Alika tak pernah menyangka sebuah tragedi yang merugikannya akan membawa dia bertemu dengan seorang tentara tampan yang menyelamatkannya, cinta pandangan pertama langsung ia sematkan kepada tentara itu.
Tapi bagaimana bisa Alika mengatakan cinta pandangan pertama karena wajahnya saja Alika tidak pernah melihatnya karena wajah tentara tersebut tertutup oleh masker sehingga Alika sendiri tidak tahu tapi sudah mengatakan cinta padangan pertama hanya dengan melihat matanya saja dan belum tentu mereka akan bertemu kembali.
Bagaimanakah perasaan sang tentara apakah dia juga merasakan getaran pertama sama seperti Alika atau hanya berniat menolong karena Alika adalah korban yang harus di tolong??
Follow IG : Lala_syalala13
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon lala_syalala, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 8_Api Cemburu?
Sampai di bawah Ethan langsung memegang pinggang Alika agar Alika bisa seimbang.
"Takut?" tanya Ethan dengan berbisik dan begitu dalam sekali.
Alika yang mendapatkan pertanyaan itu hanya tersenyum canggung, apa lagi Ethan begitu memeluk pinggangnya begitu erat sekali.
Setelah alat di tubuhnya lepas dia langsung menuju ke barisan yang hanya menunggu dirinya saja dari tadi.
"Gila dokter beruntung banget bisa di pegang sama kapten Ethan tadi, dari tadi aku gak lihat kapten Ethan pegang suster atau dokter lain loh." ucap Lula saat Alika sudah kembali ke barisan.
"Itu mah firasat kamu aja, mungkin karena tadi kapten Ethan lihat aku rada takut apa lagi tadi kan tali nya agak kendor jadi ngagetin." jawab Alika dan di angguki oleh Lula.
Mereka pun kembali melakukan berbagai jenis kegiatan mulai dari yang ringan hingga berat.
Tak terasa satu minggu sudah berlalu yang artinya tinggal satu minggu lagi pelatihan ini di lakukan, Alika sedang bersantai di kursi samping lapangan, kebetulan hari ini hari minggu sehingga tidak ada pelatihan, semua rekan medis di berikan waktu bebas namun tidak boleh meninggalkan barak tanpa izin.
"Sadang lihat apa?" tanya seseorang mengagetkan Alika.
"Eh kapten Ethan." balas nya canggung.
Yap Ethan lah yang mendatangi Alika yang sedang duduk sendirian karena luka sedang izin ke rumah sakit karena ada sedikit pekerja di sana.
"Sedang apa?" tanya Ethan duduk di samping Alika.
"Lihat sekeliling aja, seru ya di sini tapi rada serem apa lagi kalau malem." jawab Alika.
"Karena ini memang tempat pelatihan dan memang jauh dari keramaian." jawab Ethan.
"Berarti tentara yang udah nikah pisah rumah dong sama istri nya?" tanya Alika yang memang penasaran, namun pertanyaan itu malah membuat Ethan tersenyum tipis, ingat ya tipis sekali.
"Ya gitu, tapi tenang mereka ada rumah kok jadi bisa setiap hari pulang." jawab Ethan.
"Kenapa mau jadi ibu Persit?" tanya Ethan langsung mendapatkan tatapan tajam dari Alika.
"Ih enggak ya, siapa juga lagian calon aja belum ada malah mau jadi istri tentara, sumpah gak bisa bayangin." jawab Alika membuat alis Ethan naik satu karena merasa aneh dengan jawab Alika.
"Kenapa emang nya kalau jadi istrinya tentara?" tanya Ethan.
"Dari rumor ya aku denger tuh tentara tuh banyak selingkuhannya, bahkan kalau udah ada tugas jauh dari istri pasti bakalan ada selingkuhannya." ucap Alika yang tanpa sadar dia sedang bicara sama siapa.
"Jangan kemakan berita dan gosip, itu hanya oknum tidak semua prajurit seperti itu." jawab Ethan.
"Emang ada prajurit yang setia?" tanya Alika malah memancing saja.
"Ada." jawab Ethan singkat.
"Siapa?" tanya nya
"Saya." jawab Ethan lagi.
Jawaban Ethan membuat Alika terdiam entah mengapa dia seperti baru tersadar kalau sedang berbicara dengan siapa.
"Eh maaf kapten tadi saya salah ngomong." jawab Alika merasa takut karena sudah berbicara tidak sopan dengan pimpinan nya itu.
"Sa....." belum selesai Ethan bicara tiba-tiba ada bima yang datang dengan terburu-buru.
"Kapten ada perampokan di kota, komandan memerintahkan kita untuk segera turun." ucap Bima dan langsung di balas oleh Ethan.
"Kita berangkat," jawab nya namun sebelum itu dia melihat arah Alika sebentar.
Sedangkan Alika hanya dia membisu melihat ketegangan di wajah bima namun di wajah kapten nya terlihat datar seperti biasanya, tidak ada perubahan raut wajah di sana.
"Selama saya pergi hati-hati, jangan dekat dengan sembarang orang apa lagi seorang laki-laki." jawab Ethan tegas kemudian pergi dari sana.
Sedangkan Alika tersadar dari lamunannya setelah Ethan pergi jauh hingga tak terlihat lagi punggung pria tersebut.
"Aku gak salah denger kan apa yang kapten Ethan tadi bilang?" gumam Alika bertanya kepada dirinya sendiri.
Dia merasa jantung nya berdegup kencang setelah mendengar ucapan Ethan tadi, apakah Alika berharap? Semoga saja tidak.
"Enggak ini pasti cuma haluan aku aja deh, gak mungkin kan kapten Ethan suka sama aku, mungkin dia hanya perduli karena aku peserta nya." gumam Alika mencoba sadar diri.
Sementara itu Ethan sedang dalam misi untuk menangkap perampok yang sedang dikejar oleh pasukannya, karena perampok tersebut bersenjata api sehingga semua harus berhati hati, Ethan memang seorang prajurit tapi sebuah mungkin dia tidak ingin ada yang terluka.
"Bima segera kepung gedung, aku rasa dia akan loncat dari jendela belakang." gumam Ethan dengan ear monitor yang di pasang di telinganya itu.
"Baik kapten."
Setelah hampir dua jam lama nya akhirnya perampok tersebut bisa di amankan, terdapat empat perampok bersenjata, mulai dari senjata api, hingga celurit pun ada.
"Kalian masih muda tapi sukanya ngerampok," seru Markus dengan mendorong salah satu perampok tersebut masuk ke dalam mobil.
Jika di lihat-lihat perampok tersebut sekitar usia dua puluh an, masih terlihat muda sekali namun sudah berani melakukan sebuah hal melanggar hukum, entah siapa yang salah namun seharusnya pendidikan pertama lah yang membentuk karakter seseorang.
Setelah menyelesaikan misi nya, semua kembali ke barak dan menghabiskan waktu mereka untuk bersantai.
"Kapten, gimana soal dokter Alika? Cantik ya," seru Markus duduk di samping Ethan.
Sekarang Ethan dan Markus duduk di depan markas sambil melihat ke arah lapangan di mana ada Alika dan beberapa rekan medis lainnya sedang bersantai di pinggir lapangan.
Sedangkan Ethan yang mendengar ucapan bima pun mengernyitkan dahinya tidak mengerti.
"Jangan sok gak ngerti kapten, kita mah tahu kali kalau kapten tertarik sama dokter Alika." jawab Markus yang memang frontal sekali.
Ethan hanya diam tak menjawab dan kembali fokus ke depan, namun saat sedang fokus ke depan di sana ada seorang rekan Alika yang sedang menghampiri nya dan tak lama mereka berjalan berdua meninggalkan kerumunan.
'Kemana mereka? Bukan kah sudah aku peringatkan untuk tidak berdekatan dengan laki-laki.' gumam Ethan dalam hatinya.
Dia begitu marah dan tidak suka dengan apa yang dia lihat sekarang ini, hati nya terbakar api cemburu.
'Apa? Api cemburu? Apakah aku sedang cemburu sekarang?' tanya Ethan di dalam hatinya memastikan sendiri.
Sedangkan Alika saat sedang berbincang dengan rekan rekan nya yang lain, tiba-tiba dokter Andi rekan sejawat nya datang menghampiri dan ingin bicara sesuatu kepada Alika.
"Dokter Alika bisa bicara sebentar?" tanya dokter Andi.
Alika diam sebentar melihat rekan rekannya kemudian mengiyakan ajakan dokter Andi.
"Ada apa ya dok kok kayaknya penting banget?" tanya Alika penasaran.
"Sebenarnya saya mau ngomong sesuatu, sebenarnya saya itu....." ucap nya terpotong saat mendengar deheman dari seseorang.
"Ehhmmm ehmmm." siapa lagi kalau bukan Ethan yang langsung menghampiri tadi karena tidak ingin wanita nya berdekatan dengan pria lain. (posesif sekali prajurit ini, makanya buruan tembak dong kapten.)
.
.
Bersambung.....
Jangan lupa follow akun author, favorit kan cerita ini, vote, like, komen dan gift nya juga boleh biar tambah semangat buat nulis nihhh....
Ditunggu ulasan dan bintang 5 nya yaaa
FOLLOW IG AUTHOR : @LALA_SYALALA13