Cerita ini hanya fiktif belaka, namun cerita ini di rangkum dari pengalaman seseorang dan di sangkut pautkan dengan kejadian-kejadian Aneh yang terjadi di kalangan masyarakat pedesaan.
Zivanya yang biasa di panggil Ziva menganggap kelebihannya itu sebagai Kutukan namun perlahan dia pun berdamai dengan keadaan dan akhirnya menganggap kelebihannya itu sebagai Anugerah.
Karena Ziva lebih asyik berteman dengan sosok yang berwujud makhluk halus namun mempunyai hati di banding dengan sosok yang berwujud manusia namun tak punya hati.
Sebuah percintaan pun terjalin di cerita ini, berawal saat Ziva duduk di bangku SMK sampai pada Ziva lulus dan melanjutkan kuliah.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Wanita Biasa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 3.
" Ziva ? " Kitty memanggil Ziva.
Sosok yang berbisik pada Ziva pun menghilang.
"Pagi bestie ? " Sapa Kitty.
Ziva hanya tersenyum manis pada Kitty.
"Kamu tuh cantik loh Zi, coba deh rubah sedikit penampilan kamu. " Ucap Kitty sambil mencoba melepaskan kaca mata tebal Ziva.
Dengan gerakan tangan yang sangat cepat Ziva menghentikan gerakan tangan Kitty.
"Tidak Kitty ! aku lebih nyaman seperti ini. " Jawabnya.
Kitty pun tidak masalah dengan jawaban Ziva.
"Kitty apa kamu kenal dengan dia ? " Tanya Ziva menunjukan tangan nya ke arah wanita yang sedang di gelayuti oleh sosok hantu kecil itu.
"Siska. " Jawab Kitty. "Dia anak ibu kantin Zi"
"Oh, "
Jawaban singkat Ziva membuat Kitty penasaran, " memang ada apa Zi ? Apakah ada masalah ? "
"Eemm ... Tidak ! " Ziva belum mau bercerita, takut jika Kitty tidak bisa menjaga rahasia.
Mereka pun masuk ke kelas dan mengikuti pelajaran seperti biasanya, lagi-lagi Ziva yang lebih dulu keluar dari semua teman sekelasnya. ia keluar kelas dan langsung berjalan menuju kantin sekolahnya.
"Tumben Zivanya buru-buru, apa dia kebelet ? " Gumam Kitty.
Belum sampai ke kantin, Zivanya melihat Siska sedang berjalan perlahan keluar dari dalam kamar mandi. Ziva berjalan perlahan mengikuti Siska yang terlihat sangat tersiksa.
Siska duduk di ruang kosong, sambi menahan rasa sakit. Tak jarang ia membungkam mulutnya agar tangisannya tidak terdengar oleh siapapun.
"Kasihan sekali dia. " Ucap kecil Ziva.
Ziva masuk ke ruangan itu, terkejut lah Siska karna ada seseorang yang menghampirinya.
"Mau apa kamu ? " Tanya ketus Siska memasang wajah marah.
"Sttttt, tenang sis. Ayo kita bicara ! " Ajak Ziva yang langsung di tolak oleh Siska.
"Siapa yang sudah menghamili mu ? " Pertanyaan Ziva membuat Siska terdiam, seketika dia merasa kalah saat itu juga.
Ziva melembutkan nada bicaranya. " Tenang lah Sis, aku janji akan membantu mu dan akan menjaga nama baikmu. "
"Benarkah ? " Tanya Siska dengan nada takut dan gemetar.
Ziva menganggukkan kepalanya, Siska pun langsung memeluk Siska.
"Siapapun kamu, tolong aku ! rasanya berat dan sakit sekali. " Ucap Siska terisak menangis.
"Ayo duduk, " Ziva membawa Siska ke sudut ruangan itu.
"Siapa yang harus bertanggungjawab atas hal ini Sis ? Perkenalkan aku Zivanya anak Multimedia. " ujar Ziva.
"Ziva, a-aku ( Siska terisak menangis ) a-aku di hamili oleh Ayah ku sendiri. "
"Duarrrrrr .... " Ziva merasakan seperti tersambar petir saat itu juga.
"Bajingan ! " hardik Ziva kesal ingin rasanya ia mengutuk Ayah Siska.
"Bagaimana bisa Sis ? Apa kamu tidak bisa teriak ? " Ziva tak habis pikir dengan masalah yang menimpa Siska.
Siska menggelengkan kepalanya, " Aku di ancam Zi. Ayah akan membunuh Ibu kalau aku menolak kemauan Ayah, Ayah merenggut kesucianku saat aku mandi Zi. Setelah itu Ayah selalu melakukan itu setiap malam di saat Ibu sudah tertidur. "
"Anj*Ng. " Pungkas emosi Ziva.
"Sis, aku akan menjaga rahasia mu. Tapi kamu pun janji harus menjaga rahasia ku. " Pinta Ziva.
Tidak ada alasan untuk siska menolak permintaan Ziva. Siska menganggukkan kepalanya.
"Sis, semalam ada hantu kecil mendatangi ku. Dia mengatakan bahwa dirinya telah di bunuh oleh ibunya, dan ... itu adalah anak kamu Sis. " Jelas Ziva.
Siska seketika lemas dan menjatuhkan kepalanya ke atas lantai dengan isakan tangis dari rasa bersalahnya.
"Tenanglah Sis, bahkan sekarang dia ada di sini bersama kita. Dia pun ikut menangis." Jelas Ziva.
Seketika Siska merasa sakit hati, " maafkan ibu Nak, ibu salah. Maafkan ibu sayang."
"Aku janji akan membantu mu Sis, asalkan kamu mau bicara di mana jasad bayi yang kamu gugurkan itu ? "
Siska tak bisa manahan air matanya, " Di-dia i-itu ... "
"Ayo bicara Sis, kasihan dia minta di kuburkan secara layak. "
"A-aku menaruhnya di keresek hitam Zi, aku taruh di tumpukan kayu yang ada di belakang sekolah. " Jelas Siska.
"Ya ampun Sis, ayo cepat kita kuburkan dia secara layak. Setidak nya dia tenang dan tidak akan menyakitimu terus. "
Siska dan Ziva pun berdiri secara Perlahan Siska berjalan di bantu oleh Ziva. Sesampainya di belakang sekolah Zifa sedikit berlari saat melihat bungkusan kantung plastik warna hitam.
Bau busuk sudah mulai tercium, " Ya ampun Sis ini sudah berbentuk manusia, Ya Alloh Gusti. Hiks ... Hiks ... Malang sekali kamu Nak, syurga menanti mu Nak. "
Isakan tangis Ziva begitu sakit, begitupun dengan Siska. Tidak ada pilihan lain kini Ziva harus menemani Siska untuk bicara pada Ibunya, Siska pun menuruti apa yang di sarankan oleh Ziva.
"Ya Alloh Gusti Pak, ya Alloh Pak ... Kenapa tega koe Pak. Aaaaaaa ..... " Ibu kantin yang merupakan Ibu Siska menangis histeris, sehingga semua murid berkerumun melihatnya.
Siska terpukul melihat Ibunya yang Sampai tak sadarkan diri. Pihak sekolah membantu menguburkan Jenazah anak yang tak berdosa itu, setelah itu Ayah dari Siska di kurung di penjara sesuai dengan pasal dan undang-undang yang berlaku. Di saat kejadian itu Siska enggan masuk sekolah, ia lebih memilih untuk keluar dari sekolah dan bersekolah di sekolah dengan lingkungan yang baru. Pihak sekolah pun membantu kepindahan Siska.
"Terimakasih Ziva, kamu anak pilihan yang sangat istimewa. " bisik Siska memeluk Ziva, saat dirinya hendak berpamitan.
Ziva mengelus punggung Siska. " Jaga diri baik-baik Sis, di luar sana kebahagiaan sedang menanti kamu. Lanjutkan hidupmu. "
Ziva pun melepas Siska dengan tatapan sendu, mereka saling melambaikan tangan.
"Sudah kali Zi, tapi kok kamu bisa tahu sih kasus Siska ? " Tanya Kitty.
Seketika Ziva gugup sambil membenarkan kaca mata tebalnya. " Emm ... Siska yang cerita. Sudah ayolah !
"
"Tapi kok aku merasa kamu sedang menyembunyikan sesuatu Zi, "
"Tidak, perasaan kamu saja. " tiba-tiba Ziva melihat sosok anak kecil itu melambangkan tanggan sebelum akhirnya ia terbang ke atas.
Ziva tersenyum.
"Zi ... Ziva, jangan buat aku parno deh. " ucap Kitty.
"Kamu harus terbiasa dengan sikap ku, salah kamu sendiri mau berteman dengan ku. " sahut Ziva tersenyum bahagia, karna melihat senyuman tulus di raut wajah hantu anak itu.
Kitty merasakan hawa aneh saat itu juga. " Zivaaaaaa .... " Teriak Kitty berlari ke arah Ziva.
Mereka berjalan melewati koridor utama, lagi-lagi tatapan Ziva terhenti kala melihat laki-laki yang si sebut super star itu.
"Hahahaha ... Naksir ya ? " canda Kitty.
Ziva tersenyum, " Gak lah. Sebelum aku naksir dia, aku sudah tahu diri. "
"Harus optimis dong, " Cerca Kitty.
"Kok David aneh ya ? " celetuk Ziva.
Kitty melihat ke arah David, " Aneh ? Tidak kok. Dia tetap guanteng poll kok Zi. "
Ziva terdiam, " David di kelilingi asap hitam. Apa dia punya ilmu hitam ? "
"Apa Zi ? " Tanya Kitty.
"Tolong dia Ziva, tolong ! " Bisikan itu terdengar lagi.