Rahasia besar dibalik persaingan dua kedai yang bertolak belakang dalam segala hal.
Saat yang nampak tidak seperti yang sesungguhnya, saat itu pula keteguhan dan ketangguhan diuji.
Akankah persaingan itu hanya sebatas bisnis usaha, atau malah berujung pada konflik yang melibatkan dua sindikat besar kelas dunia?
Bagi yang suka genre action, kriminal, mafia, dengan sentuhan drama, romansa dan komedi ringan, yuk.. langsung di klik tombol "mulai baca"
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Puspa Indah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAGIAN 11
Sofia tengah mengambil sebuah tabung kecil dari kulkas medis. Kulkas itu berada di kamar lantai tiga kedainya yang mirip sebuah lab mini.
"Apa yang kau siapkan hari ini?", tanya Valentina, salah seorang kepercayaan Gregorio Genovese yang ditugaskan membantu mengurus keperluan Sofia untuk melancarkan aksinya.
"Kurasa.. ravioli. Mateo bilang dia menghabiskan satu porsi penuh saat pembukaan kedai", sahut Sofia sambil memasukkan tabung kecil tadi ke dalam kantong bajunya.
Sofia kemudian turun ke lantai dasar. Valentina mengikutinya sambil menyarungkan pistol pada sabuk khusus di pinggangnya.
"Ayahmu memanggilku, ada yang harus kuurus. Kalau ada apa-apa hubungi saja nomor khususku. Mengerti?", pesan Valentina dengan tatapan serius.
"Tentu saja, jangan khawatir", Sofia malah tersenyum santai menanggapinya.
Valentina tak menyukainya.
"Dengar nona muda! Kau tidak tahu sedang menghadapi apa dan berhadapan dengan siapa. Jadi simpan senyummu itu sampai kita yakin semuanya beres dan baik-baik saja", tatapannya semakin tajam seolah menembus sampai ke dalam otak Sofia agar dicamkan baik-baik.
"Andai bisa, aku saja yang menggantikanmu menghabisi lelaki itu. Sayangnya tak bisa begitu, resikonya terlalu besar untuk organisasi kita", sambungnya, sambil mengecek pistolnya yang satu lagi sebelum menyarungkannya di sisi lain dari sabuk.
"Terima kasih, kau baik sekali", Sofia kembali tersenyum santai membuat Valentina hanya bisa menghela nafas.
"Baiklah, aku pergi dulu. Ingat pesanku!", ucapnya sambil berjalan keluar kedai.
Sofia hanya menatap sampai akhirnya mobil Valentina menghilang dalam gelapnya dini hari.
********
"Wajah apa itu? Sungguh menyebalkan!", Ryuu dengan wajah kesal langsung melancarkan omelannya saat baru bertemu Akita.
"Lihatlah, yang menyebut orang lain menyebalkan. Kau kira bagaimana rupamu sekarang hah? Lagipula apa masalahmu? Masih kesal masalah sepotong Tiramisu? Kau tinggal beli saja ke kedai seberang, apa susahnya?", Akita tak terima, moodnya yang sejak kemarin begitu bagus sudah diacak-acak semaunya oleh Ryuu.
Ryuu mendengus dan akhirnya memilih mengabaikan Akita. Lebih baik ia menyiapkan bahan ketimbang melayani orang yang tengah dilanda cinta. Ryuu bisa melihatnya dengan jelas pada Akita. Saingan? Rival? Lawan? Musuh? Omong kosong! Lihat saja sikapnya sekarang. Hanya dalam beberapa hari pemilik kedai itu sudah berubah menjadi wanita istimewa.
"Mengapa Abe belum datang?", tanya Akita sambil menghabiskan sebotol penuh air mineral.
"Entahlah, dia tak mengabari apapun. Kenapa tidak kau telpon saja?", Ryuu kemudian menyerahkan ponsel Akita yang ada di dekatnya.
"Halo, Abe.. kau kemana?"
"Oh, begitu?"
"Tidak, tidak masalah"
"Baiklah, semoga lancar"
"Sampai jumpa"
"Dia membawa isterinya ke dokter, katanya ada sedikit masalah tapi sekarang sudah baik-baik saja", Akita memasukkan ponselnya ke dalam saku kemudian mengambil sebotol air mineral lagi.
"Apa kau baik-baik saja? Kenapa kau minum sebanyak itu?", Ryuu merasa heran melihat Akita yang sudah menghabiskan hampir dua botol hanya kurang dari sepuluh menit.
"Entahlah, mulutku terasa agak kering. Mungkin aku terkena sedikit radang", sahutnya, kemudian melanjutkan kegiatan sebelumnya.
Beberapa saat setelahnya, mata mereka tertuju ke arah luar. Seseorang tengah menyeberang menuju kedai mereka sambil membawa sesuatu di tangannya.
"Permisi.. boleh saya masuk?", tanya pelayan pemilik senyum default.
"Tentu saja", Akita mengelap tangannya lalu menghampiri pelayan itu. Sementara Ryuu memperhatikan dengan penasaran, ada perlu apa sepagi ini orang itu sudah berkunjung ke kedai mereka.
"Maaf Tuan Nakamura. Nona Genovese mengutusku untuk menanyakan tentang stok mochi anda. Dia ingin memesan seratus buah untuk sore ini, apa bisa?"
Seratus? Cukup banyak. Tapi kalau untuk sore hari sepertinya tak masalah.
"Tentu saja, akan kami siapkan", sahut Akita yakin.
"Baiklah, akan saya sampaikan pada Nona Genovese. Nanti dia akan ke sini untuk mengurus pembayarannya".
"Dan.. ini titipan darinya, selamat menikmati", pelayan itu kemudian langsung permisi kembali ke kedai seberang.
Akita tak bisa menyembunyikan senyum bahagianya. Dibukanya kotak makanan yang tadi ia terima. Ravioli! Sungguh menggugah selera karena Akita masih mengingat dengan jelas kelezatan yang melekat pada pangsit bundar itu.
Dia meletakkan kotak itu ke meja makan. Dan setelah menghabiskan sisa air mineral di botolnya, Akita menyuap ravioli istimewa itu dengan lahap.
"Akita! Yang benar saja! Mana sopan santun mu hah?! Ryuu tak tahan lagi hanya dianggap bak seonggok daging tak bernyawa.
Akita tak menanggapinya. Ia seolah telah menciptakan kubah tak kasat mata di sekelilingnya, dimana isinya hanya dia dan ravioli kiriman Sofia.
Merasa diabaikan, Ryuu yang geram akhirnya menghampiri Akita. Merebut sumpit di tangannya lalu menyuap tiga ravioli dengan cepat. Setelah itu ia segera kembali ke tempatnya semula bahkan sebelum Akita bisa mencerna apa yang baru saja terjadi.
Akita terbelalak setelah menyadari bahwa Ryuu sudah mencuri tiga ravioli berharganya.
"Hei....! Ryuu Fujita! Apa kau sudah bosan hidup hah?!", Akita berdiri dengan mata melotot.
Yang dipanggil hanya mendelik sinis kemudian kembali ke pekerjaannya seolah tak terjadi apa-apa.
Akita masih ingin melabrak Ryuu, tapi ia putuskan untuk menahannya. Akhirnya ia kembali menuju box penyimpanan air mineral untuk mengambil sebotol yang baru.
Akita duh nasibmu terancam
Akita malah bersyukur ada goncangan di pesawat, dapat pelukan tangan...
😘😘😘
👍👍👍
😄😄😄
😅😅😅
Ryuu sudah sangat bosan dengan genre romansa, saatnya genre HOROR & Baku Hantam ...!!!
Setiap muslim adalah saudara bagi muslim lainnya...
Jadi kena juga !!!!