Gadis manis berkulit putih, mata sipit dan hidung mancung Keynara maharani namanya, menjadi yatim piatu sejak kecil menjadikan sosok Key biasa dia sapa menjadi gadis yang tangguh dan pantang menyerah dalam segala hal, hingga kejadian disuatu malam yang mempertemukan nya dengan seorang CEO buta yang nyawanya tengah terancam. Key yang saat itu baru saja pulang dari bekerja menyaksikan seseorang yang tengah tidak berdaya dihajar habis habisan oleh beberapa oran berbadan besar berpakaian serba hitam, melihat orang itu tak berdaya dia memberanikan diri untuk menolong dengan sebuah ide terlintas dibenaknya dengan menyetel alarm sirine polisi diponselnya, dan berhasil orang orang berbadan besar itu langsung berlari meninggalkan orang yang tadi mereka keroyok.
bagaimana kelanjutan kisah Keynara dengan orang yang ditolongnya itu?
yuk ikuti kisah mereka.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Hanswii, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 5
Pukul 5 sore Keynara sudah berada dikafe tempatnya bekerja, setelah kejadian disekolahnya tadi Keynara benar benar dibuat tidak tenang, bahkan sepanjang berada disekolah hatinya dibuat was was.
Meskipun Disti sahabatnya sudah menenangkannya, tapi tetap saja hati Keynara tidak tenang, takut kalau tiba tiba diserang oleh Cilla si gadis centil itu.
Key sudah siap bekerja, bahkan dia sudah memakai seragamnya kerjanya, dengan sigap dia membersihkan setiap meja yang selesai ditempati pelanggan, setelahnya dengan senyum cerianya dia melayani para pelanggan kafe itu.
Hingga atensinya terhenti pada seorang cowok yang sedari tadi menatapnya, entah tatapan apa yang cowok itu berikan tapi itu mampu membuat Key menjadi deg deg an.
seketika Key menjadi gugup dan tidak fokus, dia dibuat tidak habis fikir dengan cowok itu setelah tadi disekolah membuat huru hara, sekarang malah ngelihatin dia kerja.
"tuh cowok maunya apa sih, nongol Mulu perasaan hari ini", gumamnya dalam hati.
Key berusaha menenangkan hatinya agar tetap fokus dalam bekerja, dia tidak mau sampai membuat kesalahan dan berakhir dipecat karena selain gaji dikafe ini cukup lumayan, para teman temannya pun baik.
Hingga akhirnya dia yang mendapat tugas mengantarkan pesanan cowok itu berserta kedua sahabatnya yang tak lain adalah Devin,Leo dan putra. menghembuskan nafas kasar Key pun mengantarkan pesanan mereka.
menyajikannya dimeja, berusaha fokus agar tatapan matanya tidak sampai bertemu dengan tatapan Devon.
"silahkan dinikmati", ucapnya sopan seraya tersenyum dan beranjak dari meja Devin dan kawan kawannya.
"key, loe udah lama kerja disini?", tanah Leo yang membuat langkah Key terhenti dan berbaik menghadap kearah mereka ber tiga.
"emm sejak gue kelas sepuluh", jawab key,
"wah udah lama berarti, gue salut banget sama loe key, meskipun masih sekolah tapi semangat loe patut gue acungi jempol",puji putra yang membuat Key tersenyum.
"makasih, kalau gitu gue kedapur dulu kalian silahkan menikmati hidangannya", ucap key dan segera berlalu.
Devon menatap punggung Key yang telah hilang dibalik pintu dapur, dan itu semua tak luput dari pandangan Leo dan juga putra.
"kayaknya Devon benar benar jatuh cinta tra", ucap Leo menggoda,
"engh... Benar sekali brother, lihat aja tatapan matanya yang dari tadi gak lepas lihatin key, seolah tatapan penuh damba", jawab putra penuh drama yang langsung disambit sendok oleh Devon, beruntung putra sigap hingga sendok itu tidak sampai mengenai wajah imutnya.
"helle, santai bro santai, nanti kalau key lihat loe yang bringas bisa makin takut dia ma loe", ucap putra yang dibalas dengusan oleh Devon.
Sedang didapur key masih menormalkan jantungnya, dia masih ngeri dengan tatapan Devon padanya yang dia sendiri bingung apa arti tatapan itu.
tidak mau kegeeran juga dengan mendefinisikan tatapan Devon itu dengan tatapan suka, karena selama dia mengenal Devin dia itu sosok yang dingin, cuek bahkan gak pernah mau berdekatan dengan cewek, gak mungkin kan tiba tiba saja Devon suka padanya, padahal disekolah banyak yang lebih cantik, lebih kaya lebih segala galanya mengejar ngejar dia, tapi sama sekali dia tidak pernah merespon, bahkan terkesan acuh tak peduli.
"loe kenapa key?", Tanya Yaya teman kerja Key,
"eh... Gue gak pa pa kok ya", ucapnya gugup.
"kok muka loe kayak tegang gitu?", tanya Yaya memperhatikan wajah Keynara.
"gue gak apa apa ya, cuma lagi capek aja karena tadi disekolah latihan basket jadi cukup menguras energi", alibi Keynara karena Yaya terlihat semakin curiga padanya.
"ow... kalau capek loe bisa ambil libur Key, jangan terlalu memforsir tenaga loe, Karena loe juga disekolah banyak kegiatan, kalau capek loe bisa izin bunda, pasti bunda ngerti kok", kata Yaya penuh perhatian.
"gue gak pa pa ya, beneran kok, makasih banget ya loe udah baik dan perhatian sama gue", ucap key tulus.
"apaan sih loe key, kita ini berteman sejak awal kita bekerja disini, kita udah berbagi cerita dan juga nasib kita sama key, sama sama berjuang untuk hidup kita", kata Yaya sambil mengelus lengan Key.
"beruntung banget gue punya sahabat kayak loe ya, ya udah gue lanjut kerja dulu ya", kata key,
"iya, semangat key", ucap Yaya sambil mengepalkan tangannya memberi semangat yang diikuti oleh Keynara.
didepan ternyata sudah ada bunda Andin.
Ya benar, tempat key bekerja adalah salah satu milik bunda Andin, terlihat bunda sedang ngobrol dengan Devon, dan itu cukup membuat key bertanya tanya, apa hubungan mereka berdua karena dari yang key lihat Devon bahkan terlihat tersenyum hangat pada bunda Andin, dan bahkan Devon memegang tangan mama Andin.
"apa hubungan mereka, bunda Andin gak mungkin nyokapnya Devon kan, kan menurut gosip daveon itu yatim piatu, kedua orang tuanya meninggal saat Devon SMP", gumam key bertanya tanya.
Dia pun berusaha tidak peduli, toh dia juga gak begitu akrab dengan Devon, mau ada hubungan apapun Devin dengan bunda Andin itu bukan urusannya.
Key kembali melayani para pelanggan, mengantar pesanan, membersihkan meja tamu, dan jangan lupakan senyum cantiknya yang mampu menghipnotis para cowok yang berada disana.
"cantik", gumam Devon yang masih bisa didengar Leo dan putra.
"kalau suka, kejar donk, tunjukin jangan cuma memandang dari jauh doank", sindir Leo,
"engh... Benar tuh, nanti kalau dipepet yang lain ngamok", sahut putra dengan raut tengil.
Devin hanya terdiam tak menanggapi, tapi tatapannya tak putus dari key yang dengan sigap melayani para pelanggan, sedang Leo dan putra hanya mendengus melihat Devon yang tatapannya putus dari Keynara.
"key", panggil bunda Andin yang sudah duduk disalah satu kursi pelanggan, key yang dipanggil pun segera menghadap sang bos.
"iya bunda, ada yang bisa Key bantu?", tanya key sopan,
"gak ada, cuma bunda mau tanya aja, tadi kata Yaya kamu kecapek.an kenapa gak izin libur aja nak?", tanya bunda Andin lembut,
"Key gak pa pa kok bunda, beneran", ucap key sungguh sungguh, karena memang tadi hanya beralasan saja pada Yaya, eh gak tahunya malah dilaporin sama bunda Andin.
"kalau kamu capek istirahat ya nak, jangan terlalu diforsir tenaganya, karena bunda pun tahu kalau kalian para karyawan bunda ini adalah para pelajar yang disekolah pun memiliki jadwal yang bisa dibilang padat, bunda gak mau dianggap kejam sama karyawan bunda dengan tidak memperhatikan dan mengerti keadaan kalian", kata bunda Andin yang membuat hati Key terenyuh, sungguh bosnya ini memang orang yang sangat baik.
"key beneran gak apa apa bunda, kalau key capek pasti nanti key izin kok Bun", ucap key,
"ya sudah, jaga kesehatan ya nak, ingat kata kata bunda tadi", kata bunda Andin,
"siap bunda, ya udah aku lanjut kerja dulu ya Bun", kata key seraya meninggalkan bunda Andin.
"kamu memang anak yang hebat Key, hidup sebatang kara nyatanya tidak membuat kamu berfoya foya menikmati kebebasan, dan juga semangat kamu yang luar biasa patut dijadikan contoh, andai saya bisa memiliki anak seceria dan secantik kamu pasti saya sangat bahagia" gumam bunda Andin menatap kepergian Key.
bekerja selama hampir 3 tahun dengannya , membuat bunda Andin begitu mengenal sosok Key yang selalu ceria dan selalu semangat dalam bekerja, tidak pernah ngeluh dengan pekerjaannya dan selalu menjalankan dengan sepenuh hati membuat bunda Andin begitu kagum dengan sosok Keynara.