CINTA DAN PENGKHIANATAN

CINTA DAN PENGKHIANATAN

CINTA MENDUA

BAB 1

Pulang sekolah Rida sudah menunggu Marten di parkiran.

" Kok lama bang "

Tanyanya karena Marten lambat datang

" Jam kuliahnya digeser "

Rida naik di atas motor gede Marten , mereka nongkrong di taman kota, bukanya langsung pulang, setelah itu makan bakso, sudah hampir magrib Rida baru sampai dirumah.

" Kenapa lama pulang Rida ?"

Tanya papa

" Nongkrong dulu pa, sama kawan² "

" Nongkrong² mau jadi preman ya ?"

" Nongkrongnya makan bakso pa"

 jawab Rida

Papa Rida langsung keluar rumah mau sholat magrib di mesjid.

Rida anak kedua dari tiga bersaudara, adiknya Beni dan kakaknya Tina

Tina sudah kuliah, semester tiga.

Papa Rida tahu anaknya pacaran sama Marten, Marten nampaknya sopan , mungkin karena dia seorang mahasiswa.

Dia kos, keluarganya jauh dikampung

Mama Rida hanya ibu rumah tangga biasa tapi karena hobinya menjahit kadang² dia terima jahitan juga kalau ada tetangga yang buat baju.

Hubungan Rida dan Marten sudah berjalan hampir satu tahun tapi Marten kerumah Rida hanya karena mengantar Rida pulang sekolah.

Paling mampir sebentar dan bersalaman dengan kedua orang tua Rida.

Hubungan mereka putus sambung karena Marten yang ganteng sering kedapatan sama kawan² Rida bonceng cewek, kawan² Rida mengadukannya pada Rida.

Suatu hari Rida diam² cabut sekolah dan pergi ke kos²an Marten , betul saja saat itu Rida lihat Marten sedang duduk berdekatan dengan mahasiswi kawan kuliahnya yang Rida tahu namanya Hasni, karena adik kawan kos Marten adalah teman sekolah Rida.

" Bang Marten "

kata Rida

" Eh Rida, sama siapa kesini "

" Sendiri"

" Mau ngapain Rida "

" Belajar kelompok sama Haris "

Haris keluar dari kamar kosnya dan mengajak Rida belajar di teras.

Rida menangis tak henti² namun Marten tidak menyusulnya ke teras,dia masih asyik ngobrol ketawa², hati Rida terasa sakit, sangat sakit, akhirnya Rida mengambil tasnya dan pamit pulang.

" Bang, Rida pulang "

katanya pamit.

" Biar abang antar, Rida sudah selesai belajarnya ? "

"' Gak usah Rida juga bisa sendiri "

Marten meninggalkan kawan kuliahnya dan menghidupkan motornya.

Rida terpaksa naik ke boncengan motor Marten

Hatinya agak terasa sejuk, karena Marten mau mengantarnya.

" Hasni kamu kalau mau pulang lanjut aja, aku lama pulang " Kata Marten pada kawan kuliahnya.

" Siapa tu bang, pacar baru abang ?"

" Gak lah, kawan kuliah abang "

" Trus ngapain dekat² kayak orang pacaran "

" Lho Rida tadi dekat² sama Haris gak abang bilang pacaran "

Rida terdiam

" Tapi Rida cemburu "

" Ya gak apa tu tandanya Rida sayang sama abang "

Kata Marten sambil meraih tangan Rida.

Mereka gak lanjut pulang, mampir di tukang bakso dulu.

" Bang, abang jang selingkuh ya "

kata Rida

" Lihat nanti aja "

kata Marten sambil ketawa

" Tu kaaaaan"

 Rida mencubit tangan Marten sampek Marten menjerit sakit.

" Nanti kalau ketahuan abang selingkuh Rida cubit kuat²".

" Gak gak abang gak selingkuh kok"

" Rida gak mau lihat cewek kawan kuliah abang tadi "

" Kalau gak ketahuan gak apa² kan ?"

 Canda Marten.

Rida kembali mencubit Marten,

 " ampun...ampuun"

Selesai makan bakso Marten pun mengantar Rida pulang

Saat ini Rida sedang menghadapi ujian akhir SMA, dia sangat sibuk belajar, namun tetap tak pernah lepas chat wa dan vidio call dengan Marten.

Seminggu selesai ujian, kesekolah hanya mengisi absen saja, ngumpul² dan pulang, kesempatan ini sering dimanfaatkan Rida untuk berjumpa Marten kalau pas jam kuliahnya kosong, kadang Marten membawa Rida juga kekampus dan disuruh menunggu di kantin .

Suatu hari, rumah kos sangat sepi Marten dan Rida saking asyiknya pacaran mereka kebablasan, Rida menutup mukanya dengan bantal saat Marten mengambil kesuciannya.

Tidak ada tangis Rida tapi dia merasa malu.

" Bang, gimana kalau Rida hamil "

" Tamat SMA kan boleh nikah, ya kita nikah "

Barulah air mata Rida menitik, cita² nya yg ingin melanjutkan kuliah di keguruan akan sia² kalau dia hamil dan dia merasa takut papa dan mamanya.

Marten membawa Rida jalan² ke danau, mereka duduk berangkulan begitu romantis dan mesranya.

Hari sudah sore, Marten mengantar Rida pulang kerumah.

Sampai dirumah Rida langsung mandi dan naik ke atas tempat tidur.

Acara perpisahan sudah dekat, hari ini Marten datang kerumah Rida untuk menyampaikan bahwa dia harus pulang karena orang tuanya sakit.

Besok Rida mengantar Marten ke Bandara.

Alangkah sedihnya hati Rida setelah kejadian beberapa hari yang lalu dia harus berpisah dengan Marten , bagaimana nanti kalau dia hamil.

Malam perpisahan Rida sudah bingung siapa yang akan.mengantarnya, dulu Marten bilang ada kawannya yang dia suruh mengantar Rida tapi hp Marten tidak bisa dihubungi mungkin tidak ada jaringan disana.

Mahasiswa Fakultas Mipa yang dikenal Rida pada waktu latihan kesenian untuk perpisahan bersedia menjemput Rida utk acara dia aula Univ terkemuka di tempatnya, jam lima sore Rida udah dijemput dan acara selesai jan 10 bang Murti mengantar Rida .

*******

BAB 2

Sampai dirumah Rida merasa mual dan kepalanya terasa sakit, diapun cemas,

" gimana ni ya Allah, andai aku hamil"

Rida menutup mukanya dengan bantal dan menangis.

Paginya Rida pergi kerumah sahabatnya Lena dan menceritakan semuanya, Lena sangat kaget dan mengajak Rida pada tukang urut, dekat rumahnya. Perut Rida diurut sampai sakit dan disuruh minum jamu.

Rida diantar Lena kerumah, setelah tubuhnya agak segar.

Dua hari ditunggu haidnya tidak juga keluar, sementara jamu yg dikasih ibu tukang urut sudah habis.

Mama dan Papa mulai curiga saat melihat Rida tiap pagi mual dan muntah.

Mama memanggil Rida.

" Rida, kamu kenapa ?"

" Rida telat haid ma "

Muka mama merah, menahan amarah .

" Sudah berapa lama , sama siapa kamu berhubungan ? "

Rida bingung harus jawab yang mana lebih dulu

" Bang Marten ma "

" Dimana rumah Marten "

papa pun ikut marah.

" Bang Marten pulang kampung ma, tidak bisa dihubungi, pa"

" Kamu tahu rumah keluarganya ?"

" Tahu pa "

" Besok kita kesana "

Besok pagi, Rida , mama dan papanya datang kerumah keluarga Marten, seorang pejabat, mereka kaget kedatangan Rida dan mama papanya.

Dengan sangat hati² papa menceritakan keadaan Rida, bahwa Marten telah menghamili Rida.

" Kami akan berusaha mengubungi Marten pak, dia keponakan saya "

" Iya pak, kami sangat berharap bantuan bapak "

Mereka pamit dan pulang kerumah.

Dirumah Rida habis kena marah sama sama mamanya.

" Kamu pikir enak berhubungan dengan keluarga orang berada, entah iya entah ndak dia mau ngurus "

Air mata Rida tak dapat dibendung lagi, papa hanya diam, karena papa dan mama sudah punya kesepakatan kalau salah satu dari mereka marah yang lain harus diam tidak boleh komen.

" Ayo kamu naik ke atas tempat tidur lompat² kebawah " .

Mama memaksa Rida, Rida hanya ngikut saja,papa tetap diam .

Rida merasa letih dan terduduk sambil nangis ditempat tidur.

Papa mendekati Rida dan membelai rambutnya

" Sudahlah nak, kita jalani saja, meskipun Rida telah melempar wajah mama dan papa dengan kotoran.."

Rida semakin terisak, dia memeluk papanya.

" Maafkan Rida pa, maafkan Rida "

" Gak apa nak, Rida masih mau kuliah ? "

" Iya pa"

"Urus lah pendaftaran Rida, nanti soal biaya bilang sama papa"

" Terimakasih pa"

" Istirahatlah nak "

Rida menangis ditempat tidur sampai dia tertidur.

Bangun tidur, badanya mulai terasa gak enak, perutnya lapar tapi dia mual.

Rida muntah² dikamar mandi.

Sebagai ibu, Imel merasa tak tega, dibimbingnya anaknya dari kamar mandi.

Menuntunnya ke meja makan dibuatkan teh panas dan disiapkannya makan Rida.

Seminggu kemudian Papa Rida istrinya pergi lagi ke rumah paman Marten, menanyakan apakah sudah ada kabar dari Marten.

" Kami sudah berusaha menghubungi Marten pak tapi kata bapaknya dia kerja kapal , orang kampung memang suka melaut pak, kadang berbulan bulan baru pulang "

" Bagaimana anak kami pak, lama² perutnya akan membesar, malunya kami pak "

" Kami paham apa yang bapak rasakan , tapi kami sudah berusaha semampu kami".

Mereka pulang kerumah dengan hati yang sedih.

" Gimana lagi Mel, kita jalani aja, sudah terlanjur basah mandi sekalian"

Dirumah bisik² tetangga sudah mulai terdengar, papa dan mama Rida sudah pasrah,Rida sudah mulai kuliah dengan perut yang semakin membesar,sudah lima bulan,.

Imel.membuatkan RIda baju² hamil yang cantik² untuk kuliah.

Wajah Rida tampak berseri dia sudah tidak mabuk lagi.

Semangat kuliahnya berapi api di lulus di Fakultas Keguruan seperti cita citanya ingin menjadi guru .

Kehamilan Rida yang ke tujuh keluarga Marten membawa Marten kerumah Rida, di sepakati lah untuk menikahkan mereka, sekalian tujuh bulan kehamilan Rida.

Sekarang Rida susah punya suami, pulang pergi kuliah diantar jemput suami.

Kuliah hanya tinggal beberapa SKS aja lagi, kehamilan Rida sudah masuk 9 bulan Rida mengajukan cuti satu semester.

*******

BAB 3

Rida dan Marten , mulai mempersiapkan kelahiran buah hati, setiap pagi mereka pergi maraton agar Rida tidak sulit melahirkan.

Suatu saat sedang makan siang Rida bertanya pada Marten,

" kenapa abang menghilang dan tidak pernah menghubungi Rida "

" Setelah ayah sembuh Abang ikut rombongan melaut, abang menghubungi Rida waktu melaut, tapi susah gak ada jaringan , lagian abang berpikir kita cuma satu kali melalukan masak iya Rida langsung hamil".

" Kita melakukannya pas Rida baru selesai haid dan kata orang itu masa subur "

" Abang kan gak tahu "

" Ya udahlah lupakan saja, sekarang kita sudah bersama lagi, walau telinga Rida sakit mendengar omongan tetangga, apa lagi mama dan papa, kasihan Rida lihatnya "

" Iya, abang minta maaf, tak ada maksud membuat kalian semua malu"

Rida merebahkan badannya dipelukan Marten kerinduannya akan kemesraan mereka, mereka limpahkan walau dengan rasa takut melihat perut Rida yang besar, Marten melakukannya dengan cara yang betul² membuat Rida puas, bahkan satu hari itu mereka sampai melakukannya empat kali.

" Dek, abang pernah baca katanya kalau udah mau lahiran, harus sering² ginian, biar nanti melahirkannya mudah ".

" Boleh sih bang tapi jangan sering² gini, ntar capek "

" Kalau capek bilang ya, biar abang tambah kecepatan 100km per jam biar cepat sampai".

Mereka tertawa.

Sungguh kenikmatan dan kebahagiaan yamg luar biasa yang taka akan pernah bisa dilupakan.

Rida sudah melahirkan seorang anak wanita yang cantik berambut hitam dan mengenaskan.

Marten belum dapat pekerjaan masih dapat asupan dana dari ayahnya di pulau maklumlah ayahnya seorang kaya dengan kebun cengkeh, Marten sudah beli rumah, dia tinggal bersama Rida, berdua.

Marten sudah berusaha cari kerja kemana mana tapi belum dapat juga.

Untuk menerima asupan dana terus dari orang tua Marten juga merasa gak enak.

Dia mengajak Rida pindah ke kampung tapi kuliah Rida belum selesai, akhirnya diusia anaknya 5 bulan Marten pulang kampung lagi, dia akan melaut lagi ngumpulin uang untuk Rida dan anaknya.

Rida sangat sedih, anak masih bayi suami pergi lagi.

Rida mengajak Tina dan Beni tinggal bersamanya.

Sudah satu bulan Marten pergi, belum ada juga berita padahal janjinya cuma satu bulan, Rida kewalahan dengan ekonominya untung papa dan mama mau membantu.

Kuliah Rida sudah selesai , wisudanya hanya di hadiri papa dan mama saja suaminya tidak ikut tak ada kabar berita.

Sekarang Wenny sudah 11 bulan umurnya , sebulan lagi wenny pas setahun tapi Marten belum juga ada kabar.

Rida baru saja selesai memberi Asi Wenny ketika terdengar suara mobil berhenti didepan rumah.

Sebuah taxi bandara, rupanya Marten datang, betapa senangnya hati Rida, dia berlari membuka pintu dan memeluk suaminya.

" Kenapa Abang tidak mengabari Rida "

" Buat kejutan"

kata Marten

" Tiga bulan abang pergi tidak pernah sekalipun nelpon"

" Abang jauh di laut

, tidak ada jaringan"

" Abang udah makan "

" Mandilah, biar Rida masak dulu "

Tina dan Beni keluar dari kamar,menyalami Marten

" Sehat bang "

tanya Beni

" Kami pulang dulu ya bang, kan kak Rida dah ada abang"

Kata Beni.

" Okelah, tapi ini ..ini..bawa ini aja dulu oleh²nya, besok yang lainnya ya, salam sama semua, besok abang kerumah "

Beni Mengeluarkan motornya dari garasi dan pergi ".

Marten ke belakang menyusul Rida dan memeluk pinggan Rida dari belakang "

" Hhhmmm...mandi dulu sana, dari jauh ".

" Oke...oke.."

Marten langsung kemar mau mandi dan dia melihat anaknya di box bayi, ingin rasanya dia menggendong, tapi dia belum bersih².

Buru² dia mandi dan mengganti pakaian.

Lalu dia mengeluarkan Wenny dari box, menggendongnya ke dapur tempat Rida.

" Loh, kok dibangunin bang "

" Abang kangen"

Dengan gemas Marten menciumi pipi anaknya sampai Wenny terbangun dan nangis.

" Wenny, ini papa sayang "..

Marten terus membujuknya akhir bocah kecil itu ketawa dan tak lama kemudian tidur lagi.

" Tidur lagi dek "

" Taro lagi di box bang, ini makanannya dah mau selesai, biar abang makan dulu ".

Marten mengantar Wenny ke box setelah anaknya tidur dia ke dapur, rupanya Rida sudah selesai masak,dan merekapun makan berdua.

Selesai makan merekapun kekamar, melihat Wenny masih tidur, merekapun me rapel kegiatan senam suami istri yang tertunda berbulan bulan, keduanya saling melepaskan hasrat yang terpendam yang akhir terkulai lemah pembaringan.

Mereka terbangun mendengar suara tangis wenny., pantaslah matahari sudah mulai masuk ke ventilasi kamar.

Rida berlari menuju box anaknya, menggendongnya dan membangun kan Marten

" Bang gendong dulu Wenny adek mandi dulu, dia mau Asi itu "

" Oke, mandilah dulu"

Marten mengajak anaknya bermain sampai terdengar ketawanya ke kamar mandi.

Rida selesai mandi dan segera membuatkan kopi Marten dan menyiapkan nasi goreng untuk sarapan

Rida mengambil Wenny dari tangan Marten dan membawanya kekamar untuk di mandikan.

Tak lama Rida keluar dengan menggendong Wenny, Marten baru selesai sarapan dan sudah menaruh kopinya di meja tamu.

"Bang gendong Wenny sebentar ya, Rida sarapan biar asinya banyak".

"oke sayang"

Marten menggendong putri cantiknya dan membawanya ketempat yang ada sinar matahari pagi.

Rida sudah selesai sarapan dan mengambil Wenny dari suaminya, menyusuinya di ruang tamu.

"Bang memang abang harus berbulan bulan gitu pulangnya kalau kelaut?"

" Iya dek, abang kan kerja dikapal ikan "

" Kenapa abang gak cari kerja disini aja ?"

"Abang gak bisa jauh dari laut dek"

" Demi keluarga kita bang, kasihan wenny tumbuh besar tanpa didampingi papanya"

" Ga bisa dek nanti abang gak betah"

"Adek apa gak mau ikut abang biar jadi guru di pulau aja"

"Adek pikirkan dulu bang, masalahnya adek belum pisah sama papa , mama dan adik²,"

Agak siang mereka pergi kerumah mamanya, sambil mengantarkan oleh² dari kampung.

Papa dan Marten asyik ngobrol di ruang tamu Rida dan mamanya di ruang keluarga

Rida meminta pendapat mamanya untuk mencoba hidup di Pulau dengan suaminya mama langsung nangis, Rida memeluk mamanya erat

" kalau mama gak izin Rida takan tinggalkan mama".

"Iya nak, pulau itu jauh,mama dan papa tidak akan bisa melihatmu kesana, apalagi cucu cantik mama ini"

" Iya ma".

*******

BAB 4.

Tiga bulan Marten disini sekarang dia harus berangkat lagi kerja kelaut, sekali lagi hati Rida sangat sedih harus berpisah kembali.

Rida dan wenny kena tinggal lagi apalagi wenny yang tiap hari bermain sama papanya.

Rida gak ikut ngantar Marten ke bandara cukup melepas dari rumah aja bersama mama, papa dan adik² nya.

Sebelum Marten pergi Rida sudah bilang mau kerja dan menitipkan wenny sm omanya, Marten mengizinkan.

Rida mengubungi kawannya yang manager di perusahaan pelayaran,Rida langsung diterima karena memang lagi membutuhkan karyawan yg pandai Bahasa Inggris.

Rida sudah mulai kerja, karena wenny sudah tidak Asi lagi, selain cantik Rida juga cekatan dalam bekerja, semua orang menyukainya.

Rida selalu ikut meeting² dengan bos.

Sejak Rida bekerja sudah hampir setengah tahun Marten memang tidak ada berita sama sekali untungnya Rida ada uang gaji untuk biaya susu Wenny.

Hari itu, Rida dipanggil bos karena ada dua abk kapal asing yang berkelahi, Rida disuruh mengatur deportasi dua abk tersebut.

Rida mengurus tiket dan hotel kedua abk tsb, yang satu harus via sm Singapore dan yang satu harus via Malaysia.

Cukup sibuk Rida mengurus sana sini.

Pulangnya Rida sangat lelah sampai ketiduran dirumah mamanya, untungnya besok Sabtu jadi Rida tidak kerja.

Bulan ketujuh Marten pulang,tentu saja dia membawa banyak uang, tapi Rida tidak mengharapkan uangnya, Rida ingin bersama dalam rumah tangga seperti semua keluarga.

" Bang , uang ini kita jadikan modal usaha saja , biar kita bisa ngumpul terus "

." Abang gak bisa jauh dari laut Rida , gak bisa abang tinggal disini "

" Ya tapi abang jangan sampe setengah tahunlah pulangnya, tiga bulan itu udah cukup "

" Maaf Rida kemaren kapal kami bermasalah jadi kami terlantar dilaut "

Capek aja Rida memberi pengertian tapi Marten tetap aja tidak mau merubah pendiriannya.

Pagi itu Rida pergi kerja, Marten seperti keberatan ditinggalkan.

" Libur lah hari ini sehari Rida, abang baru pulang"

" Gak bisa bang, hari ini ada meeting dikantor Perhubungan, lagian Rida mau urus bule ada masalah di imigrasi "

Marten hanya terdiam, Wenny sudah dijemput Opanya, tinggalah Marten sendiri dirumah.

Makan siang sudah disediakan Rida di lemari.

Malam itu Marten keras mau bawa Rida pindah ke pulau tapi Rida bertahan tetap tidak mau, mereka bertengkar hebat, tak berapa hari setelah itu Marten berangkat ke pulau.

Hati Rida tak tenang sedikitpun karena suaminya pergi dalam suasana yang keruh.

Rida sudah pasrah, dia juga gak bisa hidup terus² an seperti itu.

Ditempat kerja Rida tidak semangat sama sekali, sampai kawan² kerja Rida juga bingung.

Pulang kerumah Rida ngadu sama mamanya kalau Marten sudah pergi ke pulau tadi pagi.

" Kenapa mama dan papa tak izinkan Rida ikut suami ?"

" Rida papa sudah pernah ke pulau itu, itu rumah diatas laut, sayur gak ada, tempe tahu gak ada , ayam gak ada yg pelihara,makannya hari² hanya ikan, kalau mau ke pulau seberang harus naik pompong, semua diatas laut, kira² Rida sanggup gak ?"

Dari dalam rumah Rida bisa mancing , rumah sakit gak ada yang ada hanya puskesmas, sekolah yang ada cuma sampe SD"

RIda hanya termenung mendengar nasehat papanya.

*******

BAB 5

Rida pulang kerumah sama Beni, Wenny sudah tidur.

Hati dan pikiran Rida betul² tidak tenang.

Rida kekantor pagi itu di kantor agak ramai, ternyata ada kapal tambat nunggu muat dan Abk pada turun mau jalan.

Tugas Rida lah bawa jalan para abk termasuk kaptennya orang Italia.

Mereka minta antar ke toko Emas, semuanya belanja ada lima orang, kapten belikan Rida kalung rantai dgn mainan galangan kapal.

Rida sangat senang.

Pulang kantor Rida mengantar mereka ke hotel.

Kapten hotelnya tersendiri.

Kapten mengajak Rida masuk diajak ngobrol tentu saja bahasa inggris.

Tiba² kapten memegang tangan Rida,

" can you help me, I like Indonesian girl "

" No, sorry capt ...But.

Rida yang kesepian tidak bisa mengelak lagi, Rida mendesah dibawah badan besar kapten, tak mampu menahan kebutuhannya yg sering tak didapatinya dari sang suami.

Mereka bergumul sampai lemas.

Malam ita Rida malas pulang kerumah, Wenny kan sama mama kata hatinya.

Si bule keenakan melakukannya berulang ulang, begitupun Rida, Selesainya mereka duduk disofa, si bule tangannya tak lepas memeluk Rida.

" You are very sweet honey "

Entah mengapa Rida merasa disayang dan dimanjakan.

Mereka keluar shopping, apapun yang rida beli dia bayarkan, maklumlah kapten kan memang duitnya banyak ".

Rida berangkat dari hotel ka kantor bersama kapten, hari ini mereka diantar ke pelabuhan, mereka berangkat dengan supir kantor, kapten sudah meminta nomor rekening bank Rida.

" I love you, I will be here for you "

kata² terakhir yang diucapkannya sebelum turun dari mobil.

Sejak saat itu Rida sering si telp si kapten dan di transfer duit. Rida jadi banyak uang, dia tidak pernah lagi berpikir tentang Marten, rasa sepinya sudah terobati, sebulan sekali kapten datang dan mereka bertemu di hotel membagi kasih sayang bahkan cinta, mereka berdua bahkan saling mencinta.

" How much is your love for me "

tanya Rida

" As much as fish at the sea...as much as you hair in your head ".

Mereka mengisi hari dengan tawa dan canda .

.tiga hari setelah itu kapten berangkat lagi.

Tapi tak satupun orang di kantor yang tahu tentang cinta mereka, cinta si bule dan Rida.

Sudah hampir 6 bulan Marten gak pulang, memang dia seenaknya saja, tak ada rasa tanggung jawab dengan keluarga.

Hari itu,Rida. Mengajukan cuti untuk jalan jalan ke pulau ingin memastikan apa sebenarnya kerja Marten disana.

Rida naik pesawat ke ibu kota kabupaten, kemudian naik mobil dan terakhir naik pompong, dipelabuhan rida melihat Marten sudah menunggu dipelabuhan

*******

BAB 6.

Rida sampai dikampung suaminya, suasananya memang sangat indah, tapi Rida gak mungkin tinggal disana, Rida menghabiskan cuti tahunannya disana 10 hari, hal uang membuat Rida curiga tidak nampak.

Marten ikut pulang ke kota bersama Rida dan anaknya, dirumah mereka tampak sangat bahagia sungguh suami istri yang harmonis.

" Bang cari kerja disini aja ya, kan ijazah Sarjana abang kan ada "

" Kita cobalah nanti dek, kalau gak dapat abang pulang aja ke kampung , disana abang bisa ikut kapal"

" Tapi Rida sepi gak ada Abang"

" Abang juga sepi, gak ada Rida "

" Kan Rida gak mungkin ikut kesana "

" Kenapa gak mungkin, Rida bisa kok jadi guru disana"

" Mama papa gak izin bang "

" itu terserah Rida lah "

Perdebatan kecil ini selalu terjadi yang membuat mereka tak bertegur sapa seharian.

Lama² Rida sudah tak peduli lagi, suaminya memang tidak mau bekerja dikota, dia tidak betah jauh dari laut itulah kesimpulannya.

Sore itu Rida pulang kerja suaminya Marten sedang main sama anaknya.

" Bang besok kapal kami ulang tahun kami sekantor pergi kepelabuhan tempat kapal tambat ya.

" jauh "

" satu jam lah dari sini "

" Gak nginap kan ? "

" iya, pergilah tapi Wenny biar sama Mama ya, nanti kamu lama pulang "

" Iya bang ".

Besoknya pagi² Marten dan Rida mengantar Wenny kerumah oma nya, setelah itu Marten mengantar Rida kerja dan pulang kerumah.

Dikantor Rida dipanggil bos nya Rizal.

" Rida nanti kita ke kantor perhubungan ya "

" ya pak "

Habis istirahat siang Rida dan pak Rizal kekantor Perhubungan, Rupanya Pak Rizal mengundang untuk acara ulang tahun kapal dipelabuhan.

" Oke pak saya datang nanti"

Kemudian mereka pulang.

" Rida nanti kamu pergi juga undang eksportir yang kerja sama sama kita ya "

" Iya pak ".

Sore mereka sudah konvoy berangkat kepelabuhan, semarak sekali kapal uang mau ulang tahun, terang benderang dan suara musiknya sampai keluar.

Mereka semua masuk ke kapal, ada acara ucapan ulang tahunnya kemudian dilanjutkan dengan acara makan² dan musik.

Rida dan kawan² kantornya hanya duduk saja menonton acara sambil ngemil tapi tak lama tangan mereka ditarik untuk ikut berjoget, mau gak mau mereka semua ikut berjoget.

Bau alkohol memenuhi ruangan, sepertinya mereka mulai mabuk, Pak Rizal dan beberapa undangan lainnya pamit pulang.

Setelah mengantar pak Rizal, supir mengantar karyawan yang lain.

Rida sampai dirumah Marten sudah menunggu, dia membuka pintu.

" kok lama banget jam satu baru pulang"

" Iya nunggu bos pulanglah baru kami pulang"

" Kok kamu bau minuman ? "

" Semua orang minum, kami kena imbas baunya lah"

" Ngapain aja kamu disana "

" loh kok abang nanya nya gitu "

" Pasti kamu minum² dan joget² disana"

" Joget iya, itupun karena bos kami ya g suruh, tapi minum gak "

" Alah, sejak kamu kerja , banyak gak beres abang lihat ".

" Gak beres gimana bang, kalau gak abang aja yang kerja biar Rida dirumah "

" Abang gak bisa kerja disini, kamu ikut aja ke kampung abang ".

" Rida gak mau, kalau abang mau pulang ya pulang aja ke kampung abang".,

" Baik besok abang pulang kampung abang"

Pertengkaran itu berakhir dengan mengambil keputusan Marten pulang kampung.

Mungkin Marten sudah tahu ada pesawat yang ke kampungnya besok, Rida mau berangkat kerja Rida melihat tas Marten sudah diruang tamu.

" Abang pulang nanti pesawat jam 10"

" Iya , Rida mau kerja jangan lupa pamit sama mama dan papa"

" Ayolah sekalian "

Mereka berdua pergi ketempat mama Rida dan Marten pamit, dia menggendong Wenny sebentar, Wenny menangis memanggil manggil papa tapi Marten tidak menoleh, taxi sudah menunggu di depan.

" kalian ribut nak "

" Iya mama, suka² dia ajalah, toh dia juga gak mau kerja disini, pikirannya hanya laut laut saja"

" Ya sudahlah, mau diapakan lagi "

" Ma , Pa Rida berangkat kerja ya "

" Iya nak, hati²"

" Dada Wenny cantik mama " Wenny mencium anaknya dan langsung pergi.

Sampai dikantor, Rida baru sendiri yang datang, mungkin kawan² nya kesiangan.

Tak. Lama kemudian berangsur² karyawan yang lain datang.

" Mbak Rida kapal Olympic masuk mbak"

Kata seorang karyawan, semua senang kalau kapal ini masuk karena Abk nya boros, mereka suka menghambur² kan dolarnya.

Jantung Rida berdetak kencang pasti Heinrich kapten kapalnya, kekasih hatinya juga datang, sudah lama mereka tidak bertemu dan sudah lama pula Sang kapten gak transfer uang pada Rida.

" Kapan masuknya mas Sakur ? "

" Hari ini mbak, ni aku mau kepelabuhan, mbak ikut , yok "

" Gak usahlah mas, nanti orang² itu kan kesini semua,"

" Iyalah , aku mau jemput ni dua mobil sama Nelson".

" Ya udah pergilah, hati² ya ".

" oke ".

Setelah kantor sepi, Rida menelpon kapten kapal

" halo honey "

" are you here "

" Yes, honey, I miss you , come to my room ya "

" Yes, I miss you too, wait me in your room, okey "

" Okay honey ".

Rida bekerja kembali setelah menelpon heinrich

" Rida "

" ya pak "

" booking hotel untuk abk dan kapten ya "

" udah pak ".

Sebagai marketing Rida selalu dapat fee dari hotel dan travel kalau dia booking, Rida telah booking duluan sebelum bos nya ngomong, karena itu memang sudah pekerjaannya.

Sore jam 4 semua orang kapal sudah di hotel, Rida sengaja membedakan hotel kapten dari yang lain.

Jam 5 pulang kantor Rida langsung pulang kerumahnya, setelah itu dia kerumah mamanya..

" mama, Rida nanti ada kerjaan dirumah kawan ngerjainnya, Rida gak pulang ya, titip Wenny"

" Iya, gak apa²".

" Rida langsung kekantor paginya ".

" Ya udah gak apa² "

Rida membawa anaknya naik mobil keliling² baru dia pergi ke hotel.

Dia menggetok kamar Heinrich.

" Hi honey, its too long I don't meet you "

" How are you honey ? "

" I sm fine, thank you "

Tubuh raksasa Heinrich mengangkat Rida dan meletakkannya di ranjang.

*******

BAB 7.

Rida kini terbuai dalam. Kenikmatan surga dunia, kapten yang gagah perkasa dan berbadan tegap itu sedang berada diatas tubuhnya, Rida hanya busa mendesah.

Permainan itu sudah selesai, Rida terkapar diatas ranjang sedangkan sang kapten duduk di sofa sambil menikmati rokoknya.

" Are you tired honey"

" Not so, how about you"

" yes, you are very sweet "

Mereka terus ngobrol sampai larut malam dan kemudian mereka tertidur.

Paginya RIda siap² ke kantor.

Dia meninggalkan Kapten yang hari ini juga akan berangkat, Rida diberi kartu kredit oleh Kapten.

Rida hanya kerja setengah hari dia ambil cuti setengah hari, sampai dirumah Rida istirahat dulu baru menjemput Wenny.

" Ma , kaka mana ? "

" kakakmu sudah mulai kerja "

" ooh, Beni mana ma "

" Beni belum pulang dia kan full day "

" oh iya ya"

" Mau ngapain ? "

" Gak ada , sepi aja, Wenny tidur ya ? "

" Iya "

" mama masak apa ? "

" Sup, makanlah".

" oke ma "

Rida ke belakang ambil nasi dan makan.

Tiba² hp Rida berbunyi .

":Tumben bang Marten nelpon"

" Assalamualaikum bang "

" Waalaikumsalam, Rida dimana ? ".

" Di tempat mama bang "

" Gak kerja ? "

" cuti setengah hari bang, kurang sehat, kenapa bang ".

" Mau ngabarin abang besok pulang, ada panggilan kerja disana untuk abang, abang tes dari sini kemaren"

" Alhamdulillah, syukurlah bang, jam berapa abang sampai besok ? "

" Jam satu, cuti besok ya "

" Iya bang ".

" Ada apa Rida ? "

" Bang Marten pulang besok ma, dia ada panggilan kerja disini, tes dari sana kemaren"

" Oh iya syukurlah, kalian bisa ngumpul lagi"

" Iya, ma , udah bangun Wenny ma ? "

" Belum ".

Rida masuk kekamar dan tidur disamping Wenny.

Sore mereka terbangun.

" Sayang mama udah bangun ya ? "

" Mama"

" Iya sayang, mandi yok kita jalan²"

" Ma, aku mau ngajak jalan semua yok, kita cari makan yang enak diluar sambil shopping, kita beliin baju Oma sama Opa sama Tante Tina dan Om Beni juga".

" Oke ".

Mereka semua siap² dan pergi ke mall.

" Mama sama Papa mau apa pilih aja, Rida dapat kenaikan gaji rapel"

" Kak Tina sam Beni juga "

" Asyik".

Mereka belanja puas², Wenny juga beli mainan, hatinya senang sekali.

Sudah malam mereka baru pulang, Rida mengantar Mama, Papa dan Tina pulang sementara Beni menemani Rida di rumah.

Pagi ini Rida tidak masuk kantor, dia cuti karena permintaan Marten suaminya.

Beni pulang kerumah mamanya karena harus pergi sekolah.

Rida dan Wenny menunggu kedatangan Marten di depan rumah.

" Itu papa nak "

Rida membuka pagar saat melihat taxi bandara berhenti didepan rumah.

" Papa"

Teriak Wenny, gadis kecil berusia tiga tahun itu memeluk papanya..

" Iya sayang, hhhh mm sayang papa ni, rindu banget papanya".

Marten menggendong Wenny sambil menyeret tas nya.

" Sama mama dulu sini sayang papa belum mandi "

" Gak mau ".

" Sama mama dulu ya, papa mandi sebentar aja ".

Wenny digendong Rida dan ikutin papanya kekamar.

" Wenny didepan yok main boneka, biar mama siapkan makan papa, papanya lapar ".

Rida menyiapkan makan suaminya.

" Bang, yok makan "

" Makan yang mana dulu ?" .

" Apa sih abang ni, makan nasi lah "

" Oke "

" Kapan abang mulai kerja "

" Besok udah mulai kerja "

" Di perusahaan apa bang ? "

" Perusahaan Asing dek, abang bagian surveyor nya"

" Ooh, kapan abang tes "

" Dua minggu yang lalu"

" Kayaknya Wenny udah ngantuk dek"

" Iya, aku tidurin dulu ya"

" Abang merokok di teras ya "

" Iya bang"

Marten mengambil rokok dan kopinya dan pindah ke teras.

Udara sangat dingin hari baru habis hujan.

Wenny udah tidur, Rida keluar menyusul suaminya.

" Kantornya dimana bang ? "

" Sebentar ya, Marten mengambil hp nya kedalam dan membuka email panggilan kerjanya ".

" Jauh juga loh ini bang ".

" Bareng papa aja kerjanya besok, biar diantar papa"

" Iya nanti kita telepon papa, ngasih tahu minta antar besok"

" Udah malam sayang, tidur yok ".

Suami istri yang sudah lama berpisah itu mulai menikmati malam yang indah ditambah dengan udara dingin.

*******

BAB 8

" Pagi pak, saya izin setengah hari kerja ya pak hari ini, mau main sama anak dulu, besok tiga hari pergi soalnya "

" Oh iya, ambil biaya akomodasi sama tiket kamu di bagian keuangan "

" Iya pak ".

Setelah selesai semua Rida pulang, sampai dirumah telpon Roby masuk.

" Halo mas "

" Rida dimana ? ".

" Saya udah pulang mas , siap² besok berangkat ke Semarang dinas luar tiga hari".

" Oh iya,"

" Iya pak mas"

" Kebetulan saya juga lagi gak begitu sibuk, sama aja kita ke Semarang ".

" Kita ketemu disana aja mas , tiket saya udah ada, tapi saya belum booking hotel".

" Yaudah, kamu naik pesawat jam berapa ? "

" Jam 9 pagi mas "

" Oke kalau gitu saya booking tiket dulu ya"

" Iya mas kabarin aja".

" Oke ".

Setelah itu Rida menyiapkan apa yang mau dibawa Rida kerumah mamanya malam ini dia nginap disana.

" Wenny sayang "

" Iya mama "

" Udah mamam belum ? "

" Udah mama".

Rida mengajak ibunya main ke mall sama Wenny.

Udah sore baru mereka pulang dari mall.

Sementara itu, Marten sudah sampai dilokasi proyek.

Karena lokasinya jauh masuk pedesaan, Marten terpaksa mencari rumah warga untuk sewa selama tugas.

Marten menjumpai pak Kades, kemudian pak Kades mengajaknya kesebuah rumah yang tidak terlalu besar tapi ada kamar yang bisa ditempati.

Rumah di huni oleh seorang gadis desa dan ibunya.

Mereka cuma berdua saja tinggal disana.

Pak Kades sengaja menempatkan Marten disana karena pak Kades kasihan melihat Dini yang belum juga menikah, mana tahu dapat jodoh, jadi istri kedua pun gak apa².

Pak Kades sudah kembali kerumahnya, tinggal Dini dan Ibunya.

Marten memberikan beberapa uang ratusan pada Dini.

" Dini, ini yang Rp 500.000 untuk sewa kamar ya dan yang lima ratus lagi ambil untuk belanja dan bantu cuci kain abang ya, karena abang gak akan sempat nyuci".

" Baik bang"

"Sekarang kalau kita mau ke kota naik apa ?. "

"Kita kejalan besar jalan kaki bang terus naik bus".

" Oh gitu, kalau kita ke kota sekarang bisa gak kita pulang nanti gak malam, abang perlu motor untuk kerja, antarkan abang ya".

" Iya bang"

" Ya udah Dini siap² dulu ".

" Iya bang".

Hati Marten miris melihat pakaian Rini, mungkin ini pakaian terbagus nya untuk ke kota.

Mereka berjalan menyusuri jalan desa sekitar sepuluh menit, begitu sampai dijalan besar pas bus lewat Dini menyetop nya dan mereka naik bus.

Gak lama mereka sampai dikota, Marten langsung mencari showroom motor dan membeli, motornya langsung di pakek Marten, kemudian dia mengajak Dini belanja baju untuk Dini dan ibunya.

" Dini, beli baju untuk dirumah dan untuk jalan untuk dini dan ibu ya, baju untuk jalan tiga dan untuk dirumah tiga jadi enam ya, pakaian dalam juga beli aja, uang saya banyak kok, sendal, apa aja yang Dini mau ,beli aja

Dini hanya membeli beberapa lembar baju saja mungkin dia segan, Marten milih tiga pasang untuk Dini dan tiga pasang unyuk ibunya, Dini malu mengambil pakaian dalam langsung Marten pilihkan untuk ibu dan anaknya mudah²an muat.

Kemudian Marten mengajak Din membeli sendal dan tas. Hari sudah hampir magrib mereka pun pulang.

Dijalan Marten ngobrol sama Dini.

" Bapak Dini kemana ".

" Bapak kawin sama janda"

" Udah lama ? "

" Dari Dini SD".

" Dini udah gak sekolah "

" Dini gak tamat SMP , kalau sekolah sekarang ini Dini udah kelas tiga SMA".

Marten dapat menebak umur Dini, sekitar 17 dan 18 th.

" Dini gak ada kawan ? ".

" Gak, disini kalau sudah remaja mereka keluar mencari orang yang mau beli perawan mereka ".

" Loh kok gitu "

" Karena mereka ingin baju cantik, ingin hape, sementara hidup susah ".

" Dini gak mau gitu ? ".

" Gak bang, Dini biarlah jadi perawan tua atau jadi istri kedua dari pada jual perawan, janda² seperti ibu juga banyak yang keluar, mereka menjaja kan tubuh mereka bahkan istri orang juga gitu, abang lihat aja nanti kalau proyek abang udah mulai pasti banyak janda perawan yang datang, mereka seksi², nanti abang juga bakal nyobain".

" His, abang gak gitulah ".

Tak terasa mereka sudah sampai dirumah, hari sudah malam.

Dini menggetok pintu rumahnya.

" Bu, ibu"

Terdengar suara seseorang berlari kecil dari dalam rumah.

Marten membantu membawa belanjaan Dini, kemudian dia memasukan motornya.

" Beli motor nak Marten ? "

" Iya bu susah nanti kalau mau ke proyek ".

" Makanlah dulu nak, itu ibu udah hidangkan ".

" Iya, ayo sekalian sama ibu"

" Duluan aja nak, nanti ibu sama Dini makannya".

Dini sudah masuk kekamar, kemudian terdengar suaranya memanggil ibunya.

" Bu sinilah".

" Ada apa nak "

" Tutup pintu kamarnya bu "

" Iya ".

Ibu Dini masuk kedalam kamar dan melihat barang belanjaan Dini.

" Bu, ini semua dibeliin Bang Marten, Dini jadi malu pakaian dalam aja dia yang pilih ".

" Kenapa gak milih sendir nak"

" Dini malu bu".

" Dini pakek baju yang ini dulu ya bu".

" Iya pakailah nak, segan kita udah dibelikan gak dipakai".

" Ayo lah bu kita makan ".

Dini dan ibunya keluar dari kamar, Marten sudah selesai makan dan duduk merokok diruang tamu, dia terpana melihat kecantikan Dini memakai baju tidur, badannya nampak sental berisi, payudaranya sungguh besar menantang.

" Wah bisa tergoda imanku kalau gini".

Tak terasa juniornya bergerak.

" Sst jangan gitulah, baru sehari ninggalin Rida ".

Selesai merokok Marten masuk ke kamarnya, matanya tak bisa terpejam terbayang terus tubuh Dini yang bohay dan teringat kata²nya mau jadi istri kedua.

" Apa aku nikahi aja dia ya, toh Rida gak akan mau datang kesini".

" Akh gak mungkin secepat ini".

Marten terus bicara dalam hatinya.

Karena gak bisa tidur Marten ingin keluar, begitu matanya tertuju keruang tamu dia melihat Dini sedang duduk disana.

" Belum tidur Dini ? ".

" Belum bang Dini gak bisa tidur, abang mau dibuatkan kopi".

" Bolehlah "

Dini kebelakang dia membuatkan Marten kopi dan membawa cemilan keripik ubi.

Mereka duduk dikursi panjang berdua.

Sebenarnya selain matanya tidak bisa tidur Dini juga disuruh ibunya menggoda Marten karena kalau Marten sudah ke proyek pasti banyak perawan dan janda akan mengincarnya karena dia bos.

" Kenapa abang gak bisa tidur apa abang lapar, biar Dini ambilkan nasi".

" Gak abang cuma pengen ngopi ".

Marten jadi salah tingkah, dia ingin mengambil keripik namun Dini pun sedang mengambilnya sehingga tangannya memegang tangan Dini.

Dini hendak mengangkat tangannya tapi Marten memegangnya dan membawa tubuh Dini ke dadanya.

Dini menatap mata Marten dengan sendu tiba² Marten melumat bibir lembut Dini.

Dini yang baru pertma kali mendapat ciuman dari seorang lelaki dadanya berdebar kencang, Marten dapat merasakannya.

Tangan Marten langsung diletakan nya didada Dini.

" Kenapa deg deg kan ".

" Iya karena baru pertama kali dicium "

" Gimana rasanya ".

Dini tertunduk malu.

" Coba lagi ya ? "

Tanpa menunggu izin Marten mencium lembut bibir Dini tangannya meremas buah kembar yang terasa sangat kenyal.

" Bang "

" Hhhmmm"

" Kalau abang mau nikahi Dini abang boleh ambil perawan Dini".

" Apa syaratnya nikahi Dini ? ".

" Gak pakek syarat bang, cuma abang jangan main janda atau gadis² disini karena mereka selalu gonta ganti pasangan nanti abang ketularan penyakit, sudah banyak pendatang yang kena bang".

" Kalau gitu abang mau nikahi Dini tapi perawan nya untuk malam pertama aja ya ".

" Makasih bang"

" Cium abang sekali lagi habis itu kita tidur besok abang kerumah pak Kades ngasih tahu abang mau nikahi Dini"

Marten mencium bibir Dini dan melumat putik kecil dibuah kembarnya membuat Dini mendesah, mulutnya pun bermain di leher jenjang putih gadis desa itu dan tangannya menyentuh area sensitif Dini.

" Apa abang mau sekarang ? "

Bisik Dini ditelinga Marten.

" Besok kita nikah, sekarang abang cuma mau pegang² aja, apa boleh ? "

" Hhhh mm"

Dini mengangguk.

Lama jari Marten bermain main disana sambil melumat bibir perawan desa itu, tiba² Marten klimaks dan sesuatu menyembur dari tongkat saktinya.

Marten melepaskan bibir Dini yang nampak membengkak karena kelamaan dilumatnya.

" Dini, yok kita tidur, besok belanja ya kita nikah panggil pak Kades sama yang nikahi kita aja, sekalian kita makan malam, kalau ada yang mau Dini undang undang aja.

Marten mengeluarkan uang merah dari dompetnya dan memberikannya pada Dini.

Kemudian mereka masuk ke kamar.

Ibu Dini yang dari tadi menunggu Dini tak sabar mendengar cerita anaknya.

" Besok kami nikah bu, bang Marten pagi mau kerumah kepala desa dan kita disuruh masak terserah mau undang siapa aja ".

" Syukurlah "

" Kamu masih perawan kan, gak dicicipi Marten kan ? ".

" Gak bu, cuma dipegang² "

Jawab Dini sambil tertawa.

" His kamu, udah yok kita tidur ".

Pagi sekali, Marten kerumah pak Kades untuk mengabarkan kalau dia akan menikahi Dini, pak kades senang sekali karena Dini adalah anak gadis yang baik didesa ini, dia takut sekali kalau Dini tertular remaja desa ini.

" Nak Marten memang kalau didesa sini kita harus bawa istri atau punya istri, karena desa ini terlalu banyak godaan wanita, mereka mencari duit dengan nalan tak benar, sudah sering diberi penyuluhan tapi masuk kiri keluarkan, bapak sangat senang kamu mau menikahi Dini karena dia gadis baik"

" Iya pak, saya juga takut penyakit dan Dini mau jadi istri kedua ".

" Tidak masalah jadi istri kedua yang penting dia punya suami dan kamu punya istri".

" Iya pak, bapak urus lah kalau bisa nikahnya habis sholat zuhur aja ".

" Iya nak, nanti bapak urus semua."

Siang hari setelah zuhur rumah Dini ramai, Dini nikah dengan Marten, hari kedua Marten di proyek, tadi pulang dari rumah pak Kades Marten sudah meninjau proyek dan bedak dia akan mendata material yang dibutuhkan, besok dia mulai aktif kerja seminggu bisa lebih.

Akad Nikah sudah berlangsung secara sakral meskipun nikah dibawah tangan tapi di desa ini, nikah seperti ini sudah biasa, kadang setelah proyek selesai banyak mereka ya g ditinggal begitu saja oleh sang suami.

Semua sudah pulang, ibu sibuk di belakang berbenah penganten baru masuk kamar, Marten sudah tak sabar untuk mencoba nyoblos kedua kalinya.

Dini merintih sakit saat tiang kekar itu menembus tubuhnya, bibir dan seluruh badannya sudah dijamah Marten, cuma Marten tidak ada sabarnya main coblos aja padahal barang itu barang baru dan tak sabaran juga mengeluar masukan tiang panjangnya nya membuat Dini betul² menangis menahan sakit.

" Sakit sayang "

" Enggak "

Dini menjawab gak karena dia tidak ingin memberi kesan tak ikhlas pada suaminya, tangannya terus meremas sprei.

" Sudah sayang maafkan abang "

" Gak apa² bang itu memang untuk abang, abang bisa menikmatinya sesuka abang dan kapanpun abang membutuhkannya".

" Iya sayang terimakasih".

Dini melihat keluar jendela ternyata hari sudah gelap, dia melihat jam, sudah jam 12 malam, waduh begitu lama suaminya memecah perawannya.

Subuh Dini terbangun, dia melihat suaminya membuka selimutnya dan melakukannya lagi

" Duh Tuhan sakit"

Rintihnya dalam hati.

Tapi Dini tatap melayani suaminya semaksimal

mungkin.

*******

BAB 9.

Siang itu selesai istirahat Marten melihat seorang bapak menarik tangan anak perempuannya yang berusia kira² 15 tahun , anak dan bapak itu berpakaian kumal

" Gak mau pak "

Teriak sang anak berulang².

" Mau dibawa kemana anaknya pak ".

" Anu pak, saya mau ngantar anak saya ke bapak, anak saya masih perawan pak umurnya baru 15 tahun, kami butuh biaya untuk hidup pak".

" Jadi bapak jual anak bapak".

" Harus gimana pak, hari ini aja belum ada yang mau dimakan, anak saya 5 pak, ini yang besar".

" Kamu masih sekolah nak ? "

" Dua bulan ini berhenti pak, bapak saya gak bisa bayar uang sekolah".

" Masih mau sekolah kan ? ".

" Masih pak".

" Pak, ini uang untuk belanja hari ini, nanti sore sebelum magrib saya sudah dirumah , bapak datang kerumah saya, bawa istri bapak ya, bapak tahu rumah saya kan ? "

" Tahu pak, dirumah Dini"

" Iya, disitu saya tinggal, bapak sudah tahu saya punya istri kenapa bapak mau kasih anak bapak sama saya ".

" Maafkan saya pak, saya udah putus asa, keluarga saya belum makan ".

" Ya udah terima ini, bapak pergi belanja saya tunggu nanti sore dirumah ya ".

Marten memberikan selembar uang seratus ribu ke tangan si bapak.

" Terimakasih pak".

Kemudian bapak itu pergi membawa anaknya yang tidak menangis lagi.

Marten terus bekerja mengawasi pekerja nya, tiba² hapenya bunyi, rupanya Rida vidio call.

" Halo papa "

" Eh anak papa dah mandi ya"

" Udah papa, papa kapan pulang ? ".

" Papa masih lama pulangnya nanti kalau papa udah pUlang kita shopping ya, beli sepeda".

" Iya papa, Wenny mau sepeda".

" Mama mana ? "

" Ini mama "

Wenny menyerahkan hape sama mamanya.

" Dek, abang kangen "

" Aku juga bang, abang lama lagi ?.

Marten mengalihkan kameranya pada proyek yang sedang dikerjakan.

" Mungkin satu bulan dek"

" Gak bisa izin ya bang ? ".

" Gak sayang kerjaan gak boleh ditinggal".

" Bang ini mobil hadiah dari pak Beni".

" Wih mantap dek".

" Iya bang, bikin tambah semangat kerja ".

" Mobil kamu di garasi aja? ".

" Gak bang, aku suruh Dina pakek ".

" Oh ya udah bagus gitu, nanti tahap ke dua mobil abang, abang bawa kelokasi susah kalau ada bahan yang mau dibeli ".

" Ya, gak apa² bang".

" Dek, lihatin dong "

" Apanya bang ? "

" Ih malu² in abang nih, adek lagi dirumah mama ".

" Hahahaha"

" Abang cuma becanda "

" Udah dulu ya, abang mau keliling".

" Oke bang muach "

Rida memberikan cium jauh dan hape merekapun mati.

" Aduh bahaya nih, baru aja tadi dikasih tanda stempel didada sama Roby".

" Lain kali aku harus hati²".

Ya, tadi istirahat siang Boby dan Rida kerumah baru mereka dan Roby yang tak menyentuh tubuh Rida dalam satu hari saja bisa pusing.

Dia betul² rasa menikmati surga dunia bersama istri orang ini, apalagi buah kembar nya yang kencang, gak luput dari genggamannya

Seperti janjinya bapak yang tadi kelokasi, begitu Marten sampai dirumah dia dan istrinya sudah duduk diruang tamu sudah ada teh manis dan juga cemilan, mereka membawa 2 orang anaknya yang masih kecil² tubuhnya kurus², sungguh kasihan.

" Sudah datang pak".

" Iya pak , sudah ".

" Sebentar ya pak saya mandi dulu".

" Iya pak "

Dini mengambilkan handuk Marten dan mengantarnya ke kamar mandi, kemudian kembali kedepan.

Kedua anak kecil itu sibuk makan cemilan, kasihan sekali Dini melihatnya dia teringat masa² ditinggal ayahnya perutnya kelaparan, ibu hanya bisa mencabut ubi dari kebun dan merebusnya.

Mereka hanya makan ubi rebus hampir setiap hari seperti itu, ingin rasanya makan nasi tapi apa daya.

Gak lama kemudian Marten datang dan duduk disamping istrinya dia membawa baju kerja,helm dan sepatu.

" Pak ini, mulai besok bapak ikut kerja di proyek , nanti ada yang ngajar bapak , tapi sebelum berangkat kerja bapak urus dulu sekolah anak bapak biar dia lanjut sekolah, berapa orang anak bapak yang berhenti sekolah ? ".

" Dua pak, satu yang SMP kelas dua dan satu lagi kelas 6 SD ".

" Berpa semua hutang mereka semua ? ".

" Yang SMP 200 dan yang SD 100".

" Ini uang sekolah ya 300 dan ini, ibu untuk belanja menjelang bapak gajian 500 ribu, bapak bawa beras nanti satu karung pulang, mulai saat ini jangan mikir anaknya mau dikasih orang, sekolahkan mereka tinggi² nanti kalau udah besar udah ada jodohnya baru dikawinkan".

" Iya pak Terimakasih"

" Oke besok bapak mulai kerja ya pakek itu baju, sepatu dan helm kerja dan ibu anak² dijaga jangan sampai gak sekolah".

" Iya pak terimakasih, kami permisi".

" Iya pak, itu bawa berasnya satu karung".

" Iya pak"

Sepasang suami istri itupun keluar.

" Bang, memang kenapa anaknya ? "

" Dia tarek² anaknya mau dijual perawannya sama Abang, anaknya masih kecil anak SMP, apa biasa disini gitu dek? ".

" Iya , bang kadang supir² truk gendut² datang nyari perawan kesini, biasanya anak² gadis kecil yang baru haid itu pada lari kerumah neneknya takut dijual".

" Kasihan ya, mereka predator anak, ada kelainan sex".

" Kalau abang belum nikah sama Dini pasti abang mau kan ? ".

" His kamu ini apa sih, anak belum tumbuh susu aja"

" Hahaha "

Dini tertawa.

Mereka berpegangan tangan masuk kamar, namanya masih pengantin baru, apa lagi Dini yang baru merasakan nikmat nya bersuami dia selalu saja memintai dicumbui dia yang mulai membuka layar menutup tubuhnya suaminya yang juga suami Rida sudah lupa akan kenikmatan tubuh Rida, sepanjang hari Dini bisa melayaninya tiga sampai empat kali.

Dini sangat agresif, yang pasti dia mulai dibagian atas dan endingnya pasti dia diatas lagi.

Marten yang merasa diservis lahir bathin rasanya begitu puas.

Lain dengan Rida, Rida juga tidak lagi kesepian memikirkan suaminya yang jauh dia juga selalu dimanjakan Roby, yang pasti makan siang mereka pasti berdua dan berlanjut kerumah baru untuk merajut kasih, saling membagi rasa sehingga benih² cinta tumbuh dengan subur.

Seandainya saja Rida tidak bersuami ingin sekali Roby menikahi nya.

" Rida, ingin sekali rasanya, saya menjadikan kamu istri"

" Jangan pikirkan itu mas istri mas baru meninggal satu minggu".

" Iya Rida, untung ada kamu jadi saya gak larut sedihnya "

" Apa mas sedih ? "

" Sedih sekali Rida ".

" Kenapa mas sedih ? "

" Dulu sebelum dia sakit dia melayani saya seperti kamu diranjang, makan saya betul² terjaga, kapan kamu kerumah mas, masak untuk mas ".

" Tunggulah mas selama 100 hari, gak enak dilihat tetangga"

" Tetangga tidak akan tahu rumah mas berjarak dengan tetangga dan dipagar beton keliling".

" Nanti aja mas, sementara kita disini aja dulu".

" Okelah, yok kita kekantor lagi ".

" Oke mas "

Mereka keluar menuju mobil masing² dan pergi meninggalkan rumah kasih sayang mereka.

*******

BAB 10

Cepat sekali waktu berlalu, seminggu sudah Marten bahagia bersama istri dan anaknya, hari minggu ini adalah lamaran Roby kerumah Dina, keluarga Roby dan juga mertuanya datang kerumah Dina.

Selama ini Roby belum tahu kalau Dina dan Rida kakak beradik.

" Kenalkan pa, ini keluarga saya, mama, papa, Jimi, Grace adik saya dan ini Mama, Papa mertua saya dari almarhumah. Istri"

Mereka saling bersalaman dan tiba² mata Roby tertuju pada seorang wanita yang menggendong anaknya.

" Rida, pantesan Dina mirip dengan Rida, rupanya mereka bersaudara". Bisik Roby dalam hati.

" Oh iya, ini keluarga kami, ini mamanya anak², Rida adiknya Dina kebetulan dapat jodoh duluan , ini suami dan anaknya, Dina anak pertama kami, dan si bungsu Beni , ayo silahkan duduk".

Rida hampir saja mengeluarkan air matanya, tiba² dia merindukan selingkuhannya itu, duda yang dulu berharap bisa menjadikan dia sebagai istrinya.

Roby juga begitu, dia menundukkan wajahnya saat mata mereka bertemu, masih ada sisa cinta di hati mereka.

Acara tukar cincin Dina berjalan lancar, mantan mertua Roby sempat mengatakan kalau Roby adalah suami setia dan bertanggung jawab.

Roby merasa malu pada dirinya sendiri karena disana ada seorang istri orang lain yang diselingkuhin nya, tapi Roby pandai main cantik.

Selesai acara semua tamu sudah pulang, rencana pernikahan Dina dua bulan lagi.

" Oooh, sekarang aku bakal sering bertemu Roby, mampukah aku mengelak darinya ? ",

tanya Rida dalam hati.

" Entah lah "

Hanya itu jawabannya dalam hati Rida.

" Mantap calon suami kak Rida ya, ganteng banget" Kata Beni.

" Kak Dina kan juga cantik, alim lagi"

Kata Rida.

" Intinya orang baik dapat orang baik"

Kata papa.

Selesai bantu beres² dirumah, Rida, dan suaminya pulang kerumah, sementara Wenny gak mau diajak pang dia minta sama omanya.

" Wenny yok pulang sayang".

" Wenny disini aja , mau main sama oom Beni, main sepeda.".

Sepeda Wenny memang selalu di bawa kemana pergi.

" Biar aja Rida, Wenny disini"

Kata mama.

Akhirnya Rida dan Marten pulang berdua.

Sampai dirumah perasaan Rida masih galau, Marten sudah masuk kekamar , Rida membuang perasaan galau nya dengan membuatkan kopi Marten.

" Sayang "

" Hhhmmm ya bang"

" Sinilah "

Sebenarnya hati Rida masih gak enak, tapi dihadapannya sekarang berdiri seorang pria yang sangat dia sayangi, yang seminggu lagi akan pergi meninggalkan nya ke proyek.

Rida mendekati suaminya dan merekapun berciuman

Perasaan galau Rida mulai hilang, bagaimanapun dia seorang wanita yang bersuami.

*****

Terpopuler

Comments

Jihan Hwang

Jihan Hwang

judulnya..

mampir juga dinovelku jika berkenan /Smile/

2024-12-18

0

Ita Purnama

Ita Purnama

Cetitaku Cinta dan Pengkhianatan

2024-12-18

0

Ita Purnama

Ita Purnama

oke

2024-12-18

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!