Seorang gadis yang ternodai oleh sang kekasih dan ditinggal, sang gadis hamil dan kedua orang tuanya menanggung malu, tapi dengan setia dia menanti kedatangan kekasih meski kehamilannya sudah besar.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Eritasyofia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BUKAN MENANTU TAPI PEMBANTU
BAB 30.
Mama Prama yang tadinya lari masuk kamar kembali lagi untuk melanjutkan makanya.
Nisa masih menangis saat tiba² Prama datang ke kamar.
" Nisa kamu benah in dulu bekas makan, adik² sudah pada ngantuk besok mereka kuliah".
Nisa terpaksa bangun walaupun hatinya lelah kepalanya terasa mau pecah.
selesai semuanya Nisa masuk kamar mau tidur, tapi mama Prama memanggilnya.
" Nisa , besok bangun pagi² masak ya, Prama kerja bawa nasi anak dua itu sarapan dirumah sebelum kuliah.
Nisa bingung mau masak apa di kulkas tidak ada apa².
Dikamar Nisa tanya sm Prama.
" Bang, mama suruh Nisa masak pagi² trus bahan untuk masak gak ada di kulkas, ini kan belum malam kali belilah di swalayan "
" Uangnya mana ?"
" Loh kok minta sama Nisa ? "
" Uang amplop undangan kan banyak, gak kamu bawa "
" Ya enggaklah, yg biayai pesta kita kan papa "
" Sini duit 200 rb biar aku belanja "
Nisa malas ribut, dia mengeluarkan uang dari tasnya Rp 200.000 dan memberikan pada Prama.
" Neni , Feli , ini uang belanja sana untuk bahan masak besok pagi "
Nisa bingung, kenapa Prama gak bawa dia belanja padahal uang segitu cukup untuk beli ayam dan lain².
Pagi Nisa bangun, dia lihat mesin cuci penuh kain kotor dan bahan di kulkas hanya mie goreng saja.
Tanpa banyak bicara dia masak mie goreng mana gak ada telornya.
Mencium mie goreng mereka semua pada bangun menuju meja makan.
" Kok cuma segini ? , mana cukup, kak Nisa makan duluan ya "
Tanya Neni
" Kakak belum makan kok ".
Gak lama Prama keluar dari kamar membawa piring bekas makannya.
" Aku yang makan ".
" Eeeh tu kan kak Prama ".
Sebelum Neni dan Feli berangkat kuliah diantar Prama pakai mobi av***a nya , sudah dua hari disini Nisa belum juga lihat mobil mewah Prama.
Nisa merasa perutnya lapar karena dari tadi malam dia gak makan.
Baru dia mau ambil nasi rencana mau dimakan pakek garam aja, mama datang .
" Jangan makan dulu, itu cucian udah banyak "
" Ha...harus aku yg nyuci sebanyak itu ?".
Batin Nisa.
Tak iya ini, aku harus tanya kak Elsye aku harus gimana ?
Nisa menceritakan semuanya, terdengar suara Elsye menangis.
" Sebentar ya Nisa , kakak akan suruh papa jemput Nisa , share lock aja lokasinya"
Nisa cepat² share lock karena pintu kamarnya sudah di gedor mama Prama.
" Ada apa ma "
" Aku mau mandi ma "
kebetulan dikamar Prama ada kamar mandi juga.
" Mandilah, selesai mandi kamu benah in dapur dan cuci kain.."
"' iya ma ".
jawab Nisa
Nisa sengaja lama² dikamar di benah in semua bajunya yang sudah terlanjur masuk lemari dan memasukannya ke koper.
Tak lama kemudian terdengar suara klakson mobil, Papa Nisa turun dari mobil
" Eh besan masuklah "
" Maaf bu, gak perlu, disini saja, saya gak habis pikir, ibu cari menantu atau cari pembantu ? "
Darah papa Nisa sudah mendidih mendengar cerita Elsye kalau Nisa disuruh kerja bahkan tidak dikasih makan.
Nisa keluar menarik koper dan beberapa tas, Papa Nisa membantu Nisa membawanya.
" Tolong ibu sampaikan pada Prama, tidak usah jemput anak saya karena anak saya akan mengurus proses cerai ".
Ada air mata menetes di pipi Nisa memang dia belum lama kenal Prama tapi itu cinta pertamanya.
Rupanya dia salah menilai orang.
Papa Nisa sampai nangis anaknya sudah dua hari gak makan, cepat Elsye menyiapkan makan untuk adiknya.
Nisa tidak berhenti menangis bukan sedih karena memeninggalkan Prama tapi sedih dua hari jadi pembantu dirumah mertua tanpa makan.
Sementara Prama selalu membela keluarganya.
Untuk apa ganteng kalau tidak ada hati, pantaslah sudah 30 th belum punya istri , mungkin karena Nisa pendiam dikantor Prama merasa pasti Nisa gampang di atur.
Bahkan malam pertama saja Nisa belum sempat merasakannya.
Nisa sudah resign kerja tapi dia akan membuka cabang usaha konfeksi Papa dan mamanya lagi.
Hadi sudah buka di Bogor dan sangat sangat maju usahanya.
Papa minta Nisa buka di Riau , papa sudah suruh Leo mencari tempat usaha untuk Nisa.
Nisa harus jauh dari Prama dan akan segera menggugat cerai Prama.
Sore itu Prama datang kerumah Papa dan menjumpainya.
" Maaf pa saya mau jemput Nisa ".
" Nisa tidak akan pulang lagi kerumah kamu, kamu perlu tahu saya pernah hidup susah dulu tapi istri dan anak² saya gak pernah kelaparan "
" Kenapa papa ngomong gitu "
" Karena selama Nisa di rumahmu dia tidak boleh makan ".
" Bukan tidak boleh makan pa, tapi tunggu kami selesai dulu".
" Kalian selesai dengan menghabiskan semua lauk sehingga anak saya kalian suru makan nasi putih, bukannya saya sombong, saya masih bisa ngasih makan anak² saya dengan rendang, sekarang kamu pulanglah, cari saja pembantu yang bisa jadi istrimu "
Papa Nisa sangat kesal sehingga tidak dapat me rem kata katanya lagi.
Prama hanya terdiam dan pamit pulang.
Nisa tidak mau menemuinya, bahkan berkata
" Najis..amit..amit "
Saking bencinya
Mama Nisa yang juga duduk disamping Papanya meneteskan air mata, teringat anaknya diperbudak dan tidak dikasih makan.
Setelah Prama pergi Papa Nisa memanggilnya.
" Sabar ya nak, itu perjalanan hidup, kamu jangan sedih".
Mama Nisa memeluknya dan membelai rambut anaknya.
" Ia ma Nisa sabar ".
mampir juga dinovelku jika berkenan /Smile/