NovelToon NovelToon
KARMA Pemilik Ajian Jaran Goyang

KARMA Pemilik Ajian Jaran Goyang

Status: tamat
Genre:Tamat / Balas Dendam / Dikelilingi wanita cantik / Harem / Dendam Kesumat / Bullying dan Balas Dendam / Ilmu Kanuragan
Popularitas:93.2k
Nilai: 4.8
Nama Author: Siti H

SUN MATEK AJIKU SI JARAN GOYANG, TAK GOYANG ING TENGAH LATAR. UPET-UPETKU LAWE BENANG, PET SABETAKE GUNUNG GUGUR, PET SABETAKE LEMAH BANGKA, PET SABETAKE OMBAK GEDE SIREP, PET SABETAKE ATINE SI Wati BIN Sarno.... terdengar suara mantra dengan sangat sayup didalam sebuah rumah gubuk dikeheningan sebuah malam.

Adjie, seorang pemuda berusia 37 tahun yang terus melajang karena tidak menemukan satu wanita pun yang mau ia ajak menikah karena kemiskinannya merasa paling sial hidup di muka bumi.

Bahkan kerap kali ia mendapat bullyan dari teman sebaya bahkan para paruh baya karena ke jombloannya.

Dibalik itu semua, dalam diam ia menyimpan dendam pada setiap orang yang sudah merendahkannya dan akan membalaskannya pada suatu saat nanti.

Hingga suatu saat nasibnya berubah karena bertemu dengan seseorang yang memurunkan ajian Jaran Goyang dan membuat wanita mana saja yang ia kehendaki bertekuk lutut dan mengejarnya.

Bagaimana kelanjutan kisah Adjie yang berpetualang dengan banyak wanita...

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Siti H, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Cincin

Wati melepaskan dekapannya, lalu menatap suaminya. "Apa itu, Kang? Bakso, sate, siomay," cecarnya.

Adjie menggelengkan kepalanya, lalu mengeluarkan sebuah kotak berwarna merah berbentuk hati yang dibalut dengan kain beludru.

"Coba lihat jemarimu," ucapnya dengan lembut.

Wati menyerahkan jemarinya, lalu Adjie mengeluarkan sebuah cincin dan menyarungkannya dijemari manis sang istri. Karena ukurannya kebesaran, ia menyematkannya dijari bagian tengah.

"Nah, baru pas. Kamu suka?" tanya Adjie.

Wati tersenyum sumringah, lalu menganggukkan kepalanya dengan tatapan penuh cinta.

"Terimakasih, ya. Kang." ucapnya, lalu mendekap pria itu dengan penuh.

"Maafin akang, waktu menikahimu tidak memberikan mahar apapun," bisiknya ditelinga Wati.

"Sudahlah, yang penting kita saling cinta," Wati menyela, lalu keduanya masuk ke dalam rumah.

****

Suara panggilan masuk berdering ke dalam ponselnya. Benda pipih itu terus saja berbunyi dan membuat Wati berniat untuk mengangkatnya.

Saat tangannya hampir sampai menyentuh ponsel android itu, Adjie lebih dahulu mendapatkannya.

Satu panggilan dari Sarah. Wanita itu sudah rindu setengah mati karena Adjie dua hari tidak datang menemuinya.

"Ya Hallo," jawab Adjie lembut. Suaranya serak, tetapi terdengar sangat sek-si ditelinga para wanita.

"Buruan kemari, Sayang," rengeknya dengan nada gatal.

"Iya, sebentar, ya,"

"Iya, buruan, udah gak tahan," jawab Sarah dengan perasaan yang sangat menggebu.

Adjie menutup panggilan telefonnya, dan menatap Wati dengan dalam. Akang ada pekerjaan, kamu dirumah baik-baik, ya," ucapnya, lalu mengecup ujung kepala sang wanita.

Wati tak dapat membantah apapun. Ia menganggukkan kepalanya dengan patuh. "Jangan lama-lama ya, Yang," pesannya dengan mendekap tubuh Adjie yang kekar.

Pria mengulas senyum yang mania. "Tentu, Sayang. Akang berangkat dulu." kemudian ia pergi beranjak meninggalkan rumah.

Adjie menelusuri jalanan dan berbelok arah ke pinggiran kota.

Ia telah memesan bahan bangunan berupa pasir dan batu bata dan juga semen. Ia akan membuat pondasi rumah hari ini, dan mengabaikan Sarah sejenak, ya sekitar semingguan. Sebab dibagian batangnya masih ada luka lecet dan rasanya masih ngilu.

Ia tiba ditempat tersebut. Seorang wanita muda sembari menggendong bayinya sedang berdiri didepan ruko.

Ternyata mereka membuka usaha rumah makan Minang. Pantas saja wanita itu cantik dan bersih, ternyata memiliki darah Pinang.

Saat bersamaan, dua mobil pengantar bahan bangunan pesanannya datang. Ia berjalan menuju tanah miliknya dan mengatur peletakan bahan tersebut yang terdiri dari pasir kerikil, semen, besi, dan juga batu bata.

Ia melihat wanita itu terus meliriknya, dan Adjie berpura mengabaikannya.

Sebagai orang yang berpengalaman dalam pertukangan, Adjie melakukan pekerjaan itu sendirian, sebab ingin menghemat biaya.

Setelah selesai, Adjie, mulai mengukur dan merencanakan desaian pembangunannya. Ia akan menghadiahkan rumah itu untuk Wati, sebab seminggu yang lalu ia mengeluh tidak datang menstruasi dan merasa mual jika dipagi hari.

Ia belum membawa Wati berobat, tetapi ia meyakini jika wanita yang dinikahinya itu sedang mengandung anaknya.

Wanita disebelahnya masih terus memantaunya. Adjie sengaja membuka pakaiannya dan memamerkan otot tubuhnya yang menyembul dibagian lengan, serta perutnya yang sixpack bukan karena olahraga, tetapi karena pekerjaannya yang kasar.

Diam-diam Adjie juga memperhatikan wanita tersebut. Otaknya berkelana ingin merasakan banyak tubuh wanita dan itu sepertinya pengaruh dari jin yang bersemayam dalam ajian yang dianutnya.

"Jika wanita itu aku coba gimana rasanya, ya?" kulitnya putih alami, tidak seperti Rina dan Sarah yang putih karena perawatan mahal klinik kecantikan," gumamnya dengan lirih. "Ah, nanti saja, toh akan jadi tetanggaku juga," ia mengundurkan niatnya, lalu menyelesaikan pekerjaannya untuk membuat pondasi.

Setelah selesai pengukuran, ia menghampiri pemilik rumah makan itu untuk meminta ijin aluran listrik agar ia dapat memotong besi untuk membuat tiang dan dasar pondasi

Melihat Adjie datang menuju ke rumah makan miliknya, wanita itu terlihat gugup.

"Siang, Mbak," sapa Adjie dengan menebar senyum semanis madu, lalu menatapnya dengan dalam.

"Oh, iya. Ada aoa ya, Bang?" jawab wanita itu gugup.

Terlihat asa dua orang karyawannya yang sedang melayani pembeli didalam rumah makan milik sang wanita.

"Saya mau minta ijin untuk menyambungkan kabel sambung," ucap Adjie sembari membawa colokan dengan kabel yang cukup panjang. "Nanti saya bayar uang tokennya," Adjie mencoba bernegosiasi.

"Boleh, Bang," jawabnya tanpa berfikir panjang dan mengambil colokan yang dibawa oleh Adjie untuk menyambungkannya ke sumber arus.

"Sudah, Kang," ucapnya dengan debaran yang begitu memburu.

"Terimakasih, ya, Mbak," Adjie kembali mengulas senyum yang menawan, dan membuat hati wanita meleleh.

*****

Sarah terlihat gelisah karena Adjie tak kunjung datang. Ingin menemui pria itu dirumahnya, sayangnya ia tak tahu dimana keberadaan pria tersebut.

Ia menatap pintu toko dan berharap Adjie segera datang, sebab kerinduan memenuhi rongga hatinya.

"Kemana sih, Kang Adjie? Kenapa belum datang juga?," gumamnya dengan gelisah. Ia terus saja menatap jalanan dan kiranya ada keajaiban datang membawa pria itu kehadapannya.

Ola yang sedari tadi memperhatikan sang majikan, merasa kepo tentang siapa yang ditunggu wanita itu.

Ia berjalan menghampiri majikannya sembari membawa beberapa tumpukan pesanan yang baru saja ia rekap.

"Bu, sedang menunggu siapa?" tanya Ola dengan perasaan kepo saat Sarah terus menatap jendela dari lantai dua.

"Kamu ada lihat pria yang semalam tidak? Yang mengerjakan plafon, apakah ia sudah datang?" cecar Sarah dengan perasaan yang gelisah.

Ola merasa tebakannya benar. Ternyata sang majikan gelisah karena menantikan pria itu lagi.

"Bu, kalau saya boleh memberi saran, sebaiknya ibu itu berobat. Ibu itu terkena ilmu pelet jika diperhatikan dari gejalanya," Ola mencoba mengingatkan.

Seketika Sarah menatap tajam pada karyawatinya. "Eh, kamu itu tau apa-Hah! Sok ngatur-ngatur saya!" Sarah tersinggung dengan ucapan Ola. "Kamu suruh saya berobat segala, saya ini tidak.sakit, saya sehat!" ia menimpali ucapannya dengan hardikkan yang menggema dan membuat Ola tersentak ketakutan.

"Oh, ya sudah. Maaf, Bu," jawab gadis itu merundukkan kepalanya dan bergegas pergi meninggalkan Sarah yang terlihat emosi karena diingatkan oleh pekerjanya tentang perasaannya yang tak wajar pada Adjie.

Ola menuruni anak tangga dengan langkah yang cepat. Sungguh, ia sangat meyakini jika sang majikan dalam pengaruh ilmu pelet yang beresiko dapat membuat dirinya bangkrut.

Sarah kembali menatap jalanan. Pandangannya penuh kehampaan. Ia sungguh merindukan pria tersebut.

rasa gatal dibagian sensitifnya membuat ia sangat gelisah. Ia sungguh ingin mendapatkan sentuhan hangat dari tangan kekar Adjie yang sudah membuatnya sangat mabuk kepayang.

Ia seolah melupakan tentang bagaimana dunianya yang selama ini selalu pergi bersuka ria dengan beberapa teman sosialitanya.

Namun semua itu tak lagi ia lakukan, sebab kini seluruh hidupnya hanya ada tentang Adjie seorang.

1
Yulay Yuli
kapok ga tuh si Ajie😂
Yulay Yuli
iya bener thour, kan org jaman dulu kl nyiram depan rmh pake air got. biar jauh dari teluh
Chuu
terimakasih sarannya
Chuu
mirip kisah nyata
Arieee
hih serem 🫣🫣🫣🫣👍👍👍👍👍👍👍👍
Hana Nisa Nisa
seremmmmm
Hana Nisa Nisa
serem
Ia Asiah
berarti bnr xa author ada mantra ajian jaran gocang sprti xg di skip di atas azian nxa...waahh kren author
Hana Nisa Nisa
nyimak
V3
knp Tamat nya menggantung bgni yaa , kak ❓🤔
pindah judul nya dg bab cerita yg nanggung dan gantung
V3
kira-kira nti anu nya Adjie yg td habis di anuin sama setan nya istri kang bakso jd belatungan jg gak yaa ❓❓
HartOhar
👍
bagas muhammad
beli apa pun atas nama istri nya.
bagas muhammad
jelek thor
bagas muhammad
masih kalah sama gasiang tangkurak.
bagas muhammad
👍👍👍👍👍
⚔️Đɇ₩₳ ₳₴₥₳ɽ₳🏹🪈
ini yang paling menakutkan, pelet
⚔️Đɇ₩₳ ₳₴₥₳ɽ₳🏹🪈
itu mulut perempuan,
⚔️Đɇ₩₳ ₳₴₥₳ɽ₳🏹🪈
rupanya Adjie mejig kurang bagus
yamink oi
uwalah kang ajie kang ajie
Ai Emy Ningrum: oohh 🤭
yamink oi: sukurin....
total 5 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!