NovelToon NovelToon
PENCARIAN ISTRI SEMPURNA

PENCARIAN ISTRI SEMPURNA

Status: sedang berlangsung
Genre:Duda / Dikelilingi wanita cantik
Popularitas:6.8k
Nilai: 5
Nama Author: Naim Nurbanah

Pencarian nya untuk mendapatkan wanita idaman yang bisa menerima diri dan anak-anak nya, melalui proses panjang. Tidak heran hambatan dan ujian harus ia hadapi. Termasuk persaingan diantara wanita-wanita yang mengejar dirinya karena dia termasuk pria yang mapan, tampan dan punya banyak aset yang berharga.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Naim Nurbanah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 31

Mamak Sarina sudah tiba di rumah Mamak Ruminah, diantarkan oleh sopir pribadinya. Sejenak ia tertegun di depan pintu rumah Erlina, tiba-tiba keraguan hadir dalam dirinya. Dari balik pintu terdengar suara Erlina yang sedang mengajak Mamak Ruminah berbicara, meski tampaknya Mamak Ruminah tidak begitu membalas percakapan tersebut. 

Dalam hati Mamak Sarina merasa ragu, "Apakah sebaiknya aku masuk sekarang? Apa mungkin mereka sedang membahas sesuatu yang penting dan tidak ingin kuhadir di sana?" Sang sopir pribadi Mamak Sarina yang membantu membawakan oleh-oleh untuk Mamak Ruminah, melihat kebingungan majikannya dan akhirnya meletakan buah tangan tersebut di kursi kayu panjang di teras rumah. 

Mamak Sarina menghela nafas sejenak, berusaha mengumpulkan keberanian untuk menghadapi situasi ini, "Bagaimanapun juga, aku di sini untuk menemui Mamak Ruminah dan tidak ada salahnya jika aku mencoba untuk memulai percakapan. 

Semoga saja tidak mengganggu mereka." Dengan langkah ragu-ragu, ia memutuskan untuk mengetuk pintu dan memasuki rumah tersebut.

"Assalamualaikum," mamak Sarina memberanikan diri mengucapkan salam disertai mengetuk pintu rumah sederhana milik mamak Ruminah. Suara sahutan terdengar dari dalam. Suara itu adalah suara Erlina. 

""Mamak Sarina, masuk Mak!" ucap Erlina setelah wanita cantik itu membuka pintu rumahnya.

Entah mengapa, rasanya ada perasaan kaget yang sempat menyergap Erlina saat wanita berdandan makeup tebal itu menyuruh Mamak Sarina masuk ke dalam rumah. Tidak terlihat pada wajahnya  karena dia mencoba menyembunyikan rasa terkejut tersebut. Erlina tak ingin ada kesan tidak enak antara mereka. Di sisi lain, sang sopir pribadi yang ikut disuruh masuk lebih memilih duduk di teras rumah, sambil asyik menikmati rokoknya. 

 Sementara itu, mamak Ruminah melihat kedatangan sahabat lamanya, mengunjungi dirinya di saat-saat yang begitu sulit. Entah mengapa, melihat wajah sahabat lamanya itu membuat hatinya terasa tersentak. Tangisannya pecah tersedu-sedu, seperti ada beban dalam hatinya yang selama ini terpendam. Bahunya berguncang, meski suara tangisan yang terdengar tidak begitu keras. Namun air mata yang menetes begitu saja menggambarkan betapa haru dan sedihnya perasaannya saat ini. 

 Mamak Sarina langsung memeluk erat sahabatnya yang sedang sakit itu. Keduanya tampak sangat saling merindukan, bahkan mungkin berkurun waktu lamanya mereka tidak bertemu. Tangisan haru pun kembali menggema di ruangan tersebut, menciptakan atmosfer yang begitu emosional. Ada luka yang terpendam dalam hati mereka, dan saat ini baru bisa terobati, setelah lama terpisahkan oleh jarak dan waktu.

"Maafkan aku, Ruminah. Aku baru bisa mengunjungi mu hari ini. Maafkan aku yah. Kalau tahu keadaan mu seperti ini, aku pasti akan membantu mu berobat ke luar negeri," ucap mamak Sarina sambil mengusap air matanya yang masih menetes. Setelah nya wanita itu melihat ke arah Erlina. Diam-diam wanita tua itu memperhatikan penampilan Erlina yang berubah. Bahkan dandanan Erlina begitu tebal. Namun pakaian saat ini mengenakan daster pendek saja.

"Tidak apa-apa, Mak! Mamak sudah tahu kalau Mamak Ruminah pasti merasa sangat senang jika mamak Sarina mengunjungi mamak. Namun, yang terpenting adalah kesehatan Mamak dan Mas Fauzan. Aku harap mereka selalu diberi kesehatan dan keselamatan," ujar Erlina, menanggapi ucapan Mamak Sarina. Di sudut hatinya, Erlina merasa bahwa Mamak Sarina adalah wanita tua yang pernah menjadi mertuanya dulu ketika ia masih menjadi istri dari Fauzan. Namun, ia berusaha untuk tidak memikirkan hal itu dan lebih fokus pada hubungan yang kini telah terjalin kembali antara mereka.

 "Semoga ke depannya, kita bisa menjalin hubungan yang lebih baik lagi, walau status kita sudah berbeda," gumam Erlina dalam hati, seraya memohon kepada Tuhan untuk mengabulkan harapannya tersebut.

Mamak Sarina melihat keadaan rumah sahabatnya itu. Dia sangat sedih dengan kondisinya sekarang. Sepertinya memang keadaan keluarga mamak Ruminah kurang baik-baik saja khusus nya di bidang ekonomi.

"Erlina, mamak membawakan oleh-oleh untuk kalian. Semoga bermanfaat yah," ucap mamak Sarina sambil memberikan banyak buah tangan pada Erlina. Erlina cukup terharu dengan perhatian mamak Sarina. Dalam hati Erlina kembali terindah akan kehidupan nya saat dulu ketika masih menjadi istri Fauzan yang nyaris tanpa ada kekurangan.

"Terimakasih banyak, Mak!" sahut Erlina. Sementara itu mamak Ruminah tidak henti-hentinya menatap mamak Sarina dengan rasa rindunya yang dalam. Mungkin saja dia kangen ketika dirinya masih sehat dan bisa berjalan dan juga berbicara.

"Er, kalau kamu mengijinkan, bolehkah aku membantu mu untuk mengobati mamak kamu. Lagipula mamak Ruminah juga sahabat ku lama. Aku ingin Ruminah lekas sembuh seperti sedia kala," ucap mamak Sarina hati-hati. Dia takut menyinggung perasaan Erlina sebagai anaknya.

"Tapi Mak, apakah tidak merepotkan?" Erlina bertanya.

"Tentu saja tidak, Erlina. Oh iya, kemarin Sabrina menanyakan tentang kabar kamu. Kamu kalau ada waktu, hubungi lah Sabrina. Dia kangen kamu, Er," tiba-tiba saja mamak Sarina berbicara tentang Sabrina. Erlina mengerut keningnya. Dia tidak ingin sahabat lama nya itu mengetahui pekerjaannya sekarang. Dimana Erlina sekarang telah terjerumus menjadi wanita malam.

"Kamu pasti tidak punya nomer handphone nya yah, ini mamak beri tahu nomer handphone Sabrina sekarang," ucap mamak Sarina. Erlina menerimanya dengan senang hati. Namun entahlah apakah dia punya keberanian untuk berbicara dengan sahabat lama nya itu.

""Kamu tahu nggak? Sekarang Sabrina sudah menjadi istri Fauzan. Kamu pasti senang mendengar kabar itu, kan?" cerocos Mamak Sarina dengan semangat. 

Erlina mencoba menanggapi berita itu dengan senyuman yang setulus mungkin, meskipun dalam hati ada rasa sedih yang mendalam. Mendengar kabar itu membuat Erlina teringat kembali pada masa lalu ketika dia dan Fauzan bersama. Mereka pernah berjanji untuk selalu setia satu sama lain, tetapi takdir memisahkan mereka . 

Erlina menatap nanar, berusaha mencari jawaban kenapa Tuhan mengizinkan ini terjadi.

 "Jadi, ternyata Fauzan menemukan Sabrina tanpa sengaja, loh. Siapa sangka, selama ini Sabrina ternyata telah menikah dengan mantannya dan sudah memiliki seorang putri. Namun, saat bertemu dengan Fauzan, suaminya Sabrina sudah meninggal dunia karena serangan jantung," lanjut Mamak Sarina.

 Erlina mencoba mencerna setiap kata yang diucapkan oleh Mamak Sarina, dan sesak napas terasa saat aku mencoba menyadari bahwa Fauzan telah menikah lagi. Mengapa perasaan ini tak bisa lepas dari pikiran dan hatinya? "Apakah Fauzan masih mencintai Sabrina sejak dulu? Apakah ini takdir yang mempertemukan mereka kembali?" gumam Erlina dalam hati, sambil berusaha kuat menahan emosi yang hampir tak terkendali. Namun, satu hal yang jelas, dia harus menerima kenyataan dan melanjutkan hidup, demi kebahagiaan  masing-masing.

"Syukurlah Sabrina bisa bersama mas Fauzan. Aku yakin mereka akan bahagia bersama. Aku juga senang, Mak," sahut Erlina dengan nada berusaha tegar. 

Sejenak, perasaan cemburu dan iri memenuhi hatinya saat mengingat pengalaman pahit yang pernah ia alami. 'Aku pernah di posisi Sabrina, bahagia dalam pelukan suami,' gumam hati Erlina. 

Tapi kini, dia harus merasakan sakit setelah diceraikan oleh suaminya karena tertangkap bersama pria asing di sebuah kamar hotel. Hatinya menangis ketika menyadari betapa hancurnya hidupnya, seolah dirinya tidak berhak mendapatkan kebahagiaan seperti Sabrina. 'Apakah aku pantas untuk merasa bahagia lagi? Bisakah aku menghapus kenangan pahit itu dan kembali merasakan kebahagiaan?' Tanya hati Erlina dalam diam.

1
Cici Rosmawati
⭐⭐⭐⭐⭐⭐⭐⭐
Nasih Moh
luar biasa
Jongger
cukup bagus Thor... semangat nulisnya
Wenny Enny
Luar biasa
Nays Noer
hayo pilih yang mana?
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!