluar kamar.

"Pasti aku semakin berat sekarang," ucap Eleanor seraya mengalungkan tangannya pada leher Arka.

Arka menatap wajah Eleanor karenanya, "kata siapa? aku sama sekali tidak merasa kamu berat."

"Oh ya?" Eleanor tidak percaya.

"Apa kamu meragukanku? suami kamu ini sudah biasa mengangkat benda berat, dan menurutku kamu tidak berat," ungkap Arka berbangga diri.

Eleanor hanya tersenyum tipis menanggapi perkataan Arka. Ia tahu Arka terbiasa mengangkat benda berat, itu sebabnya Arka memiliki tubuh yang bagus. Tapi itu juga yang membuat Eleanor insecure dengan bentuk tubuhnya saat ini.

Nafsu makan Eleanor bertambah sejak hamil dan Eleanor merasa tubuhnya semakin gemuk sekarang. Ada rasa kurang percaya diri dalam hati Eleanor jika memikirkan itu.

"Kenapa?" tanya Arka menyadari ada yang sedang Eleanor pikirkan.

Eleanor tersadar dan menggelengkan kepalanya, "tidak apa-apa."

"Jangan terlalu banyak pikiran, tidak baik untuk kandungan kamu," ucap Arka mengingatkan. Tepat saat mereka tiba di ruang makan.

"Iya, aku tahu. Aku tidak memikirkan apapun kok."

Arka menurunkan Eleanor dan mendudukkannya di kursi meja makan, "kamu tunggu disini, aku masak dulu sebentar."

Arka hendak pergi ke dapur, namun Eleanor menarik lengan bajunya dan membuat langkahnya terhenti.

"Aku mau ikut ke dapur," ucap Eleanor menegaskan keinginannya. Ia sudah mengatakan itu sebelumnya, tapi sepertinya Arka tidak terlalu mendengarkannya.

Arka berbalik menatap Eleanor. Melihat tatapan Eleanor membuatnya tidak bisa melarang ataupun menolak keinginan Eleanor.

"Yaudah, ayo," Arka membantu Eleanor berdiri. Dan setelahnya mereka pergi bersama ke dapur.

Selama Arka memasak, Eleanor hanya diam memperhatikan Arka. Meskipun Arka berasal dari keluarga kaya yang apa-apa dilayani, tapi Arka cukup bisa diandalkan disaat seperti ini. Dan Eleanor bersyukur memiliki Arka dalam hidupnya.

Beberapa bulan lalu, Eleanor bertemu dengan Kai dan sahabatnya yang lain. Kai jujur merasa khawatir dengan Eleanor yang menikahi laki-laki seperti Arka, namun Eleanor meyakinkan jika Arka sangat menyayanginya dan akan menjaganya.

Perkataan Eleanor waktu itu sekarang menjadi kenyataan, Arka benar-benar memberikan kasih sayang pada Eleanor dan menjaga Eleanor. Bahkan meskipun di tengah kesibukan Arka sebagai CEO perusahaan.

"Sudah selesai," ucap Arka setelah sekian lama bergulat di dapur.

Arka membuatkan omelet dengan tambahan sayuran dan daging untuk Eleanor. Salah satu menu yang mudah dibuat dan semua bahannya tersedia di dapur.

"Terimakasih, suamiku," Eleanor tersenyum manis menatap Arka.

Saat Eleanor akan mengambil piring berisi omelet dari tangan Arka, Arka dengan cepat menjauhkan piring itu dari Eleanor.

"Biar aku saja yang bawa ke meja makan," ucap Arka menggandeng Eleanor menuju meja makan dengan satu tangannya membawa omelet.

"Sedang apa kalian disini malam-malam?" suara itu menyapa mereka. Nyonya Xavier terbangun dan memergoki anak serta menantunya di dapur.

"Istriku lapar, jadi aku—"

"Jadi kamu memasak makanan untuknya malam-malam?" tanya nyonya Xavier menyambar perkataan Arka.

"Ayolah, Arka. Banyak pelayan di rumah ini dan kamu menyiapkan makanan sendiri untuk istrimu?"

"Aku tidak ingin mengganggu mereka."

"Dan istrimu seenaknya mengganggumu hanya karena merasa lapar?"

"Istriku tidak mengangguku!"

"Tidak udah membelanya! memang benar istrimu mengganggumu!"

"Aku tidak ingin berdebat dengan mamah masalah ini," Arka kemudian meletakkan omelet diatas meja makan dan membantu Eleanor duduk agar Eleanor bisa memakan omelet buatannya itu.

"Memang seharusnya kamu tidak menikahinya, kamu pasti bisa mendapatkan wanita yang lebih baik dari istrimu!" Nyonya Xavier sengaja mengatakan itu di depan Eleanor.

"Yang lebih baik menurut mamah belum tentu bisa menerimaku seperti istriku!" Arka menatap tajam kearah mamahnya.

Arka pikir mamahnya sudah menerima Eleanor karena akhir-akhir ini Arka sudah jarang melihat Eleanor dan mamahnya berdebat, tapi sepertinya Arka salah.

"Belum tentu menerimamu? kamu kaya dan punya segalanya, banyak yang mau denganmu!" nyonya Xavier tetap pada pendiriannya dan berpikir Eleanor tidak pantas menjadi bagian keluarganya.

"Mungkin banyak, tapi kebanyakan dari mereka hanya menginginkan hartaku. Mamah juga tidak lupa kan bagaimana aku di masa lalu?"

"Lalu istrimu? dia bahkan hanya menjadi benalu di rumah ini!" tekan nyonya Xavier. Ia tidak peduli bagaimana masa lalu putranya, Ia sangat yakin putranya bisa mendapatkan wanita yang lebih baik dari Eleanor.

Eleanor menghela nafas. Rasa laparnya seketika hilang mendengar perdebatan suami dan juga mertuanya.

"Benalu?" tanya Eleanor menyela perdebatan Arka dan nyonya Xavier.

"Kamu makan saja, kamu bilang lapar kan?" Arka menahan Eleanor yang hendak beranjak dari tempat duduknya.

"Kamu tidak dengar yang mamah kamu katakan? aku disebut benalu karena aku makan dan tinggal di rumah ini! kamu pikir aku masih bisa makan?"

"Kenapa? kamu tidak terima dengan yang saya katakan?" nyonya Xavier sama sekali tidak merasa bersalah dengan apa yang sudah dikatakannya di depan Eleanor.

"Sudah hentikan, mah!" Arka menatap tajam mamahnya sebagai peringatan.

"Sayang, kamu makan saja. Jangan dengarkan perkataan mamah," pinta Arka membujuk Eleanor agar Eleanor mau makan.

Arka tahu perkataan mamahnya membuat nafsu makan istrinya berkurang, tapi istrinya harus tetap makan.

"Makanan yang kamu makan hasil aku kerja, tidak ada satupun orang yang berhak menyebut kamu benalu," Arka masih berusaha membujuk Eleanor agar Eleanor mau makan. Tatapannya pada nyonya Xavier seakan memberikan peringatan agar nyonya Xavier berhenti bicara sembarangan.

1
Syaira Liana
ayo kak up lagi
Nikma: Permisi kakak Author ..

Halo kak reader, kalau berkenan boleh mampir novel aku juga ya 'Kesayangan Tuan Sempurna' ..
Terima kasih😊🙏
total 1 replies
Syaira Liana
ikhhh mama satu itu, kapan bisa nerima ele😭
Nur Adam
lnjut
Syaira Liana
lucunya pasutri ini 🥰 makasih kak udah up lagi
Syaira Liana
suami istri yang lucu🥰🥰
Syaira Liana
kakak ayo lanjutt lagi
aca
lanjut donk seru
aca
el ne agak2 bego sumpah lemah menye2
aca
benci bgt ma cwek kayak cantika moga aja g sahabatan lagi soalnya dia munafik
aca
bodoh uda putus aja persahabatan toxic
Nur Adam
lnjut
Syaira Liana
arka jangan marahhh
Nur Adam
lnjur
Syaira Liana
ele kenapa
Syaira Liana
astagah arka
Syaira Liana
makasih kak udah update lagi
Syaira Liana
bucin sekali arka ini
Syaira Liana
kai bahagia juga ya
Syaira Liana
siapa yang meluk🫣
Rara Nawahyuandmiujieks: pasti kai
total 1 replies
Syaira Liana
seruuuuu
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!