Erik, seorang tenaga medis menyinggung orang berpengaruh dan hendak dihabisi! namun pada saat kritis, dia memperoleh warisan ilmu pengobatan, dan sejak saat itu Erik mempunyai kekuatan super yang bisa membawa dia kepuncak kejayaan. namun kesuksesannya terasa hampa, karena keberadaan orang tua dan kerabat kandungnya belum ditemukan.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rudoelf Nggeok, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Pembuat Masalah Ditengah Kegembiraan
Melihat menantunya dihormati, wajah Rini berseri-seri, Dia makan sambil bercanda tawa bersama seluruh kerabat dekatnya.
Ketika semuanya sudah hampir selesai makan, seorang wanita paruh baya berpakaian mewah tiba-tiba mengetuk pintu dan masuk tanpa permisi.
Wanita itu melihat sekeliling, dan pandangannya langsung terpaku pada Sosok Erik. Lidya mengerutkan keningnya, orang ini bernama Bernadeth dia tinggal disekitar sini.
Suaminya pemilik salah satu hotel kelas menengah, aset mereka mencapai puluhan miliar dan dia memiliki seorang putra yang seumuran dengan Lidya.
Putra Bernadeth sedang mengejar Lidya, tapi keluarga mereka terlalu kaya, Lidya sama sekali tidak tertarik pada sosoknya. Hari ini ada banyak sekali kerabat Lidya yang datang berkenalan dengan Erik, tapi Bernadeth malah datang kemari, tentunya dia tidak berniat baik.
Erik juga melihat wanita paruh baya itu, meski tidak tau identitas wanita ini, Erik bisa merasakan emosi ketidaksenangan dari mimik wajahnya. Hari ini Erik memiliki firasat, bahwa hari ini tidak akan berjalan dengan baik, ternyata inilah firasat itu.
"Lalu makan bagaimana ?"
"kenapa ada pembuat masalah ditengah kebahagiaan orang lain?"
Setelah menyapa dengan getir, Bernadeth pun berkata; "Lidya inikah pacarmu itu?"
"Putraku mengejar mu begitu lama, tap kamu tidak menerimanya, aku pikir karena standarmu terlalu tinggi, ternyata kamu malah mencari sosok rendahan seperti ini?
Raut waja Lidya tampak muram, "Bibi Bernadeth, maksudnya apa?"
"Hanya obrolan santai saja kenapa kamu harus marah? Bernadeth penuh amarah pun berkata; "Selain itu, ini demi kebaikanmu juga, lihatlah apa yang kamu cari, ini?
"Sosok miskin dan penuh kesuraman!
"Aku rasa membeli rumah pun akan menjadi sebuah masalah baginya, benar bukan?
Putraku punya tiga properti atas namanya sendiri, salah satunya adalah vila dikota harganya lebih dari tujuh belas miliar!
Kalau kamu ikut dengan pria itu, mungkin seumur hidupmu tidak akan merasakan tinggal dirumah besar.
"Saranku, putus lah dengannya! Masa depan seperti apa kalau kamu terus bersama pria seperti ini?"
Setelah mendengar kata-kata barusan terucap, Lidya marah besar hingga badannya bergetar.
Beberapa kerabat yang berbeda disekitar juga tersinggung dengan pernyataan itu terutama Ruby. Ruby begitu marah hingga wajahnya memerah, ingin sekali rasanya melampiaskan amarahnya kepada Bernadeth beserta leluhurnya.
Erik baru saja memberikan bantuan besar untuknya, alhasil sekarang Mala dipermalukan orang lain. Bagaimana dia bisa menahan amarahnya?
Namun semua orang tahu, kalau keluarga Bernadeth bukanlah orang kaya biasa. Melainkan miliarder level tinggi yang tidak bisa digapai orang biasa.
Bahkan jika tadi Erik menunjukan later belakangnya tadi, dia bahkan bukan level Bernadeth.
Bernadeth bahkan lebih bangga saat melihat express semua orang dan tidak berani marah apalagi bicara.
Pada saat semua orang membisu, Erik berdiri dan berkata; bibi Bernadeth, kan? Apakah rumah bernilai lebih dari tujuh belas miliar layak bibi pamerkan? Kalau rumah semacam itu diberikan kepadaku, aku juga tidak menyukainya.
Erik sudah tau apa yang sedang terjadi.
Erik tidak perna terbiasa dengan sikap superioritas dari orang semacam ini.
Karena orang ini suka memamerkan rumah, maka beli. Saja rumah yang lebih
Mahal untuk menampar wajahnya.
Lagi pula dia belum punya rumah atas namanya sendiri,jadi membeli sebuah rumah juga cukup ok.
"Diberikan kepada mu, kamu tidak menyukainya?"
Kamu pikir kamu siapa hah?"
Bernadeth seketika marah, "apakah kamu punya rumah? Orang sepertimu mungkin seumur hidupmu tidak akan pernah mampu membeli flat dalam kota!"
Erik ketawa sambil berkata;
"hehe meskipun aku tidak memiliki properti atas namaku sendiri, hanya masalah kecil bagiku untuk membeli properti, dijamin lebih mahal dari vila milik putramu yang hanya tujuh belas miliar itu. Malah lebih bagus pula!"
Seusai bicara Erik keluar untuk menelpon Fandy Setiady, karena ingin membeli rumah, maka harus berkonsultasi dengan raja real estate kota Cendana.
"Tuan Fandy, ini aku Erik, apa kamu punya waktu luang? Ada beberapa hal yang ingin aku tanyakan."
"Dokter Dewa terlalu sungkan, aku kan pernah bilang, langsung katakan saja kalau membutuhkan sesuatu!"
Suara Fandy yang sangat hormat terdengar dari ujung telpon sana.
"Begini aku ingin membeli satu set rumah, paling bagus kalau vila yang agak mahal, kwalitas harus bagus, apa kamu punya rekomendasi untukku?"
"Dokter Dewa, kenapa anda harus membelinya? Aku punya begitu banyak properti atas nama diriku sendiri, aku berikan saja satu set pada anda!"
"Bagaimana bisa seperti itu?"
"Apanya yang tidak bisa? Jika bukan karena dokter Erik, aku sudah mati saat itu. Apa gunanya menyimpan begitu banyak rumah? Lagi pula, aku juga belum membalas Budi setelah diselamatkan oleh anda waktu itu, tolong jangan menolak lagi, kalau menolak lagi, sama saja dengan memandang renda seorang Fandy Setiady ini!"
Fandy berkata lagi; "vila terbaik dikota Cendana adalah KOMPLEKS PERUMAHAN GOLDEN DIAMOND. Setengah dari villa-villa disana adalah milikku, aku akan menyuruh bawahanku untuk prosedurnya, anda bisa melihat-lihat kesana kapan saja."
Tidak mengherankan dia adalah orang terkaya dikota Cendana, bahkan setengah dari vila elit di kompleks perumahan golden diamond milikinya.
Erik pun kembali kedalam rumah setelah selesai menelpon. "Wow? Sudah kembali lagi? Jangan bilang kalau kamu selesai membeli rumah hanya dengan satu panggilan telpon?"
Ujar Bernadeth heran.
Apa yang bibi katakan benar, memang hanya dengan satu panggilan telpon saja sudah selesai membeli rumah Erik mengangguk lalu berkata lagi; aku beli rumah di kompleks perumahan golden diamond."
Erik benar-benar membeli rumah dikawasan paling elit dikota ini? Orang-orang disana mulai berdiskusi panas! Apa lagi Bernadeth, raut wajahnya makin muram.
Harus diketahui dikawasan itu adalah vila termahal dikota Cendana, vila paling murah saja diatas tiga puluh miliar lebih.
Vila milik putranya memang terlihat luar biasa bagi orang biasa, tapi statistik bahkan tidak bisa dibandingkan komplek perumahan golden diamond.
"Aku tidak percaya!"
"menjadi penjaga keamanan saja disana kamu tidak layak!"
"Kamu membeli rumah mewah hanya dengan satu panggilan telpon? Siapa yang sedang kamu bodohi?
Setelah beberapa waktu, Bernadeth berteriak keras "kalau kamu punya nyali, ayo kita pergi bersama-sama untuk melihatnya!"
"jika kamu benar-benar membeli rumah di vila golden diamond, aku akan berlutut dan bersujud padamu!"
Erik tentu tidak punya alasan untuk menolaknya. Setelah mendapat persetujuan Bernadeth pun buru-buru pulang kerumah mengendarai mobilnya dengan tergesa-gesa.
Suami Bernadeth, vino yang bertanggung jawab untuk mengemudi. Vino adalah konglomerat miliarder.
Dimatanya perilakunya membosankan tak ubahnya anak kecil Yang bermain rumah-rumahan, dan Bernadeth memiliki temperamen yang buruk, sebagai suami dia juga tidak bisa mengendalikannya.
vino bahkan menatap jijik pada Erik, anak muda itu memang tidak mau rendah dari, tahunya hanya menyombongkan dirinya!
Orang-orang pun cemas terutama Lidya.
mau hiatus kah ???