NovelToon NovelToon
THE TREE OF KALPATARU (Mrityu Dhumenavrtah)

THE TREE OF KALPATARU (Mrityu Dhumenavrtah)

Status: sedang berlangsung
Genre:Action / Kelahiran kembali menjadi kuat / Perperangan / Ilmu Kanuragan / Penyelamat
Popularitas:3.2k
Nilai: 5
Nama Author: Feburizu

Sebuah ramalan kuno mengguncang keseimbangan antara para Akasha dan para Moksa, mereka tinggal di pusat alam semesta bernama Samavetham. Ramalan itu meramalkan kelahiran seorang Akasha terkuat di sebuah planet kecil, yang akan membawa perubahan besar bagi semua makhluk hidup. Ketika para Moksa berusaha menggunakan pohon Kalpataru untuk mencapai ramalan tersebut, para Akasha berupaya mencegah kehancuran yang akan dibawanya.

Di Bumi, Maya Aksarawati, seorang gadis yatim piatu, terbangun dengan ingatan akan mimpi yang mencekam. Tanpa dia sadari, mimpinya mengisyaratkan takdirnya sebagai salah satu dari 12 Mishmar, penjaga dunia yang terpilih.

Ketika ancaman dari organisasi misterius semakin dekat, Maya harus berhadapan dengan kekuatan baru yang bangkit di dalam dirinya. Dibantu oleh reinkarnasi Mishmar yang lain, Maya harus menemukan keberanian untuk melawan atau menghadapi konsekuensi yang dapat mengubah nasib seluruh alam semesta.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Feburizu, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

USAHA UNTUK BERTAHAN HIDUP

Kembali ke waktu setelahnya, Emma meletakkan kembali tubuh Leonard yang mulai mendingin dan memandanginya, hatinya terasa hancur. Dengan air mata yang belum kering, ia meraih tangan Olivia, dan keduanya keluar dari rumah itu, meninggalkan keheningan malam yang baru saja ternodai oleh tragedi. Mereka berjalan menjauh dari rumah Leonard, sebuah bangunan bergaya Skandinavia yang terletak di sisi lain kota Porvoo, Finlandia.

Jalanan di depan mereka sepi, diterangi oleh deretan lampu jalan yang menciptakan bayangan panjang di trotoar basah. Suara langkah kaki mereka terdengar samar di antara kerikil yang terinjak, menambah kesan sunyi dan dingin malam itu. Di kejauhan, suara angin berdesir lembut di antara pepohonan pinus yang menjulang tinggi, mengiringi perjalanan mereka.

Olivia berjalan di samping Emma, sesekali melirik kakaknya dengan penuh kekhawatiran. Setelah beberapa saat, ia mengumpulkan keberanian untuk berbicara. "Kak, apa kita tidak bisa meminta bantuan polisi?" tanyanya dengan nada suara yang nyaris tenggelam dalam dinginnya angin malam.

Emma berhenti sejenak, menghela napas berat sebelum menatap Olivia dengan mata yang tampak lelah dan penuh kepedihan. "Organisasi Tree of Life terlalu besar dan berpengaruh," jawab Emma, suaranya mengandung keprihatinan dan kekhawatiran. "Mereka memiliki anggota di seluruh dunia, bahkan Menteri Sandra Satonen adalah salah satu anggotanya. Melaporkan ini pada polisi hanya akan mempercepat mereka menemukan kita."

Olivia langsung menunduk mendengar itu, jelas tergambar rasa cemas di wajahnya. "Kalau begitu, apa yang akan kita lakukan, Kak? Apakah kita akan terus berlari?" tanyanya dengan nada suara yang menggambarkan ketidakpastian.

Emma hanya terdiam tidak merespon adiknya tersebut, pikirannya melayang ke masa lalu mengingat penyesalan yang telah ia lakukan. Saat itu, ia mendirikan Eclipse dengan harapan membawa kemajuan teknologi untuk kebaikan umat manusia.

Namun, dia kekurangan dana untuk terus melanjutkan penelitiannya, sampai ketika Tree of Life datang menawarkan bantuan finansial besar dengan syarat menanam benih Kalpataru dan menelitinya hingga membuat pohon itu kembali ke bentuk semula, dan tanpa berpikir panjang ia menerima tawaran itu dan terjebak dalam janji yang mengubah segalanya. Apa yang awalnya tampak sebagai peluang emas, perlahan menjebaknya dalam jaringan yang lebih gelap dan rumit.

Selama sepuluh tahun, Tree of Life secara konsisten memberikan dukungan finansial. Emma, yang awalnya skeptis, mulai mempercayai organisasi itu. Ia bahkan berniat untuk mendapatkan kepercayaan lebih dari mereka dan secara tak langsung fokus pada penelitian penyembuhan Pohon Kalpataru, mengabaikan tujuan sebenarnya dari mendirikan Eclipse.

Saat Emma masih tenggelam dalam pikirannya, ponselnya tiba-tiba berdering. Ia berhenti dan menatap layar ponsel, yang hanya menampilkan "Nomor Tidak Dikenal." Perasaan cemas menjalari seluruh tubuhnya, namun dengan tekad, ia mengangkat panggilan itu.

"Halo?" ucap Emma, berusaha menjaga nada suaranya tetap tenang meskipun rasa takut menyelinap dalam setiap kata.

*****

Sementara itu, di tempat lain jauh dari hiruk-pikuk kota, di dalam hutan yang berada di sekitar Laboratorium Eclipse, Dr. Anak Agung Sebastian berlari dengan napas terengah-engah melintasi hutan Finlandia yang gelap dan mencekam. Cabang-cabang pohon birch dan pinus menghantam wajahnya, tetapi ia tidak peduli. Ia memegang erat sebuah tabung laboratorium yang berpendar biru.

Suara angin yang berdesir di antara dedaunan dan derap langkah kaki yang mengejarnya menciptakan simfoni ketegangan di telinganya. Para anggota UES yang diutus Tree of Life terus mengejarnya, seragam hitam mereka menyatu dengan kegelapan.

"Kau tidak akan bisa terus berlari!" teriak pemimpin mereka di kejauhan, suaranya menggema di antara pepohonan.

Sebastian tak menghiraukan teriakan itu. Ia terus menjauh, melompati akar pohon dan berlari menuruni lereng curam. Salju tipis mulai menghambat langkahnya, tetapi ia tetap berlari. Ia tahu setiap detik berarti nyawa. Napasnya membeku di udara malam yang dingin, menciptakan awan kecil yang cepat lenyap di belakangnya.

"Ah... seharusnya aku tahu mereka akan memusnahkan kami semua setelah pohon itu kembali normal," gumamnya kepada diri sendiri, napasnya terengah-engah menembus kegelapan malam.

"Aku tahu ada yang tak beres dengan pohon itu, tapi Dr. Emma selalu saja tak menghiraukan peringatanku, dia hanya terpaku pada uang yang mereka berikan. Sekarang hanya ini saja yang bisa ku bawa lari."

Ia lalu berhenti sejenak, mendengarkan suara pengejarnya sambil sesekali memalingkan pandangannya pada tabung yang ia bawa. "Aku harus hidup untuk menyelamatkan ini," pikirnya, merasakan dinginnya kaca tabung di tangannya yang berkeringat.

Dengan semangat baru, Sebastian berlari menuju sungai yang mengalir deras, satu-satunya harapan untuk menghilangkan jejak. Air dingin menyergap kakinya, namun ia terus berenang, merasakan arus yang kuat berusaha menariknya ke bawah.

Dor! Dor! Dor!

Suara tembakan dilepaskan, namun Sebastian terus menyusuri sungai yang gelap itu, sembari mencoba menghindari tembakan UES yang terdengar memecah keheningan malam. Napasnya terengah-engah, pikirannya berputar untuk bertahan hidup. Setiap percikan air yang mengenai wajahnya membangkitkan adrenalin, membuatnya tetap waspada.

Begitu dia sampai di daratan dengan cepat, ia mengamati sekitarnya dan menemukan bahan-bahan untuk membuat jebakan: batang pohon tumbang, batu besar, cabang-cabang tipis, dan tanah liat. Sebastian mencoba membuat perangkap dengan batang pohon yang diatur sedemikian rupa, menggunakan batu besar sebagai pendorong dan tanah liat untuk membuat lubang. Cabang-cabang tipis menjadi tempat persembunyiannya yang sempurna.

"Jejaknya berakhir di sini!" teriak pemimpin UES, suaranya penuh percaya diri.

Tiba-tiba, batang pohon jatuh, menghantam anggota UES itu. Batu besar menggelinding, menimpa mereka. Lubang tanah liat menelan beberapa anggota UES. Kegaduhan itu membuat UES terkejut dan terhambat, teriakan mereka menggema di antara pepohonan.

Sebastian segera keluar dari persembunyian setelah memastikan para anggota UES itu tak akan bisa mengejarnya lagi, napasnya lega. "Aku berhasil!" katanya pada dirinya sendiri, merasakan beban di dadanya sedikit terangkat.

Ia berlari menjauhi tempat itu, melanjutkan perjalanan melelahkan selama berjam-jam untuk keluar dari hutan Finlandia yang gelap dan mencekam. Sampai akhirnya, dia melihat cahaya kota Porvoo di kejauhan. Ia mempercepat langkahnya dengan sisa tenaga yang ada.

“Untungnya aku sudah menyiapkan semuanya,” gumamnya dalam hati sambil terus menatap cahaya lampu yang semakin mendekat.

“Sekarang aku hanya tinggal menghubungi Dr. Emma."

1
Lily
nice
Didinekadewiastutik
lestari mukanya kek kenal /Chuckle/
Feburizu: /Doge/
total 1 replies
Lily
/Scare/
Lily
yuanyun anak orang kaya ya?
Lily
emma matre sih /Facepalm/
AdiRuz3
😯
AdiRuz3
/Beer/
Didinekadewiastutik
ilustrasinya bener2 👍
Didinekadewiastutik
kukira villain si emma
Didinekadewiastutik
oknum/Grin/
Samsul Ono
jgn segan mengidentifikasi daerah? sekitaran. Mojopahit ( Mojokerto ), misal Pasuruan, alas pertapaan Indrokilo-Arjuno, Gunung Welirang, Cangar, Gresik, Tuban, Jombang, Malang, Bondowoso, Alas Purwo, Banyuwangi dll yg dlm sejarah kerap jadi ajang pertempuran prajurit Mjphit
Lily
apa ini Maya versi bule? /Facepalm/
Lily
weh ganti POV lagi
Lily
Rendi protektif bgt /Proud/
Lily
akhirnya balik ke maya/Whimper/
Lily
kerem yuanyun/Smile/
Didinekadewiastutik
/Blackmoon/
Didinekadewiastutik
nila kek seneng bet/Joyful/
Didinekadewiastutik
anak sekecil itu berkelahi dengan...
Lily
sadis bet sadis maya
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!