Deal, Kita Menikah!

"Kau mengatakan sesuatu?" tanya Kenan dengan kening yang berkerut saat mendengar suara Cleo yang setengah berbisik.

"Tidak ada!" bohong Cleo dengan cepat. "Bagaimana gaun ini, bagus atau tidak?"

Kenan diam, matanya menelisik dari atas sampai bawah dan langsung meng-gelengkan kepalanya.

"Ganti!"

"What?" pekik Cleo dengan wajah yang memerah karena amarah. Bagaimana tidak marah saat pria yang sejak tadi hanya duduk di atas sofa itu, memintanya untuk mengganti kembali gaun pengantin yang dikenakannya. "Ini sudah ke dua puluh dua gaun pengantin yang aku coba, dan kau bilang ganti?"

Kenan hanya diam sembari mengangkat satu tangannya, mengisyarakatkan pada sang pemilik butik untuk membawa Cleo mengganti gaunnya.

"Tidak! Aku tidak mau!" Cleo menepis tangan sang pemilik butik, lalu berjalan menghampiri Kenan yang terlihat masih duduk santai dengan raut datarnya. "Apa lagi kekurangan gaun ini?" tanya Cleo dengan penuh emosi.

"Gaun itu terlalu tertutup."

"Apa? Gaun pengantin ini tertutup?" Cleo menggelengkan kepalanya. Apakah mata pria itu buta hingga tidak melihat bagaimana terbukanya gaun yang dikenakannya saat ini, dengan belahan dada yang rendah dan ketat hingga membuat kedua dadanya menonjol berlomba-lomba hendak keluar dari tempatnya. "Dengar Tuan Kenan Meyer! Kalau kau menginginkan gaun yang terbuka, aku akan memakai bikini."

"Ide yang bagus," Kenan menganggukkan kepalanya.

"What?" lagi-lagi Cleo terkejut. Karena bisa-bisanya calon suaminya itu menanggapi perkataannya dengan serius. "Kenan Meyer awas kau!" Cleo segera kembali ke ruang ganti, untuk melepas gaun pengantin yang dikenakannya agar bisa membalas perbuatan Kenan.

Namun sayangnya setelah Cleo selesai mengganti pakaian, dia tidak melihat sosok Kenan di sofa yang tadi ditempati pria itu.

"Dimana si dingin itu?" tanya Cleo pada pemilik butik.

"Si dingin?" pemilik butik itu balik bertanya.

"Maksudku Kenan Meyer."

"Oh Tuan Kenan Meyer! Beliau sudah pulang."

"Ha.. pulang?" pekik Cleo dengan terkejut.

"Iya Nona, dan Tuan Kenan meminta aku memberikan ini untuk Anda." Pemilik butik itu memberikan catatan yang ditinggalkan Tuan Kenan.

Cleo mengambilnya dan segera membaca isi di dalamnya.

...Ada hadiah kejutan untukmu di luar butik....

"Hadiah? Ini serius Kenan memberikan aku hadiah?" tanya Cleo pada dirinya sendiri dengan rasa tak percaya. Ia pun berjalan menuju pintu keluar butik dan begitu terkejut saat melihat apa yang diberikan calon suaminya itu.

"Kenan Meyer!" teriak Cleo sembari berlari masuk ke dalam butik.

*

*

Sementara itu Kenan yang berada di dalam mobilnya, sedang tersenyum penuh kemenangan saat membayangkan bagaimana wajah Cleopatra yang panik saat mengetahui hadiah pemberiannya. Dan Bram yang melihat bagaimana Tuan Kenan tersenyum, ikut merasa bahagia karena sudah sangat lama Tuannya itu tidak tersenyum setelah perginya nona Kaylin ke Singapura.

"Tuan apakah tidak masalah meninggalkan Nona Cleo? Apalagi Anda mendatangkan para mantan kekasihnya?" tanya Bram dengan khawatir.

"Dia akan baik-baik saja, ada Alex dan pengawal kita yang menjaganya," sahut Kenan dengan datar.

Ya, Kenan hanya ingin memberikan sedikit pelajaran olahraga jantung pada Cleo. Dengan mendatangkan semua para mantan kekasih wanita itu ke butik, agar Cleo tidak lagi berani macam-macam terhadapnya.

Dan jika kalian bertanya bagaimana Kenan bisa mengetahui, apa yang terjadi pada wanita itu yang dikejar-kejar oleh para mantannya sejak pagi hari. Jawabannya hanya satu, yaitu dirinya menaruh pengawal pribadi untuk mengetahui semua gerak-gerik Cleopatra.

"Kau bilang Orion ada di sana?" tanya Kenan dengan raut wajah yang berubah dingin.

"Ya Tuan, bahkan Tuan Orion salah satu mantan kekasih Nona Cleo yang tidak terima dengan berakhirnya hubungan mereka."

"Ck, dasar bajingan!" umpat Kenan dengan penuh amarah dan tangan yang terkepal erat.