NovelToon NovelToon
Ikatan Diatas Kertas

Ikatan Diatas Kertas

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintamanis / Nikah Kontrak / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati / Cinta Paksa / Cinta Seiring Waktu
Popularitas:121.8k
Nilai: 5
Nama Author: Fajar Riyanti

Ditengah keterpurukannya atas pengkhianatan calon suami dan sahabatnya sendiri, Arumi dipertemukan dengan Bara, seorang CEO muda yang tengah mencari calon istri yang sesuai dengan kriteria sang kakek.

Bara yang menawarkan misi untuk balas dendam membuat Arumi tergiur, hingga sebuah ikatan diatas kertas harus Arumi jalani demi bisa membalaskan dendam pada dua orang yang telah mengkhianatinya.

"Menjadi wanitaku selama enam bulan, maka aku akan membantumu untuk balas dendam."_ Bara Alvarendra.

Simak dan kepoin ceritanya disini yuk 👇👇👇

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Fajar Riyanti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 33 : Ikatan Diatas Kertas.

Setelah sempat berdebat kecil perkara ranjang, Arumi dan Bara akhirnya memutuskan untuk tidur di atas ranjang yang berukuran sedang itu. Dengan satu tangan yang dia jadikan sebagai bantalan, Bara menatap langit-langit kamar, sudah satu jam sejak dia berbaring, namun matanya masih belum bisa terpejam.

Disampingnya, Arumi pun sama, gadis itu masih belum bisa memejamkan kedua bola matanya. Tidak biasanya dia merasakan sampai segugup ini saat berada satu ranjang dengan Bara. Sempitnya ranjang membuat kulit mereka nyaris bersentuhan, bahkan tidak ada bantal guling sebagai penghalang karena memang tempatnya yang tidak cukup untuk menaruh guling juga.

"Awas nyenggol Mas," Arumi memperingatkan saat merasakan suaminya itu menggerakkan sedikit badannya.

"Astaga Rum, Mas cuma mau ganti posisi doang, tangan Mas kebas," ucapnya seraya menurunkan tangan yang dia pakai sebagai penyangga kepala.

"Salah sendiri Mas ngapain nyusul, udah bener Mas tidur diranjang besar Mas tanpa ada aku,"

Bara memiringkan tubuhnya menghadap ke Arumi, dari samping dia bisa melihat dengan jelas wajah istrinya itu. Matanya menelusuri setiap jengkal wajah Arumi dari atas sampai bawah. Meskipun hampir setiap malam dia bisa memandangi lama wajah cantik itu, namun rasanya tidak ada puasnya untuk terus memandang dan mengagumi ciptaan Tuhan yang sangat indah ini.

"Mas..."

"Hhmmm,"

Arumi menoleh ke samping, matanya kini bertemu dengan mata suaminya, "Kamu akan menepati janji kamu kan Mas?"

Kening Bara sedikit mengernyit, "Janji? Janji yang mana Rum?"

Tak langsung menjawab, Arumi ikut memiringkan tubuhnya menghadap ke arah suaminya, kini wajah mereka hanya berjarak beberapa centi saja.

"Janji untuk memberiku rumah setelah kontrak kita selesai nanti," jawab Arumi.

Tak segera menjawab, Bara masih sibuk dengan tatapannya pada mata Arumi, mata gadis itu nampak berkaca-kaca.

"Kamu ingin kontrak kita cepat selesai?" tanya Bara yang dijawab anggukan pelan oleh Arumi.

Sempat terdiam, Arumi akhirnya menjawab.

"Aku ingin membawa ayahku keluar dari rumah ini Mas," butiran air mata berhasil lolos, Arumi merasakan hatinya kembali sakit setiap mengingat perlakuan mama tirinya selama ini. "Selain itu, aku juga tidak ingin mama dan kakak tiriku memanfaatkan kamu Mas, memanfaatkan harta kekayaan kamu."

Satu tangan Bara terangkat, menyentuh kulit wajah Arumi dan menyeka air mata di wajah gadis itu dengan jari jempolnya.

"Mas sama sekali tidak merasa keberatan Rum."

"Tapi aku yang keberatan Mas, kamu orang asing disini,"

"Jadi kamu menganggap Mas ini orang asing?"

"Maaf, maksudku bukan seperti itu Mas." ucapnya tak enak hati karena menyebut suaminya itu orang asing.

Arumi kembali berkata, "Hubungan kita ini akan segera berakhir, alangkah baiknya mulai dari sekarang Mas dan pacar Mas mencoba meyakinkan kakek tentang hubungan serius kalian. Bicaralah dengan lembut dan meyakinkan. Perlahan, kakek pasti akan memberikan restu, Mas. Kerasnya hati kakek semata karena kakek hanya ingin melihat kamu bahagia Mas."

Hampir saja Bara dibuat lupa dengan hubungannya dengan Monica yang masih menggantung, terakhir dia hanya memberikan kata break untuk hubungan mereka. Dan bisa-bisanya tadi dia hampir menyatakan cinta pada Arumi saat di teras rumah. Apa yang akan dipikirkan istrinya ini padanya? Arumi pasti akan berfikir jika dia mempermainkan perasaannya.

"Boleh Mas tanya sesuatu Rum?"

"Tanya apa Mas?"

"Sedikit saja, apa kamu memiliki perasaan pada Mas?"

Arumi menurunkan pandangannya, sedikit terkejut dengan pertanyaan tiba-tiba itu, hatinya mendadak ciut.

"Tidak Mas... Tidak sama sekali."

Hatinya sedikit kecewa mendengar jawaban dari bibir istrinya itu, namun Bara tak sepenuhnya kecewa karena dia memang salah. Harusnya sudah sejak awal dia memutuskan hubungannya dengan Monica begitu menyadari perasaannya pada Arumi.

"Aku ngantuk Mas, aku tidur duluan,"

Arumi membalikan tubuhnya memunggungi Bara, satu tangannya memegangi dadanya, merasakan jantungnya terpompa sangat kencang.

"Aku sendiri ragu dengan perasaanku, apa iya aku mencintai kamu Mas? Tapi, aku tidak ingin sakit hati untuk yang kedua kalinya,"

_

_

_

Dengan diantarkan supir pribadi Tuan Abian, pagi-pagi sekali asisten Roy datang ke rumah orang tua Arumi untuk menjemput Bara sekaligus membawakan baju ganti untuk tuannya itu. Semalam, setelah obrolannya dengan Arumi berakhir, Bara langsung menghubungi asistennya itu dan memintanya untuk datang kerumah orang tua Arumi. Pagi ini Bara ingin datang menemui Monica di apartemen, dia ingin menegaskan tentang hubungan mereka.

Setelah mengantarkan asisten Roy, sang supir langsung pamit pulang. Karena kebetulan semalam Bara membawa mobil sendiri, hingga dia sengaja meminta asistennya untuk tidak membawa mobil sendiri kesana.

Arumi menghampiri Bara yang sedang berdiri di depan cermin. Lelaki itu membalikkan tubuhnya, dia nampak sudah rapi dan terlihat gagah dengan memakai style kerjanya.

Jujur, Arumi sering dibuat kagum dengan penampilan dan ketampanan suaminya ini, namun dia selalu meyakini jika itu hanya sebatas perasaan kagum saja, tidak lebih.

"Kamu yakin gak mau sarapan dulu, Mas? Biar aku buatkan sarapan dulu untuk kamu,"

"Nanti saja dikantor, Mas ada meeting pagi soalnya. Nanti Mas sarapan dikantor saja,"

"Tapi ini baru jam lima pagi lho Mas, kamu mau meeting dengan siapa memangnya sepagi ini?" tanyanya dengan kening mengernyit, dia yang pernah bekerja kantoran pasti paham kantor bukanya jam berapa.

Bara nampak gelagapan, tidak mungkin dia jujur sekarang jika dia mau datang menemui Monica. Dia menggaruk tengkuknya yang sama sekali tidak gatal.

"Ini bukan meeting biasa, tapi ini meeting masa depan Rum!"

Arumi tertawa pelan, "Ada-ada saja kamu Mas, mana ada meeting begitu,"

Tawa itu membuat Bara terpana, salah satu alasan dia ingin segera mengakhiri hubungannya dengan Monica adalah untuk menjaga tawa dan senyuman diwajah istrinya ini.

"Ya sudah ayo aku antar sampai ke depan,"

Keduanya meninggal kamar menuju ke teras rumah. Diteras rumah, asisten Roy sedang duduk sambil menikmati kopi dan cemilan yang disuguhkan oleh Arumi tadi.

"Tolong nanti pamitkan sama ayah dan mama kamu. Mas berangkat dulu ya?"

Arumi meraih tangan Bara dan mencium punggung tangannya.

"Nanti aku sampaikan Mas. Mas hati-hati dijalan ya,"

Bara mengangguk, "Nanti sore biar Mas saja yang jemput kamu kesini. Kamu temani dulu saja ayah kamu disini,"

"Iya Mas, makasih sudah mau ngertiin,"

Asisten Roy segera membukakan pintu mobil belakang untuk tuannya. Lelaki itu terpaksa harus meninggalkan cemilan dan kopinya yang masih sisa setengah.

Meskipun hatinya masih berat untuk meninggalkan Arumi sendirian disana, mau tidak mau Bara tetap harus pergi demi kejelasan hubungan mereka bertiga.

Diperjalanan, Bara mencoba menelfon Monica lebih dulu supaya wanita itu tidak kaget dengan kedatangannya yang mendadak.

Sebenarnya, Bara bisa saja memutuskan Monica melalui telefon. Akan tetapi, dulu dia menjalin hubungan dengan baik-baik, maka dia juga akan mengakhirinya dengan baik-baik.

Setelah lima kali panggilannya tidak dijawab karena mungkin Monica masih tidur, akhirnya dipanggilan keenam Monica mengangkat telefonnya.

"Sayang... Akhirnya kamu menelfonku juga, aku kangen..."

"Monica, aku sedang dalam perjalanan menuju ke apartemen kamu. Ada hal serius yang ingin aku bicarakan denganmu!" tegas Bara.

...🍁🍁🍁...

1
Mrs.Riozelino Fernandez
apakah Monica???
Mrs.Riozelino Fernandez
kapan sih ke bongkar klo janin itu bukan anak Randy...
MyDream...
/Smile//Rose/
MyDream...
Najis, kepedean lo Mon mon
F.T Zira
si uler lagi😩..
sembur aja semburrr☕️
F.T Zira
yakin higenis... plus bisa nambah stamina juga ...🤭
F.T Zira
citarasa kaki lima itu beda lho bar🤭🤭
F.T Zira
engak. mereka dah ngantuk berat alnya.. mau kangen kangenan dulu, plus tengokin kecebong... ehhh🤭🤭
F.T Zira
serius ini sudah sadar??👏😳
F.T Zira
aduh.. bakal di karungin.. terus di lempar ...haummmm/Joyful//Joyful//Joyful//Facepalm//Facepalm/
F.T Zira
moga aja monica ini gak ngeyel yaa/Slight//Slight/
F.T Zira
kok jadi berantemnya gini sih/Facepalm//Facepalm/
F.T Zira
beda arumi sama luna ya.. coba luna, sinetron nomor 1😆😆
MyDream...
udah jelek atau lu yg gak tahan?
MyDream...
Bara kok nelan ludah mulu, kapan nelan Aruminya?
MyDream...
suka bgt baca cerita yang langsung diawali konflik begini
Fatimah Bajari
habis😩
Nadiyah1511
mungkin ga sih yg nabrak Sofia orang suruhan Delia🤔

thor kangen vio+Raka💜💜
Mrs.Riozelino Fernandez
sapa lagi nih....🤔
Mrs.Riozelino Fernandez
akhir nya Bu Sintia sadar juga...
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!